WHAT IF.. [KPOP IMAGINE]

By crystaleeey

274K 18.1K 1.1K

WHAT IF... Kpop idols take a part in your life? Not as an idol. And you're not only their fan. Albert Einstei... More

Kang Daniel // Please
Park Jihoon // Sweet Boy
Park Woojin // Gebetan
Lai Guan Lin // Prom Night.
Kim Samuel // I Can't.
Lee Daehwi // Cute Boy.
Im Youngmin // Best Friend
Ong Seongwoo // Misunderstood
Kim Donghan // Sorry
PEMBERITAHUAN
Park Chanyeol // Fine
Jeon Wonwoo // Fansign
Lee Taeyong // Childhood Bestie
REQUEST? READ THIS!
Kwon Soonyoung // Dance Partner
Kim Taehyung // Celebrity
Bae Jinyoung // Cold
D O N E
Park Chanyeol // Fine (2)
Mark Tuan // Secret Admirer
Nakamoto Yuta // Bad Boy
Hwang Minhyun // I Wish
Cha Eunwoo // If Only
Jung Jaehyun // Ex
Hwang Hyunjin // Bully
Lee Euiwoong // Dare Game
Kim Mingyu // LDR
Na Jaemin // Don't Meet
Bang Chan // You Are
Wong Lucas // Lover
Kim Hanbin // WaKeTos
Han Jisung // Promises
Yoon Sanha // Without You
Lee Jeno // Heartbreaker
Yoon Sanha // Without You (2)
Kim Seungmin // Stay
Ha Yoonbin // Yours
Kim Taehyung // Celebrity (2)
Lee Jeno // Heartbreaker (2)
Kim Samuel // I Can't (2)
Lee Euiwoong // Dare Game (2)
KIM SAMUEL FIGHTING!
Hwang Hyunjin // Happier
thank you so much, love.
Jung Jaehyun // Hold On
Lee Haechan // Don't
Kim Yohan // Senior
Lee Haechan // Don't (2)
Hwang Hyunjin // Bully (2)
Kim Younghoon // Endlessly.
Hwang Hyunjin // Bully (3)
Lee Juyeon // Back To You
Hwang Hyunjin // Bully (4)

Kim Seungmin // Crush

3.5K 245 35
By crystaleeey

Sorry for typo(s).

###

You as Aluna.

###

"SELAMAT PAGI SEMUA—!"

"WOY CEWE BAR-BAR! MASIH PAGI GAUSAH TERIAK-TERIAK!"

"LAH? LO SENDIRI TERIAK!"

"Haechan, Aluna!" Chani menghela nafas. Ketua kelas itu sampai bosan mendengar keributan yang selalu disebabkan oleh orang yang sama setiap hari.

Kamu menatap Lee Haechan yang juga sedang menatapmu dengan sengit. Kamu melotot dan menggerakkan tanganmu seperti ingin memukulnya.

"Mau apa lo?!" Gumammu kepada Haechan.

Haechan mengacungkan jari tengahnya dan mengalihkan pandangannya kearah lain. Kamu terkejut.

Emang kurang ajar itu anak.

Baru saja kamu ingin memghampiri Haechan, bel sekolah berbunyi nyaring tanda kegiatan belajar akan segera di mulai.

Kamu mendengus kasar dan menempati tempat dudukmu.

Tak lama, seorang wanita dewasa masuk dengan beberapa buku di tangannya. "Selamat pagi, semuanya."

"Pagi, bu." Semua anak membalas dengan nada malas, termasuk kamu.

Iya. Kamu memang tidak masuk ke dalam golongan anak rajin. Apalagi golongan anak pintar. Itu seperti mimpi bagimu untuk mendapatkan nilai diatas 60.

"Hari ini ada promosi untuk ekstrakuliler paduan suara. Ibu akan memberikan waktu kepada tim ekstra padus untuk menyampaikan beberapa hal kepada kalian. Silahkan, Seungmin."

Lalu masuklah seorang murid laki-laki dari kelas sebelah, bersama dengan satu gadis yang diyakini adalah partner nya.

Tatapanmu terpaku pada Kim Seungmin. Si ketua ekskul paduan suara sekaligus wakil ketua OSIS di sekolahmu. Jangan lupa, dia juga anak pintar dan terpandang. Ia sudah menjuarai banyak olimpiade sains bahkan sampai tingkat nasional.

Dan dia juga,



























orang yang kamu suka.

Kamu sudah memperhatikan Seungmin selama hampir dua tahun. Bukankah itu waktu yang cukup lama untuk menahan perasaan? Tapi hanya itu yang bisa kamu lakukan.

