Let Me Be You[√]

De RaidenFares

20.4K 1K 136

Biarkan, Aku menjadi kamu Untuk melindungimu ~~~ Ship Tholar Karakter by Monsta Art by _Darkhana Mais

Marry 1#
Afraid 2#
Save 3#
Watch Out 4#
Run and Hide 5#

Shadow 6#

3.3K 161 46
De RaidenFares

"Sebentar... Thorn bukan manusia biasa?"

"Ya." Angguk Gempa. "Dia dulu hampir menghancurkan istananya guna akarnya karena mengalami syok berat." Solar diam melihat Gempa yang melangkah perlahan berkeliling disekitar tempat ini, Halilintar hanya memilih diam bersandar di dinding tidak menanggapi apapun. "Dia penyakit serangan jantung sejak dulu, Dia akan ketakutan besar jika berada ditempat gelap."

"Tapi dia... Selama ini ngak terkena penyakitnya?"

"Penyakitnya akan kambuh jika orang berharganya terluka berat dihadapan kedua matanya, Mengingatkan masa lalunya dimana ia kehilangan Ibunya." Gempa mengelus burung kesayangannya secara perlahan sambil berdiri diluar jendela sebelum ia menerbangkan Earth. "Aku sebelumnya bagian dari kerajaan Nature, Tapi diusir jika aku dalam pelaku membunuh Ibunya."

"Aku tidak percaya jika kau adalah pembunuhnya."

"Mereka lebih memikirkan kearah negatif daripada positif." Gempa menghela nafas, dia mengangkat kepalanya keatas melihat matahari yang bersinar cerah membuatnya harus menyipitkan matanya. "Mereka tidak tau bahwa penyihir memiliki aturan tidak boleh memakai sihir sembarang."

"Kami mempercaya mu Gem." Gempa tersenyum kecil mendengar perkataan temannya. "Walau kau cukup ribet sih."

"Kau juga Sol, ngaca." Solar mendadak bingung ketika Gempa mengeluarkan sesuatu dari saku celananya sebuah botol berisi ramuan aneh lagi.

"Ramuan apa tu?"

"Mending kau ikutin perintahku aja." Gempa memutar kedua bola matanya malas menjelaskan sambil membuka tutup botol itu sebelum ia menarik kasar dan menyumbatkan botolnya kemulut Solar. "Minum." Orang yang menjadi korban Gempa memberontak memukul tangannya beberapa kali yang mencekik lehernya membuat dia sulit meminumnya.

Tapi entah kenapa setelah meminumnya membuat rasa aneh pada kepalanya yang berdenyut sebelum ia ambruk dalam kegelapannya.

.

.

.

Tolong aku...

Dirinya tengah ketakutan berlari ditengah tengah hutan tidak ada tanda tanda untuk beristirahat, pipinya yang pasah oleh air matanya karena ketakutan. Sambol kepalanya menoleh belakang jika tunang- ralat musuhnya tidak mengejarnya.

Namun ia tetap saja berlari, sudah menebak jika musuhnya bisa teleportasi kearahnya setiap saat.

Tidak kalau begini saja ia bisa mati jika tenaganya akan berkuras habis kelelahan, Ia butuh tempat sembunyi untuk beristirahat.

Thorn terkejut melangkah mundur mencari jalan lain untuk kabur jika hadapannya dihandang oleh Dark, Dia sepertinya akan sulit dan luang kesempatan kaburnya hanya secuil semut yang akan terpijak kaki manusia.

Dia tidak sengaja tersengol batu membuatnya terjatuh membiarkan kotoran tanah itu mengotori dirinya daripada darah, Ia kembali terjatuh ketika merasakan kakinya tertarik sesuatu yang dingin dan membuatnya merinding.

"I win~"

.

.

.

"Ugh..." Erangnya kesakitan merasakan kepalanya ditabok keras oleh batu atau lainnya. "Aku dah mati ya?" Melihat jika ia tidak berada di hutan yang menyeramkan dan sekarang ia berada di kamar yang mewah.

"Masih hidup." Suara yang membuatnya dirinya mengarah sumber suara itu lalu melihat ada sok sok yang sudah lama yang ia jumpai. "Ini kamar bukan surga ya."

"Udah lupa kau pingsan gara gara dipaksa minum ramuan tu?"

