My sweet doctor [Sudah Di Ser...

Galing kay AzharaNatasya

13.3M 648K 113K

[HUMOR/ ROMANCE] [SERIES MY SWEET DOCTOR BISA DITONTON DI APLIKASI GENFLIX ] Aina si gadis penderita Tryphano... Higit pa

Prolog
MSD 1❤️
MSD 2❤️
MSD 3❤
MSD 4❤
MSD 5❤
Cast MSD❤
MSD 6❤
MSD 7❤
MSD 8❤
MSD 9❤
MSD 10❤
MSD 11❤
MSD 12❤
MSD 13❤
MSD 14❤
MSD 15❤
MSD 16❤
MSD 17❤
MSD 18❤
MSD 19❤
MSD 20❤
MSD 21❤
MSD 22❤
MSD 23❤
MSD 25❤
MSD 26❤
MSD 27❤
MSD 28❤
MSD 29❤
MSD 30❤
MSD 31❤
MSD 32❤
MSD 33❤
MSD 34❤
MSD 35❤
MSD 36❤
MSD 37❤
MSD 38❤
MSD 39❤
MSD 40❤
MSD 41❤
MSD 42❤
MSD 43❤
MSD 44❤
MSD 45❤
MSD 46❤
MSD 47❤
MSD 48❤
Epilog.
EXTRA PART.
PENGUMUMAN SQUEEL!!!
Q&A!!!!!!!
CURHATAN AUTHOR
Instagram para pemain!
KABAR BAHAGIA!
BONUS PART

MSD 24❤

187K 9.9K 1K
Galing kay AzharaNatasya

Hoek hoek.

Dua bulan berlalu Radit sama sekali tak mengabari Aina, membuat Aina cemas dan tak memikirkan kondisinya.

Sudah tiga hari, Aina merasakan mual-mual, perutnya terasa keram dan lebih cepat lelah.

Rani segera masuk ke kamar putrinya saat mendengar suara orang muntah.

"Muntah lagi?" tanya Rani melihat wajah pucat Aina.

"Iya, tapi cuma air yang keluar." ucap Aina sambil bengong.

"Terakhir kamu datang bulan kapan?" tanya Rani.

"Bulan lalu. Ini udah mau bulan akhir tapi Aina belum haid bun." ucap Aina duduk di tepi ranjang.

"Ke dokter yuk." ajak Rani membuat Aina bingung.

"Untuk apa? Ini paling masuk angin. Soalnya akhir-akhir ini, Aina susah buat nerima makanan kedalam mulut Aina." ucap Aina menyandarkan kepalanya di bahu Rani.

"Apa jangan-jangan Aina hamil?" ucap Rani membuat Aina terkejut.

"Ha...ha..mil?" tanya Aina gugup dan Rani mengangguk.

Aina tersenyum lalu mengelus perut ratanya, Aina berjalan ke arah kaca dan mengangkat sedikit bajunya.

"Yuk ke dokter." ucap Aina antusias membuat Rani tersenyum.

"Nanti bunda ajak Kevin dulu." Rani pergi meninggalkan Aina.

Aina mengambil heandponenya. Sungguh, Aina tak tenang saat mendengar berita 6 dokter di Jakarta meninggal dunia.

Aina berusaha menelepon Radit, mungkin sudah ribuan kali Aina mengirim kabar. Tapi, tidak satupun mendapatkan jawaban.

Terakhir Radit memberi kabar sebulan yang lalu, sekarang hampir tiga bulan dan Aina sama sekali tak tau kapan Radit pulang.

"Aina ayok." ajak Rani yang sudah siap.

Kevin yang melihat Aina tersenyum.

"Ngapain senyum-senyum?" tanya Aina.

"Gue bakal jadi om dong ya?" ucap Kevin sumringah.

Rani menabok kepala Kevin membuat si empu meringis kesakitan.

"Belum juga periksa. Kamu bakal jadi kakek Vin." ucap Rani membuat Kevin cemberut.

Sepanjang perjalanan Aina terus tersenyum. Jika benar Aina hamil ia akan sangat bahagia.

