Long Distance Relationship

De Windystory11

8.2K 761 541

Bukan kah suatu hubungan dilandasi kepercayaan. Atau itu hanya sebuah ucapan yang tiada arti. Bahkan jarak ya... Mai multe

Prakata✨
Prolog✨
LDR 01✨
LDR 02✨
LDR 03✨
LDR 04✨
LDR 05✨
LDR 06✨
LDR 08✨
LDR 09✨
LDR 10✨
LDR 11✨
LDR 12✨
LDR 13✨
LDR 14✨
LDR 15✨
LDR 16✨
LDR 17✨
LDR 18✨
LDR 19✨
LDR 20✨
LDR 21✨
LDR 22✨
LDR 23✨
LDR 24✨
LDR 25✨
LDR 26✨
LDR 27✨
LDR 28✨
Epilog✨
Cerita baru
Hallo, apa kabar semua?✨
Extra part 1✨

LDR 07✨

171 31 15
De Windystory11

Selamat malam Minggu guys ❤️

"Aku dan kamu pernah jadi kita, aku dan kamu pernah jadi rasa. Tapi kini hanya sebuah kenangan"

Di kediaman Wijaya, seorang gadis tengah duduk di balkon kamarnya. Saat ini ia tengah menatap sepupu nya tersebut.

"Lo, mau pindah, Han?" tanya nya kepada orang tersebut yang tak lain adalah Farhan sendiri.

Farhan menatap dengan kening berkerut. "Maksud lo, gue pindah kemana?" Farhan merubah posisi duduknya yang semula menghadap kolam kini menatap gadis tersebut.

Gadis itu memutar bola matanya jengah. "Tadi gue dengar obrolan Bunda sama Mama."

"Mama gak ada bilang sama gue mau pindah! Emang mau pindah kemana si, Kus?" gadis itu mendelik kesal dengan panggilan orang tersebut.

"Apaan deh lo, gak usah manggil gue Kus Kus gitu!" Farhan hanya cengengesan di tempat nya.

"Mama bilang, lo dan keluarga bakal pindah ke London. Papa lo juga udah disana sebulan lalu kan?" gadis itu ingat sekali bahwa Papa dari sepupu nya ini sudah menetap disana selama sebulan lebih.

Farhan termenung, kenapa harus pindah? Emang ada masalah apa? Tanya Farhan dalam hati.

Farhan bangkit dari duduk nya, melangkah pergi namun tangannya di cekal gadis itu. "Lo, mau kemana?" tanya gadis itu.

"Gue mau minta kejelasan sama Mama, titip salam buat Bunda. Sekalian, bilangin gue gak sempat pamit. Satu lagi, titip Reina selalu, kabari gue juga!" titahnya kemudian pergi meninggalkan gadis itu yang menggerutu.

***

Sesampainya dirumah, Farhan langsung menuju dapur. Biasanya jam segini Mamanya akan melakukan eksperimen dengan resep barunya.

Farhan berjalan mendekati dapur, aroma sedap masuk kedalam indra penciuman Farhan. Setelah melihatnya, benar saja Mama nya sedang berkutat dengan kesayangan nya yang tak lain adalah adonan kuenya.

Nesa yang menyadari keberadaan anaknya pun tersenyum dan menyodorkan kue yang sudah ia buat. Farhan selalu menjadi orang pertama yang mencicipi kue buatan Nesa. Wanita yang dulunya mengambil jurusan Baking and Pastry Art Itu sewaktu duduk di bangku perkuliahan selalu mencoba hasil racikannya yang ia buat dan anaknya lah yang selalu merasakan hasil buatannya.

Nesa memasukkan keu tersebut kedalam mulut Farhan. "Gimana, Han?" tanya nya.

"Seperti biasa, kue buatan Mama selalu enak," ucap Farhan kembali memakan kue tersebut.

Farhan selalu bisa menghabiskan semua kue buatan Mamanya, bahkan Papanya selalu marah saat ia menghabiskan kue buatan istrinya. Tapi Aldi, selaku Papa nya tidak pernah marah.

Farhan memberhentikan kunyahan nya, kala ia teringat tujuan awal ia menemui Mama nya. Farhan memanggil Mama nya yang di balas deheman oleh Nesa. Wanita itu masih sibuk menata kembali perlengkapan dapur yang kotor dan berserakan.

"Tadi Kus Kus bilang, kita mau pindah. Emang beneran, Ma?" tanya Farhan.

