Foolish Love [✔]

By affectionnate

371K 49.9K 26.6K

[17+ CONTENT : MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN] Menjadi murid baru di SOPA High School membuat Jung Jaehyun... More

1. Namanya Jodoh
2. Maunya Kamu
3. Lampu Hijau Buat Rose
4. Sakit Tapi Cinta
5. Cheat
6. Hari Spesial
7. Tentang Perasaan
8. Demi Kamu
9. Ketulusan Yang Tidak Pernah Terlihat
10. Ketika Tatapan Mata Kita Bertemu
11. Tidak Ada yang Abadi
12. Are You Sure?
13. Always Here For You
14. Berharap Kamu Mengerti
15. Rahasia
16. Berkah Malam Minggu
17. Bahagia yang Sederhana
18. Foolish Meet Love
19. Suddenly Change
20. Eccedentesiast
21. The Truth and A Warm Hug
22. Care
23. Ada yang Berbeda
24. Should We Say Goodbye?
25. Fragile Girl
26. Don't Pretend
27. All The Reason
28. Fine
29. Our Sweet Home
30. Between Us
31. Five Minutes
32. Whistle
33. Don't Hide
34. The Star
35. Ya, Kamu!
36. Yellow Light
37. Just You
38. Only Look At Me
39. My Choice Is Still You
40. Accident
41. Warmth Between The Rain
42. Will You Kiss Me?
43. FIX SUKA!
44. Grateful For Everything
45. Limit
46. I'm Here For You
47. Healer
48. Stay With Me
49. Misunderstanding
50. Learn To Let You Go
51. Integral
52. Bittersweet
53. Still Same
54. Pura-Pura Lupa
56. Aku Pasti Kembali
57. If We Love Again
58. Will You Marry Me?
59. Beautiful In White
60. You're My World
61. With You
62. Penuh Cinta
63. How Deep Is Your Love
64. Possessive
65. I'll Listen To What You Have To Say
66. Surrender
67. REGRET : Because I'm Stupid
68. If You Fall In Love : Just Lean On Me
69. Beautiful Life, Beautiful Love
Kesan & Pesan

55. Please, Stop The Time

4.2K 615 1K
By affectionnate

Sejauh ini menurut kalian ceritanya gimana? *yuk luangin waktu buat nulis pendapatnya ❤ jangan lupa komen kesayangan aku 😝😝😝❤❤❤❤

❤❤❤

Tidak terasa Ujian Tengah Semester sudah berlalu. Di semester dua, biasanya anak kelas 3 di SOPA High School wajib tinggal di asrama. Hal ini di lakukan supaya mereka fokus untuk memikirkan Ujian Akhir Sekolah.

Sena senantiasa menangis saat mengantarkan kepergian Jaehyun dan Rose, rasanya dia belum sanggup berpisah rumah dengan keduanya.

"Cuma 6 bulan kok bun," dengus Jaehyun yang merasa ibunya itu berlebihan. Sena memeluknya erat-erat, "Nanti rumah sepi, gak ada yang bisa bunda godain lagi huhuhuhu," isak Sena. Jaehyun menghela nafasnya dan memutar bola matanya kesal. Ia beralih memeluk Yunho, ayahnya itu mengusap-usap punggungnya kemudian berbisik, "Ayah harap kamu jangan nyerah."

Ya, Yunho sudah tahu tentang keputusan yang di ambil oleh Jaehyun dan Rose tapi jika jodoh pasti gak akan kemana. Jika jodoh, dia akan kembali ke pelukan kita. Dan ia adalah orang kedua yang yakin setelah Sena bahwa Jaehyun dan Rose memang berjodoh. Biasanya kalau jodoh itu, pasti dapatinnya butuh perjuangan. Sama kayak Sena dan Yunho dulu.

"Aku pamit ya... Bunda, ayah. Pasti bakalan kangen deh sama kalian. Apalagi masakannya bunda," ungkap Rose yang tersenyum manis.

Kini Sena memeluk Rose erat-erat, "Pasti bunda bakalan kangen berat nih sama kamu," lirih Sena yang mengeratkan pelukannya pada Rose. "Sama, bun," balas Rose yang menghela nafas panjang.

Yunho menatap Rose hangat kemudian mengusap-usap kepala gadis itu penuh kasih sayang, "Janji ya kalau kamu akan selalu bahagia Rose? Ayah sayang sama kamu," ungkapnya tulus.

Hari ini Rose sengaja pergi bareng Jaehyun soalnya dia bawa banyak perlengkapan selama tinggal di asrama. Rose tidak mau merepotkan Mingyu jadi sekalian berangkat bareng sama Jaehyun aja.

Sepeninggalan Jaehyun dan Rose, Sena dan Yunho sama-sama menghela nafas mereka.

"Bun?"

"Iya, yah?"

"Kok ayah jadi penasaran sih gimana kalau Jaehyun sama Rose punya bayi? Pasti lucu deh anak mereka," celetuk Yunho yang tentu membuat Sena hampir kejang-kejang. Tumben suaminya itu mau menyinggung hal yang seperti ini.

"Ayah lagi nggak mabuk 'kan?" tanya Sena histeris. Yunho tertawa kecil sambil mengacak-acak rambut Sena dan menggeleng yakin. Sena senang banget melihat Yunho yang seperti ini.

