INTANIA : Melepas Pergi (SELE...

By milajynt

154K 10.2K 3.3K

"Nikmati detik-detik terakhir lo bersama Aryandy Ntan, karena setelah ini Aryandy sepenuhnya akan jadi milik... More

THE CHAPT 1-INTANIA
THE CHAPT 3-UCAPAN TERIMA KASIH
CAST
THE CHAPT 4-BAHAGIA
THE CHAPT 5-DITINGGALIN
THE CHAPT 6-NYEBELIN
THE CHAPT 7-PENYEBAB KEHILANGAN
THE CHAPT 8-SESAK
THE CHAPT 9-BASKET
THE CHAPT 10-JUJUR
THE CHAPT 11-KAKAK?
THE CHAPT 12-LUPA?
THE CHAPT 13-SWEET SEVENTEEN
THE CHAPT 14-TELUR
THE CHAPT 15-PESTA
THE CHAPT 16-DARE
THE CHAPT 17-ICE CREAM
THE CHAPT 18- SAKIT
THE CHAPT 19- LEBIH MEMILIH DIA
THE CHAPT 20- SEDIKIT BAHAGIA
THE CHAPT 21- TERUNGKAP
THE CHAPT 22- MENYERAH?
THE CHAPT 23- SISI LAIN ALTARA
THE CHAPT 24- RUMAH POHON
THE CHAPT 25- DITINGGALIN (2)
THE CHAPT 26- MASIH PEDULI
THE CHAPT 27- AWAL KEHANCURAN
THE CHAPT 28 -PERGI SELAMANYA
THE CHAPT 29- MURUNG
THE CHAPT 30- SAYANG
BANTU VOTE!!!
THE CHAPT 31- JOGGING
THE CHAPT 32- BAHU BERSANDAR
THE CHAPT 33- KEDATANGAN TIBA-TIBA
THE CHAPT 34- SEDIKIT PEMBALASAN
THE CHAPT 35- GUNDUKAN TANAH
THE CHAPT 36- CINTA SEGITIGA?
THE CHAPT 37- GELAY
Maapken :)
THE CHAPT 38- KESALAHAN
Chat Altan & Keyhan
THE CHAPT 39- HARUSKAH?
Trailer INTANIA : Melepas Pergi
THE CHAPT 40- TERSIPU
THE CHAPT 41- PERTANDINGAN
THE CHAPT 42- INSIDEN
THA CHAPT 43- MERAJUK
THE CHAPT 44- BALAS DENDAM?
THE CHAPT 45- MENGUNGKAP RASA
THE CHAPT 46- SUMBA
THE CHAPT 47- MENARI DI TENGAH HUJAN
THE CHAPT 48- DIA KEMBALI?
THE CHAPT 49- JADIAN
THE CHAPT 50- RAHASIA
THE CHAPT 51- SECARIK KERTAS
THE CHAPT 52- KE(TIDAK)JUJURAN
THE CHAPT 53- BAR
THE CHAPT 54 - CARAL ABRISAM
THE CHAPT 55- ALASAN KEPERGIAN
THE CHAPT 56- MENJAUH
THE CHAPT 57- TERBEBAS
THE CHAPT 58- MULAI MEMBAIK
THE CHAPT 59- KESEMPATAN
THE CHAPT 60- RUMAH
EXTRA CHAPTER 1
EXTRA CHAPTER 2
EXTRA CHAPTER 3

THE CHAPT 2-SIAL!!!

3.2K 565 236
By milajynt

Hai semua🖐

Selamat membaca cerita INTANIA

Jangan lupa pencet bintangnya dan koment disetiap line!!! Dan untuk sider, yuk keluar sebentar cuma buat pencet bintang aja. Tolong supportnya ya :)

^^^

"Tania bangun sudah siang!" teriak Fanda dengan suara 8 oktafnya yang membuat Intan langsung terperanjat bangun dengan mata terbelalak melihat jam keropi yang berada di atas nakasnya.

Kedua orangtua Intan memang memanggilnya dengan sebutan Tania. Berbeda dengan yang lainnya.

Benar saja jam sudah menunjukan pukul 06.20 dimana biasanya Intan sudah berangkat namun kini justru ia baru terbangun dari mimpi indahnya.

Sontak Intan langsung bangun dan berlari ke kamar mandi dengan kecepatan kilat seperti tokoh boboiboy yang merupakan salah satu film favoritnya.

