[DS#2] Between Me, You and Wo...

By Fionna_yona

905K 54.7K 1.9K

Cerita ini seri kedua dari Dimitra series. menceritakan putra kedua keluarga Dimitra yang berprofesi sebagai... More

Wajib Baca
Prolog
Mr. Gio Armano Kenneth Dimitra
Little Girl
Bingung 😮
What I've Done?
Kemarahan Arman
Would You Forgive Me?
Start Falling
Asha
bukan update
Arman's Anger
Atasan Aneh!
Bisa-bisa Jatuh Cinta
Gadis Kesayangan
I'm Right Here
Pretty Boy
Yes, I Would
I'm The Only One
Mempertahankan!
Serigala Betina🐺🐺
He's Back
Dimitra's Future Daughter-In Law
Give You All Of Me
Like A Child
Malu 🙈
Arman's Promise
He Did It
Have A Nice Dream
Girl's Quarrel
Pencarian Dimulai
Lega
Kemungkinan Terburuk
Aku Janji ✌
Tolong Jaga Dia
Keras Kepala
Pengusiran
Meminta Penjelasan
Pamit
Heran
Saving Her
Penjelasan
Janji
Meminta Restu?
Sempurna
Calon Menantu Dimitra
Selamat Malam 😴
Apa Aku Pantas?
Like an Alpha 🐺
Pantas Saja!
Bad Party
Bad Party, or Not?
Fitting
🎊The Day🎊
The Happy Ending? or Not?
Sucker
Sweetness in Ibiza
🛫 Flight Home 🛬
Sehat-Sehat
Kemurkaan Arman
Tunggu Sebentar
Princess Ella
Ketenangan
A Day With Ella
Welcome To The World
Prahara
Maaf
Jangan Pergi!
Maafkan Aku
Awas Saja!
Baiklah
Remarried
Takut
Selamat Malam😴
Scary Couple
Alvian Sakit
Anak Serigala🐺
Kembar Berdebat
Janji Arman
Ketika Si Kembar Berkelahi
Cepat Bangun!
Cepat Sembuh
Pelajaran Kecil 😈
Good Daddy
Insecurity
Like Father Like Son
Like An Angel
The Wise Albern
Terima Kasih (End)
Special Part 1 #1

Dimitra's Next Daughter In Law

9.5K 545 23
By Fionna_yona

"Daddy!" Panggilan itu membuat Arman dan beberapa rekan bisnisnya terkejut.

Arman memang tengah mengadakan meeting di sebuah resto. Dia cukup terkejut saat mendengar suara bernada ceria itu memanggilnya. Arman menoleh. Beberapa rekan bisnisnya mulai berbisik tentang siapa yang anak itu panggil. Anak itu memeluk Arman dengan erat seperti sudah lama rindu pada Arman.

"Hey bocah! Jangan sembarangan memeluk orang! Dasar tidak tahu diri!!" Ujar salah satu rekan bisnis Arman.

Arman yang waktu itu terkejut sampai tidak tahu kalau anak yang memeluknya sudah ditarik rekannya dengan kasar. Arman tersadar saat mendengar usiran dengan nada tinggi dan mengancam itu terlempar pada anak yang baru saja memeluknya. Arman langsung menepis tangan yang sedang mencengkram tangan ramping di depannya itu.

"Kemari nak," ujar Arman dengan senyumnya.

Anak itu nampak sedikit takut. Berbeda saat tadi anak itu memanggil dan memeluknya. Arman mendesis kesal. Dia kesal pada rekan-rekan bisnisnya. Arman membuka lebar kedua tangannya.

"Nak, tidak mau memeluk daddy?" Tanya Arman.

Akhirnya sosok itu mendekati Arman dan memeluk Arman kembali. Kali ini, Arman balas memeluk anak itu dengan erat. Membuat beberapa orang berbisik disana.

"Siapa dia?"

"Apa anak selingkuhannya pak Gio?"

"Setahu saya pak Gio tidak punya anak perempuan,"

"Itu juga bukan keponakannya,"

Arman menatap tajam mereka semua. Arman masih mengusap rambut panjang yang itu dengan lembut.