"Do'a bunda selalu sama yah. Bunda mau Jaehyun sama Rose nikah di masa depan. Bunda percaya do'a seorang ibu itu ampuh," ungkap Sena sumringah.

"Ayah harap juga gitu, bun," balas Yunho yang kemudian memeluk Sena erat-erat dan mengecup keningnya.

****

Setibanya di asrama, Jaehyun membantu Rose untuk meletakkan barang-barang gadis itu dan juga mengecek segala fasilitas kamar asrama Rose sekedar memastikan semuanya bisa membuat Rose nyaman selama tinggal di sini.

"Aku bisa sendiri loh, Jae. Kamu gak boleh di sini terus, kalau ketahuan guru pengawas bisa kena hukum loh," tegur Rose, tapi sepertinya Jaehyun tidak peduli. Ia masih sibuk memperhatikan kamar Rose lekat-lekat.

"Ya udah, aku pergi dulu. Nanti kalau butuh apa-apa telepon aja," ungkap Jaehyun. Rose tersenyum tipis kemudian mencubit pipi Jaehyun gemas, "Jangan mentang-mentang kamu tahu aku masih ada rasa sama kamu, sikap kamu jadi kayak gini. Kamu gak boleh kayak gini, kasihan kak Jiho. Lagian aku rasa kamu gak perlu jagain aku lagi karena sekarang aku udah punya Mingyu kok," ungkap Rose yang membuat Jaehyun menghela nafasnya.

❤❤❤

Berkat usaha kerasnya, Taeyong berhasil menarik Jennie untuk bertemu dengan Jaehyun dan Rose. Ia berniat memperbaiki hubungan keduanya. Taeyong merasa dia gak bisa hidup tenang sebelum Jaehyun dan Rose kembali ke jalan mereka yang seharusnya. Ya, ia percaya bahwa keduanya hanya mengelak takdir untuk sekarang.

Jennie yang mengetahui hubungan Jaehyun dan Rose berakhir begini karena keegoisannya, mendadak merasa bersalah. Ya, dia gak tahu kalau curhatannya justru akan melukai hati sahabatnya sendiri. Jennie sangat menyesal atas apa yang terjadi, terkhusus pada Jaehyun. Pria itulah yang selalu menjadi korban amukan emosinya yang tak berdasar. Bahkan Jennie malu sekarang harus ketemu sama Jaehyun.

Mereka berempat sedang duduk berhadapan di cafetaria yang dekat dari sekolah. Suasana hening, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing sekedar memikirkan kalimat-kalimat yang tepat untuk disampaikan.

"Kapan kalian mau balikan romantis kayak dulu? Kalian sadar gak sih kalau dunia ini seolah mengharapkan hubungan kalian tuh berjalan kayak dulu? Sekarang langit dominan mendung, mungkin langit akan kembali cerah kalau kalian fix balikan kayak dulu. Mungkin ini tandanya kalian jodoh. Maafin gue sama Jennie, harusnya kami gak membebani kalian sama keegoisan yang telah terjadi. Kalau kalian gak bersama di masa depan, mungkin gue sama Jennie gak bakalan bisa hidup tenang," ungkap Taeyong yang menghela nafasnya.

"Maafin gue, Jae. Gue udah banyak salah sama lo. Kalau sekarang kalian balikan kayak dulu, gue janji akan jadi orang nomor satu yang dukung kalian," tambah Jennie.

"Cukup gue sama Jennie yang merasakan penyesalan, kalian jangan mengikuti jejak kami yang hancur karena keegoisan. Rasanya sakit, bahkan sampai sekarang. Kalau masih ada rasa cinta itu di hati kalian, please jadi Jaehyun dan Rose yang bahagia kayak dulu. Ya, bahagia karena melalui semuanya bareng-bareng. Semua orang merindukan senyuman kebahagiaan kalian," sahut Taeyong.

Jaehyun dan Rose menundukkan pandangan mereka. Semua yang kini mereka tatap mendadak buram karena air mata sudah menumpuk di pelupuk mata.

❤❤❤

Malam harinya, Jiho ngajak Jaehyun ketemuan. Katanya dia rindu. Saat Jaehyun keluar dari asrama cowok, dia gak sengaja berpapasan sama Rose yang sudah berpenampilan rapi.

"Mingyu belum jemput?" tanya Jaehyun. Ya, dia sudah mengerti kalau Rose sudah berpenampilan rapi pasti alasannya tidak jauh-jauh dari Mingyu.

"Belum nih, nggak tahu juga kenapa telat. Tadi sih dia pergi ke luar, jadi nggak ada di asrama," balas Rose yang tersenyum tipis kemudian melambaikan tangannya, "Kamu hati-hati ya bawa mobilnya," ungkapnya tulus.

Jaehyun menghela nafasnya kemudian menarik Rose bersamanya, "Pergi bareng aku aja. Kalian janjian dimana?" tanya Jaehyun yang kemudian membukakan pintu mobil untuk Rose. Awalnya Rose ragu, tapi akhirnya ia masuk ke dalam. Ia sampai harus menahan nafasnya saat Jaehyun memakaikannya seat belt. Alhasil, mereka saling menatap dalam jarak yang dekat.

Sampai nafas Jaehyun tercekat saat Rose memeluk lengannya dan menyenderkan kepalanya di lengannya, "Jadi rindu kayak gini sama kamu," ungkap Rose yang terdengar miris. Setitik air mata mulai jatuh dari pelupuk matanya.

