gonbae, woosan.โœ”

By soojyns

1.2M 161K 29.1K

๐Ÿ”ž๊ฑด๋ฐฐํ•˜์ž ๐ฅ๐ข๐ค๐ž ๐š ๐ญ๐ก๐ฎ๐ง๐๐ž๐ซ. โ€•dom san! sub wooyoung! โ€•harsh word! โ€•written in lowercase. More

intro
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10๐Ÿ”ž
11
12
13
14
15
16
17
18
19๐Ÿ”ž
20
21
22
23
24
25
26๐Ÿ”ž
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49๐Ÿ”ž
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60 (fin)
epilog

50

20.2K 2.1K 282
By soojyns

“kak seonghwa!”

songhwa menoleh, tersenyum lembut melihat kedatangan jongho yang kini berdiri di sampingnya dengan wajah cerah, berbeda dengan yeonsang yang memasang wajah lesu sambil mendudukkan diri pada kursi di depan meja makan.

kasihan, sepertinya tak bisa tidur semalam sedangkan jongho sudah tidur sejak mereka beres-beres halaman di samping villa.

“kak seonghwa masaknya sendirian aja? tumben gak dibantuin kak wooyoung.”

“engga, wooyoung nya lagi capek,” balas seonghwa sambil menyuapkan sesendok nasi goreng pada jongho untuk si bungsu cicipi.

“kak wooyoung capek kenapa, sih? capek makan, ya? semalem dia makannya banyak banget,” kata jongho sambil mengambil air minum di dekat rak piring.

seonghwa tak membalas, hanya tersenyum tipis menanggapi.

“bang hongjoong mana, kak?”

yunho yang baru datang bersama mingi yang juga terlihat lesu bertanya pada seonghwa.

“masih tidur, semalem gak bisa tidur kasian.”

si jeong itu mengerutkan keningnya bingung, lantas menatap wajah lesu mingi yang terlihat masih mengantuk dan juga wajah yeosang yang tak berbeda jauh keadaannya seperti mingi.

“yeosang lo gak bisa tidur ya semalen kaya mingi sama bang hongjoong?” tanya yunho.

“hm, ngantuk banget sekarang,” balas yeosang sambil menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan di atas meja.

“kalian kok pada gak bisa tidur? kenapa, sih?” tanya yunho.

mingi dan yeosang hanya menggeleng, yunho beralih menatap jongho.

si bungsu choi mengedikkan bahunya, “jangan tanya gue, kak, gue kan udah tidur abis makan.”

seonghwa yang melihat raut wajah adik-adiknya itu hanya mengulas senyum tipis sambil menggeleng-gelengkan kepala, dalam hati merasa kasihan.

kasihan pada mingi dan yeosang yang tak bisa tidur seperti kekasihnya, kasihan pula pada yunho dan jongho yang tak tahu apa-apa karena sudah tidur duluan.

seonghwa memindahkan panci berisi nasi goreng yang telah ia masak itu di tengah meja makan, tak lupa di alas dengan lap terlebih dahulu.

“kakak mau bangunin hongjoong, mingi tolong bangunin san sama wooyoung, ya, suruh makan.”

mingi mendengus, beranjak dari duduknya untuk melesat menuju kamar san dan wooyoung di atas.

sebenarnya ia masih kesal pada sepasang kekasih itu, karena kegiatan mereka semalam yang terus membising membuat mingi tak bisa tidur.

“ck, males banget kalo bukan disuruh kak hwa,” gumamnya sebal.

mingi mengulurkan tangannya kemudian mulai mengetuk-ngetuk pintu bercat cokelat di hadapannya.

“san! wooyoung! disuruh bangun sama kak hwa!”

tak ada sahutan balasan untuk mingi, kedua insan itu sepertinya masih terlelap di dalam.

mingi mendesah kesal, tak menyerah untuk mulai mengetuk pintu kamar itu kembali.

“woy buruan! bangun, jangan cuddle mulu di dalem!”

si lelaki song itu menaikkan intonasi suaranya, tapi lagi-lagi tak mendapat balasan dari sahutannya.

mingi mengerang kesal. oh, ayolah, dia tidak pandai dalam hal bersabar.

“masuk aja apa?” monolognya, “tapi kalo gue masuk ternyata lagi pada telanjang gimana?”

kruk~

oke, perut mingi berbunyi, lapar semakin menggerogoti dan dia seharusnya tidak terus bergelung dengan pikirannya di depan pintu kamar san dan wooyoung.

“bodo, ah!”

akhirnya, mingi memilih untuk membuka pintu yang ternyata tidak dikunci itu, melesat masuk ke dalam.

keningnya menyernyit bingung menatap kasur yang sangat berantakan itu kosong tak ada yang menempati, kepalanya menoleh pada pintu balkon yang terbuka lebar dengan angin pagi menerpa ke dalam ruangan bau habis bercinta itu.

“gak mungkin kan itu bocah berdua loncat dari atas balkon? ngapain coba?”

spekulasi yang aneh, tapi mingi penasaran kemana perginya dua orang aneh itu.

baru saja tungkai panjangnya hendak melangkah menuju balkon untuk memperkirakan kebenaran tentang spekulasinya, langkahnya yang baru berjalan dua itu terhenti karena―




















anghh.. s-san, do more―yes! ahh.. ahh..”