Terlalu takut dan akan sangat mengejutkan jika gadis yang bahkan tidak populer seperti kamu mendekati pangeran sekolah seperti Seungmin. Sangat mustahil bahkan di dalam mimpimu sekalipun.

Matamu terus terpaku pada Seungmin. Diam-diam kamu ikut tersenyum ketika melihat senyuman yang ia tunjukkan dan wajah seriusnya saat sedang menjelaskan. Dan suara indahnya yang mengalun indah seperti lantunan lagu di telingamu.

"wOY!"

Lamunanmu buyar seketika. Kamu menggeram dan menoleh ke samping dan mendapati Han Jisung sedang tersenyum penuh arti kepadamu.

"Apaansih?!" Kesalmu.

Han tertawa mengejek. "Lo bengongin Seungmin gitu banget. Laler masuk tuh ke mulut lo. Apalagi baunya kayak sampah gitu. Kesenengannya laler."

Demi apapun, kalo aja ini bukan di kelas mungkin Han Jisung sudah babak belur.

Kamu diam tidak ingin membalas ucapan Han. Matamu terlalu fokus melihat mahakarya Tuhan yang sedang berdiri di depan.

"Ganteng banget.." Gumammu sambil terus menatap Kim Seungmin.

Kamu asik tersenyum sambil menatap Seungmin yang masih fokus menjelaskan. Namun tiba-tiba kamu merasa jantungmu berhenti berdetak saat melihat mata Kim Seungmun menabrak matamu.

Kamu langsung membuang pandanganmu kearah lain dan berusaha terlihat tenang. Kamu berpura-pura membenarkan tatanan rambutmu agar tidak terlalu terlihat canggung.

Alah sialan salting gue.

Tanpa kamu sadari, di depan sana Kim Seungmin sedang menatapmu sambil tersenyum.

###

"Lo beneran mau ikut ekskul paduan suara, Al?" Kamu menatap Jihoon dengan datar. Merasa diremehkan oleh kawan seperbobrokanmu itu.

"Gue nanya," sambung cowok berambut hitam itu.

"Iyalah."

"Cuma karena lo naksir sama Seung—"

"SSSSTTT!! Mulut lo sialan minta dijual banget." Gerammu menatap Soobin dengan tajam.

Yang ditatap malah mengerjapkan matanya bingung, lalu berbisik. "Kenapa emang?"

BRAK

"YA ITU KAN RAHASIA!" Bentak Jihoon setelah menggebrak meja. Kamu mengangguk setuju. Tidak peduli dengan beberapa murid yang kini melirik mejamu dan dua sahabatmu.

"Rahasia?"

"IYA, ALUNA SUKA AMA SEUNGMIN KAN RAHASIA."

Eh?









































Kamu menatap Jihoon dengan tatapan, lu mau kuburan apa rumah sakit?

Jihoon menggaruk tengkuknya. Kantin memang sedang ramai, tapi teriakannya pasti tetap terdengar setidaknya sampai tiga meja setelah meja mereka.

Kamu menunduk dalam-dalam.

Masalahnya, meja kedua dari tempatmu adalah tempat yang sedang dihuni oleh sebuah geng yang terdiri dari Huang Renjun, Hwang Hyunjin, Lee Jeno, Lee Felix, Na Jaemin dan Kim Seungmin.

Dan kini, seisi meja sedang menatapmu kecuali Kim Seungmin yang setia dengan makanan di hadapannya dan kebetulan di depannya ada sosok yang sedang ia ajak bicara dengan seru, Kwon Eunbin, saingan terberatmu.

Harapanmu hanya satu, semoga seungmin ga denger.

Kamu yang sudah selesai makan langsung bangkit dari tempat dudukmu, lalu menarik kerah kedua cowok yang selalu bersamamu.

"Cabut sekarang sebelum gue sunat abis lo berdua!" Ancammu tepat di kedua telinga Jihoon dan Soobin, lalu langsung berjalan cepat keluar dari kantin.

###

"Min, lo tadi denger ga?" Renjun menyenggol lengan Seungmin. Saat ini mereka sedang di ruang OSIS untuk mengerjakan beberapa hal yang lumayan mendesak.

"Denger apa?"

"Tadi di kantin."

"Siapa? Eunbin? Dengerin lah—"

"Bukan, anjir. Itu si Jihoon."

"Jihoon? Park Jihoon anak sosial tiga?"

"Iya.."

"Ngapain amat gue dengerin dia? Gue aja ga liat dia."

"Y-ya iya sih, lagian tadi dia duduknya di belakang lo."

"Nahkan, udah tau gue ga bakal denger. Emang kenapa sih? Dia gibahin gue ya?"