Jaehyun menghela nafasnya, "Kamu lelah gak sih kayak gini? Aku udah nggak tahan," keluh Jaehyun.

"Gimana lagi, Jae. Semuanya udah terlanjur, kita serahin sama waktu," balas Rose getir.

Selama jalan bareng Jiho, pikiran Jaehyun nggak fokus. Dia kepikiran Rose terus.

"Sayang? Lo kenapa sih dari tadi diam aja?" cemberut Jiho.

"Gak apa-apa, lagi gak mood aja," balas Jaehyun yang menghela nafas panjang.

Mendadak tatapannya terpaku pada LED yang terpasang pada salah satu gedung di pinggir jalan. Ada sebuah berita yang menarik perhatiannya.

Jaehyun mengerjapkan matanya berulang kali saat mendengar berita pemerkosaan dan tempat sasaran pelaku adalah tempat yang dekat dengan tempat yang Rose kunjungi. Mendadak Jaehyun jadi gak tenang. Ia segera menelepon Rose untuk memastikan keadaan gadis itu tapi nggak di angkat.

Tiba-tiba telepon Jaehyun berdering. Ia mengernyit saat melihat Mingyu meneleponnya.

"Lo bisa bantuin gue nggak?" tanya Mingyu yang terdengar gengsi untuk mengatakan hal itu.

"Apa maksud lo?" heran Jaehyun yang mengerutkan keningnya.

"Bantuin gue bilang ke Rose, kalau gue gak bisa datang. Dia masih di asrama, kan?"

Mendengar itu tentu saja membuat emosi Jaehyun hampir meledak. "DIA UDAH NUNGGU DITEMPAT JANJIAN KALIAN BANGSAT! KENAPA LO LAMA KLARIFIKASI KALAU LO GAK BISA DATANG! ANJING LO KIM MINGYU, KALAU SAMPAI ROSE KENAPA-NAPA, LO GAK AKAN GUE MAAFIN!" umpat Jaehyun dan buru-buru bergegas pergi untuk memastikan keadaan Rose. Gadis itu pasti nekat nungguin Mingyu.

Jiho menahan tangan Jaehyun, "Lo kenapa sih, kok panik gitu?" bingung Jiho. Jaehyun menepis kasar tangannya, "Plis Ji, jangan ajakin gue ngomong dulu sekarang," mohon Jaehyun.

"Loh, Jae? Lo di sini?" kaget Johnny. Jaehyun menoleh pada pria itu. Johnny terlihat bingung saat menyadari Jaehyun tampak begitu panik. "Lo kenapa Jae?" tanyanya memastikan.

"Gue mau cari Rose, tapi gue gak bisa lacak GPS di ponselnya," keluh Jaehyun.

"Lo ada laptop?" tanya Johnny.

Jaehyun mengangguk, "Ada di mobil," balasnya. "Yaudah, gue bisa ngelacak GPS lewat nomor ponsel meski ponselnya mati. Gue berharap Rose gak lepasin kartunya dari ponsel. Ayo gue bantuin," ungkap Johnny. Mereka bergegas pergi, namun Jiho menahan tangan Jaehyun lagi.

"Rose kenapa? Maksud lo gimana sih? Jangan buat gue bingung," cemas Jiho. Jaehyun mendengus, "Rose dalam bahaya, Ji. Sekarang lo pulang ya, maaf kalau gak bisa nganterin. Hubungin gue kalau lo udah sampai rumah," titah Jaehyun kemudian bergegas pergi bareng Johnny.

Selama diperjalanan, Jaehyun gak bisa bersikap tenang mengendarai mobilnya. Tujuannya cuma satu, yaitu supaya cepat-cepat sampai di tempat terakhir dia bertemu Rose.

Setibanya di sana, Jaehyun gak bisa menemukan Rose dimana-mana. Ia memukul stir mobil saking merasa kesal.

"Gimana ini John? Malah tadi gue dengar pelaku pemerkosaannya masih berkeliaran disekitar sini lagi. Arghhh, bangsat!" umpat Jaehyun kesal, kepalanya mulai berdenyut karena memikirkan ini-itu.

"Eh, anjir! Jae, buruan ikutin jalan ini! Udah zona merah ini namanya, kayaknya Rose emang gak aman. BURUAN!" panik Johnny histeris setelah berhasil melacak keberadaan Rose.

❤❤❤

Rose merintih kesakitan saat membuka matanya. Ia memegangi kepalanya. Terakhir kali yang ia ingat adalah langkah kaki seseorang yang mendekat. Ia pikir itu Mingyu, tapi nyatanya bukan.

Tatapannya menatap ke sekeliling, Rose gak mengerti dia ada dimana yang pasti ini seperti tempat gudang pabrik bekas yang udah lama gak di pakai.

Atensi Rose beralih ke asal sumber suara. Ya, terdengar langkah kaki mendekatinya. Perlahan Rose memundurkan langkahnya saat melihat pria asing didepannya. Pria itu senantiasa memberikannya tatapan penuh nafsu yang liar. Rose jadi takut.

"Anda siapa?" tanya Rose takut-takut. "Tolong lepaskan saya," mohon Rose, bahkan air matanya sudah mengucur ke luar. Rose paling takut kalau dihadapkan dengan situasi yang seperti ini. Tentu saja ia sangat trauma.

