3 WISHES

By taniacacaa

21.6K 2.1K 608

Tahu hal apa yang paling Angga benci di dunia ini? Melihat gadis gila bertubuh mungil yang selalu mengenakan... More

PROLOG
🌈| 1 - GADIS BERNASIB MALANG
🌈| 2 - SIAPA GADIS ITU?
🌈| 3 - GADIS GILA
🌈| 4 - PERLINDUNGAN SEORANG KAKAK
🌈| 5 - GADIS DENGAN BANDO MERAH
🌈| 6 - SAYAP PELINDUNG?
🌈| 7 - TEMAN PERTAMA
🌈| 8 - KALI PERTAMA UNTUK MENYESAL
🌈| 9 - GALANG DAN PENGORBANANNYA
🌈| 10 - SIAPA ITU RAFKA?
🌈| 11 - SHE'S DISGRACE
🌈| 13 - TANTANGAN
🌈| 14 - KARENA TANTANGAN
🌈| 15 - BECAUSE SOMETHING
🌈| 16 - MEET RIANA
🌈| 17 - BEHIND HER SMILE
🌈| 18 - KEPUTUSAN ANGGA
🌈| 19 - HARI PERTAMA LATIHAN
🌈| 20 - ANGGA ITU BAIK!
🌈| 21 - SI GADIS PENUH MISTERI
🌈| 22 - SOMETHING TO REMEMBER
🌈| 23 - ANGGA'S STORY
🌈| 24 - WRONG DARK PAST
🌈| 25 - TANDING BASKET

🌈| 12 - JUNA DAN MARSEL

580 95 21
By taniacacaa

buat yang nanya siapa itu nadya dkk, raka dan liam, mereka itu bisa dibilang cameo di sini guys ^^

pokoknya kalau ada siswa or siswi biasa yang aku kasih nama, so dia itu cameo dari cerita yang bakal aku publish ke depannya. soalnya aku pakai dua latar sekolah doang untuk beberapa cerita jadi ya ... pasti mereka-mereka bakal ketemu di sekolah yang sama😸



🌈🌈🌈







12. juna dan marsel




















Moza menunduk untuk
kembali menyuap nasi. Mengunyah makanannya sambil bersenandung kecil, kepalanya ikut bergoyang seiring dengan irama dari lagu yang ia nyanyikan, kakinya dengan senada berayun mengikuti ritme lagu.







"Moza sisain ya buat nanti malam. Eh bentar-bentar, tiga suap lagi!" Ujarnya. Moza sangat menikmati makanan yang ia bawa walau hanya sekadar nasi putih dibauri kecap.

Tak lama ia tersentak karena satu gadis mendatanginya sambil meletakkan segelas es jeruk sedikit kencang hingga isinya tumpah ke meja. Tentu saja hal itu mengundang tatapan dari seisi kantin. Terutama Angga yang langsung mendongakkan kepala dengan tangan yang refleks mengepal.

Moza menelan salivanya susah payah saat tahu siapa sang pelaku. Nadya dengan wajah sok angkuh penuh dendam itu menatapnya nyalang dengan tangan dilipat di dada. Moza langsung melempar senyuman lebar, tangannya pun ikut melambai untuk memberi sapaan pada gadis itu.





"Hai! Kamu mau makan bareng sama Moza ya?" Menganggap kedatangan Nadya adalah suatu hal yang baik, namun nyatanya tidak. Lihat, anak-anak seisi kantin malah menertawakan pertanyaan Moza barusan karena tahu tujuan Nadya mendatangi Moza adalah untuk memberikan sebuah kejutan menarik.

"Sini, sini!" Moza membersihkan tempat duduk di sebelahnya, berniat mempersilahkan Nadya dan kedua temannya untuk duduk.


Nadya berdecak keras melihat itu. Wajahnya terlihat kesal karena Moza belum paham juga akan maksud kedatangannya. "Lo kira gue mau makan bareng lo, hah?" Lalu dia berbalik dengan wajah sendu. "Guys ... dia kira gue sudi kali ya makan satu meja bareng dia," intonasinya sendu namun mendorong seperti mengejek. 

"Udah lah Nad, lo gak takut apa Abangnya marah lagi?" Shirenna mencoba untuk membujuk Nadya. Sebenarnya, ia juga ingin menindas gadis polos di hadapannya ini, namun niat itu harus ia urungkan mengingat kejadian di mana Galang mengancamnya.

Nadya memandang tak habis pikir pada Shireena. Bisa-bisanya berkata seperti itu di depan banyak orang seperti ini? WHAT THE HELL?! Itu sama saja Shireena menjatuhkan nama baiknya!

