Foolish Love [✔]

By affectionnate

371K 49.9K 26.6K

[17+ CONTENT : MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN] Menjadi murid baru di SOPA High School membuat Jung Jaehyun... More

1. Namanya Jodoh
2. Maunya Kamu
3. Lampu Hijau Buat Rose
4. Sakit Tapi Cinta
5. Cheat
6. Hari Spesial
7. Tentang Perasaan
8. Demi Kamu
9. Ketulusan Yang Tidak Pernah Terlihat
10. Ketika Tatapan Mata Kita Bertemu
11. Tidak Ada yang Abadi
12. Are You Sure?
13. Always Here For You
14. Berharap Kamu Mengerti
15. Rahasia
16. Berkah Malam Minggu
17. Bahagia yang Sederhana
18. Foolish Meet Love
19. Suddenly Change
20. Eccedentesiast
21. The Truth and A Warm Hug
22. Care
23. Ada yang Berbeda
24. Should We Say Goodbye?
25. Fragile Girl
26. Don't Pretend
27. All The Reason
28. Fine
29. Our Sweet Home
30. Between Us
31. Five Minutes
32. Whistle
33. Don't Hide
34. The Star
35. Ya, Kamu!
36. Yellow Light
37. Just You
38. Only Look At Me
39. My Choice Is Still You
40. Accident
41. Warmth Between The Rain
42. Will You Kiss Me?
43. FIX SUKA!
44. Grateful For Everything
45. Limit
46. I'm Here For You
47. Healer
48. Stay With Me
49. Misunderstanding
50. Learn To Let You Go
51. Integral
52. Bittersweet
53. Still Same
54. Pura-Pura Lupa
55. Please, Stop The Time
56. Aku Pasti Kembali
58. Will You Marry Me?
59. Beautiful In White
60. You're My World
61. With You
62. Penuh Cinta
63. How Deep Is Your Love
64. Possessive
65. I'll Listen To What You Have To Say
66. Surrender
67. REGRET : Because I'm Stupid
68. If You Fall In Love : Just Lean On Me
69. Beautiful Life, Beautiful Love
Kesan & Pesan

57. If We Love Again

4.6K 653 519
By affectionnate

Hayukk semangat juga komennya, jangan aku aja yang semangat update wkwkwk ❤❤

❤❤❤

Keributan yang Jaehyun timbulkan tentu berpengaruh terhadap rumah sakit. Kepala rumah sakit memanggil pria itu sesudah acara pelantikan selesai.

Jaehyun tentu saja diceramahi, tapi anehnya dia hanya memasang ekspresi santai. Tentu saja, kepala rumah sakit tempatnya bekerja adalah sepupunya sendiriㅡKim Mingyu. Mingyu adalah dokter yang menekuni spesialis bedah. Ia tidak tahu mengapa takdir seolah-olah terus menyeret mereka berada di situasi yang berdampingan, padahal kalau boleh jujur Jaehyun sudah bosan melihat wajah Mingyu.

"Otak lo udah nggak ada?" sinis Mingyu.

"Lo ngomel gini bukan karena cemburu lihat gue sama Rose ciuman, kan?" tanya Jaehyun balik dan menyengir lebar. Ngomong-ngomong, hubungan Jaehyun dan Mingyu jauh lebih baik dari sebelumnya. Ya, mereka tidak musuhan lagi seperti dulu hanya saja memang sedikit sulit untuk berdekatan.

"Karena lo semua pegawai rumah sakit memberikan keluhan mereka, katanya rumah sakit gak becus milih perwakilan dokter untuk melantik perawat yang akan bekerja disini. Harusnya lo tuh memberikan teladan yang baik, ck! Dari dulu lo nggak pernah berubah, ya. Selalu menyusahkan!" desis Mingyu.

"Bodo amatlah, Gyu! Yang penting gue lagi senang banget karena Rose sudah kembali," kekeh Jaehyun cengengesan.

Mingyu hanya memberikan tatapan datarnya, "Memangnya lo yakin kalau Rose masih single? Dan lagi, gue gak suka kalau lo nyium Rose. Kalau sekali lagi lo melakukannya, maka lo akan berurusan sama gue!"

