My Feelings [Hiatus]

By chipuyy098

1.6K 130 33

[Perhatian! Cerita ini masih berantakan. Niatnya mau direvisi, tapi nanggung, mending sekalian diremake. Jadi... More

1. Awal ✔
2. Siapa dia? ✔
3. Couple ✔
4. Story ✔
Cast My Feelings

5. Secret ✔

68 21 4
By chipuyy098

(Penulisan kata yang salah/typo terdeteksi? Langsung komen, biar bisa langsung diedit!)

Happy reading

***

Hari ini Mella harus pulang dengan taksi online. Sepanjang jalan Mella menangis karena merasa dirinya bodoh. Mella tidak habis pikir dengan Nathan, padahal mereka sudah dekat selama hampir tujuh tahun, tapi kenapa Nathan masih belum sadar kalau omongan dia kemarin itu sudah membuat hati Mella hancur. Bahkan sudah tak ada lagi harapan untuk bertahan.

"Maaf Neng, kita sudah sampai," ucap supir.

Mella langsung mengusap air matanya. "Eh iya, Ini uang nya," Mella langsung memasuki rumah tanpa salam. Mella terus berjalan tanpa melihat Nita yang berada di ruang tamu.

"Ucap salam dong Mell," ujar Nita.

Mella menoleh dan menemukan ibunya disana. "Assalamu'alaikum," ucap Mella, lalu berlalu meninggalkan Nita.

Nita hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat sikap anaknya akhir-akhir ini. "Mella, kamu kenapa sih? Mama perhatiin dari kemarin kamu melamun terus. Jangan bikin Mama khawatir ya sayang," ujar Nita.

Mella menghentikan langkahnya lalu memaksakan senyumnya. "Aku gak papa Mah. Oh ya, Ayah mana?"

"Biasa lagi pergi paling nanti malam pulang"

"Oh."

Mella langsung memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Perlahan rasa sakit mulai datang menyerbu hati Mella.
Tanpa sadar setitik bulir menetes dan membentuk aliran di pipi Mella. Mella menangis sampai akhirnya dia tertidur di sela isakannya.

***

"Lo gak tahu isi hati dia. Padahal dia pernah bilang sayang di depan lo, seharusnya kalau lo mau berjuang demi Nadine jangan libatin Mella. Di sini lo berjuang yang udah pasti dibales sama Nadine, sedangkan Mella dia berjuang demi lo tapi gak akan ada hasilnya, Than," ujar Bella.

"Lo kenal Nadine?" tanya Nathan.

"Anak baru. Pindahan dari Prancis itu kan? Atau cewek yang pernah lo tembak dan ketemu di Bali?"

"Lo tau?"

Bella tersenyum smirk. "Gue tau semuanya, Than."

"Dari mana lo tau itu semua. Apa Mella yang cerita sama lo?!" tanya Nathan tegas.

"Iya, Mella emang ngasih tau gue! Tapi sebelum Mella ngasih tau gue, gue juga udah tahu lebih dulu dari dia. Bahkan sebelum lo kasih tau Mella, gue juga udah tau duluan."

Nathan berdecak kesal. "Sebenarnya lo itu siapanya Nadine sih? Temen? Sahabat? Atau apa? Gue yakin lo cuma ngeles aja 'kan?" ucap Nathan dengan senyum meremehkan.

"Jadi lo mau tau siapa gue?" tanya Bella dibarengi dengan langkahnya yang maju mendekat pada Nathan.

"GUE SEPUPUNYA NADINE! PUAS LO SEKARANG?!" tegas Bella.

Nathan menunjukkan senyum yang menjijikkan. "Lo bercanda?" tanya Nathan sambil terkekeh kecil.

"Ada waktu di mana gue bisa serius. Gue emang gak pernah nyeritain ini sama Mella, apalagi sama yang lainnya. Gue juga udah bilang ke Nadine buat nyembunyiin ini semua," jelas Bella.

