The Dangerous Billionaire [#1...

By FriskaKristina9

1.4M 58K 2.5K

(18+) PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Ivanna Jhonson, wanita cantik bertubuh seksi dan juga pintar menjadi sekret... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
CAST
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Informasi Update Cerita! (Mohon Dibaca)
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Attention Please!
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Baca
Chapter 43
Maaf Ya
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 49

Chapter 48

21.5K 710 68
By FriskaKristina9

Jangan lupa vote chapter sebelumnya ya☝️

Happy reading!
----------
Carla berjalan keluar dari lift, ia tertawa sambil berbicara dengan seseorang melalui telepon.

"Aku baik-baik saja, Lucas. Tapi jika kau ada disini, mungkin aku akan lebih baik lagi," ucap Carla lalu tertawa girang.

Carla berjalan menuju dapur lalu seketika ia terdiam saat melihat Ivanna duduk manis sambil menikmati sarapannya di meja makan.

"Lucas.. ada hal yang harus ku urus, aku akan mengabarimu nanti." Ucap Carla lalu mematikan sambungan teleponnya.

Carla berdeham lalu mengambil posisi duduk di samping Ivanna. Ivanna melirik Carla dari ekor matanya, lalu berpindah kursi tanpa melihatnya, agar tak berdekatan dengannya.

Carla merasa diremehkan oleh Ivanna, ia menghembuskan napasnya kasar, berusaha meredam kekesalannya.

Carla berpindah di kursi kosong yang ada di sampingnya-kursi yang Ivanna duduki tadi, tapi begitu juga dengan Ivanna, ia berpindah lagi di kursi yang ada di sampingnya.

"Cukup!" Carla mendengus.

Ivanna tetap acuh lalu kembali melanjutkan sarapannya tanpa mempedulikan Carla.

"Aku ingin minta maaf." Carla mulai berbicara.

Ivanna tetap tidak bergeming, ia seolah menganggap bahwa Carla sedang tidak ada dihadapannya saat ini.

"Ivanna!" Bentak Carla karena Ivanna tidak menghiraukannya.

Ivanna mendongakkan kepalanya, ia menatap Carla sekilas lalu melanjutkan sarapannya lagi.

"Hei! Apa kau mendengarku?!" Carla berdiri dan memukul meja makan itu dengan kuat.

Ivanna pun akhirnya mengarahkan pandangannya dan menatap Carla tidak suka.

"Aku tidak mengerti kenapa kau tiba-tiba berbicara dan meminta maaf padaku." Ucap Ivanna dengan sorot mata malas.

Carla mendengus lalu ia duduk kembali, "Jika sejak tadi kau bisa di ajak bicara dengan baik, mungkin aku tidak akan sekesal ini."

Ivanna tersenyum sinis, "Carla, hentikan omong kosong mu! Katakan, apa yang kau mau sebenarnya?!"

"Ivanna, aku hanya ingin berdamai denganmu. Lupakan permusuhan yang ada di antara kita." Carla tersenyum manis.

Ivanna berdiri dari kursinya, "Apa kau tahu? Bahwa iblis tidak pernah berkata baik jika tidak ada yang dia inginkan."

Ivanna berlalu pergi meninggalkan Carla. Carla hanya terperangah dan mulutnya terbuka lebar, tidak percaya bahwa Ivanna bisa berkata seperti itu.

Carla menyusul Ivanna sebelum ia masuk kedalam lift dan menarik pergelangan tangannya.

"Lepaskan!" Ivanna menghempaskan tangan Carla dari pergelangan tangannya.

Carla mendekatkan wajahnya dengan wajah Ivanna,

"Berbuat baiklah selagi aku masih bisa bersikap baik padamu." Carla mengeluarkan amplop putih dari kantong jaketnya.

Ivanna tersenyum sinis, "Sudah ku tebak?"

Carla menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya, "Kau tahu ini apa?"

Ivanna acuh dan memalingkan wajahnya.

"Come on, Ivanna.. aku yakin kau akan menyesal jika tahu kertas apa yang ada di dalam amplop ini." Carla menggenggam pucuk amplop itu.

Tapi Ivanna tetap tidak peduli dengan amplop yang dibawa oleh Carla. Ivanna melipat kedua tangannya di dada lalu menatap jengah wanita sialan yang ada dihadapannya saat ini.

"Baiklah.. jika memang kau tidak bisa di ajak bernegosiasi."

Carla lalu membuka amplop putih itu, ia membuka lipatan kertas lalu menunjukkannya di hadapan Ivanna.

Ivanna yang awalnya tidak peduli, akhirnya membaca informasi yang tertulis di kertas itu.

Ivanna membaca dari atas sampai bawah, seketika matanya melotot, lalu hendak menarik kertas itu, namun dengan cepat Carla menyembunyikan tangannya di balik badannya.

Carla tersenyum lalu berjalan mengelilingi tubuh Ivanna.

"Sudah ku bilang, jika aku sedang ingin berbuat baik, kau juga harus bisa berbuat baik padaku." Carla tertawa.

Ivanna meremas kedua tangannya.