"Gemgem? Hali? Kok..." Thorn berkedip kedip beberapa kali merasakan ada sesuatu yang tidak beres dan baginya bingung. "Bukannya aku di hutan."

"Sepertinya kau perlu cermin." Gempa menariknya membuatnya bangkit berdiri, Dia merasakan ada sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Kuat dan tidak selemah sebelumnya, Tapi lebih terutama ada pemandangannya yang buram dan tidak jelas.

"Gem...? Aku ngak bisa liat apapun."

"Yaelah aku lupa kau harus pakai kacamata." Dia memasangkan kacamata kepadanya membuat pandangannya jelas, tapi cukup membuatnya terpaku dan memandang tidak percaya pada dirinya.

"Solar?"

.

.

.

'Sepertinya aku udah tau kenapa aku dipaksa minum,' Batin Solar ketika ia berada ditubuh Thorn melihat Dark yang tengah mengambar sesuatu menggunakan kapur, Dia tidak bisa bergerak sama sekali jika kedua tangannya serta kakinya diikat. 'Dan sekarang aku ditangkap Dark.'

Menghela nafas dalam hati merasakan tubuhnya sangat lemah dan merasakan sesuatu yang lembut sangat beda pada dirinya sendiri, Ia mengingat bahwa Gempa ada menceritakan jika Thorn memiliki penyakit jantung dan memiliki tubuh lemah.

Tapi aku Solar, Aku tetap kuat dimanapun.

"Sebentar lagi rencana ini akan berhasil."

Dia mengambar sebuah simbol membuat Solar memerlukan waktu beberapa detik untuk menganalisis simbol apa yang ia gambar terlihat seperti familiar dan pernah terjadi sebelumnya.

Simbol pemanggil kekuatan Nature...

Seingatnya jika memanggil kekuatan terlarang dan kemungkinan kekuatan itu ia mengendalikannya, Hal yang pernah terjadi waktu Thorn kecil menggunakan kuasa terlarang itu dan nyaris hampir menghancurkan istana Nature.

Sesuai yang Gempa ajarin kepadanya cara menggunakan kuasa daun, Ia memanggil akar menjalarnya untuk diam diam memutuskan tali yang mengikat di kedua tangannya, Harus kabur sebelum memanggil kuasa terlarang itu dengan tubuh dirinya.

Merasakan kedua pergelangan tangan bebas membuatnya bergerak cepat memutuskan tali pada kakinya dengan bantuan kuasanya, ia tidak sempat menghindar jika mendadak ada suatu serangan bayang mendorongnya hingga menubruk pohon.

"Akh!" Pekiknya punggungnya terbentur sesuatu yang keras dan padat. Rasa sakit luar biasa membuatnya mengigit bibir bawahnya jika dia bukan berada di tubuhnya sendiri.

"Mencoba kabur?" Desis Dark berjalan mendekatinya perlahan. "Curang loh, padahal aku sudah menang." Tangannya memegang tanah menahan tubuhnya sambil pandangannya mengarah pada Dark yang mengeluarkan pisau.

"Untuk apa main curang? Kau akan menghabisi nyawaku!" Balas Solar berteriak membuat Dark menatapnya beberapa detik sebelum kembali tersenyum.

"Sepertinya kau kasar sekali Thorn? Beda yang tadi kau nangis ketakutan." Pisau yang menempel pada pipinya tidak sengaja tergores hingga mengalirkan darah segar, Solar mengangkat wajahnya terpaku tidak bergerak sama sekali karena akan mengambil resiko dibunuh. "Aku suka tipe kayak gitu, sayangnya jika kau sekarang adalah bahanku untuk mengalahkan Solar."

"Solar...?" Dirinya tersebut dalam permasalahan ini kadang aneh jika memanggil namanya sendiri, penasaran kenapa dirinya dijadikan target Dark. "Emang kenapa sama Solar?"

"Kau tidak tau? Karena dia telah menghancurkan segalanya." Dalam hatinya menghela nafas lega ketika pisau yang berada pada wajahnya mulai menjauh dan ia bisa menebak bahwa Dark sedang marah. "Cahaya dan kegelapan memang tidak bisa bersama, semua rakyat memandang buruk kerajaanku adalah licik dan sadis. Hanya akibat masalah kecil."