Terdengar suara shower yang sudah menyala.

"Kenapa Mama nggak bangunin Tania lebih awal?" suara Intan terdengar parau menahan tangis.

Setelah selesai bersiap, Intan segera menuruni anak tangga yang melingkar dirumahnya dengan tergesa gesa dan tidak memperhatikan jalan.

"Sayang hati-hati. Nanti jatuh!" Tegur Fanda.

Fanda melihat Intan risih. takut anaknya itu jatuh dan terbentur. Apalagi sampai otaknya geser. saat normal saja Fanda kewalahan apalagi jika geser.

"Ayo Pa! Kita berangkat!" teriak Intan saat tinggal menuruni anak tangga terakhir dan segera berlari menuju pintu utama untuk bergegas ke sekolah.

Terlihat wajah Intan yang sangat panik dan matanya yang berkaca-kaca menahan bendungan air bening yang ingin menerobos keluar.

Kali ini dia benar-benar takut karena memang jam sudah sangat mepet dengan bel masuk. Berbeda dengan kamarin yang masih ada sedikit waktu.

Selama dua tahun Intan menduduki bangku SMA ini adalah hari pertama Intan telat bangun dan ada kemungkinan juga ia akan telat datang ke sekolah. dia paling anti dengan yang Namanya telat. Dia tidak mau di hukum, lebih tepatnya malu.

Rio hanya bisa tersenyum menggoda putrinya itu karna wajah Intan yang seperti ini sangat menggemaskan bagi Rio.

Tidak tega dengan wajah Intan yang semakin memerah menahan tangis, Rio segera bangun dan menyelesaikan sarapannya untuk mengantar Intan ke sekolah.

~~~

"Aishh.. gerbangnya udah ditutup Pa," lirih Intan dengan mata yang masih berkaca-kaca Intan melihat gerbang hitam sekolahnya yang menjulang tinggi itu sudah tertutup rapat.

"Yaudah masuk gih. nunggu apa lagi?"

"Ihhh papa. Tania takut dihukum. Papa tau nggak? Guru Tania itu sadis-sadis Pa. Kiler abis deh pokoknya. Papa nggak mau kan anak kesayangan Papa satu-satunya ini udah tinggal nama doang nanti?" ujar Intan menakut-nakuti, wajahnya sengaja dibuat se-serius mungkin.

Sungguh sebenarnya disini Intan yang ketakutan setengah mati. Intan terus membayangkan wajah guru killernya yang sangat menyeramkan itu dan suaranya yang melebihi kerasnya toa masjid ketika menghukumnya dan membuat Intan malu sepanjang hari.

"Terus?" tanya Rio enteng

"Tania gk usah sekolah ya Pa? Satu kali ini aja. Papa ijinin Tania ke guru piket. Bilang Tania sakit atau ij.."

mulut Intan tertutup sempurna saat melihat papanya sudah membuka pintu mobil dan keluar.

Intan menghembuskan nafas leganya dengan kepala tersandar di kepala kursi.

'Yesss, makasih Pa. Papa emang peka banget deh jadi cowok. Papa ter ter ter the best deh,' Gumam Intan dalam hati dengan mata terpejam dan bibir yang mengembang.

Namum tiba-tiba saja ada yang membuka pintu mobil, lantas Intan langsung  membuka matanya yang semula terpejam dan melihat kesamping kiri.

"Pa-," belum selesai Intan mengucapkan kalimatnya, mata Intan langsung melebar kala itu, shock dengan apa yang dikatakan oleh Papanya.

"Keluar!"