"Excuse me, kenapa lo berkata seolah-olah Rose adalah milik lo? Ck!" cibir Jaehyun yang memutar bola matanya kesal.

"Lo pikirin aja sendiri. Ya udah, sana balik kerja lagi!" titah Mingyu. Jaehyun menghela nafasnya dan keluar dari ruangan Mingyu. Pria itu seenak jidat mengaturnya karena jabatannya. Fyi, Jaehyun lah yang mendapatkan tawaran pertama untuk menjadi kepala rumah sakit. Namun, ia menolaknya dan merekomendasikan Mingyu. Ia hanya ingin merasa bebas, lagipula menjadi kepala rumah sakit harus memiliki tanggung jawab yang besar. Jaehyun hanya merasa belum siap.

❤❤❤

Hal buruk terjadi di hari pertama Rose bekerja sebagai perawat. Tentu saja, orang yang dekat dengan Jaehyun pasti akan mendapatkan intimidasi dari pegawai rumah sakit lainnya.

Bahkan banyak perawat yang secara terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan mereka pada Rose. Hal itu cukup membuat Rose merasa frustasi.

Mengingat kejadian di auditorium beberapa menit yang lalu membuatnya malu setengah mati. Lagipula kenapa Jaehyun harus melakukannya, sih? Apa dia tidak berpikir resiko yang akan terjadi? Ingin rasanya Rose menangis.

Namun, Rose masih belum percaya bahwa dirinya akan dipertemukan kembali dengan Jaehyun. Dan lagi, ia tidak menyangka Jaehyun mau menunggunya selama 7 tahun. Zaman sekarang cari pria yang bisa menunggu selama itu pastilah sulit. Apalagi banyak wanita cantik yang mengantri untuk menjadi pendampingnya.

Saat ini Rose sedang berada di kantin. Ia butuh asupan sebelum melewati pekerjaan yang lumayan menguras tenaga. Menghadapi intimidasi dari perawat lain sukses membuat Rose kewalahan. Rasanya apapun yang ia lakukan, pasti mendapatkan perhatian. Bahkan tak sedikit bisikan-bisikan yang menyangkut pautkan namanya.

Rose hanya bisa menghela nafasnya. Ia menoleh saat merasakan bahunya di tepuk berulang kali. Matanya terbelalak saat melihat Yuqi.

"Wahh.. Jadi benar kalau yang mewakili perawat yang dilantik hari ini tuh lo, Rose?" kaget Yuqi tidak percaya. Ia tersenyum manis saat duduk di hadapan Rose.

"Astaga, Yuqi? Ini beneran lo?" Rose juga kaget bisa ketemu Yuqi lagi, yup! Teman sekolahnya dulu.

Yuqi berdehem, "Akhirnya setelah penantian panjang lo bisa sama-sama lagi sama Jaehyun. Gue ikutan senang. Dan yeah... Gue kaget pas tahu Jaehyun kerja di sini, dokter pula. Makin ganteng juga. Beruntung deh lo, Rose!" kekeh Yuqi. Rose menatap ke sekeliling. Ya, saat Yuqi menyebutkan nama Jaehyun perawat yang sedang berada dikantin sontak menatap Rose sinis.

Mereka hanya tidak menyukai cara Rose yang mengambil start duluan, apalagi Rose masih perawat yang baru kerja di sini. Harusnya tahu diri dong?

Rose hanya bisa menghela nafasnya lagi. Ya, ia hanya bisa berpasrah menghadapi hari-hari berikutnya untuk bekerja disini dan pastinya ia tidak akan pernah lepas dari intimidasi pegawai rumah sakit lainnya. Ia tidak menyangka pengaruh Jaehyun sebesar ini.

"Tapi lo harus tabah ya. Kayaknya lo punya banyak saingan deh. Setahu gue rata-rata pegawai rumah sakit sejak awal mereka kerja disini memang udah ngincar Jaehyun wkwkwk," kekeh Yuqi yang menepuk bahu Rose beberapa kali.

"Cuma gue dengar rumornya Jaehyun udah nggak single. Rumor itu terkenal banget loh disini. Ya... Pasti alasannya lo 'kan? Apalagi lo baru dicium sama dia di depan umum. Gila banget si Jaehyun, gue iri deh sama lo yang diperjuangin sama cowok kayak dia," ungkap Yuqi yang tersenyum hangat.