"Kenapa kamu bisa disini?" Tanya Arman.

"Aku kerja disini, dad. Hanya setengah hari,"

Arman mengangguk.

"Kenapa tidak sering mengunjungi mommy dan daddy di rumah?"

"Itu..."

"Apa Albern melarangmu?"

Anak itu langsung menggeleng dengan cepat.

"Bukan begitu, daddy. Aku hanya sedang banyak tugas,"

Arman mengangguk. Dia melepaskan pelukannya dan merangkul anak itu.

"Semuanya, kenalkan. Namanya Kaysha. Calon menantu saya," ujar Arman.

Beberapa dari mereka terkejut. Tapi, mereka memang mendengar kabar kalau si sulung dari Gio Armano sudah menemukan kekasih hati. Bahkan mereka yang sudah susah payah merencanakan untuk menjodohkan putri mereka dengan si sulung keluarga Gio Armano itu sampai kecewa dan patah semangat.

"A-ahaha... ternyata kekasih nak Albern. Maafkan paman ya," ujar pria yang tadi menarik tangan Kaysha.

"Kay, kamu duduk sama daddy sini,"

"Eh? Tapi, daddy... Kay harus kerja,"

Arman mengeluarkan ponselnya, dia menghubungi manager restoran itu dan mengatakan kalau dia ingin Kaysha diliburkan hari itu. Arman tersenyum pada Kaysha saat dia sudah mematikan sambungan teleponnya.

"Daddy sudah mendapat izin dari manager-mu. Ayo, temani daddy!"

"Okey,"

Arman mengajak Kaysha duduk di sebelahnya. Dia memesankan beberapa makanan. Tak lama, setelah itu, Natasha datang dan langsung memeluk sayang Kaysha. Arman memang sengaja mengajak Kaysha duduk dengannya. Dia tahu istrinya sangat menyayangi calon menantu mereka ini.

"Kay mau makan apa? Biar mommy ambilkan," ujar Natasha.

Natasha dan Kaysha berbincang kecil sementara Arman sibuk membicarakan bisnis. Arman melihat beberapa rekan bisnisnya menatap tidak enak pada Kaysha. Dia memilih pura-pura tidak melihat. Namun, jika mereka berani menyentuh satu helai rambut Kaysha, Arman sendiri yang akan menghancurkan mereka.

"Nak Kaysha, kamu tinggal dimana?" Salah satu rekan Arman bertanya.

"Saya tinggal di panti asuhan, pak,"

"Loh? Kenapa begitu? Kamu anak pemilik panti, ya? Dermawan sekali orangtua-mu, nak,"

"Bukan, pak. Saya salah satu anak panti asuhan itu,"

Beberapa dari mereka mulai berbisik-bisik. Arman mengangkat tangannya dan mengusap rambut anak itu dengan sayang.

"Kaysha anak daddy dan mommy, kan?" Tanya Arman sambil menatap Kaysha dengan senyum kecilnya.

"Benar! Kaysha kan akan menikah dengan Albern, Kaysha jadi anak mommy dan daddy," ujar Natasha saat tahu maksud suaminya.

Kaysha yang sudah merasa rendah diri, dibuat merona oleh ucapan Arman dan Natasha.

"Kay? Kamu anak daddy dan mommy, kan?" Tanya Arman lagi.

Kaysha mengangguk kecil. Arman dan Natasha sangat senang. Natasha bahkan sudah menciumi pipi Kaysha yang sedikit chubby itu.

"Sayang, aku dan Kaysha jalan-jalan saja ya?" Tanya Natasha.

Arman mengangguk. Dia mengeluarkan dompetnya dan memberikan dompet tipis berbahan kulit itu pada istrinya. Natasha tersenyum. Dia berdiri dan mengajak Kaysha bersamanya. Mereka sempat pamit sebelum pergi.

"Mom,"

"Hm?"

"Maaf kalau Kay tidak sopan. Tapi, Kay penasaran, kenapa daddy memberikan dompetnya pada mommy? Lalu, nanti daddy membayar restorannya pakai apa?"

Natasha terkekeh mendengar pertanyaan polos calon menantunya.