Nadya menggedikkan bahu berupaya melepas cekalan tangan Shireena yang ada di sana. "Shireen, lo apa-apaan sih? Lo kira gue takut sama Abangnya?" Berkata sedemikian padahal kemarin jelas-jelas Nadya tak bisa menghadapi Kakak laki-laki Moza. Juga Galang sudah memberi pelajaran untuk mereka bertiga saat jam pulang sekolah kemarin.



Shireena mendengus kasar. Otaknya berusaha untuk mencari cara agar temannya tidak lagi mengerjai gadis polos ini. "Nad, lebih penting ngurusin cewek gila kayak dia atau ngurusin Liam?"

Mendengar itu, Nadya berdesis. Ia menatap tajam ke arah Moza yang nampak tidak perduli atas kehadirannya. Bahkan Moza malah bersenandung kecil seraya menggoyangkan kepalanya pelan.

Tahu sedang diperhatikan Nadya, Moza langsung terdiam. Dia menerjab bingung beberapa sekon sebelum menunjukkan sedikit kotak makannya.





"Kamu mau?"






Nadya memutar bola matanya malas. Bersedekap dada sambil pergi dengan langkah angkuh. Oleh karena itu, Raisa yang membalas pertanyaan Moza. "Lo nawarin kita bertiga? Bahkan kucing aja gak mau makan makanan kayak gitu, bodoh!" Setelah itu dia menarik tangan Shireena dan menyusul langkah Nadya.

Baru lima langkah berjalan, bahu Shireena sudah ditabrak oleh seorang pemuda. Dia ditatap tajam olehnya. Shireena membalas tatapan itu lebih tajam. Dikira dia takut apa pada pemuda ini?







"Gak usah ganggu dia," kata pemuda itu membuat Shireena dan Raisa berdecih bersamaan. "Ada urusan sama lo?" Tanya Raisa. Gadis itu tak sempat menunggu jawaban dari pemuda tampan ini sebab tangannya terlebih dahulu ditarik oleh Shireena.







Bibir Moza yang tengah menampung sendok jadi tergerak untuk membuat senyuman amat lebar setelah melihat sosok pemuda di sana. Ia bersorak heboh memanggil nama pemuda itu, memanggil namanya bertujuan untuk menyuruhnya makan bersamanya.






"ARKAN!" Tangannya melambai berulang kali. Wajahnya begitu ceria setelah mendapati kehadiran sosok Arkan.









Angga jadi tertarik untuk menoleh ke arah gadis itu, kemudian membuang mukanya sambil mendengus tak suka.









••••🌈••••












"Anying lah! gue minta
follback sama Sasya tapi ga difollback-follback." Marsel mendesah kecewa setelahnya. Pemuda yang menyandang status sebagai murid kelas sebelas itu jadi uring-uringan di lantai. Tak menghiraukan tatapan-tatapan dari seluruh murid Horius High School yang tengah melewati kelas mereka.


Juna yang sedang bersandar pada tembok berdecak malas mendengarnya. Pasalnya, Marsel sudah melontarkan kalimat yang sama sebanyak ribuan kali dari kemarin.

"Lo kalau Galang ada di sini pasti dia bilang muka lo sih pas-pasan." Juna terkekeh setelahnya. Mendadak rindu dengan Galang karena temannya itu mengundurkan diri dari sekolah ini.










Iya, itu Juna. Anak angkat Om Tora yang selalu melempar bantuan untuk Galang. Tak menghiraukan seberapa berat masalah Galang, selagi ia mampu, Juna pasti akan menolongnya.

Juna sangat menyayangkan keputusan Galang untuk berhenti sekolah, padahal ia sudah membujuk Galang agar menerima bantuannya untuk membayarkan sekolah Moza. Tapi pemuda itu menolaknya dan memilih untuk keluar dari sekolah ini.









Pemuda yang kerap dipanggil Asel itu menegapkan tubuh. Seragamnya terlihat semraut sebab uring-uringan di lantai. Dia memukul berulang kali ponselnya karena kesal namun setelahnya pemuda itu lompat-lompat tak karuan membuat Juna mengernyitkan dahi.

"Bangsat bangsat!!" Marsel menoleh ke arah Juna dengan heboh. "Jun, Adik lo si Sasya bales dm gue pake pesan suara. Anjing aaaaa!!!" Marsel bersorak antusias, bahkan ia berulang kali memukul dinding kelas karena tak tahan menahan rasa senangnya.






Kalian mau tahu siapa itu Sasya? Sasya itu anak emas sekaligus primadonanya SMA Horius High School yang hobinya mengumpulkan piala dan piagam. Tak heran gadis itu menjadi incaran seluruh murid di sini bahkan di luar Horius. Ah, satu lagi, Sasya adalah anak dari Papa angkat Juna. Jadi, dia bukan Adik kandung Juna.





Marsel melompat, mendekat ke arah Juna sambil menunjukkan ponselnya. Bermaksud untuk memamerkan apa yang baru saja ia alami. "Bangsat aaaaa."

