The Dangerous Billionaire [#1...

By FriskaKristina9

1.4M 58K 2.5K

(18+) PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Ivanna Jhonson, wanita cantik bertubuh seksi dan juga pintar menjadi sekret... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
CAST
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Informasi Update Cerita! (Mohon Dibaca)
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Attention Please!
Chapter 33
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Baca
Chapter 43
Maaf Ya
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49

Chapter 34

17.6K 645 25
By FriskaKristina9

Have any nice day
&
Happy reading! 


"Kau suka ini?" Tanya Arnold sambil menyodorkan gaun berwarna biru gelap.

Ivanna melihat sekilas lalu membuang mukanya, "Tidak."

"Aku suka ini." Ungkapnya dengan riang sambil memperlihatkan gaun yang ia pegang itu kehadapan Arnold.

"Kau yakin?" Tanya Arnold memastikan.

Ivanna mengernyitkan dahinya.

"Apa ada yang salah?" Tanyanya.

Arnold menggeleng dan ia enggan menjawab. Baginya, gaun yang dipilih Ivanna terlalu berlebihan. Berlebihan karena akan menunjukkan pahanya secara jelas dan pasti akan membuat Arnold berang. Tapi apa boleh buat jika Ivanna menyukainya?

Ivanna lalu pergi ke ruang ganti pakaian dan mencoba gaun itu. Ia melihat dirinya yang terpantul di cermin besar dan sudut bibirnya tertarik keatas. Ivanna benar-benar menyukai gaun pilihannya. Ia akan menjadi pusat perhatian malam ini.

Lalu Ivanna keluar dari ruang ganti dan menyusul Arnold yang sedari tadi duduk menungguinya.

"Kau sudah selesai?" Tanya Arnold retorik.

"Kelihatannya?"

"Kau sensitif sekali." Ketus Arnold lalu menarik tangan Ivanna menuju kasir. Kemudian ia membayar tagihan untuk gaun yang dipilih Ivanna.

Mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke mansion, mengingat pesta yang tidak lama lagi akan dimulai.

-----------

20:00 PM

Arnold menarik pinggang Ivanna dengan posesif. Ivanna memutar bola matanya. Mereka memasuki mansion mewah yang menjadi tempat pesta itu diadakan. Ivanna hanya celingak-celinguk melihat ke kiri dan ke kanan, barangkali ada yang ia kenal. Tapi sepertinya usahanya nihil. Ia tidak mengenali siapapun kecuali Arnold.

"Hai nona.." dan yang sekarang Sean. Sean menghampiri Ivanna dan juga Arnold yang baru saja sampai. Ia terlihat begitu tampan, bahkan sangat tampan. Ivanna terus memperhatikan Sean tanpa sadar pria yang ada disebelahnya saat ini mulai kesal dengannya.

Arnold berdeham lalu seketika menyadarkan Ivanna dari pikirannya. Ia menoleh dan mendapati tatapan maut dari Arnold dan senyuman dari si tampan, Sean.

"Apa kalian ingin minum sesuatu?" Tanya Sean memulai percakapan.

"Red wine plea--" Ivanna tidak bisa melanjutkan perkataannya karena Arnold langsung menariknya.

Ivanna meringis dan tidak mengira Arnold akan melakukannya ditempat seramai ini. Ia melepaskan tangannya dari genggaman Arnold hingga membuat pria itu menoleh kearahnya.

Arnold mengangkat sebelah alisnya dan menatap Ivanna datar.

"Kau ini berlebihan sekali sih." Cibir Ivanna.

Belum sempat Arnold mengeluarkan perkataan dari mulutnya, perhatiannya langsung teralihkan karena melihat perempuan yang melambaikan tangannya dari lantai dua.

Ia mengernyitkan dahinya mengingat siapa perempuan yang sedang memanggilnya itu. Ia seperti mengenalinya, tapi Arnold tidak begitu yakin karena perempuan itu mengenakan party mask. Padahal semua orang ditempat ini tidak mengenakannya, kecuali dia.

"Kau tunggu disini," perintah Arnold lalu pergi meninggalkan Ivanna. Ivanna awalnya kaget, tapi ia berusaha memakluminya, mungkin Arnold ingin berbicara sesuatu yang rahasia dengan rekannya.