"B-bukan sih, tapi—"

"APAAN?"

"K-kaga deh, hehe. Lupain aja."

Seungmin menatap Renjun dengan kesal. Sedangkan Renjun bimbang. Tadi dia melihat wajah panikmu. Masa iya dengan wajah itu kamu ingin rahasiamu terbongkar?

"Lo bikin gue kepo, sialan."

"Kaga anjir. Lupain aja. Gue juga udah lupa, hehe."

###

"Selamat sore, semua. Hari ini kita kedatangan beberapa anggota baru ya? Wah, terimakasih sudah bergabung di ekskul paduan suara. Mungkin kalian udah pada tau ya kalau kita akan mengikuti lomba paduan suara maka dari itu saya minta bantuan pada semua murid yang berbakat dalam bidang tarik suara."

"Sebelumnya, perkenalkan, nama saya Koo Junhoe. Saya alumni sekolah ini, by the way. Kalian bisa panggil kak June aja biar keliatan akrab, hehe. Oke, sekarang kita pemanasan dulu sebelum belajar lagunya. Siap, semua?"

"Siap, kak!"

Kamu tersenyum senang. Karena ekskul ini, kamu jadi bisa sangat dekat dengan orang yang kamu suka.

Iya, Kim Seungmin si ketua padus itu sedang berdiri tepat di sebelah kananmu. Meskipun kamu senang, tak menutupi juga jika kamu gondok dengan gadis di sebelah kanan Seungmin.

Kwon Eunbin.

Kamu tidak tau mengapa, tapi rasanya kesal karena gadis itu bisa sangat akrab dengan Seungmin dan selalu kemana-mana bersama Seungmin.

Kamu sebenarnya sudah lelah makan hati setiap mendengar orang lain menjodoh-jodohkan Seungmin dan Eunbin. Tapi kamu berusaha menulikan telingamu setiap mendengar itu semua.

Seperti sekarang ini. Ketika sedang pemanasan, bisa-bisanya mereka bercanda dan tertawa bersama.

Cih, keseleo aja tuh pita suara baru tau rasa!

"Woy pemanasan bukan pacaran!" Celetukmu sambil menatap Seungmin dan Eunbin dengan sinis.

Entah dapat keberanian darimana, tapi kali ini kamu benar-benar panas. Apalagi tangan Eunbin yang seenaknya mencubit-cubit lengan Seungmin.

Centil banget sih anjir

"Ya maaf. Bilang aja sirik soalnya sendirian aja ga ada temennya." Balas Eunbin yang membuatmu semakin terpancing.

Seungmin yang berada ditengah kalian malah kebingungan sambil menatapmu dan Eunbin bergantian.

"Kalian ga akan berantem, kan?" Tanya Seungmin berniat mencairkan suasana.

"Buang-buang waktu aja sih berantem sama orang kecentilan—" Kamu langsung menutup mulutmu dengan kedua tangan.

Nahkan keceplosan.

"Siapa yang lo bilang kecentilan?" Tanya Seungmin dengan alis bertautan.

Kamu menggeleng dan hendak berjalan menjauh dari Seungmin dan Eunbin. Namun tangan tertahan. Kamu kira Seungmin, ternyata Eunbin.

"Jaga omongan lo ya. Gue sama Seungmin cuma temenan."

Kali ini kamu yang menautkan kedua alismu. Ini kenapa kesannya Eunbin sedang menjelaskan kepadamu kalau dia dan Seungmin hanya berteman?

Siapa juga yang kepengen lo sama Seungmin lebih dari temen? Batinmu hendak mengamuk.

"Ga peduli sih, haha." Kamu langsung melepas tangan Eunbin yang menahan tanganmu dan langsung menjauh dari dua orang itu.

Sebelum menjauh, kamu bisa mendengar helaan nafas gusar entah Seungmin atau Eunbin.

Sialannya mood mu jadi buruk padahal ini hari pertama kamu bergabung dengan ekskul paduan suara.

Kamu duduk di pojok ruangan musik dengan kaki bersila. Matamu kembali menatap Seungmin dan Eunbin yang masih setia berduaan. Saat ini Seungmin kelihatan sedang membantu Eunbin yang kesulitan menyamakan nada.

Kamu makin kesal.

Rasanya ingin pulang dan menangis dramatis.

"Hey, kok sendirian aja?"

Kamu terkejut ketika seseorang menepuk bahumu dan duduk di sampingmu sambil menghadap kearahmu.

Kamu menoleh dan tersenyum tipis.

