Aku kehilangan
Tidak ada nyawa lagi di antara kita
Tak ada detak jantung di tubuh cinta
Yang tersisa hanya guyonan derita
Satu yang tertinggal
Di kelopak mata yang penuh elegi
Yang lahir dari keturunan puisi
Bersabda pulang demi cintanya yang lahir dan mati
Aku pulang
Membawa kertas-kertas kuning usang
Dengan kaki—tangan yang sedikit berguncang
Aku pulang, setelah menggugurkan cinta yang kukandung sendiri sekian musim
Aku pulang
Menyapa kehilangan
Memeluk paksa seribu satu kesunyian