"Benar, Han," ucap Nesa tanpa menatap anaknya.

Farhan mendengus kasar. "Mama kok gak bilang Farhan sih!" gerutu farhan.

Nesa berbalik menatap anak lelaki satu-satunya. "Mama akan cerita nanti malam, sekalian nunggu adik kamu balik dari Bandung."

"Emang ada masalah apa Ma? Kenapa kita harus pindah kesana cobak!" Farhan masih kesal perihal kepindahan nya. Kakinya bergerak menuju meja makan.

"Perusahaan Papa yang di London, lagi dalam masalah besar. Papa gak bisa nangani sendirian, dia minta kamu juga turun tangan membantu Papa. Hitung-hitung kamu sambil belajar. Kan disana kamu juga sekolah," Nesa duduk disamping putranya. Nesa tau, berat bagi Farhan untuk meninggalkan kota yang sedari kecil telah ia huni. Terlebih banyak kisah dan kenangan yang Farhan dan Reina jalani selama ini. Baik Nesa maupun Aldi tak punya pilihan selain pindah ke London.

"Kenapa bukan bang Dhi aja yang bantuin Papa? Kan bang Dhi juga udah berpengalaman, Ma. Farhan belum paham tentang dunia bisnis," Farhan masih berusaha keras untuk menghindari kepindahan itu.

"Gak mungkin abang kamu, Han. Kamu kan tau, istrinya lagi hamil muda." Farhan tak bisa berbuat banyak lagi. Akhirnya ia menerima kepindahan ini dengan berat hati.

***

Saat ini Reina tengah memakan ice cream bersama abangnya di salah satu mall terbesar di Jakarta. Adit ingin menggantikan waktu yang telah ia tinggalkan selama setahun belakangan ini.

"Gimana sekolah kamu?" tanya Adit sembari melihat Reina yang sangat lahap menghabiskan dua ice cream dengan ukuran jumbo.

Reina mengalihkan pandangannya dari ice cream dan menatap sang abang. "Seperti biasa, gak ada yang spesial."

Reina mengulurkan tangannya menghadap Adit, lelaki tersebut bingung. "Sesuatu yang abang bilang semalam mana?" Reina sudah mengerucutkan bibirnya kesal.

"Abang bohong hehehe," Adit mengangkat jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V.

Reina langsung membuang mukanya, bahkan ia menjauh kan ice cream dari pandangan nya. Adit yang melihat perubahan sikap Reina langsung berubah serius.

"Kamu mau apa aja abang turutin deh, mumpung kita lagi di Mall. Sorry. Oleh-oleh buat kamu abang kasih ke anak jalanan, abang gak tega lihat mereka Rei."

Reina yang tadinya marah kini tersenyum haru melihat abangnya masih perduli dengan sekitarnya.

"Yaudah gak papa. Habis ini temani Reina beli kelinci ya bang!" titah Reina yang diangguki Adit.

Selepas itu mereka langsung bergegas mencari kelinci. Berhubung kelinci tak mungkin ada di Mall mereka memutuskan untuk ke pasar.

Setibanya di sana, Reina bingung harus memilih kelinci yang seperti apa. Hingga pada akhirnya, pilihan Reina jatuh pada kelinci berwarna hitam. Tak lupa juga ia membelikan rumah untuk kelinci tersebut.

Sesampainya di rumah, Reina langsung bermain dengan kelinci tersebut. Padahal ia baru saja bermain seharian di luar rumah. Adit yang melihat itu hanya menggelengkan kepala nya. Sudah lama ia tak melihat senyum yang menghiasi wajah cantik adiknya itu.

"Abang ketemu orang tua nya Gilang, Rei," ucap Adit. Reina langsung menoleh ke arah sang abang. Ia jadi teringat akan perbincangan beberapa hari lalu, tentang fakta Gilang, hingga berakhir dengan renggang nya hubungan Reina dan Farhan.

Adit yang menyadari perubahan raut wajah Reina pun dapat menyimpulkan, bahwa adiknya sudah mengetahui hal tersebut.

"Lo, udah tau dek?" tanya Adit.

"Farhan udah jelasin semuanya sama gue, bang."

Adit pun merengkuh tubuh mungil Reina. Tubuh itu bergetar kala tangisannya pun terdengar. Diusap nya punggung adik nya itu, sesekali mencium keningnya. "Abang tau gak mudah buat Rei nerima semua ini, tapi coba buat ikhlas, ya!" pinta Adit yang diangguki Reina. "Pasti Gilang disana sedih lihat Rere masih nangisin kepergian nya."