"Aku ga terlalu dekat sama anak-anak paduan suara. Emm—lebih tepatnya sih ga punya banyak temen di sekolah ini."

Benar. Kamu jujur. Di sekolah kamu lebih akrab dengan laki-laki dibanding perempuan.

Kak June tersenyum. "Kok bisa? Setahuku kamu orangnya asik loh?"

Kamu tertawa. Kak June berhasil membuat suasana hatimu berubah perlahan-lahan.

"Aku baru tau kakak ngajar padus di sekolahku."

"Aku juga baru tau kamu kepengen ikut kegiatan begini."

"Yeu, ngeremehin nih? Gini-gini suaraku suara emas ya!"

Kak June tergelak dan mengacak rambutmu gemas. "Iyaaa tau, neng. Ga heran deh kamu ikut padus."

Kamu mengobrol seru dengan June sambil menunggu anak-anak lain yang masih sibuk pemanasan.

Lucunya June tidak memaksamu pemanasan. Lagipula kamu sudah pemanasan sih dari tadi.

Kamu memang kenal dan lumayan akrab denganmu karena June adalah tetanggamu dulu, sewaktu June masih SMA. Lalu saat kamu beranjak SMA, June pindah rumah dan kamu hanya sesekali bertemu dengannya jika kakakmu mengajaknya main bersama di rumah.

"Kak, ini kita ga mulai?" Obrolanmu dan June terhenti ketika Seungmin memotong tanpa permisi.

"Oh—maaf motong. Tapi anak-anak udah pada selesai pemanasan tuh." Lanjutnya saat melihat ekspresi terkejutmu dan June.

"Yaudah mulai sekarang. Yuk?" June menepuk bahumu lalu berdiri dan berjalan ke tengah ruangan.

"Yuk semuanya bentuk lingkaran. Kita mau mulai kenalan dulu sama lagunya."

Kamu menatap Seungmin, begitupun Seungmin. Namun setelah itu ia membuang pandangannya dan menarik tangan Eunbin untuk berjalan duluan dan duduk bersebelahan.

Kamu menghela nafasmu.

Capek cemburu mulu atuh. Lagian mau cemburu mulu juga gimana? Gaada hak.

###

"Yeuuu katanya mau ikut lomba paduan suara. Eh, malah asoy ngisep. Ga takut mati sebelum hari h lu?"

Kamu menoleh dan melihat teman sepersebatanmu, Han Jisung.

Kamu tertawa ketika mengingat kamu kembali mengotori dirimu sendiri dengan kebiasaan masa lalumu, vapor.

"Mau kaga? Nih gue baru beli rasa caramel milk tea."

Han terkekeh dan mengambil benda kotak itu dari tanganmu. Lalu kamu dan Han sama-sama terdiam dengan asap yang berkali-kali keluar dari mulut kalian.

Kamu masih ingat dengan jelas alasanmu untuk berhenti melakukan kebiasaan burukmu.

Alasannya satu, Kim Seungmin.

Kamu pernah mendengar Seungmin berkata pada Han, kalau dia tidak suka bergaul dengan orang yang suka nyebat. Apapun sebatnya.

Konyolnya Seungmin berbicara seperti itu didepanmu yang merupakan teman sebat Han.

Namun kamu terpaksa kembali lagi karena kamu merasa percuma menekan segala egomu demi seseorang yang sama sekali tidak pernah melihat kearahmu.

"Udah nyerah sama Kim Seungmin? Kenapa balik nyebat?"

Kamu mengangkat bahumu.

"Kemaren gue liat Seungmin nyubit pipinya Eunbin, terus ngerangkul, terus pulang bareng lagi, terus dateng ke sekolah bareng lagi, terus makan di kantin berdua. Gue rasa mereka udah pacaran. Menurut lo gimana deh?"

Dua minggu setelah kamu berani sinis dengan Seungmin dan Eunbin di hari pertama kamu mengikuti ekskul paduan suara, kedua manusia itu makin dekat.

Bahkan tadi pagi kamu melihat Eunbin berjalan dengan teman-temannya dengan sweater Seungmin yang terikat melingkar di pinggang rampingnya.

"Bukannya mereka dari dulu gitu ya? Setau gue Eunbin sama Seungmin itu sahabatan dari SMP. Bukannya wajar ya kalo mereka akrab?"

"Kalo itu gue juga tau, Han Jisung. Tapi lo perhatiin ga sih kalo makin lama kedekatan mereka itu makin beda. Rasanya mereka lebih dari sahabatan. Ah, bukan—tapi udah pasti! Udah pasti mereka pacaran!"

"Jangan berspekulasi deh lo. Mending tanya sama orangnya langsung."