"Ta-tapi."

"Keluar Intania!"

"Pa," rengek Intan.

"Mau semua fasilitas kamu Papa tarik? Termasuk handphone dan laptop kamu?" Ancam Rio tak main-main.

Intan menggeleng cepat dan segera keluar dari mobil, Intan tidak ingin laptop dan ponselnya di sita. Kedua benda tersebut adalah temannya di rumah yang menemani Intan disaat apapun. jika di ambil maka Intan akan merasa sangat kesepian.

Rio memang sangat menyayangi Intan bahkan sering memanjakannya tapi Rio juga kadang perlu bersikap tegas kepada Intan layaknya seorang ayah pada mestinya. terlebih lagi masalah sekolah. Rio tidak ingin Intan menyia-nyiakan sekolahnya.

Rio hanya ingin Intan bisa mewujudkan mimpinya dan menjadi orang yang berguna bagi dirinya, keluarga dan juga orang lain.

Setelah Intan keluar dari mobil Rio kembali masuk kedalam mobil sedangkan Intan masih diam mematung memperhatikan papanya. Rio menurunkan kaca mobil dan menatap putri kesayangannya.

"Selamat menikmati hukumanmu sayang," ujar Rio dengan nada menggoda dan seringai di bibirnya membuat Intan kesal setengah mati.

"Papa!" teriak Intan keras dengan kaki yang di hentak-hentakan ke tanah membuat guru yang ada didalam sontak membuka gerbang dan menghampiri Intan. Sedangkan Papanya sudah pergi dengan tergelak mendengar teriakan Intan.

"INTANIA!" suara bu Dian terdengar jelas di gendang telingan Intan yang membuatnya takut setakut takutnya melebihi orang yang takut setakut takutnya orang takut. pokoknya gitudeh gak bisa di jelasin.

Intan perlahan tapi pasti mulai membalikkan badannya menghadap bu Dian. Dengan mata terpejam dan tentunya sambil merapalkan doa dalam hati.

'Allahumma inni a'udzu bika minal khubutsi wal khobaits.'

'Aduhhh mati gue. Pa, ma. maafin Tania yang sering lupa siram WC ya.'

"Ehh ibu. udah lama disini bu? Kenapa ibu nggak masuk? Disini panas loh bu. Kan sayang ibu udah beli skincare mahal-mahal. Mending ibu masuk deh, emang ibu gk ngajar? Udah ber..."

Intan terus saja berceloteh tidak jelas, mengajukan pertanyaan pertanyaan yang sama sekali tidak penting. Namun saat menyadari raut wajah bu Dian yang sepertinya tidak bisa di ajak bercanda, Intan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Ma-maaf bu, lupa di rem," cicit Intan.

"BERSIHKAN SELURUH LAPANGAN!" Titah bu Dian tak terbantahkan.

WHAT THE . intan reflek melebarkan matanya dengan mulut sedikit terbuka.

Seluruh lapangan? SMA STARCAL memiliki lapangan yang sangat luas. Bagaimana bisa Intan mengerjakannya sendiri. Intan belum sarapan dan nampaknya matahari akan bersinar dengan terik hari ini.

"Sendiri bu?"

"Hari ini hanya kamu yang telat. Kerjakan hukuman kamu setelah itu kembali ke dalam kelas."

Intan mengangguk pasrah. Ia berjalan melewati gerbang dengan langkah gontai dan tak ikhlas. Sesekali dia menendang krikil yang ada di depannya.

'Ya allah. Ambillah nyawa bu Dian. Hamba rido," batin Intan