"Kenapa harus lo sembunyiin? Lo juga harus jujur kalo lo sepupunya Nadine."

Bella tersenyum kecut di sela kemarahannya. "Asal lo tau. Nadine itu sering curhat ke gue masalah kedekatannya sama lo, begitupun Mella, dia juga sering nyeritain lo ke gue."

"Gue bukan lo Than, yang bisanya nyakitin hati orang dengan ucapan. Kalau gue jujur ke Mella, dia pasti bakal jaga jarak sama gue dan gak akan curhat ke gue lagi, karena dia tau lo suka sama Nadine. Dan di sisi lain, gue adalah sepupu Nadine!" ucap Bella dengan menekan semua perkataannya.

"Selama ini cuma gue yang selalu dengerin curhatan Mella, karena Mella cuma percaya sama gue. Mungkin dia juga dulu percaya sama lo 'kan? Tapi apa, sekarang dia ngehindar dari lo," lanjut Bella.

Nathan menundukkan wajahnya. "Sebenarnya gue juga gak mau nyakitin dia Bell, Mella itu cewek baik, dan gue mau dia ngelupain cowok brengsek kaya gue," ucap Nathan.

"Jujur, gue emang ada perasaan sama dia, tapi gue juga masih ada rasa sama Nadine, karena dulu Nadine cewek yang paling deket sama gue. Gue emang gak bisa konsisten sama perasaan gue sendiri. Tapi gue janji, gue akan buat Mella tersenyum lagi," ujar Nathan.

Bella mengangkat sebelas alisnya. "Apa bisa gue pegang omongan lo?"

"Terserah."

"Gue percayain sama lo sekarang."

***

7.00 pm

Hari sudah gelap, sejak tadi Mella masih betah tidur di atas kasurnya tanpa mengganti pakaian dan juga mandi. Ya! Mella masih menggunakan seragam sekolahnya.

Perlahan pintu kamar Mella terbuka dan menampakkan sosok wanita paruh baya. Wanita itu duduk di tepi ranjang sambil mengelus rambut sang anak. Dia adalah Nita.

"Mella, bangun sayang, kamu belum mandi loh."

Mella menggeliat. "Ngh ... Iya Mah, bentar," ucap Mella sambil merentangkan kedua tangannya.

"Cepat mandi, abis itu makan malam."

Mella langsung bangun dan duduk di samping Nita. "Iya Mamaku sayang."

Nita tersenyum. "Good."

Akhirnya Mella pun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, Mella langsung menuju meja makan dan di sana sudah ada Mama dan juga Ayahnya.

"Hai, Ayah," sapa Mella riang.

"Hallo sayang," jawab Ronny sambil tersenyum pada sang anak.

"Ayah besok pergi lagi?" tanya Mella.

"Kayaknya sih enggak, soalnya Ayah mau ngabisin waktu Ayah sama Mama kamu," ucap Ronny menggoda Nita.

Nita tampak malu mendengar ucapan suaminya itu. "Sutt! udah yuk makan aja. Jangan ngomong mulu," ucap Nita.

"Ih Mama malu ya? Tuh pipinya merah," ledek Mella.

Nita langsung terkejut. "Enggak kok, Mama cuma laper aja," sangkal Nita.

"Biasalah Mell, Mama kamu emang kaya gitu. Kalo malu suka di tutup-tutupin," ujar Ronny.

"Udah makan aja, gak usah banyak omong," ujar Nita.

"Iya-iya."

Ting! Tong!

Tiba-tiba suara bel rumah berbunyi.

"Eh siapa yah yang datang?" tanya Mella

Nita menatap sang anak. "Biar Mama aja yang buka," Nita pun beranjak menuju pintu depan.

Setelah beberapa saat Nita pun datang.

"Siapa Mah?" tanya Mella.

Nita tersenyum "Itu Nathan, katanya mau ketemu kamu," ujar Nita.

"Aku?" tanya Mella sambil menunjuk dirinya.

