Playboy Insaf [TAMAT]

By Sitinuratika07

1.6M 140K 14.6K

Spin off dari cerita Jodohku Om-Om. cerita tentang Nela, sahabat Diandra, dan Bram, adik sepupu Guntur. Jika... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
20-b
Edisi Spesial Lebaran
Playboy Insaf Tersedia Ebook di Play Store & Karyakarsa
DISKON ❤️

20-a

46K 6.4K 903
By Sitinuratika07

"Boleh pinjem hp kamu gak?"

Walaupun dari luarnya Nela tak peduli dengan ucapan Opie, tetap saja dia terus kepikiran. Sudah dibilang bukan, perasaannya menjadi aneh kalau membayangkan Bram sedang didekati oleh cewek kenalannya. Ia ingin positive thinking saja, namun setelah bertemu Bram yang menjemputnya kuliah sore ini, Nela pun berubah goyah.

Sejak kapan ya Bram jadi kelihatan ganteng banget di matanya? Padahal dulu Bram nyebelin parah, lihat mukanya aja rasanya pengen nampol. Tapi sekarang, entah di mana lubuk hatinya berdesir meski hanya menatap wajah tampan itu.

"Buat apa, Yang?" tanya Bram sembari mengendalikan setir dan menoleh ke arah Nela. Dia bingung mendengar Nela yang bertanya terlebih dahulu untuk meminjam ponsel.

Padahal kemarin, Nela langsung saja memakai ponselnya tanpa minta izin terlebih dahulu. Bram merasa kalau hubungan mereka kembali berjarak saat Nela memperlakukannya sebagai orang asing. Salah satunya dengan cara, Nela memakai barang miliknya seperti punya dia sendiri.

"Mau main, hp aku lowbat nih. Tapi kalo gak boleh ya gak apa-apa sih." Nela mengerucutkan bibir seraya melengos ke arah kaca mobil. Tetapi yang tidak dia sangka adalah Bram mencubit pipi kanannya dengan sedikit kuat—gemas lebih tepatnya.

"Siapa bilang gak boleh? Itu ambil sendiri di dalam tas," ujar Bram menunjuk tas selempang Giorgio Armani miliknya di jok belakang.

"Serius boleh nih?" tanya Nela tampak malu-malu, walau tangannya sudah bergerak lebih dulu untuk mengambil tas kulit tersebut. Ia tidak sadar kalau Bram sedang menahan tawa karena suka melihat tingkah tsundere-nya itu.

"Iya boleh, Sayang. Pake aja kok sampe puas. Kalo kurang puas, mainin aku aja," goda Bram dengan kerlingan mata genit. Namun setelah itu, ia meringis kesakitan sebab Nela memukul lengannya.

"Itu mah maunya kamu!"

"Iya memang." Bram tertawa.

Nela mencibir kesal ke arah pria itu sembari melancarkan aksinya membuka media sosial kepunyaan Facebook itu dan segera mengecek isi dari direct message dalam akun Bram. Matanya sontak terbelalak melihat barisan pesan yang belum terbuka—hampir sembilan puluh persen pengirimnya adalah wanita.

Luar biasa. Bram seperti artis yang sering mendapat tawaran endorse. Kalau begini, Nela bisa meminta Bram untuk mempromosikan ceritanya di IG story.

Tanpa sepengetahuan Bram, Nela membuka beberapa pesan yang dikirimkan oleh akun yang juga berteman dengannya. Ada teman pas sekolahnya dulu, dan ada pula yang satu jurusan dengannya saat ini.

Hai kak, pacar Nela ya? Ganteng deh.

Hallo kak, boleh nanya gak? Kakak kerja di mana ya? Ada lowongan gak di sana?

Kakak ini yang nungguin depan gerbang kampus kan? Yg berdiri dekat gerobak somay? Aku tadi liat lho kak.

Kak, boleh folback? Aku satu fakultas sama Nela.

Namanya Bram ya kak? Salam kenal ya kak. Aku temen sekelas Nela waktu SMA.

Astagfirullah, batin Nela beristigfar. Ternyata benar kata Opie, banyak sekali ternyata dari kenalannnya yang sengaja modusin Bram. Tujuan mereka apa sih mengirimkan pesan seperti itu pada Bram? Mau kenalan? Aduh, caranya basi. Alesan pake nama dia lagi. Nela merasa kesal sampai rasanya ingin memukuli Bram.

"Kamu—" Nela menepuk bibirnya sendiri, mendadak sadar bahwa pertanyaan yang akan dia lontarkan nanti menjurus ke arah privasi. Dia tidak mau membuat Bram ge-er karena jiwa keponya yang meronta-ronta ini.

Tahan dulu, Nela. Tahan! Gak boleh agresif nanya ini-itu nanti Bram besar kepala.

"Apa, Yang?" Bram menarik tuas rem tangan dan memindahkan gigi ke arah netral saat lampu merah menyala. Ia menatap gadis di sampingnya yang tampak linglung karena tidak jadi bicara. "Mo ngomong apa tadi?" tanya Bram sekali lagi.

Tuh kan, Bram jadi penasaran dengan omongan yang batal itu. Nela harus cepat-cepat mencari ide baru supaya Bram tidak curiga.

"Kamu nanti mau mampir dulu gak?" tanya Nela sambil tersenyum palsu saat Bram memandanginya dengan intens. Untung aja lampu lalu lintas masih merah, kalo udah ijo, pasti mereka akan nabrak kalau Bram begini terus.