"Kau sendiri?" Tanya Sean dari belakang. Ivanna lalu menoleh dan mendapati Sean berdiri tepat dibelakangnya.

"Sepertinya begitu." Balas Ivanna lalu tersenyum.

"Kau tidak keberatan jika aku ajak duduk di ujung sana?" Tanya Sean lalu menunjuk sofa yang dekat dengan stand minuman.

"Tidak." Lalu mereka berjalan menuju sofa yang ditunjuk Sean tadi. Daripada ia hanya berdiri sendiri ditengah keramaian, ajakan Sean sepertinya sangat tepat saat ini.

--------

"Apa aku mengenalimu?" Tanya Arnold memastikan. Ia sudah berada dilantai dua, dimana wanita yang melambaikan tangannya tadi berada. Arnold mensejajarkan dirinya dengan wanita yang masih menggunakan party mask itu.

"Begitu cepat bagimu untuk melupakan ku Mr.Arnold?" Jawab wanita yang masih setia menutup wajahnya dengan party mask yang ia kenakan.

Arnold mengernyit seolah mengenal suaranya, "Siapa kau sebenarnya?" Arnold memicingkan matanya tajam.

Wanita itu tertawa garing.

Arnold mengalihkan pandangannya dan seketika ia melihat Ivanna duduk berdua dengan Sean di sofa yang dekat dengan stand minuman. Arnold mengepalkan tangannya kuat, hingga kuku-kuku jarinya berubah menjadi putih pucat.

"Apa kau hanya ingin mengecoh ku?" Ucap Arnold tidak sabar.

Wanita itu melihat kearah pandangan Arnold, "Apa dia kekasihmu?" Ia menyilangkan kedua tangannya di dada, "Aku sangat iri padanya. Dia berhasil merebut mu dariku." Ia membuang napasnya kasar.

"Katakan siapa kau sebenarnya?" Tanya Arnold semakin tidak sabar. Wanita yang ada di hadapannya sekarang ini sepertinya tahu banyak tentang kehidupannya.

Wanita itu membuka party mask nya. Arnold terkesiap melihat wanita yang ada dihadapannya saat ini. Hatinya mencelos dan menatap wanita yang berdiri dihadapannya saat ini dengan tatapan tidak percaya, benci, tapi juga ada perasaan rindu yang menggebu.

"Carla?!" Tatap Arnold tidak percaya. Ia ingin sekali memeluk dan menangkup wajah yang ia benci, tapi juga sangat ia rindukan itu. Jauh didalam hatinya, ia seperti tertusuk seribu jarum saat melihat kedatangan Carla 'lagi'. Arnold benar-benar tidak menyukai perasaanya saat ini.

Carla memeluk Arnold dan menyadarkan kepalanya di dada bidang Arnold.

"Kau merindukanku?" Tanya Carla sambil terus mengeratkan pelukannya. Ia menghirup aroma maskulin yang langsung menusuk hidungnya. Ia benar-benar sangat merindukan saat seperti ini. Terakhir ia berpelukan seperti sekarang ini dengan Arnold, tiga tahun yang lalu. Sebelum ia pergi secara diam-diam tanpa memberitahukan keberadaannya dengan Arnold. Ia pergi seperti ditelan bumi dan kembali seperti malaikat pencabut nyawa.

"K-kau..kemana saja?" Tanya Arnold pelan. Ia juga merindukan Carla, tapi ia tidak bisa membalas pelukan wanita itu karena sepasang mata yang dari tadi terus memperhatikannya. Ia tahu jika ia dengan Ivanna tidak memiliki hubungan apapun, tapi entah kenapa Arnold tidak ingin Ivanna melihat pemandangan yang seharusnya tidak ia lihat.

"Aku akan menjelaskannya nanti. Sekarang, apa bisa kita langsung pulang saja?" Tanya Carla lalu mendongakkan wajahnya agar dapat melihat wajah Arnold. Ia tersenyum hangat melihat pria yang ada dihadapannya saat ini.

Arnold menatap Carla tidak percaya. Ia melotot saat Carla mengucapkan kalimat barusan, tapi Arnold langsung mengubah ekspresi wajahnya dan sudut bibirnya tertarik keatas.