"Kay, dengarkan mommy, ya. Dompet ini adalah dompet cadangan daddy. Daddy selalu membawa tiga dompet. Satu dompet pribadinya yang di dalamnya ada cash dan juga beberapa kartu ATM, serta kartu-kartu penting, seperti tanda pengenal, SIM. Lalu ada lagi dompet yang isinya hanya kartu-kartu debit milik daddy, dan satu lagi, dompet berisi kartu kreditnya,"

Natasha membuat Kaysha terperangah mendengar ucapan wanita cantik itu. Kaysha merasa keluarga Albern benar-benar sekaya raya yang diberitakan di tv-tv.

"Mari kita lihat, dia memberikan dompet apa pada kita," ujar Natasha.

Natasha membuka dompet itu dan nampaklah jajaran kartu debit milik Arman dari berbagai bank. Mata Kaysha menatap satu kartu yang nampak berbeda dari kartu lainnya. Desain elegan itu menarik perhatian Kaysha.

"Kaysha penasaran kartu apa ini?" Tanya Natasha.

Kaysha mengangguk. Natasha mengeluarkan kartu berwarna platinum itu dan menyerahkannya pada Kaysha.

"Ini kartu apa mom? Sepertinya aku tidak pernah melihat kartu debit seperti ini,"

Natasha terkekeh lagi.

"Ini bukan kartu debit, nak. Ini kartu kredit. Kamu pernah dengan "The Black Card"?"

"Sepertinya pernah,"

"Nah. Sebelum dapat kartu itu, kamu harus belanja dengan kartu ini sebanyak mungkin. Baru bisa mendapat undangan resmi untuk mendapat kartu hitam itu,"

Kaysha semakin terperangah.

"Ini harusnya milik Alden. Daddy-mu sepertinya belum sempat membelanjakan kartu ini. Biar kita bantu dia habiskan limitnya. Jadi, nanti, Alden bisa segera dapat The Black Card seperti dua kakaknya yang lain,"

Kaysha dibuat menganga oleh ucapan Natasha. Kaysha pikir ibu dari kakak kelasnya ini sedang bercanda. Ternyata tidak. Kaysha sampai menggeleng melihat cara wanita di depannya belanja. Menyeramkan.

"Kay, ini sudah cukup?"

Kaysha hanya bisa mengangguk kaku. Bayangkan saja, untuk waktu dua jam, Natasha sudah menghabiskan puluhan juta. Entah apa saja yang dia beli. Yang jelas, Kaysha tidak melihat ada pakaian untuk wanita itu sendiri. Sementara Arman di kursinya hanya bisa tersenyum saat ponselnya bergetar berkali-kali sebagai tanda kalau kartunya sudah mulai digunakan.

Arman melirik ponselnya sekilas. Melihat kartu mana yang istrinya pakai. Dia cukup terkejut saat melihat istrinya memakai amex platinum card di dompetnya. Kartu yang memang baru dia pakai sekali bulan kemarin. Arman memang mendaftarkan semua anggota keluarganya sebagai pemegang Amex Centurion Platinum Card. Dia memang mengincar "The  Black  Card" untuk istri dan anak-anaknya.

Arman melihat daftar toko yang disantroni istrinya dan sempat tertegun saat melihat sang istri hanya menghampiri toko perlengkapan rumah tangga dan juga toko anak-anak.

"Pak Gio,"

Arman mengalihkan tatapannya dari ponselnya.

"Apa anda yakin anak itu anak baik-baik? Maksud saya, nak Albern masih muda mungkin belum pandai menilai orang. Tapi, sebagai orang tua pak Gio jel-"

Ucapan orang itu berhenti saat tatapan mata Arman terarah padanya dengan tajam. Nampak sekali Arman tersinggung dengan ucapan pria di depannya. Arman terus menerus menatap pria itu sampai pria itu menunduk.

"Siapa yang akan menjadi calon menantu saya, biar menjadi urusan saya. Bapak-bapak sekalian hanya perlu fokus pada hubungan bisnis kita saja. Jangan sampai saya menyesal sudah menandatangani surat pendanaan untuk perusahaan anda semua," ujar Arman dengan tenang.