Nita mengangguk mantap. "Emang siapa lagi? Masa iya mau ketemu Mama," ujar Nita.

"Mah, bilang aja aku lagi gak mau ketemu sama dia," ucap Mella.

Nita mengerutkan keningnya. "Gak boleh gitu dong sayang. 'Kan dia tamu," ujar Nita.

Mella memasang wajah malasnya. "Huh! yaudah deh," akhirnya Mella menemui Nathan.

Mella pun beranjak dari meja makan dan menghampiri seseorang yang berada di luar.

"Ngapain?" tanya Mella ketika menemui Nathan.

Nathan langsung menoleh. "Gue mau ajak lo ke taman, Mell."

"Gue lagi sibuk. Banyak tugas," ucap Mella ber-alasan. Sekarang dirinya benar-benar sedang tidak ingin bertemu dengan Pria ini.

Nathan mengangkat sebelah alisnya. "Tugas? Mell, lo lupa yah kalo kita ini sekelas, gue inget banget kok, kalo sekarang ini lagi gak ada tugas."

Mella diam sejenak. Entah kenapa otaknya menjadi bodoh seketika. "Gue mau nonton drakor jadi gak bisa diganggu!"

"Please Mell, gak akan lama kok," lirih Nathan .

Mella memutar bola matanya. "Tunggu bentar."

***

Kini Mella dan Nathan sedang berada di taman. Taman yang dulu menjadi awal cerita bertemunya Mella dengan Nathan, awal dimana Nathan merasa hidupnya memiliki warna. Dan taman ini lah yang menjadi saksi akan kebersamaan lama itu.

"Mell, inget gak? kita dulu ketemu di sini?" tanya Nathan.

Mella mendengkus. "Mungkin bentar lagi lupa."

Nathan menoleh pada Mella. "Kenapa?"

Mella menatap Nathan. "Karena itu cuma masa lalu, Than."

Nathan menundukkan wajahnya. "Gue tau gue salah Mell. Sorry, gue juga gak mau lo berubah."

Mella terkejut dengan perkataan Nathan. "loh? bukannya lo yang nyuruh gue berubah ya?"

"Lupain omongan gue. Seharusnya gue ngerti kalo gue suka sama Nadine cukup gue aja yang berjuang, gue bakal ngenalin Nadine lebih dalam lagi sama lo biar kita bisa sahabatan sama dia."

Mella merasa jengah dengan sikap Nathan. Kemarin ia sudah berhasil memporak-porandakkan hatinya. Tapi kini, dengan mudah ia menyuruhnya untuk melupakan itu semua. Dasar laki-laki!

"Iya, cuma gue yang sahabatan sama kalian. Karena kalian pasti akan jadian nanti. Jadi lebih spesifiknya gue jadi sahabat lo berdua bukan kita yang akan sahabatan," ujar Mella.

"Tolong jangan berubah, Mell. Gue sayang lo," bisik Nathan.

Ucapan sayang dari lo sederhana Than, tapi berarti besar bagi gue. -Batin Mella.

***


Mella tiba di sekolah, saat Mella memasuki kelas perhatian Mella terpusat pada teman-temannya yang sedang mengumpul di pojokkan kelas.

"HALLO GUYS, GOOD MORNING!" teriak Mella.

Debby menoleh lalu melirik sinis ke arah Mella. "Ganggu aja lo!" jawab Debby.

Mella memasang wajah sebal. "Lagi ngapain sih? Kok pada ngumpul-ngumpul?" tanya Mella

"Debby punya novel baru," jawab Lala.

"Oh."

"Mell, gue boleh ngomong sama lo?" tanya Bella.

"Ngomong aja."

Bella menarik Mella untuk menjauh dari teman-temannya.

"Nathan gak ngomong macem-macem lagi 'kan?" tanya Bella.

Mella hanya tersenyum. "Tenang aja kali, malah sekarang gue sama Nathan udah baikkan," ucap Mella santai.