"Bening banget sih sasaran gue malam ini. Gak sabar mau nikmatin tubuh Indah lo. Jangan banyak gerak, ya adik manis. Nanti malah sakit," cengir pria asing itu sambil tertawa sumbang.

Tubuh Rose seketika menegang saat melihat pria itu hendak menciumnya secara paksa, tapi pria itu tidak dapat melakukannya karena tersungkur beberapa sentimeter dari hadapan Rose. Ya, seseorang menendang kasar pinggangnya setelah suara keras terdengar. Seseorang barusan menggebrak pintu dengan kasar.

Rose tertegun saat seseorang menggenggam erat tangannya, saat mendongak ia melihat wajah khawatir milik Jaehyun. Nafas pria itu tersengal-sengal.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Jaehyun dengan nada melemah. Mata Rose sudah berkaca-kaca, bibirnya gemetaran menahan isak tangis. Sedetik kemudian ia memeluk Jaehyun erat-erat dan menangis keras sambil mengeratkan pelukannya. Dia benar-benar ketakutan.

Pelaku pemerkosaan itu akhirnya berhasil dilumpuhkan oleh pihak kepolisian. Jaehyun menatap Johnny saat pria itu berpamitan, "Gue balik duluan deh ke asrama. Kalian juga, jangan pulang lewat jam patroli malam ntar kena hukum," titah Johnny yang menepuk-nepuk bahu Jaehyun sejenak.

"Makasih banyak John," ungkap Jaehyun. Johnny mengangguk pelan sambil tersenyum hangat.

Jaehyun memutuskan untuk tidak membawa Rose pulang ke asrama terlebih dahulu. Ia membawa gadis itu ke Hangang Park yang memiliki pemandangan terbaik saat malam hari. Ya, Jaehyun ingin menenangkan hati dan pikiran Rose. Mudah baginya mengetahui Rose masih memikirkan apa yang barusan terjadi.

Tatapan Rose menengadah saat melihat Jaehyun mengulurkan tangannya sekedar memberikan minuman kesukaannya. "Kamu masih ingat?" ungkap Rose yang mengulum senyumannya dan meraih minuman di genggaman tangan Jaehyun.

"Semua kesukaanmu terpatri jelas dalam ingatanku," ungkap Jaehyun lirih. Ia duduk disebelah gadis itu, ikut memandangi pemandangan indah disekitar Hangang Park.

"Apa kamu merasa jauh lebih baikan?" tanya Jaehyun khawatir, bahkan ia sampai menggenggam tangan Rose erat-erat dan menatapnya lekat-lekat. Rose tersenyum getir, matanya kembali berkaca-kaca. "Jika saja kamu tidak datang-----" Nafasnya tercekat dan disitulah Jaehyun memeluknya erat-erat. Rose terisak keras dan mencengkeram kuat ujung baju Jaehyun.

❤❤❤

Jaehyun hendak mengantarkan Rose ke asramanya. Dipertengahan jalan, ia melihat Mingyu dan Jiho. Keduanya terlihat menyambut kedatangan Rose dengan wajah cemas.

Tatapan tajam Jaehyun mengarah pada Mingyu, apalagi saat pria itu hendak mendekati Rose.

"Rose----" panggil Mingyu tertahan. Ya, Rose baru saja menepis tangannya dan gadis itu bersembunyi di balik punggung Jaehyun. Rose enggan menatap Mingyu.

"Kamu kemana aja? Aku pikir kamu akan datang di saat aku butuh? Tapi kamu malah ingkar janji. Aku paling tidak suka dengan kebohongan. Dari tadi aku telepon, kamu gak angkat sama sekali. Jujur aku kecewa sama kamu," ujar Rose dingin. Mingyu tertegun mendengar hal itu dari Rose.

"Bukan gitu maksud aku, Rose," jelas Mingyu dengan nada melemah. Ia menatap Rose sendu.

Sedetik setelahnya, Rose menggenggam erat tangan Jaehyun sekedar memberikan kode kepada pria itu untuk segera membawanya pergi. Kini Jaehyun menggendong tubuh Rose dan hendak mengantarkannya ke asrama.

"Jae--" panggil Jiho tertahan. Jaehyun menghela nafasnya dan menatap Jiho dingin, "Lo ngapain repot-repot ke sini? Lo gak dengar tadi gue pesan apa? Pulang Ji, kenapa lo keras kepala? Kalau lo gak mau dengar omongan gue, cari cowok lain!" gerutunya kesal. Ya, dia hanya mengatakan itu sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya lagi. Ia bahkan tidak peduli dengan apa yang saat ini Jiho rasakan.

Jiho yang melihat Jaehyun begitu perhatian pada Rose merasakan dadanya sakit, bahkan matanya berkaca-kaca. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat, tepatnya saat ia mengingat perkataan Taeyong waktu itu.

Sesudah mengantarkan Rose ke asramanya, Jaehyun berpamitan pergi. Ia mengusap kepala Rose sejenak. "Jangan banyak pikiran, ya. Langsung bawa istirahat," pinta Jaehyun yang tersenyum tipis dan hendak pergi, namun ia terhenyak saat mendapati Rose memeluknya dari belakang. Gadis itu meletakkan sisi wajahnya di permukaan punggungnya dan enggan menjauh darinya.