Meski dia mengatakannya dengan tenang, namun semua orang disana tahu Arman sedang mengancam mereka untuk menutup mulut. Mereka menunduk. Dalam hati mereka merencanakan banyak hal agar Kaysha tidak berdiri sebagai menantu keluarga Dimitra yang kini diakui oleh dunia sebagai keluarga terkaya ke lima.

Arman dan tangan dinginnya berhasil membawa semua perusahaan milik keluarga Dimitra mendulang kesuksesan. Arman memilih berdiri. Dia merapikan jasnya dan meninggalkan tiga lembar uang pecahan seratus ribu untuk tip bagi pelayan restoran itu. Arman berlalu dari meja makan.

"Oh..." ujar Arman tiba-tiba. Dia berbalik dan menatap tajam semua orang disana.

"Sebaiknya kalian enyahkan pemikiran di kepala kalian tentang menyingkirkan Kaysha. Karena percayalah, Kaysha sudah menjadi bagian dari keluarga Dimitra," ujar Arman mengancam.

"Kalian tahu apa yang akan terjadi jika kalian berani mengusiknya,"

Arman beranjak dari sana dan menghampiri istrinya yang sedang berada di sebuah toko sepatu. Natasha sedang memilih sepatu sneakers untuk anak bungsunya. Kaysha menemani disana dengan senyumnya. Sesekali kedua perempuan itu tertawa bersama.

"Sayang," sapa Arman.

Natasha langsung memeluk Arman dan mengecup rahang tegas itu dengan mesra.

"Sudah belanjanya?" Tanya Arman.

"Belum. Aku baru mau membeli pakaian dan sepatu untuk Alden,"

"Beli lah kalau begitu. Oh, kalian belum membeli pakaian untuk kalian sendiri?"

"Sudah. Aku meminta Gideon membawanya ke mobil saja,"

Arman mengangguk. Dia menemani Natasha dan Kaysha. Sampai pukul lima sore, mereka menyudahi acara belanja itu. Arman dan Natasha mengantar Kaysha pulang. Betapa terkejutnya Kaysha saat melihat perabotan di panti asuhan sudah berada di luar. Kaysha langsung berlari dan mencari ibu panti.

"Mereka menukarnya dengan yang baru, nak," ujar ibu panti membuat Kaysha terkejut.

Kaysha berlari keluar dan memeluk Natasha dengan erat.

"Terima kasih mommy..." ujar Kaysha.

Arman dan Natasha tersenyum. Natasha memang menghabiskan banyak uang untuk mengganti kasur dan banyak hal lainnya di panti dengan yang baru. Dia juga membeli banyak pakaian anak kecil untuk anak-anak di panti asuhan itu. Arman yang sempat heran akhirnya memaklumi apa yang dilakukan istrinya.

"Sudah... jangan menangis begitu!" Ujar Natasha.

"Lain kali temani mommy belanja lagi, ya?" sambung Natasha

Kaysha menggeleng. Arman dan Natasha merasa heran.

"Kenapa?"

"Kay takut. Melihat mommy belanja membuat Kay seram sendiri,"

Sontak saja Arman dan Natasha terbahak. Mereka benar-benar dibuat terhibur oleh kelakuan gadis di depan mereka ini. Memang Albern tidak salah memilih kekasih.

"Ya sudah. Daddy dan mommy pulang dulu. Kalau kamu tidak sibuk, main ke rumah," ujar Arman.

Kaysha mengangguk. Dia sekali lagi berterima kasih pada Arman dan Natasha sebelum dia pamit masuk ke dalam.

"Albern tidak salah memilih gadis, kan?" Tanya Natasha.

"Tidak. Dia tidak salah memilih gadis yang sifatnya sama dengan ibunya. Sama-sama cantik, baik hati, dan sangat tulus,"

.............

Note:

Hanya sebuah permberitahuan tentang Black Card yang disebut-sebut di atas.


Sekian dulu guys.

See you soon,

Ttd.

Fionna_yona.

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 83.3K 60
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.7M 92.1K 54
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
3.6M 215K 57
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
3.3M 272K 46
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...