"Hah? kapan?" tanya Bella.

"Semalem dia ke rumah gue, terus ngajak gue ke taman. Dia bilang dia minta maaf atas kejadian akhir-akhir ini. Dan dia juga minta gue jangan berubah. Tapi dia tetap mau merjuangin Nadine."

"Udah sabar aja, seenggaknya lo masih bisa deket sama Nathan lagi kan?"

Mella mengangguk. "Iya sih. Gue mau yang terbaik bagi Nathan, kalo gue gak bisa milikin dia, mau sampai kapan pun pasti gak bisa 'kan?"

"Bisa Mell, kalo lo ditakdirkan Tuhan buat berjodoh sama Nathan, pasti bisa."

"Cuma 'kalo' 'kan? Gue gak suka berandai-andai, Bell."

"Iya deh iya."

***

Bel istirahat bunyi, tapi Mella merasa tidak mood untuk ke kantin hari ini, makanya Mella masih di kelas bersama Bella.

Mella sedang memainkan ponselnya, sedangkan Bella sedang membaca novel. Dan ternyata di sini juga ada Nathan.

"Bell, kasih tau film yang bagus dong, bosen nih pengen nonton," tanya Mella.

"Lo mau nonton?" Ini bukan Bella yang menjawab, melainkan Nathan.

"Iya."

"Bareng aja gimana?" tanya Nathan.

Mata Mella langsung berbinar seketika. "Boleh!" Jawab Mella exited.

"Oke, biar gue ajak Nadine juga kalo gitu," jawab Nathan santai.

Bagai terbang tinggi lalu langsung di hempas kembali.

"Eh- enggak, Mella nonton sama gue. Kalo lo mau sama Nadine, lo berdua aja," ujar Bella cepat.

Bella memang sengaja bicara seperti itu, karena Bella yakin Mella tadi sudah berharap, tapi Nathan malah menjatuhkannya lagi. Makanya Bella langsung membuat alasan.

"Iya 'kan Mell? lo nonton sama gue 'kan?" tanya Bella pada Mella.

Mella mengangguk dan berusaha menutupi kekecewaannya. "I-iya. Sorry ya, gue lupa. Ternyata gue udah ada janji sama Bella."

Nathan menaikkan sebelah alisnya. "Perasaan tadi lo baru nanya film deh?" tanya Nathan.

"Iya, tadi baru mau rundingin filmnya. Tapi kita udah janjian dari kemarin," jawab Bella yang sudah pasti berbohong.

"Oh yaudah. Gue ngantin dulu," ucap Nathan.

Setelah Nathan pergi. Bella langsung bicara pada Mella.

"Mell, lo gak papa kan?" tanya Bella.

"Gak papa."

***

POV Mella.

Di rumah gue sekarang lagi ramai karena kedatangan keluarganya Rissa. Dan Mama nyuruh gue ikut ngumpul juga. Padahal gue lagi mager banget, tapi gak papa lah dari pada kena omelan Mama.

Sekarang gue udah ada di ruang keluarga bareng keluarganya Rissa. Disini juga ada Bang Iko. Ya! dia kakaknya Rissa. Nama aslinya Richo, tapi biar singkat, jadi dipanggilanya Iko.

"Eh Mella, udah gede aja lo," ujar Richo sambil mengacak rambut Mella.

"Paan sih. Gue segini-gini aja juga," jawab gue jutek.

"Yaelah Mell, kaya gak kenal Abang gue aja. Dia ngomong gitu cuma basa-basi kali," ujar Rissa.

Mella berdecak. "Gue gak suka basa-basi, langsung to the point aja."

"Mell, jangan jutek gitu dong," bisik Nita.

"Jadi sebelumnya kami mau minta tolong sama kalian," ucap Rani (Mamanya Rissa).

Tuh kalo kesini pasti ada maunya kan! -Batin gue.

"Minta tolong apa?" tanya gue.