"Boleh gak kalau aku minta di kelonin?" tanya Rose lirih. Ya, nada bicara itu membuat Jaehyun meringis kesakitan.

❤❤❤

Hari ini Rose pergi ke supermarket. Ia membeli bahan makanan yang mulai menipis.

Tanpa diduga-duga, Rose bertemu dengan Jiho. Mereka saling menatap cukup lama. Bisa Rose rasakan tatapan yang Jiho tunjukkan terkesan berbeda. Entah kenapa Rose berpikiran tatapan itu bermakna.... Sinis?

Jiho meminta Rose meluangkan waktunya untuk berbicara empat mata dengannya. Mereka berdiam diri di taman yang tidak jauh dari supermarket tempat mereka bertemu. Keduanya sama-sama enggan untuk berbicara lebih dulu. Hening. Baik Rose maupun Jiho sama-sama sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Rose, aku boleh nanya nggak?" ungkap Jiho yang akhirnya membuka percakapan terlebih dahulu. "Tentu saja, kak," balas Rose.

"Perasaan kamu ke Jaehyun sekarang gimana, sih? Aku harap kamu jawab yang jujur," sahut Jiho yang kemudian menatap Rose serius. Rose menghela nafasnya berulang kali. "Kakak pasti tahu gimana rasanya. Jaehyun adalah orang yang begitu berjasa dan berarti dihidupku dan pasti sangat sulit melupakannya," balas Rose apa adanya.

"Kalau begitu kamu harus lupa," sela Jiho sambil menatap Rose dengan tatapan datarnya. "Karena aku gak suka cara kamu," sinisnya. Rose tertegun melihat Jiho yang kini ada didepannya seperti bukan Jiho yang ia kenal baik.

"Maaf ya, Rose. Aku harap kamu ngerti karena kita sesama wanita. Aku gak bisa kehilangan Jaehyun," ungkap Jiho yang menghela nafasnya. Rose tersenyum kecut, "Kakak minta pengertian aku sebagai sesama wanita, terus gimana dengan kakak? Kalau kakak juga bisa pengertian, kakak gak akan maksa aku buat lupain Jaehyun karena kakak pasti tahu hal itu tidak mudah dilakukan."

Jiho terdiam mendengar hal itu.

❤❤❤

Beberapa bulan berlalu dengan begitu cepat. Jaehyun merasakan Rose sangat jauh darinya, seperti sesuatu yang tidak dapat ia gapai. Meski mereka berada di kelas yang sama, bahkan mereka tidak pernah saling berbicara sejak terakhir kali bertemu saat tragedi yang hampir membahayakan Rose.

Kelas 3 SOPA High School baru saja melewati Ujian Akhir Sekolah. Sekarang mereka datang ke sekolah untuk menghadiri upacara kelulusan.

Seperti biasa, Jaehyun menjadi teladan untuk semua murid kelas 3. Ia memegang nilai kelulusan terbaik dan dipanggil kepala sekolah untuk memberikan sepatah kata.

"Terima kasih saya ucapkan kepada sekolah yang selama ini telah memberikan performa terbaiknya untuk mendidik saya. Terkhusus kepala sekolah, para guru, jajaran bude-pakde kantin yang masakannya juara, jajaran petugas kebersihan dan penjaga sekolah. Dan untuk teman-teman seperjuangan yang saya sayangi, semoga sukses untuk kalian sista and brother."

"OKE MAS JAEHYUN, MAKASIH JUGA ATAS PEMANDANGAN SURGANYA SELAMA 3 TAHUN INI, YANG BERHASIL MEMBUAT MASA SMA-KU TIDAK MEMBOSANKAN. AKU RAJIN SEKOLAH KARENA KAMU LOH," celetuk salah satu murid kelas lain yang sontak mengundang tawa semua orang yang ada di auditorium sekolah.

"Terakhir aku memiliki pesan khusus untuk seseorang. Roseanne Park?" panggil Jaehyun lantang. Rose yang mendengar itu menatap Jaehyun lekat-lekat, kebetulan ia mendapatkan tempat duduk paling depan.

Mereka saling menatap satu sama lain, kemudian Jaehyun tersenyum manis setelahnya.

"Terima kasih telah mengusik hidupku waktu itu. Berkatmu, masa SMA-ku menjadi masa yang paling indah dan tidak terlupakan," ungkap Jaehyun tulus. Rose yang mendengar itu mulai menarik kedua sudut bibirnya ke atas.

Sena dan Yunho yang mendengar itu, sontak menahan senyuman penuh haru. Yunho mengeratkan pelukannya pada pundak Sena.

"JAWAB DONG LEK, GAK SERU AH!" celetuk Lucas yang nekat berteriak. Berkatnya, kini Rose disodori mikrofon. Semua orang menanti perkataannya.

"Sama-sama Jung Jaehyun. Terima kasih juga sudah mengajarkan aku arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Mungkin jika ditanya apa arti bersyukur yang sebenarnya, aku bisa mengatakan dengan yakin bahwa bisa bertemu denganmu adalah rasa syukur yang tidak tertandingi nilainya," ungkap Rose sambil tersenyum hangat.

Jaehyun yang mendengar itu, entah kenapa matanya berkaca-kaca. Bukan hanya Jaehyun, tapi teman satu kelas mereka juga. Bahkan beberapa dari mereka ada yang menitikkan air mata karena harus menerima kenyataan bahwa Jaehyun dan Rose tak lagi bersama.