~~~

"Anjir. Ini lapangan gak bisa di kecilin apa?" keluh Intan karena sudah hampir dua jam Intan membersihkan lapangan ini namun tak kunjung selesai.

Intan hanya sendirian karena hari ini memang hanya Intan satu satunya murid yang terlambat.

Untung keadaan sekitar lapangan sepi karena semua siswa dan siswi mungkin sedang ada dalam kelasnya masing masing dan dari tempat Intan berdiri saat ini hanya terdengar suara riuh dari beberapa kelas yang mungkin sedang tidak ada guru. Intan bersyukur akan hal itu.

"Aduh pegel. Papa. Tolong Tania."

Intan memegangi perutnya, "Sabar ya cing. Kita bentar lagi ke kantin," monolog Intan pada cacing-cacing di perutnya.

"Aduhhh kepala gue," sambil memegangi kepalanya Intan terus saja melirih kesakitan. namun tidak ada yang mendengar lirihannya karena keadaan lapangan saat ini benar benar sepi.

"Kuat Intan, lo kuat. lo bukan cewek lemah oke. Tunjukin kalo lo kuat. tinggal bentar lagi intan. ayo Intania semangat!!!" Intan menyemangati dirinya sendiri dengan sisa tenaga yang tersisa sambil terus menyapu.

~~~

"Mau kemana lo?" tanya Farhan pada Altara yang telah berdiri.

Mereka. tepatnya Altara, Farhan, dan Elga sedang berkumpul di meja paling belakang di kelasnya yaitu meja Al dan juga Elga.

saat ini XII-MIPA1 sedang jam kosong karena bu Andani tidak masuk. hari ini kata si ketua kelas bu Andani sedang ada dinas dari sekolah untungnya tidak ada guru yang menggantikan untuk mengajar sehingga MIPA1 kosong sampai bel istirahat berbunyi.

Ketiga orang itu merupakan cowo famous di sekolahnya. entah apa yang membuatnya bagitu tapi banyak sekali cewek-cewek dari adik kelas bahkan kakak kelasnya dulu yang mengejarnya, lebih tepatnya mengejar Altara. Karena Altara memang memiliki wajah yang lebih tampan dari pada kedua sahabatnya itu.

bukan berarti sahabatnya tidak tampan hanya saja pesona Altara lebih memikat para cewe di SMA STARCAL. Tinggi badan yang ideal, kulit putih bersih, rambut hitam, hidung yang mancung sempurna, alis hitam tebal, pupil mata yang sangat hitam. Sungguh itu saja belum dapat menjelaskan sesempurna apa tuhan menciptakannya.

"Toilet," jawab Altara dingin sambil berjalan ke arah pintu.

"Aku ikut bang!" reflek Farhan menepak kepala Elga dari belakang dengan kencang sehingga membuat Elga mangaduh.

"Mau ngapain lo ikut? Pake aku aku segala!" Hardik Farhan.

"Mau liat Altara pipislah" jawab Elga dengan senyum jahilnya.

Farhan bergidik geli. Memicing, menatap Elga.

"Nggak homo kan lo?" Tanya Farhan menyelidik.

"Sembarangan lo! gue normal. Mau lihat?" balas Elga, Farhan semakin bergidik ngeri di tempatnya.

"Ya allah. kenapa kau mempertemukan hamba dengan orang yang seperti ini? Baim nggak kuat." Farhan mengangkat tangannya seperti orang yang sedang berdoa dengan ekspresi orang yang terdzolimi.


"Lo ganti nama Han?" Tanya Elga polos.

"Orang kaya bebas!"

~~~

Altara menuruni anak tangga area kelasnya.

Altara berjalan sambil bersenandung dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana. Terlihat sangat cool walau dengan rambut yang berantakan. saat Altara menoleh ke lapangan ia melihat seorang gadis berbadan mungil. Satu tangannya memegang sapu sedangkan satunya lagi memegangi kepala.

Altara menyipitkan matanya agar dapat melihat lebih jelas siapa gadis itu. Altara seperti pernah melihatnya.

"Oh. Pantes kelas tenteram," gumamnya.

Altara terus menggerakkan kakinya melangkah maju.

BRUKKK

Kepala Altara reflek menoleh kearah sumber suara dan mendapati Intan yang sudah jatuh, Altara bimbang.

Apa dia harus menolongnya?

Altara berusaha acuh. Dia kembali melangkahkan kakinya.

"Tapi kalo dia mati gimana?" ucapnya mulai ragu.

"Anjir," geram Al frustasi.

Altara segera berbalik badan dan berlari mendekati Intan yang masih tergeletak pingsan tak berdaya di lapangan. Altara melihat wajah pucat pasi Intan.

"Woi bangun! jangan mati disini!" Al terus saja menggoyang-goyangkan tubuh mungil Intan berharap ia segera membuka matanya, namun mata itu terus saja tertutup.

Tanpa berpikir panjang lagi Altara segera membopong tubuh mungil Intan menuju ke UKS.

Ia membawa Intan dengan hati-hati.

"Berat amat sih lo kecil-kecil!"

Altara menurunkan tubuh mungil Intan dan menidurkannya di Kasur yang ada di UKS lalu Altara duduk dikursi yang sudah tersedia di samping Kasur dan menunggu Intan siuman.

"Nyusahin!"


-AUTHOR-

Tolong komen dan kasih votenya dong.. biar aku semanget terus buat nulis.. tinggalin jejakyh.. tolong di bantu share biar banyak yang baca.. terima kasih

Continue Reading

You'll Also Like

4.9M 341K 55
[TAMAT-LENGKAP] Dua tahun lebih ia terpisah dari ibu kandungnya. Bocah lelaki itu setiap waktu menahan rindu ingin bertemu. Di lubuk hatinya terdalam...
3K 125 6
Perjalanan hidup Langga dan Relaya masih berlanjut...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.1M 242K 30
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
79.5K 3.7K 38
Terbit dengan judul 'Aku, kamu, dan Masa lalu.' _______________________________ ‍"Kamu lebih pilih aku pacar kamu, atau dia masa la...