Mereka sampai di rumah sakit tempat Radit bekerja. Aina melangkahkan kaki ke dalam sana diikuti oleh Rani dan Kevin.

Setelah mendapatkan nomor antrian Aina, Rani dan Kevin duduk di kursi depan ruangan.

"Nyonya Aina."

Ini adalah giliran Aina. Aina sudah masuk bersama Rani. Sedangkan Kevin hanya duduk termenung di depan ruangan.

"Ayo silahkan tidur di sana." tunjuk Dokter kepada kasur pasien.

Aina naik kesana dan tidur terlentang, hatinya sangat berdebarar saat sebuah alat berjalan di atas perutnya membuat Aina tertawa karena geli.

"Kita tunggu hasilnya, silahkan duduk." ucap Dokter dan di angguki oleh Aina.

Aina dan Rani duduk bersebelahan menunggu hasil tes yang belum keluar. Sungguh hati Aina sangat berdebar.

Dokter datang dengan sebuah surat di tangannya, lalu membuka di depan Aina dan Rani.

Sang dokter tersenyum menatap Aina. Dokter yang sudah seumuran dengan bundannya itu menjabat tangan Aina.

"Selamat, kamu hamil. Usia kandungannya masih tiga minggu." ucapan dokter itu membuat Aina menangis haru.

Aina masih tak percaya bahwa di dalam sana ada seorang bayu mungil. Refleks, Aina langsung mengusap perutnya.

"Karena Nyonya Aina masih sangat muda, tolong jangan terlalu banyak kerja. Minum susu hamil dan makannya di jaga." ucap dokter itu menatap Aina seperti menatap anaknya.

Aina mengangguk dan tersenyum lalu berterima kasih.

"Dokter kenal dokter Radit?" tanya Aina begitu saja.

"Radit? Apa dia dokter bedah?" tanya Dokter itu.

Aina mengangguk, semoga saja dokter ini kenal.

"Dia mendapatkan tugas di Jakarta selama tiga bulan. Seharusnya seminggu lagi dia pulang." ucap Dokter itu membuat Aina tersenyum lagi.

"Makasih ya dok." ucap Rani.

"Iya, kalo boleh tau ini siapanya Radit?" tanya Dokter itu kepo.

"Saya istrinya dok." ucap Aina bangga.

Dokter itu tersenyum melihat Aina.

"Pantas saja, wajah kamu mirip. Semoga kamu sama dia baik-baik saja ya."

Setelah berbincang cukup lama, mereka akhirnya pergi dari ruangan itu. Baru saja membuka pintu sudah mendapatkan Kevin yang tengah memejamkan matanya.
"Dasar pelor." ucap Rani membuat Kevin melotot kaget.

"Wah, gimana hasilnya?" tanya Kevin antusias.

"Rahasia." ucap Aina membuat Kevin berdecak.

Setelah membayar administrasi. Mereka akan segera pulang.

"Jangan bilang Mas Radit ya. Aina mau ngasih dia kejutan soalnya." ucap Aina di dalam mobil.

"Gaya lo. Ngasih kejutan segala. Emang lo tau kapan dia balik?" tanya Kevin Judes membuat Rani tertawa.

"Tau dong. Seminggu lagi dia pulang yey." girang Aina membuat Kevin ikut senang mendengarnya. Setidaknya Kevin sudah tak akan di ganggu olehnya.

Aina turun dari mobil dan berjalan memasuki rumah dengan berlari.

"Aina jangan lari!" teriak Rani namun tak di gubris oleh Aina.

Aina duduk di ruang keluarga, Aina mengusap perutnya lagi.

"Pasti mas Radit seneng."-batin Aina.

"Setres ya lo senyum-senyum sendiri." sindir Kevin saat melihat Aina tersenyum sambil mengusap perutnya.

"Iri aja." ucap Aina.

Aina merasa tak enak dengan perutnya langsung berlari ke arah wastafel dapur. Dirinya sangat mual, seperti ada gejolak yang ingin keluar dari perutnya.

Hoek hoek

Kevin yang merasa khawatir langsung memijit leher Aina supaya ia bisa mengeluarkannya. Kevin sangat sedih melihat Aina tersiksa begini.