❤❤❤

Sesudah upacara kelulusan selesai diadakan, Sena dan Yunho menemui Jaehyun dan Rose. Keduanya menyambut Sena dan Yunho dengan bahagia.

"Selamat ya! Bunda bangga deh sama kalian," ungkap Sena sumringah.

"Iya selamat untuk kalian berdua, terkhusus kamu Jae yang selalu membanggakan ayah dan bunda sama otakmu itu. Tapi kali ini boleh request dibanggakan sama hatimu, gak?" celetuk Yunho yang sukses membuat Jaehyun dan Rose saling menatap.

Yunho dan Sena sengaja meninggalkan Jaehyun dan Rose sekedar memberikan keduanya ruang untuk mengobrol. Entah kenapa rasanya canggung.

Sampai keheningan itu mencair saat Jaehyun melihat uluran tangan Rose, "Selamat Jaehyun, aku senang melihatmu menjadi lulusan terbaik," ungkap Rose sambil tersenyum hangat, lalu terkesiap saat mendapati Jaehyun memeluknya erat-erat. Rose membalas pelukan itu meski hanya sebentar karena setelahnya ia memaksa pelukan itu berakhir dan pergi begitu saja tanpa bicara lagi. Jaehyun menatap punggung Rose lirih, ia mulai berpikir bahwa Rose telah menyerah dengan perasaannya. Apa gadis itu sudah memutuskan untuk mencintai Mingyu sepenuhnya? Sebab Jaehyun merasa mereka semakin jauh.

Setelah pertemuannya dengan Jaehyun, Rose memutuskan untuk bertemu dengan Mingyu. Ia memeluk pria itu sejenak dan mengucapkan selamat padanya atas kelulusannya.

"Kamu sudah bertemu Jaehyun?" tanya Mingyu saat mereka mengitari koridor sekolah. Mereka berjalan berdampingan. Rose mengangguk pelan kemudian menghela nafasnya.

Cukup lama keheningan menyelimuti mereka sampai akhirnya Mingyu menghentikan langkahnya. Rose menoleh dan menatapnya bingung.

Mingyu tersenyum hangat sambil menatap Rose dengan tatapan teduhnya, "Pergilah Rose," ungkapnya tiba-tiba. Rose masih belum bergeming dari tempatnya karena masih mencerna perkataan Mingyu.

"Mari kita akhiri segalanya sampai disini. Aku cukup senang bisa menjadi pacarmu meski hanya sebentar. Sampai kapanpun aku tidak akan bisa menandingi Jaehyun dalam hal membahagiakanmu, dia yang terbaik. Well, aku iri padanya," ungkap Mingyu yang berusaha tegar. "Sekarang kembalilah ke pelukan Jaehyun, berbahagialah. Maaf baru bisa melepasmu sekarang," tambah Mingyu yang tersenyum getir.

Mata Rose berkaca-kaca mendengar hal itu kemudian ia memeluk Mingyu sejenak sekedar mengutarakan rasa terima kasihnya. "Terima kasih atas pengertianmu, Gyu. Aku tahu kamu orang baik. Maaf selama ini tidak bisa membuatmu bahagia," ujar Rose tertahan. Mingyu mengeratkan pelukannya sebelum akhirnya melepas Rose pergi dan menatap punggung gadis itu yang semakin menjauhi pandangannya.

Mingyu menghela nafasnya kemudian menengadah memandang langit. Ia tersenyum walau sulit, "Kau sudah melakukan hal terbaik yang bisa kau berikan untuk membahagiakannya, Kim Mingyu. Kau hebat," batinnya sekedar menghibur diri.

❤❤❤

Jaehyun baru saja berbincang dengan Nana saem. Karena berhasil menjadi lulusan terbaik se-Korea, Jaehyun diundang untuk memberikan motivasi dalam acara ASEAN Smart Cities Network yang diadakan di Singapore.

Dipertengahan jalan menuju kelas, tatapan Jaehyun mengarah pada Jiho. Gadis itu sengaja datang untuk memberikannya selamat.

"Selamat, Jae," ungkap Jiho sambil memberikan buket bunga pada Jaehyun.

"Terima kasih," balas Jaehyun yang terkesan canggung, lalu ia menatap Jiho lekat-lekat. Ia menghela nafasnya berulang kali.

"Ada hal yang perlu gue bicarakan, Ji. Gue gak bisa berbohong lagi tentang perasaan gue. Ya, selama ini gue mencintai Rose. Gue ngajak lo jadian karena hari itu gue kesal sama Rose dan malah berakhir seperti ini. Gue tahu gue egois udah jadiin lo sebagai pelampiasan jadi lo bisa mukul gue sesuka lo. Tapi, setelah ini gue mau kita udahan karena hati gue hanya milik Rose. Gue udah lelah berpura-pura selama ini menjalin hubungan sama lo. Maaf udah melukai lo," sesal Jaehyun yang membungkukkan badannya.

"Sebenarnya gue tahu kalau lo hanya menjadikan gue sebagai pelampiasan, tapi awalnya gue pikir seiring berjalannya waktu gue bisa buat lo jatuh cinta ke gue tapi ternyata-----" balas Jiho lirih kemudian menghela nafas berat. Matanya sudah berkaca-kaca. Jaehyun menatapnya serius.

