My First Crush [End]

By scarlettnunim

1.6K 236 56

Orang bilang cinta pertama itu menyakitkan, lalu bagaimana dengan cinta pertama Gladis? Seorang murid pindaha... More

0.0
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VIII
BAB IX
BAB X
BAB XI
Last.

BAB VII

84 13 3
By scarlettnunim

" And I will stumble and fall. I'm still learning to love. Just starting to crawl. Say something, I'm giving up on you." (A Great Big World Feat Christina Aguilera Say Something )

Februari, 2017.

Ujian semakin dekat, hal itu jelas saja membuat para siswa kelas dua belas sedikit panik atau mungkin sangat panik, ya walau ada juga yang masih tetap santai seperti Joni misalnya. Namun bukan itu saja yang membuat mereka panik. Bukan hanya tentang Ujian Nasional melainkan juga tentang Ujian Masuk Perguruan Tinggi. Banyak siswa yang dilema untuk memilih Perguruan Tinggi mana yang akan mereka pilih, jurusan apa yang harus mereka ambil. Semuanya berjejalan masuk di otak mereka. Untuk masuk PTN sendiri bisa melalui jalur SNMPTN, SBMPTN dan UMPTN. Ketiga jalur itu bisa mereka tempuh.

Hal tersebut juga berlaku bagi Vanya, Gladis, Joni dan Raihan. Untung bagi Raihan, dia sudah menetapkan pilihannya sejak dia kelas sebelas sehingga sekarang dia hanya tinggal fokus untuk memikirkan Ujian Nasionalnya. Ya walaupun dia juga belum tentu langsung diterima dijurusan dan PTN yang dia inginkan tapi setidaknya dia tidak harus pusing memikirkan ingin memilih apa. Berbeda hal dengan ketiga temannya, mereka tidak tahu harus memilih apa.

" Va, kamu mau daftar kemana?"

" Aku pengen UI atau UGM. Tapi ga tau mau milih apa, rasanya aku tidak memiliki bakat apapun. Kamu?"

" Ga tau, otakku pas – pasan gini PTN mana coba yang mau menerimaku?"

" Ngawur, ga boleh gitu. Yang penting kamu udah berusaha." Raihan yang tadinya terlihat tidak perduli pada akhirnya memilih terlibat dalam pembicaraan ketiga temannya.

" Kamu mah enak, udah nentuin pilihan. Lah kita?" Vanya menghela nafasnya dengan berat hati.

" Santai aja kali Vanya. YOLO. Apa – apa jangan dibawa stress."

" Kamu mah bukan santai lagi tapi santainya kebangetan Jon."

" Hahaha" Vanya dan Gladis tertawa mendengar celotehan Raihan, beda halnya dengan Joni yang cemberut karena kesal.

" Aku nyesel deh ga ngikutin kamu Han buat nyiapin semuanya sejak kelas sebelas."

" Lagian kalian si, udah aku bilangin terus – terusan aja bilang santai."

" Ya maaf master." Vanya menggerakan dua jari tangannya diatas kepala seolah mengatakan siap.

Nasi sudah menjadi bubur. Tak ada gunanya bagi mereka bertiga untuk berlarut – larut menyesali apa yang telah mereka lewatkan. Sekarang, mereka hanya perlu fokus untuk mencari tahu apa yang harus mereka lakukan kedepannya. Mencari tahu tujuan hidup mereka masing – masing dan menemukan impian mereka yang sebenarnya.

Belum lagi ujian nasional nanti mereka belum terlalu siap. Bahkan untuk mata pelajaran pilihannya untuk UN pun mereka bertiga hanya mengikuti pilihan Raihan. Katanya " Supaya ada temen belajar bareng". Karena Raihan menyukai Fisika, mereka dengan berat hati ikut memilih Fisika. Padahal mereka tidak terlalu pintar dalam Fisika. Raihan sudah memperingatkan mereka supaya memilih berdasarkan apa yang mereka minati namun mereka malah serempak menjawab " Minatnya sama Han". Raihan pun sudah kehabisan akal dan membiarkan apapun yang ketiga temannya inginkan, asalkan masih dalam batas wajar.