Selain itu, Nela juga merasa deg-degan saat ditatap oleh mata tajam milik Bram itu. Jantungnya cenat-cenut macam lagu jaman dulu.

"Memang boleh Yang?" Wajah Bram sontak bersinar mendengar tawaran Nela yang terdengar begitu merdu. Padahal kalau biasanya, Nela akan langsung menyuruh Bram untuk segera pergi dari halamannya setelah dia turun dari mobil. Boro-boro mau masuk ke rumah dan berpamitan sama bunda.

"Ya boleh aja sih. Lagian kamu pasti capek seharian kerja, dan bentar lagi mau maghrib juga. Sholat dulu di rumah aku terus makan malem. Biasanya, bunda udah masak dari sore buat makan malem," ujar Nela panjang lebar tanpa melihat ekspresi Bram yang berubah kaku. Nela sedang sibuk bermain cacing di aplikasi Wormszone.

Seolah terkena sambaran petir, Bram sontak terdiam mendengar ucapan Nela yang menyuruhnya untuk sholat maghrib di rumah gadis itu. Pikirannya langsung bekerja dengan amat keras demi mengingat bacaan-bacaan dari gerakan sholat yang sudah lama dia lupakan. Astaga, kapan terakhir kali dia sholat? Bahkan, sholat wajib bagi seorang pria muslim di hari Jum'at saja, Bram tidak ingat lagi kapan terakhir ia melakukannya.

Bram terenyuh, seolah pipinya terkena tamparan begitu keras. Hatinya gelisah sampai dahinya mengucur keringat dingin. Entah bagaimana ini bisa terjadi, sekarang Bram lebih merasa berdosa ketimbang ia mematahkan banyak hati wanita.

"Kak! Kak Bram! Lampu ijo tuh, mobil belakang udah klakson terus dari tadi," kata Nela sambil menepuk pipi Bram berkali-kali. Ia bingung melihat Bram yang terpaku seperti berubah jadi patung.

"Ah—oh! Maaf Yang, aku gak sadar." Bram bergerak cepat untuk melajukan mobilnya yang ketinggalan jauh dari mobil di depannya. Ia juga mendapatkan hadiah berupa klakson kemarahan dari pengendara di sekitarnya.

"Kamu kenapa sih, kak? Melamun pas lampu merah. Untung kita gak ditabrak truk dari belakang," oceh Nela sambil bersedekap tangan. Ia mengembalikan ponsel Bram ke dalam tas dan menaruhnya ke tempat semula.

Nela mengenyitkan dahi ketika melihat dahi Bram yang keringatan padahal suhu di dalam mobil sudah cukup dingin. Kata orang, suhu tubuh pria memang lebih tinggi dibandingkan wanita, tetapi Nela tidak menyangka kalau Bram bisa berkeringat walaupun cuma duduk sambil menyetir saja.

"Ya Allah sampe keringetan gini." Nela mengusap dahi Bram dengan tisu, "kok kamu tiba-tiba diem sih? Ngeri tau. Ntar kerasukan lagi. Astagfirullah, amit-amit." Ia mengetuk tangan ke dahinya beberapa kali, kemudian mengetuk tangannya kagi ke dashboard.

Bram mengembuskan napas berat, meraih tangan Nela yang masih berada dekat wajahnya. Saat ini, Bram sedang lengah sehingga tidak menyadari bentuk perhatian Nela yang mengusapi dahinya dengan lembut. Coba kalau dia lagi waras, mungkin Bram akan kejang-kejang saking senangnya.

"Sayang," panggil Bram dengan suara pelan.

Nela tidak menjawab dengan ucapan, tapi kedua alisnya naik ke atas—merespon panggilan itu dengan gerakan tubuhnya.

Bram mencium punggung tangan Nela seraya berkata, "ajarin aku sholat."



****

Part kemarin : 999 kata
Part ini 1080 kata, jadi totalnya banyak! Wkwk

.

Mau curhat nih, aku abis diphp-in cowok🤣 cowok itu satu jurusan sama aku dulu. Di doi mo ngajak nikah tapi ternyata dia udh punya cewek. Rencananya senin ini mo ketemuan (karena dia dr luar palembang), tapi katanya ga bisa karena mendadak disuruh masuk kerja sama asmen. Eh ternyata, dia bikin story sama ceweknya di palembang dan aku di hiden oleh dia 🤣 ngakak. Untung aja ada yang ngasitau aku keburukan dia. Walaupun blum apa2, tp rasanya tetep pait wkwk

Doain aku dpt suami yang baik ya guys. Cowok mateng, dewasa, CEO, tajir, royal, ganteng, setia, penyayang, dan bucin sama aku🤭 aamiin.

Continue Reading

You'll Also Like

593K 34.7K 51
(BUKU TELAH DITERBITKAN) Suatu masa jalan pikiran Miki Haruna terganggu oleh dua pilihan. Hidup dengan cinta dan kesederhanaan, atau bertahan dengan...
507K 5.6K 11
[COLD DEVIL Series] RANK #58 IN ROMANCE ON 30 JULI [CERITA MASIH LENGKAP DAN DI HAPUS SEBAGIAN BESOK] Tingkah Nadiar yang konyol dan Alvis yang judes...