"Rei, cuma kecewa aja bang sama Gilang. Kenapa dia gak cerita sama Rei soal sakitnya. Emang salah kalau Rei tau sakitnya Gilang? Rei juga bakal jagain Gilang," ucap Reina.

"Gilang gak mau Rei sedih karena kondisi Gilang yang udah gak memungkinkan buat sembuh. Rei coba buat ikhlasin semuanya." pinta Adit.

Reina mengangguk, gadis itu berdiri kemudian bergegas menuju kamar nya untuk membersihkan dirinya.

***

Keesokan paginya, Reina berangkat bareng Adit. Abangnya itu hendak ke Restaurant Mama nya yang kebetulan satu arah dengan sekolah Reina. Sesampainya didepan gerbang, Reina langsung turun. Keningnya memgerut kala ia melihat abangnya juga turun. "Abang ngapain turun juga?" protes Reina.

"Lo, itu emang gak ada sopan nya sedikit pun ya!" geram Adit.

Adit mengangkat tangan nya ke udara, Reina menatap abangnya heran. "Lo, belum salam sama abang lo yang tampan ini!"

Reina memutar bola matanya jengah, tapi tak urung menyambut uluran tangan tersebut. "Udah kan?" tanya nya.

Reina segera beranjak dari posisi nya, jika tidak maka ada saja yang akan dilakukan abangnya ini. Belum lagi dua langkah, namun tarikan dari belakang menghentikan pergerakan Reina. Dan menariknya kedalam pelukan lelaki itu.

Gue bilang apa, dasar abang gesrek.

"Nanti setelah dari tempat Mama, abang langsung berangkat ke Bali. You know lah. Mama masih gencar nyuruh abang buat ngurusin cabang Mama yang disana. Jadi abang gak tau bakal pulang ke Jakarta kapan." Reina yang tadinya ingin memberontak langsung membalas pelukan tersebut." Terus kabari Rei ya bang, abang kan tau sendiri Rei di rumah selalu kesepian," ucap nya di dalam pelukan.

Adit tau bagaimana perasaan adiknya saat ini." Nanti abang bilang sama Mama, biar Mama jangan terlalu sibuk sama kerjaannya."

Reina hanya tersenyum, kemudian mengecup kedua pipi abangnya. Adit hanya terkekeh melihat tingkah adiknya. Matanya tak sengaja bertabrakan dengan iris mata lelaki yang sedang menatap nya dengan tatapan tak terbaca.

"Rei, cowok yang di belakang lo ngelihatin gue tajam banget dah," celutuk Adit. Sontak Reina membalikan badannya, dan detik itu juga matanya langsung bertemu dengan iris mata Farhan. Farhan tersenyum getir, dan berlalu meninggalkan gelayar aneh dalam hati Reina.

"Udahlah gak penting juga, sekarang Rei masuk!" titah Adit.

Bagi abang nya gak penting, tapi bagi Reina itu berdampak buruk.

Jujur, di lubuk hatinya yang paling dalam Reina merindukan sosok yang sudah setahun belakangan ini menemaninya. Reina sendiri juga tak paham dengan dirinya yang menghindar dari Farhan. Mungkin kah ia belum siap jika harus berdekatan dengan lelaki itu? Reina harus meyakinkan kembali perasaan yang kian hari tak dapat ia prediksi.

Melihat senyum Farhan tadi hati Reina sedikit tersentil. Ia pun terluka, bukan suasana seperti ini yang ia inginkan, Reina hanya butuh waktu.

Tbc

Maaf kalau ada typo ya, jangan lupa vote dan komet nya teman❣️


Windystory11

Continuă lectura

O să-ți placă și

5.3K 413 50
Kumpulan puisi. Ungkapan hati, imajinasi, renungan, dan pikiran dalam bentuk barisan dalam bait. #1 - baitbait (Mei '21) Foto: @poetree.malu
Rumah di Perantauan De SenjaaHaluu

Ficțiune adolescenți

505K 25.3K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
ARGALA De 𝑵𝑨𝑻𝑨✨

Ficțiune adolescenți

6.5M 278K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
Secret Admirer De moon

Ficțiune adolescenți

575K 43.7K 44
Sebut saja aku pengecut. Aku tidak pernah berani untuk mengatakan perasaan ku secara langsung pada dia. Yang aku lakukan hanya mengirim nya surat set...