Rose mengernyit bingung, entahlah ia tidak yakin bahwa alasan Jaehyun tak lagi single adalah dirinya. Mereka saja sudah lama tidak bertemu. Jangan-jangan dia sudah punya wanita lain? Tapi, mengapa dia mencium Rose?

❤❤❤

Helaan nafas terdengar. Jaehyun baru saja melewati jadwal operasi yang cukup memakan waktu. Ia hendak kembali ke ruangannya setelah itu mencari Rose, berniat untuk mengobrol dengan gadis itu.

Jaehyun merasa banyak topik yang harus mereka bicarakan. Tadinya ia ingin mengajak Rose berbicara setelah acara pelantikan selesai, namun jadwal pekerjaannya hari ini menghalanginya.

Dipertengahan jalan, kebetulan sekali Jaehyun dan Rose berpapasan. Mereka saling menatap sejenak, namun Jaehyun tidak mengerti kenapa Rose seperti menghindarinya. Apa gadis itu sedang ada pekerjaan yang harus diselesaikan?

"Rose? Bisa kita bicara sebentar?" tanya Jaehyun yang telah menggenggam tangan Rose erat-erat dan menghentikan langkah gadis itu.

Akhirnya mereka berbicara di taman rumah sakit. Sebenarnya Jaehyun ingin mengajak Rose ke tempat yang lebih romantis untuk mengobrol, hanya saja pekerjaannya ini seolah menjeratnya dengan waktu.

Entah kenapa suasananya jadi canggung. Well, mungkin karena ini sudah 7 tahun berlalu dan lagi pertemuan awal mereka di awali dengan hal memalukan. Ya, Jaehyun baru menyadari kalau ia telah melakukan hal yang terbilang nekat dan sekarang dia malu.

Tapi mau bagaimana lagi, Jaehyun sangat merindukan Rose hadir untuk mewarnai hidupnya lagi. Jika boleh memilih, Jaehyun ingin Rose mengusik hidupnya seperti saat pertama kali mereka bertemu. Ia rindu saat-saat yang seperti itu.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Jaehyun yang akhirnya membuka obrolan terlebih dahulu.

"Hmm.. Baik," balas Rose singkat.

"Boleh aku bertanya, kenapa kamu memutuskan untuk pergi saat itu? Apa kamu tidak memikirkan bagaimana perasaanku saat mengetahui kamu pergi?" tanya Jaehyun sambil menatap Rose sendu. Ia tak mengalihkan tatapannya dari wajah gadis itu.

Satu hal yang Jaehyun sadari, Rose semakin bersinar di matanya. Gadis itu semakin cantik beriringan menuju fase kedewasaannya. Ya, seolah wajah cantiknya itu meminta para lelaki untuk meminangnya. Tapi maaf, hanya Jaehyun yang boleh melakukannya.

Rose menghela nafasnya, "Semua orang bisa merasakan yang namanya lelah, Jae. Aku juga sama. Terakhir kali aku melihatmu dan kak Jiho berciuman dan itu membuat hatiku sangat sakit. Rasanya aku ingin pergi karena tak sanggup melihat wajahmu, maaf jika aku membuatmu menunggu selama ini," lirih Rose. Ia tertegun saat melihat Jaehyun menggenggam erat tangannya. Mereka saling menatap intensif.

Jaehyun sudah menduga bahwa Rose salah paham. Jujur hingga detik ini, ia sulit memaafkan semua perbuatan Jiho. Ya, selama 7 tahun mereka tidak pernah bertemu. "Harusnya kamu dengarkan penjelasanku dulu, kan? Padahal hari itu aku sudah memutuskan hubunganku dengan Jiho. Andai saja kamu tidak pergi mungkin kita sudah punya bayi sekarang," gumam Jaehyun tertahan.

Rose yang mendengar itu terhenyak, apa dia salah dengar? Jaehyun tersenyum tipis kemudian mengusap kepala Rose penuh kasih sayang. Ekspresi gadis itu benar-benar menggemaskan.

"Ayo jatuh cinta lagi Rose, tapi kali ini sampai akhir hayat. Aku ingin memilikimu seutuhnya," ungkap Jaehyun yang tersenyum manis saat Rose menatapnya lekat-lekat.

