The Dangerous Billionaire [#1...

Від FriskaKristina9

1.4M 58K 2.5K

(18+) PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Ivanna Jhonson, wanita cantik bertubuh seksi dan juga pintar menjadi sekret... Більше

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
CAST
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Informasi Update Cerita! (Mohon Dibaca)
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Attention Please!
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Baca
Chapter 43
Maaf Ya
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49

Chapter 37

17.3K 749 50
Від FriskaKristina9

Double update for todayy! Iyeyyyy 😝

Jangan lupa vote chapter sebelumnya ya! ☝️

Happy reading!

--------------

"Arnold, dimana kau menyembunyikan ponselku? Aku ingin berbicara dengan Alexa." Ivanna berdiri di ambang pintu kamar Arnold. Memperhatikan pria itu yang sedang berdiri di depan kaca besar yang menghadap pantai, dan Carla yang sedang merapikan dasi Arnold.

"Apa kau tidak memulai pembicaraan pagi ini dengan ucapan selamat pagi? Atau hal romantis lainnya?" Arnold berjalan dan menghampiri Ivanna, diikuti Carla dari belakang, yang mengekorinya seperti anak anjing.

Ivanna berdecih, "Apa wanita yang ada di sampingmu itu masih belum bisa membuatmu bahagia? Hingga kau masih menuntut lebih dariku? Suruh saja dia melakukan apa yang kau mau!"

Ivanna memutar bola matanya, "Aku kesini hanya ingin ponselku kau kembalikan. Sudah berapa hari aku tidak berbicara dengan Alexa dan Kevin atasanku itu? Oh ya aku lupa kalau kau sudah menyuruhku tidak bekerja. Aku sangat menyesali keputusanmu itu, dan perasaan menyesal ku bertambah saat kau bawa aku ketempat menyeramkan ini!" Ucap Ivanna tanpa takut dengan dua orang menyeramkan yang ada didepannya saat ini.

"Hei! Tempat ini disiapkan Arnold untukku. Beraninya kau mengatakan tempat bersejarah untukku dan Arnold adalah tempat yang menyeramkan?!" Carla menampar pipi Ivanna dengan kuat.

Ivanna meringis. Ia memegang pipinya yang panas itu dengan telapak tangannya. Sedangkan Arnold hanya diam dan tidak melakukan apapun? Sungguh menyedihkan.

Sekarang Ivanna sudah mengingat siapa Carla. Carla adalah kekasih Arnold. Wanita yang fotonya pernah ia lihat di ponsel Arnold.

Pantas saja kau tidak berani melakukan apapun padanya. Ternyata ia itu kekasihmu... Batin Ivanna.

Arnold mengeluarkan ponsel Ivanna dari sakunya lalu memberikannya.

"Terimakasih." Ucap Ivanna lalu tersenyum. Ia masih memegangi pipinya dan berlalu meninggalkan Arnold dan Carla yang menatapnya entah seperti apa sekarang ini.

Arnold mengepalkan tangannya hingga otot-otot tangannya kelihatan. Ia tidak menyukai siapapun yang menyakiti Ivanna, tapi bagaimana dengan Carla? Baru saja hal yang tidak diinginkannya terjadi dihadapannya, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa? Bagaimana dengan pemikiran bahwa Arnold akan menyakiti siapapun yang menyakiti Ivanna? Omong kosong.

Ivanna berlari memasuki kamarnya dengan perasaan sakit hati. Ia tidak terima perlakuan Carla padanya, tapi ia lebih tidak terima lagi melihat Arnold yang hanya diam tanpa melakukan apapun untuknya.

Ivanna menangis dibalik pintu yang sekarang sudah ia tutup rapat. Ivanna tertunduk lesu menenggelamkan wajahnya disisi tumpuan pahanya lalu memeluk kakinya. Poor Ivanna.