Rani datang membawa minyak angin untuk Aina menguleskannya di leher Aina.
"Jangan banyak-banyak nanti panas." ucap Kevin melihat Rani mengoleskannya lumayan banyak.

"Enggak akan." ucap Rani sambil menutup botol minyak angin.

Rani menuntun Aina menuju kamarnya agar Aina bisa beristirahat. Aina merebahkan diri sambil memegang kepalanya yang sangat pusing.

"Kamu tidur aja, kalo butuh apa-apa panggil bunda atau Kevin." ucap Rani di angguki oleh Aina.

Jujur Aina merasa sangat rindu pada Radit, mengapa ia tak memberinya kabar hampir satu bulan setengah.

"Apa dia udah makan? Tidurnya teratur gak ya?" gumam Aina sambil melihat foto Radit yang suaminya kirimkan sebulan yang lalu.

"Mama kangen papa kamu sayang." ucap Aina sambil mengusap perutnya.

Aina meletakan heandponenya dan berusaha memejamkan matanya. Mencoba tak memikirkan Radit dahulu, apapun Aina jangan sampai stres.

"Bunda Kevin mau beli itu." Kevin berlari menghampiri Rani yang sedang duduk santai di ruang tamu.

"Ya beli lah. Ngapain bilang-bilang." ucap Rani tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Minta duit. Kevin gak punya duit." ucap Kevin membuat Rani menoleh ke arahnya.

"MisQueen amat." ucap Rani sambil merongoh kantong celananya.

Rani memberikan uang duapuluh ribu pada Kevin dan diterima dengan senang hati olehnya. Kevin berlari mengambil mangkok di dapur.

"Mang bakso tungguin." teriak Kevin.

Mengapa Kevin yang sudah berumur 25tahun masih seperti anak kecil. Rani hanya menggelengkan kepalanya.

"Mang jangan pake baso, kuahnya di tusuk ya." ucap Kevin.

"Iya dek, eh gimana gimana?" ucap mamang tukang bakso, mari-mari sini.

Kevin: Napa lo nyanyi thor?

Author: sorry, kebablasan.

Kevin tertawa melihat ekspresi tukang bakso yang sudah tua menatap Kevin bingung.

"Maaf bang saya bercanda. Jangan pake toge ya bang." ucap Kevin membuat tukang bakso itu menghela nafas lega.

Pembeli adalah raja, kalo Raja minta kuahnya di tusuk itu raja minta di guyur pake kuah bakso.

Setelah membayar bakso Kevin memasuki rumahnya. Menaruh bakso itu di meja dekat Rani.

"Duh tiba-tiba pengen boker." ucap Kevin sambil memegang perutnya.

"Kebiasaan kamu mah Vin. Mau makan kudu boker dulu." ucap Rani.

"Bun, aku serahkan bakso ini padamu. Tolong jaga baik-baik, jangan sampai ada yang makan." ucap Kevin dramatis lalu berlari ke arah kamar mandi.

Aina turun dari tangga, matanya berbinar saat melihat bakso di meja.

"Ini punya siapa bun?" tanya Aina menghampiri bakso milik Kevin.

"Punya Kevin. Makan aja kalo mau." ucap Rani.

Dasar bunda tidak bertanggung jawab-author.

Aina merasa senang, ia memang ingin makan yang pedas-pedas. Entah kebetulan atau memang jodoh, ada semangkuk bakso yang membuat Aina menelan ludah.

Aina memakan baksonya dengan lahap, hanya tersisa dua bakso kecil dan airnya saja. Aina sudah tak kuat untuk menghabiskannya.

"Duh leganya."

Aina melirik ke arah Kevin yang sedang mengusap perutnya lega. Kevin datang menghampiri Aina sambil tersenyum gaje dan dibalas senyuman pula oleh Aina.

"Astagfirullah, bakso jeletot siapa yang makan?!" ucap Kevin histeris membuat Aina menutup telinganya.

"Itu congor kalo ngomong kayak bebek." ucap Rani menampol bibir Kevin.

Kevin mengusap bibirnya dan menatap dua basko keci itu nanar. Niatnya ingin menikmati siang hari dengan semangkok bakso ditemani es jeruk pasti mantap.