"Kau bukannya membuktikan bahwa kerajaanmu bukan seperti itu dan malah kau dendam sama orangnya," Balas datar Solar. "Itu bakal semakin dipandang buruk rakyat."

"Aku tidak peduli, siapapun memandang buruk padaku aku akan menghancurkannya."

"Sepertinya sia sia aku menghabiskan waktu emasku, kau mengulurkan waktu untuk kabur huh?" Lanjutnya sembari mendekatkan pisaunya pada dadanya lebih tepatnya bagian jantung.

"HIAATTTT!!!" Suara teriakan mendadak muncul dengan suara pedang yang terayun membuat Dark reflek melompat mundur menjauhi Solar yang terbaring lemah di pohon besar, iris netra darahnya melihat kehadiran seseorang yang tidak diundang membuatnya berdesis tidak suka.

"Solar..." Sesuatu yang menyentug pipinya membuat dia mendogak keatas kelihat kehadiran seseorang adalah dirinya sendiri yang memandangnya penuh khawatir. "Syukur belum terlambat."

Sebelum Dark akan menyerang Thorn yang fokus pada keadaan Solar muncul panah yang melesat kearah Dark dan tertacap pada tangannya, hingga tembus dan mengalirkan darah membuat Dark mengerang menjatuhkan pedang yang ia pegang ketanah menimbulkan suara yang tidak cukup keras.

"Yo, Bowgun mu akhirnya berhasil ya." Taufan yang tersenyum lebar melihat musuhnya yang memandang dirinya tatapan marah. "Sol, sepertinya kau harus mengikatnya."

"Dalam keadaan luka?"

"Hiat!" Pekik Thorn langsung memikirkan pedangnya ketika Dark kembali menyerangnya, kedua pedang itu beradu dengan lawannya sambil memberikan tatapan tajam mereka sebelum mereka melompat mundur dan kembali menyerang satu sama lain hingga menentukan pemenangnya.

"Thorn... Sejak kapan? Ahli pedang."

"Udah lama, dia agak kaku sekarang pakai pedang." Taufan membantu Solar berdiri. "Ngeri juga liat dirimu sendiri seperti mode psikopat."

Thorn memutarkan tubuhnya dengan satu kakinya bergerak bebas mengayun keatas menendang pedang Dark hingga terpelanting jauh, Iris abu abu yang tertutupi kacamata visor menerang. Bukanlah warna kuning bahkan abu abu.

Namun hijau.

"A-apa?" Dark melihat iris mata Thorn yang berada ditubuh Solar dengan tatapan tidak percaya.

Crash!

Lengan panjang Dark yang terjatuh ketanah mengalirkan darah segar, Lebih tepatnya bagian lengannya terpisah pada tubuh tuannya membuat pemiliknya mengerang kesakitan melihat daging daging dibalik lengan itu.

Taufan meringis mengerti apa diposisi Dark sekarang yang kehilangan lengan kanannya, Solar terdiam menyaksinya bagaimana sisi gelap Thorn yang muncul.

"Jangan coba coba menganggu Thorn, dan inilah akibatnya."

Angin yang herhembus pelan mengerakan seluruh pohon dengan daun yang melambai lambai hingga mengeluarkan aura hijau, dan pedang kuning Solar yang perlahan lahan menjadi hijau cerah dengan pemiliknya terlihat menyeramkan.

"Solar!"

"Akar pengikat!" Teriak Solar mengeluarkan jurusan yang ia pelajari dari Gempa, akar akar yang muncul dari tanah langsung melesat arah Dark lalu mengikatnya mencegah jika musuhnya akan kabur.

"Akibat kau yang mau bunuh Solar!"

Crash!

.

.

.

.

.

.

.

Pletak!

"Rencana kalian bakal mengancam nyawa Solar loh."

"Jangan salahin kita." Taufan terkekeh kecil memainkan perban yang terpasang dikepalanya. "Solar yang mau."

"Jangan salahin aku, Solar yang mau." Halilintar melirik arah Solar yang tersenyum tanpa dosa dengan tubuh yang dipenuhi perban. "Dia demi kau mau lakuin segalanya."

"Gempa?" Keempat Lelaki itu seketika merasakan ada sesuatu yang janggal langsung melihat sekitar ruangan yang mereka kumpul, Dan memandang datar jika Gempa sedang mojok sendirian sambil berpikir dengsn bantuan pensil bulu dan buku.