--------

"Dimana Ivanna?" Sean bertanya pada Carla yang asik menonton sambil mengunyah permen karet di mulutnya.

Carla hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Carla!"

"Apa?"

"Dimana Ivanna sekarang?" Tanya Sean geram.

"Kau naik ke lantai tiga, di sebelah kanan dekat kamar Arnold. Itu kamarnya," Ucap Carla sinis.

"Bagaimana kau bisa sampai ketempat ini?"

"Apa itu urusanmu?" Carla menghempaskan punggungnya ke sofa.

"Aku tidak tahu apa yang sedang kau rencanakan, tapi berhentilah menganggu Arnold. Kau hanya parasit dalam kehidupannya." Papar Sean tidak suka.

Carla menatap Sean sinis, "Apa kau yakin? Wanita itulah yang menjadi parasit dalam kehidupan Arnold. Kenapa kau tidak membawanya saja? Kau menyukainya 'kan?" Balas Carla sarkastik.

"Aku tidak menyukainya, atau mungkin belum menyukainya. Aku berusaha mendekatkan diriku padanya, agar ia tidak merasa kesepian. Aku tahu Ivanna tidak bahagia bersama dengan Arnold, ditambah lagi dengan kehadiranmu."

"Cih!" Carla membuang wajahnya.

"Aku akan mengejar mu hingga ke ujung bumi, saat kau memperlakukan Arnold seperti tiga tahun yang lalu. Dan aku yakin, tidak akan ada perlakuan sekejam perlakuan yang akan kulakukan padamu, Carla." Sean memperingati.

Carla mengedikkan bahunya acuh lalu kembali duduk di sofa. Ia tidak peduli pada perkataan Sean. Ia hanya menginginkan Arnold. Hanya Arnold.

Sean menaiki anak tangga dan meninggalkan Carla yang asik menonton. Di mansion Arnold sebenarnya ada lift, tapi menurut Sean, itu hanya untuk orang malas.

--------

Sean berdiri tepat didepan pintu kamar Ivanna. Ia mengatur napasnya yang terengah-engah. Bagi orang awam, menaiki lantai tiga adalah yang mudah, tapi jika sampai di mansion Arnold, mungkin harus berpikir dua kali untuk menaikinya.

Mansion yang besar dan luas, membuat lantai tiga yang dilalui begitu melelahkan karena banyaknya anak tangga.

Tokkk... Tokkk... Tokkkk...

Sean mengetuk pintu kamar Ivanna. Ivanna membuka pintu kamarnya dan mendapati Sean yang berdiri tepat didepannya dengan peluh keringat yang berjatuhan.

"Apa kau baik-baik saja?" Ivanna membuka pintu kamarnya lebar lalu Sean masuk kedalam.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu," Sean duduk di sofa yang ada dikamar Ivanna.

Sejujurnya Ivanna tidur berpisah dengan Arnold semenjak kedatangan Carla. Sedangkan Carla tidur dikamar yang ada disebelahnya. Tiga kamar yang ada dilantai tiga itu, di isi oleh mereka bertiga. Tapi entah kenapa setiap pagi Ivanna mendapati Carla yang selalu berada dikamar Arnold.

Entah itu untuk merapikan kemeja Arnold atau mungkin memasangkan dasinya.

Ivanna juga enggan menanyakan kemana Arnold pergi. Jika ingin bekerja, untuk apa Arnold mengajak Ivanna ketempat ini? Lebih baik baginya jika Arnold meninggalkannya LA.

"Aku baik Sean, terimakasih sudah mau menanyakan keadaanku." Ivanna tersenyum.

"Ivanna..."

"Ya?"

"Sejujurnya aku khawatir jika kau berada disini terus menerus. Aku khawatir jika Carla akan menyakitimu."

Ivanna terkekeh pelan, "Yang kau khawatirkan baru saja terjadi Sean."

"Apa?!" Sean menghampiri Ivanna yang duduk di tepi ranjang.