Kamu meniup udara dan sebongkah asap keluar dari mulutmu, lalu kamu menolehkan kepalamu menatap Han.

"Gue udah gamau peduli, Han. Setau gue crush is a crush. Ga bakal berubah judulnya. Ga bakal bisa dimilikin."

Han mengacak rambutnya dan meletakkan vapor nya keatas meja dan menatapmu dengan pandangan yang tidak bisa kamu mengerti.

"Apaansih? Ngeliatin gue gitu amat. Naksir?"

Han menghela nafas kasar. Kamu bisa mencium wangi caramel dari udara yang keluar dari mulutnya.

"Lo cupu. Masa gitu doang udah nyerah?!"

Kamu menatap Han bingung. "Ini.... Kenapa kesannya lo gamau gue berhenti suka sama Seungmin? Kesambet apaan lo dukung gue sama dia?"

Han menggeleng. "Seungmin sama Eunbin temenan doang, anjir. Bukannya Eunbin udah jelasin ke lo—"

Han terpaku.

Kamu semakin bingung. "Lo—ada sesuatu yang lo sembunyiin dari gue tentang Seungmin dan Eunbin?"

Han menegang.

"G-gue...enggak. Enggak ada."

Kamu terkekeh. "Lo ga bisa bohong sama gue, Han Jisung."

Jisung menggeleng kuat dan terlihat gelagapan. Membuatmu semakin yakin bahwa ada sesuatu yang tersembunyi.

Kamu melanjutkan kegiatan menghisapmu sambil menunggu Han mengangkat suara lagi.

Namun setelah lima menit, Han tidak kunjung membuka mulutnya.

Kamu menatap Han dengan tatapan bertanya sampai tiba-tiba ada sebuah tangan yang merampas vapor mu.

Kamu sontak menoleh dan betapa terkejutnya kamu melihat Kim Seungmin sedang menatapmu  dengan datar.

"Lo ngevape lagi?"

Lagi?

"Se-sejak kapan lo tau gue—"

"Ga penting. Bukannya harusnya lo berhenti...karena gue?"

Kamu menoleh ke sampingmu hendak mencari Han Jisung, namun anehnya laki-laki itu sudah tak ditempatnya lagi. Entah kemana.

Kamu kembali menatap Seungmin.

Kami masih tidak percaya di hadapanmu benar-benar Kim Seungmin. Orang yang kamu suka sejak lama.

"Seungmin, lo kok—"

"Gue tau bakal banyak banget pertanyaan yang ada di kepala lo. Tapi buat sekarang, mendingan lo ikut gue."

"K-kemana?"

"Pulang. Disini bau asap."

Tanpa menunggu persetujuanmu, Seungmin langsung menarik tanganmu keluar dari bar itu.

Seungmin mengulurkan helm nya padamu dan tanpa bertanya, kamu langsung memakainya dan naik ke jok belakang motor Seungmin.

Kamu masih sulit mencerna semuanya.

Sampai tiba-tiba Seungmin menarik tanganmu untuk melingkar di perutnya. Kamu terkejut dan hendak menarik tanganmu, namun Seungmin menahannya.

"M-Min, gue—"

"Suka sama lo."

"E-eh?"

"Gue suka sama lo," Kamu menelan ludahmu. "Jung Aluna."

"Lo ng-ngomong apaan sih?"

"Tidur aja kalo ngantuk. Dari tadi lo nguap mulu kena angin."

Kamu terpaku.

"Senderan di punggung gue aja. Tangan lo jangan dilepas, nanti lo jatuh ke jalan."

Kamu masih diam.

"Aluna?"

"H-hah? Iya?"

"Lo denger gue?"

Kamu mengangguk kaku, "I-iya denger."

"Al?"

"Apa, Seungmin?"










































"I have a crush on you, too."









###

fin.

kaga ada sequel ye :)
puyeng palaku kebanyakan rebahan.
stay safe and stay healthy y'all -!!

vote comment ojo lali.
thanks for reading, Gbu <3



Continue Reading

You'll Also Like

57.9K 11.8K 41
Tidak ada yang istimewa tapi aku berharap pantengin storynya sampai End.
624K 1.2K 33
Kumpulan cerpen bertema dewasa
127K 1K 15
homopohobia jauh jauh 🥱 Arthur update jika lagi mood 😋 setiap cerita akan mempunyai alur yang berbeda beda, sesuai dengan alur ceritanya masing mas...
71.4K 6.8K 20
Ryan, seorang pemuda yang terpaksa harus menjadi figuran yang merangkap menjadi antagonis licik karena tidak mau mati dua kali. bertransmigrasi ke se...