"Kau bisa bayangkan bagaimana ekspresi Arnold saat melihat informasi yang ada di kertas ini? Hahahaha" Carla tertawa dengan keras. Seakan yang terjadi saat ini adalah hal yang lucu.

"Carla, hentikan!" Balas Ivanna.

"Kau mulai takut?" Carla tertawa lagi.

"Katakan apa yang kau mau?!"

"Ivanna.. Ivanna.. jika sejak tadi kau bisa bersikap baik padaku, mungkin permintaanku tidak berubah."

"Carla!"

"Ssstttt... Jangan berisik, Arnold bisa datang dan mengacaukan semuanya." Carla tersenyum.

"Aku tidak akan meminta banyak hal. Hanya satu... Mungkin?" Carla tertawa.

"Jangan banyak bicara. Katakan saja apa yang kau mau!" Ivanna merasa kesabarannya sudah berada di ambang batas.

'Bagaimana Carla bisa tahu? Padahal dokter itu sudah berjanji tidak akan memberitahu siapapun, tapi Carla? Wanita sialan itu mengetahuinya? Dan memanfaatkan keadaannya? Sial.' umpat Ivanna dalam hati.

Carla melipat kembali kertas itu, memasukkannya kedalam amplop dan menyimpannya kembali kedalam saku jaketnya.

"Aku hanya ingin kita berteman baik mulai dari sekarang. Dan nanti malam, kau harus ikut denganku."

"Kau akan membawaku kemana?" Tanya Ivanna panik.

"Hei.. aku tidak akan menyakitimu, aku hanya butuh teman untuk pergi ke pesta ulang tahun temanku." Carla mengelus pundak Ivanna.

"...tapi, kau tidak boleh memberitahu siapapun, termasuk Arnold dan Sean. Mengerti?"

"Tidak!" Tolak Ivanna.

Carla mendengus lalu memutar bola matanya,

"Jangan bersikap keras kepala, Ivanna! Nanti malam aku akan menjemputmu dikamar. Jika kau tetap tidak mau atau memberitahu seseorang, aku akan langsung memberikan amplop putih tadi pada Arnold."

Carla berjalan masuk kedalam lift, sebelum pintu lift tertutup, Carla menunjuk Ivanna,

"Jangan bermain-main denganku." Ucap Carla lalu pintu lift tertutup.

-----------

Sean menghampiri Ivanna yang duduk lemas di tempat tidurnya. Ivanna tampak termenung dan wajahnya berpangku di kedua lututnya yang ia tekuk.

"Kau sedang memikirkan apa?" Sean duduk di tepi ranjang Ivanna.

"Eum tidak ada.." Ivanna tersenyum simpul.

"Kau mau ikut denganku?"

"Kemana?" Ivanna mengernyitkan dahinya.

"Ke taman yang ada dibelakang mansion."

Ivanna mengangguk lalu menyusul Sean dari belakang.

Sesampainya di taman belakang, Sean dan Ivanna duduk di kursi panjang berwarna putih. Di depan mereka ada banyak sekali bunga dan pohon-pohon yang menyejukkan.

"Kau tahu banyak tentang mansion ini." Ivanna mulai berbicara.

Sean terkekeh, "Bukan hanya tentang mansion ini, bahkan seluruh masa lalu pemilik mansion ini aku juga tahu. Ahahaha" Sean tertawa dengan kuat.

Ivanna diam dan menatap Sean heran.

"Jadi dulu, hubungan pertemanan mu dengan Arnold tidak seburuk ini?" Tanya Ivanna penasaran.

"Benar. Banyak orang bilang jika aku dan Arnold seperti saudara kandung karena sangking dekat dan akrab." Sean menengadah menatap langit.

"Lalu, kenapa sekarang kalian seperti bermusuhan?"

Sean tersenyum simpul, "Sebenarnya tidak ada permusuhan. Hanya saja aku muak dengan sikapnya. Setiap kali aku memberitahu hal yang baik dia selalu menolak, dan... ya, kau tahu sendiri kalau Arnold adalah orang yang keras kepala." Sean terkekeh.

Ivanna diam dan hanya ber oh ria saja.

"Eum... Kau tidak kemana-mana nanti malam?" Tanya Sean mengalihkan pembicaraan.

"Mmm... aku.."

"Sudah ada janji dengan Arnold?"

"Bukan.. aku pergi ke pesta ulang tahun seseorang." Ucap Ivanna sedikit kikuk.

"Dengan siapa?" Sean mengernyitkan dahinya.

"Carl--"

"Sean!"

Ivanna dan Sean menengok ke sumber suara.

"Arnold memanggilmu." Ucap Carla lalu tersenyum.



TO BE CONTINUED...

-----------
JANGAN LUPA TINGGALIN KOMEN DAN VOTE KALIAN YA!!

ADA YANG MAU DITANYAIN?

KALAU BUAT SESI QNA MAU GA?? HEHE

IG :@friskakristinaa
       @mikhaela_babyshopp

See ya tomorrow! 😙

Continue Reading

You'll Also Like

363K 19.3K 49
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...
331K 2K 18
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
390K 15.5K 33
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
285K 20.1K 31
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...