"Iya, sebelum kau datang." Ivanna tersenyum.

"Pipimu merah Ivanna?" Sean merapikan anak-anak rambut Ivanna ke daun telinganya.

"Ngh..."

"Siapa yang melakukannya?" Sean menatap manik mata Ivanna. Ia begitu kasihan melihat Ivanna. Rasa ingin melindungi Ivanna semakin kuat dalam diri Sean.

"Carla..." Lirih Ivanna.

"Dimana? Apa Arnold melihatnya? Apa yang Arnold lakukan? Kau membalasnya?" Tanya Sean bertubi-tubi.

Ivanna terkekeh melihat Sean yang begitu mengkhawatirkannya. Sedangkan orang yang ia cintai biasa saja, walau kejadian itu berlangsung dihadapannya.

"Didepan Arnold." Ucap Ivanna singkat.

"Hah?!" Sean menganga dan memelototinya.

"Kau bercanda Ivanna." Sambungnya lagi.

"Tidak, Sean. Tadi pagi waktu aku ingin mengambil ponselku dari Arnold, aku sedang melihat mereka berdua dikamar, Carla sedangkan merapikan dasi Arnold. Lalu Arnold menghampiriku dan berkata 'Apa kau tidak memulai pembicaraan pagi ini dengan ucapan selamat pagi? Atau hal romantis lainnya?' Aku langsung mengatakan 'Apa wanita yang ada di sampingmu itu masih belum bisa membuatmu bahagia? Hingga kau masih menuntut lebih dariku? Suruh saja dia melakukan apa yang kau mau! Ucapku tidak suka." Ivanna tertawa hambar lalu melanjutkannya,

"Lalu aku memarahi Arnold karena telah membawaku ketempat yang menyeramkan ini. Tanpa aku sadari Carla marah padaku lalu menamparku, tapi Arnold hanya diam dan tidak melakukan apapun. Ya sudah aku langsung masuk ke kamar dan menguncinya." Jelas Ivanna sambil menirukan pembicaraannya dengan Arnold. Ia berusaha menyembunyikan kesedihannya dengan tertawa sesekali.

Sean menangkup pipi Ivanna dengan kedua tangannya, "Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu lagi." Sean tersenyum.

Ivanna mengangguk.

"Apapun yang terjadi mulai dari sekarang, kau harus memberitahuku. Anggap aku seperti orang terdekatmu. Jangan sungkan untuk minta tolong padaku."

Ivanna mengangguk lalu tersenyum.

"Terimakasih, Sean." Ivanna menggenggam tangan Sean yang menangkup kedua pipinya.

Tidak ada perasaan lain selain mengucap syukur yang dirasakan Ivanna. Ia tidak menganggap Sean lebih dari yang ia pikirkan. Ia menganggap Sean seperti seorang teman.

Tidak ada perasaan yang dirasakan Ivanna saat berhadapan dengan Arnold untuk Sean. Sean tidak bisa mengusik Arnold dari hatinya. Sean tidak bisa membuatnya berdebar-debar seperti Arnold menatap Ivanna lekat.

Arnold berdeham hingga membuat Ivanna terkejut dan menatapnya. Sean tidak se-terkejut Ivanna. Ia bersikap biasa seperti orang pada umumnya.

"Sudah selesai bermesraan nya?" Tanya Arnold.

"Sepertinya sudah." Sean terkekeh pelan.

TO BE CONTINUED...

------------

JANGAN LUPA TINGGALIN KOMENTAR DAN VOTE KALIAN YA. SUPAYA AKU TETAP SEMANGAT!

THANK YOU! :)

Продовжити читання

Вам також сподобається

Let It Flow Від Nade Aniya

Романтика

300K 21K 31
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
5.4M 289K 56
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
Housemate Від noenicha

Романтика

703K 80.9K 45
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
Who Am I? Від Irys

Романтика

549K 52.8K 30
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...