Hal yang paling mereka nikmati dari semua ini adalah mereka berempat bisa les bersama – sama dan bahkan mereka bisa belajar dengan tentor spesial yaitu Raihan di setiap weekend. Karena tak ada satupun diantara ketiganya yang bisa langsung memahami pelajaran yang diberikan oleh gurunya, maka mereka lebih suka belajar dengan Raihan dengan ditemani camilan yang disediakan oleh mamanya Vanya.

Hari demi hari telah berlalu semuanya telah disibukkan dengan belajar, beberapa diantara mereka juga menyibukkan diri dengan menambah ibadah mereka. Semuanya mereka lakukan supaya bisa mendapatkan nilai yang memuaskan dan bisa diterima di PTN favorit mereka. Tapi tetap saja orang – orang seperti Joni contohnya, mereka tidak ambil pusing dapet Ya Alhamdulillah, ga dapet ya udah bisa nyari kerja atau mungkin kuliah di PTS.

Semuanya kini telah menetapkan pilihan mereka dan kini mereka hanya bisa menunggu pengumuman dengan pasrah. Kalau memang jodoh ya pasti keterima. Ujian Nasional yang berbasis Komputer atau biasa disebut UNBK pun berlangsung. Semuanya berusaha semaksimal mungkin untuk menjawab pertanyaan yang ada dilayar monitor.

Tak terasa UNBK pun telah berlalu. Bagi siswa kelas dua belas urusan ujian memang telah usai, tetapi pertempuran mereka belum usai karena mereka belum pasti akan diterima di PTN mana. Atau mungkin justru diantara mereka harus merasakan pahitnya ditolak dan harus menunggu satu tahun kembali untuk bisa mendaftar kembali.

Pengumuman SNMPTN pun tiba, ada yang histeris karena senang ada pula yang histeris karena sedih. Tangisan kebahagian dan kesedihan pun beradu. Seperti yang sudah diprediksi Raihan lolos di jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, hebat bukan? Namun tidak dengan ketiga temannya. Mereka masih harus berusaha lebih. Mungkin saja mereka bertiga sedih sama seperti dengan teman – temannya yang lain. Namun, apa boleh buat mereka harus pasrah. Mungkin memang benar usah mereka masih kurang maksimal. Hal itu tidak membuat semangat di diri mereka luntur.

Ketiganya telah berjuang dengan SBMPTN maupun ujian mandiri. Vanya dan Joni akhirnya memilih untuk melanjutkan kuliahnya di salah satu universitas swasta dekat rumahnya. Tidak jauh berbeda dengan Gladis, gadis itu memang sudah pasrah sejak awal. Dia tidak bisa lolos lewat jalur apapun. Namun karena orang tuanya yang kaya dia tidak ambil pusing, sekolah swasta pun bisa. Yang penting niatnya lurus untuk mencari ilmu. Dengan berbagai pertimbangan, Gladis pun memilih untuk melanjutkan pendidikannya di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta dengan jurusan Biologi.

Semua urusan ujian pun telah usai dan kini Gladis sedang menunggu janji yang Raihan berikan padanya dulu.

" Dis, malam sebelum perpisahan luangkan waktumu untukku ya?" Gladis menganggukan kepalanya mantap. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Raihan dan mendengar hal apa yang ingin dibicarakan olehnya. Raihan mengacak rambut gadis itu lembut dan berlalu meninggalkannya.

" Wiih mau ngapain kalian?" Vanya menyenggol bahu Gladis yang masih saja terpaku menatap punggung Raihan yang mulai menjauh. Gladis merespon pertanyaan Vanya dengan mengangkat bahunya. Melihat itu Vanya terlihat gemas dan semakin menggoda sahabatnya. Vanya bisa melihat apa yang keduanya simpan rapat – rapat. Meski tidak pernah saling terucap, gadis itu paham betul dengan perasaan kedua sahabatnya. Dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mereka.