Pemuda yang dikenal sebagai Playboy cap kaki tiga itu mengibaskan tangannya di depan wajah karena merasa gerah. "Anying-anying, damagenya nembus jantung."




Usai dirasa siap, ia mendekatkan ponselnya ke telinga, memposisikan ponselnya di tengah-tengah agar ia dan Juna bisa mendengarnya. "Jun, denger Jun. Lo jadi saksi bisu buat ini."

Dengan malas, pemuda yang kerap dipanggil Ajun itu mendekatkan telinganya ke arah ponsel. Sedikit tak percaya kalau yang membalas Dm Marsel adalah Sasya sebab gadis itu sangat susah berinteraksi dengan laki-laki. Sasya juga tidak suka membalas pesan dari para penggemarnya. Tapi dengan begitu bukan berarti Adiknya itu sombong, Sasya sangat baik hati. Hanya saja gadis itu itu jarang memainkan ponsel.





Marsel mulai menekan layar ponselnya sehingga pesan suara itu mulai berputar.






adipurna.armasel : difollback, w loncat 3 meter dari kolem renang.

sasyaa.lovaa : send voice massage ( 300 meter lah bang, 3 meter mah nenek gue juga bisa. )





Marsel membulatkan mata saat yang terdengar adalah suara laki-laki. Sedangkan Juna sudah terbahak puas karena itu. Benarkan dugaannya, sangat mustahil jika Sasya yang membalas pesan Marsel apalagi sampai menggunakan pesan suara seperti itu.

Juna memukul lengan Marsel seraya tawanya semakin menjadi lantaran wajah temannya itu langsung berubah menjadi masam. "Yang bales pacarnya, hahaha."

"Diem bego, gak lucu asli." Marsel mendengus kasar sambil menepis kasar tangan Juna dari lengannya. "Tai lah tai! Juli bangsat, yang bales malah dia." Mencak-mencak saat tahu yang mengirim pesan suara itu adalah Juli, kekasih Sasya. Entah bagaimana ceritanya Juli bisa mendapatkan Sasya. Marsel yakin, pemuda itu pasti menggunakan pelet.


"Udah lah anjir, jangan gangguin Adik gue. Lo udah punya Diva juga masih aja gangguin cewek lain," ujar Juna setelah tawanya berhenti. "Mana ngegangguinnya cewe yang udah punya pawang."

Emang Marsel itu gak ada akhlaknya. Udah punya pacar masih saja gencar  mendekati gadis lain. Padahal mereka sering bertengkar dan ujung-ujungnya Marsel berjanji tidak akan menggoda gadis manapun. Tapi ya tetap saja, Tak lama Marsel mengulangi aksinya lagi.



Benar-benar gak ada adabnya.



"Gue kasih tahu Galang seru kayaknya." Juna berujar. Ini bukan kali pertama Marsel mencoba untuk menggoda Sasya. Juna juga memantau pergerakan Marsel, jika pemuda itu berlebihan maka Juna akan memberinya peringatan.



"Anak ngen--"







••••🌈••••



"Gue gak niat ngebunuh lo!" Malam itu, pemuda berkaus hitam kembali berpekik setelah sadar dari mimpi buruknya.


Dia menyandarkan punggungnya di penyangga kasur. Mengelap dahi yang sudah dibanjiri keringat menggunakan tangan. Jantungnya berpacu lebih cepat serta napasnya memburu.





Pemuda itu selalu mengalami mimpi buruk yang sama setiap ia tertidur setelah kejadian itu terjadi.















w i s h e s•


andelius high school itu lebih ke sekolah modern, kalau horius sebaliknya ...

btw, yang kemarin ngira moza bakal dibully terus yang nolongin angga, keep dreaming guys wkwk

jangan berharap lebih sama angga ya😿













ketemu lagi minggu, see ya!

Continue Reading

You'll Also Like

1.1K 138 6
Ini adalah sekuel dari "Cerita Anggara2: Semesta di Bentala" "Seseorang tidak akan mengerti bagaimana sakitnya, sebelum mereka merasakannya sendiri!"...
1.4M 122K 32
[SUDAH DITERBITKAN] 1990, akan selamanya abadi dalam relung hati dan pikiran Fara. Perihal hari dimana ia dilecehkan seperti binatang seksual, dan me...
6.7K 419 25
SUDAH TERBIT!! Kisah yang bercerita tentang seorang remaja bernama Angkasa, lelaki yang mempunyai Trust issue berlebih terhadap perempuan. Terutama B...
1.3K 196 40
Singkat saja, cerita ini hanya mengisahkan tentang seorang gadis perempuan yang selalu mengharapkan kebahagiaan itu datang. Segala cara pun sudah ia...