"Tapi maaf Jae, gue gak mau pisah dari lo. Gue akan menganggap hal ini sebagai angin lalu, jadi ayo kita bersama sampai di masa yang akan datang." Ya, Jiho mulai egois. Cinta membuat hati malaikatnya tertutup.

Belum sempat Jaehyun berbicara, Jiho melumat bibir pria itu.

Takkkk! Sesuatu terjatuh. Ya, Rose tidak sengaja menjatuhkan buku kelulusannya saat melihat Jaehyun dan Jiho berciuman. Tadinya ia ingin segera menemui Jaehyun. Wajahnya sudah sangat bahagia ingin memulai lembaran baru dengan Jaehyun. Ya, bagaimana pun ini adalah harapan mereka untuk bersama. Awalnya Rose pikir hal itu akan segera terwujud, tapi entah kenapa justru Rose melihat Jaehyun dan Jiho yang sedang berciuman.

Rose memegangi dadanya. Ia merasakan sesak yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dan entah kenapa rasanya ia mulai lelah. Ya, lelah sekali sampai-sampai rasanya ia ingin menghilang meski sebentar.

Dengan langkah tergesa-gesa, Rose mengambil buku kelulusanya yang terjatuh kemudian berlari dari sana dengan air mata yang bercucuran. Isak tangisnya semakin terdengar keras beriringan dengan langkahnya yang melaju.

Jaehyun mendorong kasar tubuh Jiho untuk menjauhinya. Ia menatap Jiho sinis. "SADAR JIHO! LO UDAH KEJEBAK SAMA OBSESI LO BANGSAT!  JANGAN PERNAH LO MAKSA GUE KARENA SAMPAI KAPANPUN GUE GAK AKAN PERNAH SUKA KE LO! GUE KECEWA SAMA LO. ENTAH KENAPA RASANYA GUE JIJIK LIHAT LO SEKARANG DAN KALAU BISA, GUE BERHARAP KITA GAK KETEMU LAGI!" teriak Jaehyun dengan rahang mengeras. Ia mendengus kesal sambil menyeka kasar bibirnya dan mengumpat beberapa kali.

❤❤❤

Sebelum berangkat ke Singapura, Jaehyun hendak menemui Rose terlebih dahulu namun ia terkekang oleh waktu. Ia harus segera pergi. Untungnya ia pergi hari ini. Ya, satu hari sebelum prom night.

Padahal, seandainya kalau gak pergi hari ini Jaehyun bisa menyatakan perasaannya. Jadi ia memutuskan akan menyatakannya saat prom night. Dia gak mau membohongi siapapun lagi, terkhusus dirinya.

Sesudah menempuh penerbangan yang lumayan memakan waktu. Jaehyun istirahat sejenak di hotel yang telah disediakan. Ia menelepon Doyoung.

"Lek? Udah lo kasih belum barang titipan gue?" tanya Jaehyun antusias.

"Udah dong!" balas Doyoung girang dari seberang sana. Tentu aja kalau ini menyangkut tentang Jaehyun dan Rose, pasti membuatnya ikut senang.

Ya, Jaehyun memberikan sebuah dress untuk Rose dan meminta gadis itu untuk memakainya saat prom night besok. Jaehyun udah gak sabar menanti hari itu tiba.

"Terus responnya gimana?" tanya Jaehyun antusias.

"Sesuai ekspektasi lah. Sukses buat besok bro!"

"Widihh thank you, btw!" balas Jaehyun sumringah.

❤❤❤

Hari yang Jaehyun nantikan tiba. Kedatangannya di acara prom night membuat hati gadis manapun akan berdebar-debar. Jaehyun ganteng banget malam ini, tapi maaf ketampanannya malam ini hanya untuk Rose seorang.

Jaehyun menatap arlojinya sedari tadi. Ia menatap ke sekeliling dan belum juga melihat Rose, jadi ia menghampiri Jennie, Irene, Wendy, dan Jisoo.

"Rose dimana sih?" tanya Jaehyun yang terlihat sudah tidak sabar ingin menyambut kedatangan Rose, bahkan jantungnya berdebar-debar sedari tadi. Padahal acara hampir dimulai tapi gadis itu belum juga menunjukkan Batang hidungnya.

"Masih siap-siap mungkin, kan ini hari spesial buat kalian berdua pasti dia mau kasih penampilan terbaiknya lah buat lo. Macam lo gak tahu aja si Rose gimana," goda Jisoo yang berdehem pelan.

"Anjir, jangan buat gue berharap!" kekeh Jaehyun, namun pada akhirnya ia hendak menghampiri Rose karena sudah tidak sabar ingin menyampaikan perasaannya.

Dipertengahan jalan, Jaehyun berpapasan dengan Mingyu.

"Gimana lo dan Rose?" tanya Mingyu tiba-tiba dan berhasil membuat Jaehyun menghentikan langkahnya. Jaehyun mengernyit bingung menatapnya.

"Gue udah putus dari Rose. Lo udah nyatain perasaan lo 'kan pas hari kelulusan?" tanya Mingyu memastikan.

"Gue belum ada ketemu Rose lagi setelah kami ketemu bunda sama ayah waktu hari kelulusan," gumam Jaehyun yang mengerjapkan matanya berulang kali.