“yes, wooyoung. c'mon, shout my name louder, purple.”














rasanya, mingi ingin berteriak marah sekarang, mendobrak pintu kamar mandi dan menyiram dua orang biadab itu dengan air cucian piring.

karena sungguh, ini masih sangat pagi dan mereka kembali melakukannya.. di kamar mandi?!

apa semalam masih tak cukup?!

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

keenam manusia di meja makan sana beralih tatap pada dua sosok yang baru saja datang dengan wajah segar ke dalam ruang makan.

ah, tidak, hanya san yang terlihat segar, sementara wooyoung yang kini tengah berada di atas gendongan punggung sang kekasih terlihat lesu dengan dagu yang bertopang di atas bahu kokoh itu.

penampilan wooyoung sangat tertutup pagi ini dengan hoodie hitam kebesaran yang mereka tahu itu milik san, dengan kepala tertutupi tudungnya sampai menenggelamkan hampir seluruh permukaan paling atas anggota tubuh mungil itu.

san mulai mendudukkan wooyoung di salah satu kursi kosong di sana.

“a-aduh, pelan-pelan, sih!”

wooyoung meringis merasakan belahan pantatnya yang terasa sakit ketika mendarat di atas permukaan kursi.

sementara san refleks mengucapkan maafnya kemudian mengusap-usap kepala sang kekasih.

“kalian lama banget,” seru yunho.

“udah olah raga paginya?” sindir mingi dengan nada kesal.

“berapa ronde kalo sama pagi ini?” tanya hongjoong dengan raut jenaka.

“kak wooyoung its okay, kan?”

“dia sampe lemes gitu mana bisa okay, dek?” balas yeosang pada seruan kekasihnya.

san hanya mengulas cengiran lebar sementara wooyoung tak acuh dan lebih memilih untuk menyendokkan nasi goreng buatan seonghwa pada piringnya.

si jung itu sudah memperkirakan akan ada hal seperti ini yang ia dengar, ingin menepis segalanya pun tak berguna mengingat seberisik apa dia dan san semalam.

seonghwa yang baru datang dari pantri dapur membawa segelas minuman hangat dengan warna sedikit kecoklatan lantas ia taruh di hadapan wooyoung.

“itu susu jahe, biar kamu enakan.”

wooyoung mengerucutkan bibirnya, “kakak kan tau aku gak suka jahe, susu aja, kak.”

si manis jung itu menatap seonghwa dengan wajah membujuk andalannya yang menggemaskan. sayang sekali untuk saat ini seonghwa menggeleng.

“minum itu, kalo gak mau kesiksa gara-gara lemes.”

wooyoung mendengus pasrah kemudian mulai memakan nasi goreng buatan sang tertua kesayangannya itu.

“jadi, gimana?”

san dan wooyoung mendongak, menatap seonghwa.

“apanya?” tanya san dan wooyoung secara bersamaan.

“udah baikan?” tanya seonghwa.

sementara itu san dan wooyoung beralih untuk saling memandang, kemudian diputuskan kontaknya oleh wooyoung yang tak bisa menatap san lama-lama.

“gak tau,” ketus wooyoung kemudian melahap nasi gorengnya.

“udah, kok, kak. liat―”

cup!

satu kecupan san curi dari bibir wooyoung, sang empu sendiri membulatkan matanya terkejut lantas menatap san dengan horor.

baru saja wooyoung hendak memukulkan sendok di tangannya pada kepala san, si sulung choi itu lekas menarik tubuh mungilnya, mengecup kening tertutup poni itu cukup lama sebelum melepasnya untuk memberikan senyum menawan pada si manis.

“jangan ngamuk, masih pagi, kaya punya tenaga aja.”

“gak niat ngamuk tapi masih ngambek! lo pagi-pagi ngeselin banget bilang mau mandi doang malah lanjut!” rajuk wooyoung sambil mencebikkan bibirnya.

“iya iya, maaf. abis lo segala pake acara gak sengaja megang―”

“diem!”

san terkekeh, mengusakkan hidungnya pada kening wooyoung dengan gemas.

terlalu sibuk dengan dunianya, sepasang kekasih itu hampir melupakan enam orang lain yang ada di dalam satu lingkup bersama mereka, tengah memandang dengan pandangan yang berbeda-beda.

“perasaan gue juga punya pacar kenapa kaya jomblo gini?” lirih mingi meratap.

“sebenernya kita liburan apa nganter mereka bulan madu, sih?” cibir yeosang.

jongho dan yunho sendiri hanya memasang wajah malas mereka sementara hongjoong dan seonghwa diam-diam terkikik geli.

“kasian mereka, imbasnya sampe pagi,” bisik seonghwa pada kekasihnya.

“gak papa, gue suka liat mereka, gemes.”

Continue Reading

You'll Also Like

163K 13.5K 49
Tentang Alpha yg menginginkan Omeganya. 30 jul 19
2.8K 242 8
Huang Injun yang berharap bisa bertukar tempat dengan kembarannya, Huang Renjun. Dan ternyata dikabulkan?
74.7K 7.2K 45
Perjuangan Sea mencari perhatian dan mendapatkan hati Hia Jimmy, seorang playboy. Walaupuun Jimmy menganggapnya hanya seorang anak kecil.
306K 39.8K 63
Kangen? Let's talking! Not stalking!