"Sibuk! Aku masih bingung kejadian tadi kenapa Thorn sudah di tubuh Solar bisa guna kuasa daun."

"Abaikan aja orang itu, lama lama bisa jadi Solar."

"Oi!" Solar tersinggung ketika namanya disebut sebut. "Aku ini membawa dampak baik untuk semua orang."

"Iyakah?" Taufan mengangkat sebelah alisnya lalu mengedikan kepalanya arah Thorn yang memasang wajah muram. "Rencanamu membuat Thorn ketakutan kehilangan seseorang yang berharga."

"..." Solar menarik nafasnya perlahan merasakan jila dirinya bersalah telah memilih rencana yang akan merengut nyawanya. "Maafkan aku... Thorn." Solar memeluk Thorn perlahan mengeratkan tangannya pada sekitar pinggang sahabat kecilnya. "Tidak akan ku ulangi lagi."

Thorn tidak membalas pelukannya merasakan hatinya tertusuk ribuan panah, Takut Thorn akan membenci dirinya membuat dia perlahan lahan melongarkan pelukannya berniat untuk melepasnya pelukannya.

Kedua tangan yang terulur memegang pipinya sebelum ditarik untuk menempelkan bibirnya pada bibir Thorn, Halilintar serta Taufan melihat pemandangan sekarang bibirnya berkendut kendut menahan tawanya melihat reaksi Solar yang polos tidak tau apa yang terjadi.

"Thorn tidak tau sampai kapan hubungan kita terus sahabat." Nada nada Thorn yang pelan namun lembut dan lirih setelah melepaskan ciuman singkat mereka. "Terasa kehilangan mu buat Thorn tidak mengerti apa itu hidup lagi."

"Aku juga pikir kapan kita hubungan terus sahabat." Solar mengaruk kepalanya tidak gatal malu untuk mengungkap apa isi hatinya sekarang. "Aku takut kalau kau hanya ingin kita sebatas sahabat aja."

"Drama membosankan." Taufan yang seperti menjadi orang ketiga antara mereka berdua sebelum ia mendapatkan lirikan maut singa yang akan mencakarnya. "Kalian berdua cepat ikutin jejak aku sama Hali yah."

"Aku ngak mau jadi kau, nanti diserang kasar ama Hali." Solar tertawa mengingat Taufan pernah menceritakan bagaimana Halilintar melakukan itu dengan Taufan kasar. Thorn hanya mampu tersenyum polos tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. "Bahaya kau Hali marah."

"Serah kau." Halilintar malas mencari masalah hanya memutar kedua bola matanya malas. "Percayalah kalau Taufan menikmatinya sampai minta percepatkin."

"O-oi!" Taufan merona merah. "Jangan sebar dong."

"Apa yang kalian bahas, Aku ngak connect?"

"Kau bakal tau kapan kapan." Solar memeluk Thorn sebelum ia melancarkan kecupan pada bibir kekasihnya. "Sekarang apa kita akan keluar mengumumkan kalau kau dalam milikku sekarang bukan Dark."

"Ngak usah beritapun Thorn milik Solar."

End

"Sejak kapan Solar tembak Thorn ya..." Gumam Rain membalikan naskahnya yang berisi banyak percakapan disana. "Kalian melompati adegan tembak itu ya?"

Solar dan Thorn hanya tersenyum tanpa dosa.

"Yaelah." Rain menepuk jidatnya sambil melemparkan zirahnya sembarang jika baju besi yang ia pakai sangat panas dan berat seperti ia akan dipanggang. "Rain bentar lagi menggila."

...

Uwaaaaaaa >~<
Rain rencana mau buat Yaoi tapi nunggu aja ya wahai para pencintaq yaoi.

Rain kehabisan ide mau buat yaoi, Gara gara otak Rain disikat apa ujian :3

Rain open request dan terima 2 cerita one-shoot aja.

Judul :
Ship :
Rate :
Sipnosis(Serah pendek ato panjang) :

Ba

Continue lendo

Você também vai gostar

1.2M 106K 52
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
1.2M 90.4K 36
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
1.9M 149K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
7.3K 322 31
Kumpulan Lirik Lagu NMIXX Annyeonghaseyo NMIXX imnida LILY HAEWON SULLYOON BAE JIWOO KYUJIN