Malam yang dijanjikan pun tiba, Gladis duduk menunggu di taman dekat rumah mereka. Dinginnya malam tak mampu membuatnya kembali kerumah. Dia tetap setia menunggu Raihan. Padahal Raihan sudah telat lebih dari satu jam, namun gadis itu tetap ingin menunggunya. " Mungkin Han ada urusan sebentar." Batinnya.

Dengan tubuh yang mulai menggigil dan mata yang mulai berat untuk terus terbuka gadis itu tetap setia menunggu Raihan menemuinya. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku jaketnya sambil sesekali meniup – niupkan mulutnya pada telapak tangannya. Diliriknya jam tangan yang melingkar di tangan kanan ternyata jarum panjang telah menunjukkan pukul sebelas malam. " Apa lebih baik aku pulang saja?" Dirinya sudah mulai lelah menunggu.

" Gladis? Loh ngapain kamu masih disini?"

" Eh? Mama? Baru pulang?"

" Iya, ayo masuk udah malem, dingin pula. Besok kan perpisahan mu."

" Hmmm iya ma." Dengan berat hati, gadis itu melangkah pergi meninggalkan bangku kosong ditaman itu. Hatinya mencelos hampa.

" Mungkinkah hanya aku yang memiliki perasaan untukmu, Han?" Batinnya.

Begitu sampai di depan rumahnya, gadis itu melihat rumah yang berada disebrang rumahnya. Gelap dan kosong. Gadis itu menenangkan hatinya dengan mengatakan bahwa keluarga Raihan sedang ada urusan diluar, makanya Raihan tidak bisa bertemu dengannya.

Esok pun tiba sudah saatnya perpisahan masa SMA mereka. Semua siswa – siswi menunjukkan penampilan terbaik masing – masing. Gladis hadir dengan dress pink pastel dan heels merahnya, dengan make up natural gadis itu terlihat cantik ditambah lagi dengan senyuman tipis yang bertengger dibibir mungilnya. Sejak tadi gadis itu menunggu kedatangan Raihan namun yang ditunggu masih saja tak kunjung datang.

" Dis, kenapa? Udah dandan cantik gitu kok malah bengong?" Vanya menepuk bahu Gladis yang sejak tadi hanya terdiam ditempatnya.

" Gapapa Va." Gadis itu memaksakan senyumnya.

" Raihan kayanya ga dateng deh, soalnya udah jam segini." Joni pun ikut memilih duduk disamping Vanya dan Gladis.

" Eh?" Gladis membelalakan matanya.

" Udahlah Dis, ga usah malu. Kita tau dari tadi kamu nunggu Raihan." Vanya menatapnya prihatin.

Mendengar itu dari kedua sahabatnya Gladis hanya bisa menundukkan kepalanya, sejenak kemudian dia mengangkat kembali kepalanya. " Ga kok. Kita harus seneng – seneng ini kan perayaan kita." Sekali lagi senyum yang dipaksakan, namun ucapannya tulus. Dia memang ingin bersenang – bersenang dengan temannya karena setelah ini mereka pasti akan sulit untuk bertemu.

Tak ada lagi kesedihan diantara ketiganya, mereka menutup masa SMA mereka dengan tawa yang merekah di sudut bibir masing – masing. Ketiganya memang mengkhawatirkan Raihan yang sekarang entah ada dimana, sedihkah? Baik – baik saja kah? Atau mungkin sedang bahagia? Entahlah, yang jelas Raihan tidak bisa dihubungi.

Tawa yang mereka keluarkan semata – mata hanya untuk menghibur satu sama lain, mereka sama – sama tak ingin kalau penghujung masa SMA sahabat – sahabatnya harus berakhir dengan rasa sedih dan penantian yang tak berujung.

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

30.7M 2M 103
COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerita berjudul "Private...
718K 67.3K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...