"Tapi katanya kamu tak lagi single?" sela Rose yang sukses membuat Jaehyun tertawa. Ia menunjukkan cincin di jari manisnya dan itu membuat Rose terkesiap. Ya, Rose mengingat dengan baik cincin yang masuk ke daftar kenangan manisnya bersama Jaehyun. "Masih ingat dengan cincin ini?" goda Jaehyun yang menghela nafas sebentar. Ia mengusap pipi Rose.

"Sulit sebenarnya menunggu kamu selama 7 tahun, tapi inilah cinta Rose. Aku ingin kamu melihat betapa besar kesungguhan hatiku untuk memilikimu," ungkap Jaehyun yang mengusap punggung tangan Rose, namun ia mengernyit saat menyadari sesuatu dan itu membuat kalimatnya terjeda untuk sesaat.

Sebuah cincin yang terletak di jari manis Rose sontak menarik perhatian Jaehyun. Manik matanya bergetar saat menyadari bahwa cincin itu adalah cincin pernikahan. Jaehyun tahu betul karena ia sering melihat design cincin itu. Kini tatapannya mengintimidasi Rose. Gadis itu menatapnya sendu.

"Rose, apa kamu sudah---" Nafas Jaehyun tercekat. Suara dering telepon Jaehyun memecah kesunyian di antara mereka. Kini Jaehyun berbicara serius. Biasalah, panggilan kerja yang tidak dapat di tunda. Ia menghela nafasnya kemudian menatap Rose sejenak, gadis itu hanya bisa menunjukkan tatapan penuh artinya. Mendadak Jaehyun merasakan hatinya sakit.

Jaehyun harus pergi karena terburu-buru harus menangani pasien yang masuk ruang ICU. Ia senantiasa memikirkan Rose dan memejamkan matanya sejenak. Kalau benar ternyata Rose sudah menikah, lebih baik Jaehyun mati saja karena ia pasti tidak dapat menerima kenyataan itu.

Tapi... Kenapa? Jaehyun tidak bisa memahaminya. Apa Rose begitu terluka karenanya? Berarti penantiannya selama 7 tahun adalah suatu yang sia-sia? Astaga... Jaehyun tidak bisa menerima hal ini.

❤❤❤

Beberapa jam berlalu. Jaehyun baru saja mensterilkan dirinya setelah menjalani operasi. Hidupnya memang tidak pernah lepas dari kegiatan itu. Ia menghela nafasnya berulang kali, tentu saja masih memikirkan cincin yang terpasang di jari manis Rose. Sesekali Jaehyun mengacak rambutnya frustasi.

Tiba-tiba teleponnya berdering. Ia menatap screen ponselnya. Ibunya menelepon.

"Hmmm?" sahut Jaehyun tidak bersemangat.

"Kenapa kamu lesu begitu jawabnya? Apakah terjadi sesuatu?"

"Kenapa bunda menelepon?"

"Kita harus menghadiri acara keluarga, hari ini Mingyu akan membawa calon istrinya. Kamu datang ya. Nanti bunda kirim alamatnya."

Jaehyun menghela nafasnya, ia tidak yakin memiliki mood yang baik. Mendadak ia ingin langsung tidur saja setibanya di rumah. "Kalau aku nggak pergi dulu gimana, bun? Aku merasa lelah banget hari ini. Terlalu banyak hal yang membuat hati lelah," celetuknya.

"Hah? Kamu kenapa sih nada bicaranya aneh dari tadi? Kamu harus datang dong sayang, gak enak sama paman kamu. Apa kamu tidak ingin melihat calon kakak iparmu?"

"Hah, masa bodoh," batin Jaehyun yang memutar bola matanya sejenak. "Yasudah bun, aku usahain buat datang deh," balas Jaehyun pada akhirnya kemudian mematikan sambungan teleponnya dan bergegas pergi ke tempat tujuan yang dimaksud ibunya.

Sesampainya di sana, Jaehyun disambut hangat oleh keluarganya yang sudah berkumpul.