Tapi, sekarang katakan Rip pada baksonya. Kevin menatap pelakunya dengan tatapan sangar. Jika di sinetron pasti telinga Kevin sudah mengeluarkan asap.

"Lo kan yang makan bakso gue? Ngaku!" ucap Kevin.

"Kalo iya kenapa?! Mau marah?" ucap Aina sambil bercak pinggang menatap Kevin tak kalah ganas.

Nyali Kevin yang ditatap seperti itu langsung ciut. Mengapa ibu hamil sangat menyeramkan dibanding thanos?

"Enggak kok. Abang gak marah, seriusan." ucap Kevin manis, saking manisnya sampe eneg.

"Bagus." ucap Aina sambil kembali menatap televisi.

"Kalo dia gak hamil pengen rasanya gue jambak sampe botak."batin Kevin menggerutu sambil mengusap dadanya.

"Sabar-sabar. Orang sabar gantengnya nambah." lanjutnya dalam hati.

Aina berjalan ke taman untuk menemui Vina. Aina membuka kandang Vina dan meletakannya di paha lalu mengusap bulunya yang sangat halus.

"Vin temenin Aina sana. Takut kenapa-napa." titah Rani kepada Kevin yang sedang menghabiskan baksonya dengan setengah hati.

"Iya bun." Kevin menaruh mangkok kotornya ke dapur.

Kevin melangkahkan kakinya ke taman untuk menyusul Aina. Kevin yakin Aina sedang bermain bersama Vina.

Benar saja, Aina sedang bermain dengan Vina. Aina menggelitiki Vina hingga meraung.

"Ih kok kamu lucu banget sih?" ucap Aina sambil mencium Vina.

Tiba-tiba Vina bersembunyi dipelukan Aina saat melihat Kevin.

"Pantesan dia takut, ada setan rupanya." ucap Aina menatap Kevin.

"Njir, enak aja lo." ucap Kevin sambil ikut duduk bersama Aina.

"Sini gue pengen megang Vina." Kevin hendak mengambil alih Vina, bukannya disambut baik tapi lengan Kevin malah di cakar.

Meong.

"Anjir, kenapa Vina bar-bar gini." ucap Kevin mengusap bekas cakaran Vina.

Aina malah tertawa geli melihat Kevinyang kesakitan. Dasar Aina, bahagia di atas luka orang lain.

"Bagus kamu Vina. Kalo bang Kevin ngeselin atau ganggu kamu cakar aja mukanya." ucap Aina kepada Vina dan dibalas meong oleh Vina seolah menyetujui perkataan Aina.

Kevin berjalan memasuki rumah untuk mengambil obat merah dan mengobati lukanya.

Aina mengembalikan Vina ke kandangnya, Aina berjalan ke kolam ikan.

Aina terkejut melihat 2 ekor ikan mas koki mati dan mengambang di Air.

"Huaa.... Mati." tanpa di duga Aina malah menangis menatap ikan itu.

Rani dan Kevin buru-buru berlari menghampiri Aina yang sedang menangis terisak.

"Kamu kenapa hei? Siapa yang mati?" tanya Rani mengusap bahu Aina.

"Iya siapa yang mati?" tanya Kevin khawatir melihat raut wajah Aina yang ditekuk seperti karpet aladin.

"Itu hiks." tunjuk Aina kepada ikan yang mati tadi.

Rani menatap malas Aina dan berjalan meninggalkan Aina. Begitupun dengan Kevin. Acara mengobati lukannya harus ditunda karena mendengar Aina menangis dengan suara kencang.

Aina menatap Kevin dan Rani yang pergi begitu saja meninggalkan Aina yang semakin terisak.

"Kok Aina di tinggal? Aina salah apa hiks?"

***

Haiii, Aku nyoba buat update siang hari.

Spam next!

Bingung banget, mau ngetik apa. Yaudah ngetik ala kadarnya aja wk.

Ini Liona, bingung nyari cast buat Liona. Alhasil dapetnya itu.

TBC

See you:)

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

297K 13.6K 18
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...
10.6M 675K 43
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...
626K 24.6K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1.1M 44.8K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...