"Hah? Tapi Rose berniat pergi menghampiri lo ke ruang guru waktu itu, masa kalian gak ketemu?" heran Mingyu. Jaehyun yang mendengar itu mengernyitkan dahinya.

"Jadi lo udah putus sama Rose?" sela Jaehyun.

Mingyu menghela nafas gusar. "Memang nggak ada yang lebih bodoh di dunia ini dari orang kayak lo. Bahkan hal itu aja lo gak tahu sama sekali? Ck! Lo udah menyia-nyiakan Rose, dan gue senantiasa berdo'a buat lo. Semoga lo selalu di bebani sama rasa bersalah tiada henti. Tuhan harus membuat lo menyesal, bahkan bagi gue itu belum cukup. Ya, hukuman yang pantas buat lo itu adalah kehilangan Rose selamanya dan di situ gue akan jadi orang pertama yang ingin melihat bagaimana penderitaan yang akan lo hadapi, bangsat! Entah kenapa Rose harus suka sama cowok pengecut kayak lo, sih? Heran gue."

Jaehyun mendengus kesal. Ia mengumpat pelan mendengar perkataan Mingyu barusan kemudian melanjutkan langkahnya untuk menemui Rose.

Sebelumya Jaehyun sudah meminta izin untuk pergi ke asrama Putri, lagian ini acara bebas dan mereka sudah lulus. Ini malam terakhir mereka tinggal di asrama istilahnya.

Setibanya di depan pintu kamar Rose, Jaehyun bersuara sesudah menekan bel pintunya, "Rose? Kamu di dalam? Jangan bilang kamu ketiduran, kan gak lucu," canda Jaehyun. Ia mengernyit heran saat menyadari pintunya tidak terkunci. Ia memutuskan untuk masuk ke dalam, namun tidak menemukan keberadaan Rose dimana-mana.

Tatapannya mengarah pada paper bag yang tergeletak rapi di atas kasur. Ia juga melihat sepucuk surat di sana. Mendadak perasaannya gak enak. Jaehyun segera mengecek surat tersebut dan membacanya dengan seksama.

"Dear, Jaehyun. Aku sayang sama kamu, bahkan sampai detik ini. Sekarang aku mau pamit pergi sebentar karena aku merasa lelah, aku gak bisa bersikap tegar kayak biasanya saat melihat kamu dekat sama kak Jiho. Jujur ada perasaan gak rela, dan aku merasa kalau aku sudah sampai di titik terakhir perjuangan aku dan selebihnya aku gak bisa berbuat banyak. Aku kehilangan arah. Aku harap, aku bisa selamanya suka sama kamu karena bagiku menyukaimu adalah hal terindah yang pernah aku rasakan. Tapi jika seandainya aku memang gak bisa mempertahankan perasaan ini, maka aku harap kamu bisa bahagia sama pilihan kamu. Siapapun orangnya, mau kak Jiho atau gadis lain yang asalkan dia baik, aku pasti selalu berdiri di belakang untuk dukung kamu. Terima kasih atas segalanya. Kamu sudah membuat duniaku tersenyum meski hanya sebentar, tapi aku bersyukur akan hal itu. Bagiku gak ada yang lebih indah dari pertemuan kita. Terakhir, aku cuma mau bilang. Ya, aku Cinta sama kamu dan teruslah bahagia My Jae."

Mata Jaehyun berkaca-kaca, dunianya seolah hancur lebur. Bahkan ia terkulai lemas. Nafasnya tercekat. Tatapannya menoleh saat melihat sesuatu yang terjatuh dari dalam paper bag.

Sebuah foto Rose yang bertuliskan,

"Sebagai kenang-kenangan dari aku. Kalau aku ada disana mungkin beginilah kira-kira penampilan aku saat menghadiri prom night, heheh. Makasih loh bajunya, aku suka banget meski cuma bisa memakainya sebentar. Rasanya aku bahagia bisa memakainya untuk kamu."

Kini isakan tangis Jaehyun terdengar. Ia menyenderkan punggungnya di sisi kasur dan hanya bisa menangis keras. Ia berulang kali memukul dadanya, namun alih-alih itu membuatnya baik-baik saja Jaehyun justru merasa semakin terluka.

Penyesalan berhasil membuat hidup Jaehyun hancur seketika. Yang tersisa kini hanyalah dirinya yang rapuh terus memanggil nama Rose, meminta gadis itu kembali.

"Kenapa kamu ninggalin aku.... Rose?" isak Jaehyun pilu.

TBC

Aku nangis :") btw berakhirlah konflik kita. Next part akan menuju kebahagiaan Jaerose yang sesungguhnya :")

Btw...... Butuh tissue? ☺

Continue Reading

You'll Also Like

452K 45.6K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
281K 27.1K 56
True love is a strong and lasting affection between spouses or lovers who are in a happy, passionate and fulfilling relationship. 18+ Highest rank #...
108K 15.1K 22
Gimana rasanya punya pacar cueknya kebangetan? Coba tanya Kim Jisoo. 1st book ; CUEK 2nd book ; HAPPY START ; 8 November 2020 TAMAT ; 2 Januari 2021 ...
1.8M 211K 40
Rose bisa saja berpacaran dengan lelaki mana pun, asalkan jangan dengan spesies yang disebut pilot. Apalagi di co-pilot Jaehyun, si buaya dengan mang...