"Kapan nyusul, Jae?" celetuk Changmin cengengesan. Entah kenapa lidah Jaehyun mendadak kelu, jadi ia hanya diam saja dan duduk di bangkunya. Ia menatap ibunya, "Mingyu belum datang, bun?" tanyanya saat tidak melihat keberadaan Mingyu ditengah-tengah pertemuan itu.

"Katanya sudah sampai parkiran, mungkin sebentar lagi sampai disini," balas Sena.

Sedetik setelahnya terdengar suara langkah kaki yang mendekati meja pertemuan keluarga Jung dan Kim. Semua atensi mengarah pada sumber suara. Sena dan Yunho terkejut bukan main saat melihat gadis yang berjalan di sebelah Mingyu. Apalagi Jaehyun, rasanya ia ingin menikam dirinya dengan pisau saat itu juga.

"Rose?" kaget Sena yang menutup mulutnya tidak percaya. Ia menatap Rose dan Mingyu secara bergantian. Yunho pikir ia hampir saja terkena serangan jantung saat melihat menantu idamannya datang bersama Mingyu yang katanya hari ini akan memperkenalkan calon istrinya di hadapan keluarga, berarti kalau begitu....

Brak! Jaehyun beranjak dari kursinya kemudian menunjuk Rose dan Mingyu secara bergantian. "Apa calon istrimu---" ujar Jaehyun tertahan. Ia menggeleng berulang kali kemudian menarik nafasnya dalam-dalam. Ia tidak siap dengan ini. Kalau bisa Jaehyun berharap ia hilang saja dari bumi. Jaehyun gak sanggup kalau mendengar Mingyu akan memperkenalkan Rose sebagai calon istrinya.

Sena dan Yunho tidak bisa berbuat banyak. Mereka terkejut menyambut kedatangan Rose setelah 7 tahun lamanya kemudian melihat gadis itu datang bersama Mingyu.

"Astaga, maaf aku terlambat." Kini atensi semua orang mengarah pada Jiho dan keluarganya. Sepertinya Mingyu juga mengundang mereka. Jaehyun hendak pergi dari sana namun ia terkejut bukan main saat melihat Jiho dan Mingyu berciuman meski hanya sebentar. Tidak sampai disitu, ia dikejutkan dengan Rose yang menghampirinya dan memeluknya. Gadis itu tertawa pelan dan meletakkan sisi wajahnya di dada bidang milik Jaehyun.

"Wajahmu lucu sekali. Apa kamu begitu takut kehilanganku?" kekeh Rose cengengesan. Jaehyun masih belum mengerti. Ia menatap Mingyu tajam. "Maksud lo apaan, Gyu?!" dengusnya kesal.

Mingyu terkekeh pelan, "Calon istri yang mau gue kenalin itu Jiho. Kalau Rose, karena tadi gak sengaja ketemu ditengah jalan, yaudah sekalian gue ajakin. Niat gue ngajak Rose kesini tak lain dan bukan supaya kalian bisa ketemuan. Kurang baik apa gue, coba?" cengirnya. Jiho tersenyum tipis saat Jaehyun menatap ke arahnya. Gadis itu memberanikan diri untuk menghampiri Jaehyun dan memeluknya sejenak.

"Maaf, selama ini gue banyak salah sama lo," ungkap Jiho penuh penyesalan.

Tatapannya beralih pada Rose, "Maaf ya Rose, aku sadar selama ini udah jahat sama kamu. Semoga kalian berdua akan bahagia selamanya," ujar Jiho yang menautkan tangan Rose dan Jaehyun supaya saling bergenggaman satu sama lain.

"Gue menunggu kalian berdiri didepan altar," tambah Jiho sebelum akhirnya duduk di sebelah Mingyu dan mereka tersenyum bahagia.

"Kamu nggak mau nyusul?" goda Rose yang berbisik.

Jaehyun membungkukkan badannya sejenak. Ia meminta izin untuk membawa Rose pergi. Setelahnya ia menggenggam erat tangan gadis itu dan membawanya pergi bersamanya. Perlahan senyuman terukir di bibirnya.

Mereka berhenti melangkah saat Rose menahan tangan Jaehyun. Ia menunjuk taman yang kelihatan indah dengan hiasan lampu tumblr. "Jae, ayo kita ke sana sebentar. Aku rasa tempatnya bagus untuk mengobrol," ungkap Rose yang tersenyum manis saat menatap Jaehyun.