"Kau pergi ketempat ini dengan siapa? Kau bisa pulang dengan orang yang membawamu kemari." Ucap Arnold tak ingin menyakiti hati Carla. Tapi ia juga tidak bisa membawa Carla pergi ke mansion miliknya, bagaimana dengan Ivanna? Memikirkannya saja sudah membuat kepala Arnold berdenyut hebat.

"Aku datang ketempat ini sendirian. Apa kau juga akan menyuruhku pulang sendiri?" Sekarang Carla membuat ekspresi yang aku yakin, siapapun tidak berani menolaknya. Puppy eyes dan tangan mengepal yang ia jadikan tumpuan dagunya.

Jangan buat wajahmu seperti itu, c'mon Carla.. batin Arnold mengumpat.

------

Ivanna tidak bisa menikmati percakapannya dengan Sean. Tatapannya terus tertuju kepada Arnold. Ia tidak tahu Arnold berbicara dengan siapa. Sepertinya seorang wanita, tapi wanita itu menutup wajahnya dengan party mask. Jadi Ivanna tidak tahu jelas siapa wanita itu.

"Kau cantik sekali Ivanna." Puji Sean yang sedari tadi terus menatap Ivanna dengan kagum.

Ivanna menundukkan kepalanya tersipu malu. Baginya, Sean adalah pria yang baik. Ia sangat menyesal pernah mengira bahwa Sean adalah pria tampan yang menyebalkan.

"Kau tahu namaku dari Arnold?" Tanya Ivanna.

Sean menggeleng, "Mana mungkin pria bedebah itu mau memberitahukan ku nama kekasihnya." Sean terkekeh pelan.

Ivanna mengernyit, "Kekasih?" Tanyanya.

Sean tersenyum, "Ya, kau kekasihnya bukan?" Tanya Sean balik.

Ivanna hanya tersenyum tanpa menanggapi pertanyaan dari Sean. Ivanna kembali menatap Arnold yang saat ini sedang berpelukan. Ivanna memegang dadanya yang begitu nyeri. Ia tidak tahu kenapa hatinya seperti tercubit melihat pemandangan yang tersuguh kan dihadapannya saat ini.

Ivana... Kau bukan siapa-siapanya Arnold.. Jadi jangan berlebihan. Batin Ivanna berusaha menguatkannya.

"Apa kau bahagia dengan Arnold?" Pertanyaan Sean langsung membuyarkan pikiran Ivanna. Ia langsung mengalihkan matanya dari Arnold dan kini menatap Sean.

"Kau melihatnya seperti apa?" Tanya Ivanna balik sambil meminum Tequilla yang ada di gelasnya.

"Kau bahagia?" Sean mengelus bahu Ivanna pelan. Ivanna tampak kaget dan langsung menyingkirkan tangan Sean. Sedangkan sepasang mata lainnya memperhatikan dari lantai dua.

"Kumohon jaga sikapmu Sean, aku tidak menyukainya." Ucap Ivanna tegas lalu berdiri dari sofa yang ia duduki tadi.

"Maafkan aku Ivanna, aku tidak berma--" Sean tidak bisa melanjutkan perkataan terakhirnya karena Ivanna langsung meninggalkannya.

Ivanna berjalan dengan tergesa dan meninggalkan mansion besar itu.

Dari atas, Arnold tampak ingin menyusul Ivanna, tapi pergelangan tangannya langsung dicekal oleh Carla. Arnold begitu geram melihat Sean yang berani sekali menganggu dan menyentuh Ivanna.

"Aku mau ikut," pinta Carla.

Akhirnya Arnold menuruti permintaan Carla lalu membawa wanita itu untuk menyusul Ivanna. Tanpa pikir panjang Arnold dan Carla meninggalkan pesta yang masih berlangsung. Mereka mengendarai mobil sport berwarna hitam dan keluar dari parkiran mansion yang seluas lapangan sepakbola.

(Author note: penampakan Ivanna seperti gambar di atas ya. Supaya imajinasi kalian lancar jayaaaa wkwk)

TO BE CONTINUED...

---------

JANGAN LUPA TINGGALIN KOMEN DAN VOTE KALIAN YA!

THANK YOU! :)

Continue Reading

You'll Also Like

4.8M 178K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
16.4M 653K 38
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
1M 49.5K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
1.2M 61.8K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...