"Gini Mell. Tante sama Om bakal pergi ke Hongkong, jadi tante mau nitip Rissa di sini," ujar Rani dengan suara melemah.

"Emangnya aku barang? Pake di titipin," dumel Rissa.

"Emang ke hongkong mau ngapain?" tanya gue.

"Biasalah Mell, Om Dito kan kerjanya terbang sana terbang sini," jawab Ronny.

Om Dito adalah Ayahnya Rissa.

"Terus mau berapa lama Ran, si Rissa di sini?" tanya Nita.

"Yah ... paling dua mingguan lah," jawab Rani santai.

"Uhuk uhuk!" Mella yang sedang minum langsung tersedak mendengar ucapan Rani.

"Pelan-pelan Mell," Kata Ronny.

Mella langsung membulatkan matanya. "Dua minggu? Apa gak kelamaan, Tan?" tanya gue sambil menaruh gelas ke meja.

"Eh Mell!" sentak Nita. "Gak papa kok, Ran. Mau berapa lama juga gak papa, lagian 'kan Rissa ini ponakan aku," lanjut Nita.

"Tapi Mah, nanti Rissa tidur di mana? 'kan kamar tamunya lagi di renovasi?" tanya gue.

"Kamar kamu dong, Mell. Masa kamar Mama," jawab Nita.

"Iya deh terserah Mama aja."

***

POV Author.

9.00 Pm

Mella masih belum bisa menutup matanya, dan kini Mella memilih untuk membuka handphone-nya. Ketika merasa bosan Mella selalu membuka handphone-nya dan men-stalk akun seseorang. Ya, begitulah Mella.

"Mell, lo tau gak? Gue punya film baru nih," ujar Rissa.

"Mana?" tanya Mella sambil melihat ke laptop milik Rissa. "Wih mantep juga lo," lanjut Mella.

"Gue gitu loh," ucap Rissa menyombongkan dirinya.

"Iya deh biar anaknya tante Rani dan om Dito bahagia."

Mella dan Rissa pun menonton film itu. Hari semakin larut malam, dan kini sudah menunjukan pukul dua pagi. Rissa dan Mella memang sudah terbiasa menonton film sampai malam atau bahkan sampai pagi.

***

"Mell bangun!" ujar Nita.

"Iya nanti."

"Udah jam 7 kurang 10 menit!" cetus Nita.

Mella langsung duduk dengan mata lebarnya. "Hah! Mama kok gak bangunin Mella dari jam 5 sih?" rengek Mella.

"Lo nya sih kebo, udah dibangunin malah cuma di jawab hm. Emang dasar kebo," ledek Rissa.

Setelah membangunkan Mella, Nita pun meninggalkan kamar Mella.

"Ini juga gegara lo sih."

"Eh- lo sendiri ya yang pengen nonton filmnya. Lagian udah tau susah bangun pagi, masih aja ikutan nonton film sampe pagi. Kerasa 'kan lo?" ujar Rissa.

"Bacot lo diem!"

Mella pun bergegas Mandi. Setelah selesai Mella langsung pergi menuju meja makan.

"Morning All," sapa Mella.

"Morning sayang," jawab Nita dan Ronny.

"Too," jawab Rissa.

Mereka pun memulai acara makannya. Di tengah-tengah keheningan tiba-tiba Mella bertanya.

"Sa, kok lo gak sekolah?" tanya Mella.

"Gak. Gue udah ijin gak masuk sekolah," jawab Rissa.

"Ijin apaan lo?"

"Pulkam," jawab Rissa singkat.

"Aelah! bukan pulkam kali. Ralat tuh, jadi numpang!" tegas Mella.

"Iya dah iya."

Setelah itu terdengar gelak tawa yang menghiasi meja makan itu.

***

Please to vote!
Jangan jadi sider, okay?!
Vote kalian sangat berharga bagi author!


Continue Reading

You'll Also Like

7M 295K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
586K 27.7K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
3.4M 176K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
316K 18.8K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...