Jaehyun senantiasa memeluk Rose dari belakang dan meletakkan dagunya di pundak gadis itu sesekali menghirup aroma tubuh Rose. "Aku rindu aroma tubuhmu," bisiknya sehingga membuat bulu kuduk Rose merinding.

"Bagaimana bisa ceritanya jadi begini? Apa kamu bermaksud mempermainkan aku? Lantas cincin itu---" tanya Jaehyun yang tidak mampu melanjutkan perkataannya. Rose menahan tawanya kemudian membalikkan badannya untuk menghadap Jaehyun. Ia juga mengalungkan tangannya di leher Jaehyun. Pria itu refleks meletakkan keningnya di atas kening milik Rose, "Kamu membuatku cemas. Kalau saja hal itu terjadi, mungkin aku ingin berhenti untuk hidup," lirih Jaehyun.

"Astaga, apa rasa cintamu sebesar itu padaku tuan Jung?" kekeh Rose. Jaehyun mengangguk yakin, "Aku sangat mencintaimu," cemberutnya dan mengeratkan pelukannya di pinggang milik Rose.

Selebihnya mereka saling menatap dan tersenyum meski tidak ada penyebab alasan untuk tersenyum, namun alasannya hanya satu. Rose merasa bahwa Jaehyun adalah alasannya untuk selalu tersenyum, begitupun Jaehyun yang merasakan hal yang sama.

"Sebenarnya cincin itu adalah cincin yang akan Mingyu berikan pada Jiho. Kami tidak sengaja bertemu selesai pelantikan perawat, Mingyu hendak mencobanya di jemariku karena merasa bahwa ukuran jemari Jiho sama dengan jemariku. Namun, ia lupa mengambilnya kembali. Aku juga baru ingat setelah kamu menyinggung tentang cincin. Aku ingin menjelaskannya, tapi kamu harus bekerja jadi aku tidak ingin menganggumu."

Jaehyun mencubit pipi Rose gemas, "Buat khawatir saja sih, aku hampir gila loh!" cemberut Jaehyun yang menatap Rose bersungut-sungut.

Rose menangkup kedua pipi Jaehyun dan menyadari sesuatu, "Ya ampun... Pipi kamu semakin tirus," sedihnya.

"Ini tuh kurang asupan," celetuk Jaehyun sehingga kini Rose menatapnya lekat-lekat. "Kamu mau apa? Nanti aku belik-----" Rose terhenyak saat menyadari Jaehyun mengecup bibirnya. Pria itu menatapnya cengengesan.

"Kalau butuhnya bibir kamu gimana dong?" sahut Jaehyun cengengesan kemudian tersenyum miring. Rose menahan tawanya dan menggeleng tidak percaya mendengar itu kemudian ia memejamkan matanya saat merasakan sentuhan bibir Jaehyun yang lembut. Ia sangat menikmatinya. Bagaimanapun ia sangat merindukan Jaehyun.

Cintanya tidak pernah berubah untuk Jaehyun, bahkan saat mereka bertemu lagi ia menyadari bahwa Cinta yang ia miliki semakin bertambah besar.

Setelah ciuman mereka selesai, keduanya saling tersenyum. Jaehyun mengusap-usap kepala Rose, "Welcome calon ibu dari anak-anakku."

"Welcome too calon Imam!"

Kemudian pelukan hangat mengakhiri malam yang mereka lewati. Jaehyun dan Rose merasa sangat bahagia.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

108K 15.1K 22
Gimana rasanya punya pacar cueknya kebangetan? Coba tanya Kim Jisoo. 1st book ; CUEK 2nd book ; HAPPY START ; 8 November 2020 TAMAT ; 2 Januari 2021 ...
452K 45.7K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
62.7K 4.4K 12
Perjalanan Cinta Jung Jaehyun member dari Boy Grup basutan SM Entertainment, NCT dengan Rosseane Park member dari Girl Grup basutan YG Entertainment...
101K 2.1K 21
[COMPLETE] [YEONJUN x KARINA] Karina yang dibayar mahal agar mau menjadi mentor model untuk lelaki menyebalkan seperti Yeonjun, yang tak lain adalah...