MeloDylan 2 (Retrouvailles)

By asriaci13

44.9M 3.1M 1.5M

Cover by Wira Putra Kesalahan manis yang di rahasiakan. *** Ketika kita bertemu kembali, apakah yang akan ter... More

Sedikit Cerita Untuk MeloDylan Pertama
Prolog
CHAPTER SATU | Dylan Kembali
CHAPTER DUA | Dibalik Semua itu
CHAPTER TIGA | Sebuah Pertemuan dan Pernyataan
CHAPTER EMPAT | Pelukan Terakhir?
Chapter 5 | Video Perpisahan
CHAPTER ENAM | Deva mencari Melody
CHAPTER TUJUH | Pertemuan Melody dan Alice
CHAPTER DELAPAN | Masa Lalu dan Masa Depan
Chapter Sembilan | Aku Punya Hati
Chapter Sepuluh | Berdamai dengan Masa Lalu
CHAPTER SEBELAS | BERHARAP TAK BERPISAH
Chapter Dua Belas | Tanpa Sengaja
Chapter Tiga Belas | Sisi Manis Dylan
Chapter Empat Belas | Nostalgia
Chapter Lima Belas | Sebuah Syarat
Chapter Enam Belas | Tidak Baik-Baik Saja
Chapter Tujuh Belas | Kadang Aku Tidak Mengerti
Chapter Delapan Belas | Semua Punya Rahasia
Chapter Sembilan Belas | Menjelaskan Kesalahpahaman
Chapter Dua Puluh | Mengingat Yang Tidak Penting
Chapter Dua Puluh Satu | Sampai Disini
Chapter Dua Puluh Dua | Jawaban Dylan
Bukan Update!
Chapter Dua Puluh Tiga | Terlalu Percaya Diri
Chapter Dua Puluh Empat | Rapat Ketiga
Chapter Dua Puluh Lima | Survey Tempat Reuni
Chapter Dua Puluh Enam | Sebatas Teman
Chapter Dua Puluh Tujuh | Truth Or Dare
Chapter Dua Puluh Delapan | Teman Makan Teman
Chapter Dua Puluh Sembilan | Can I Kiss You?
Chapter Tiga Puluh | Jadi Siapa?
Chapter Tiga Puluh Satu | Retrouvailles (Bag •1)
Chapter Tiga Puluh Dua | Retrouvailles •Bag 2
Chapter Tiga Puluh Tiga | Retrouvailles •Bag 3
Chapter Tiga Puluh Empat | Retrouvailles (•Bag 4)
Chapter Tiga Puluh Lima | Retrouvailles (•Bag 5)
Chapter Tiga Puluh Enam | Retrouvailles (Bag Enam)
Chapter Tiga Puluh Tujuh | Retrouvailles (•Bag 7)
Chapter Tiga Puluh Delapan | Retrouvailles (•Bag 8)
Chapter Tiga Puluh Sembilan | Retrouvailles (•Bag 9)
Chapter Empat Puluh | Retrouvailles (Bag 10)
Chapter Empat Puluh Satu | Dibalik Yang Terjadi
Chapter Empat Puluh Dua | Alice kembali
Chapter Empat Puluh Tiga | Semuanya Telah Berakhir
Chapter Empat Puluh Empat - Rahasia Terbesar Alice
Chapter Empat Puluh Lima | Permintaan Alice
Chapter Empat Puluh Enam | Pertunangan?
Chapter Empat Puluh Tujuh | Apa yang terjadi?
Chapter Empat Puluh Delapan | Semua Berakhir Disini
Chapter Empat Puluh Sembilan | Pelaku Tabrak Lari
Chapter Lima Puluh | Keadaan tidak baik
Chapter Lima Puluh Satu | Menunggu Melody
Chapter Lima Puluh Dua | Penyesalan datang di akhir
Bagian Lima Puluh Tiga | Jangan datang lagi
Bagian Lima Puluh Empat | Lupakan, Aku sudah tak peduli
Bagian Lima Puluh Lima | Jeda
Bagian Lima Puluh Enam | Berdamai?
Chapter Lima Puluh Tujuh | Sekadar Saran
Chapter Lima Puluh Delapan | Pamit
Chapter Lima Puluh Sembilan | Menebus Kesalahan
Vote aja
Chapter Enam Puluh | Choose or Lose
Chapter Enam Puluh Satu | Puncak Part 1
Chapter Enam Puluh Dua | Puncak Part 2
Chapter Enam Puluh Tiga | Early Birthday
Chapter Enam Puluh Empat | Titik Balik Sebuah Kejelasan
Penjelasan Sedikit
Chapter Enam Puluh Lima | Kemungkinan Terburuk
Chapter Enam Puluh Enam | Salah Siapa?
Chapter Enam Puluh Delapan | Random Talk
Bagian Enam Puluh Sembilan | Bertemu Dengan Orang Baru
Tanya Dong
Bagian Tujuh Puluh | Sebuah Pemberitahuan
Sedikit Memberikan Jawaban
Bagian Tujuh Puluh Satu | Kamu, Lucu Sedunia
Bagian Tujuh Puluh Dua | Mencari Penyakit
Bagian Tujuh Puluh Tiga | Sudut Pandang Dylan
Bagian Tujuh Puluh Empat | Pernah Gak sih?
Bagian Tujuh Puluh Lima | Ending?
Bantu memilih.
Bantu Pilih Kover
Bagian Tujuh Puluh Enam | Restart
Bagian Tujuh Puluh Tujuh - Alasan Kembali
Harga Paket dan Merchandise
List TBO Yang Bisa kalian Pesan PO
Bagian Tujuh Puluh Delapan | Begini Adanya
Open Pre-Order
Spoiler Alert!
Spoiler alert Part 2!
Ending :)
Penjelasan Ending
Alternative Ending Part 1
Open Pre Order Merchandise
MeloDylan Special chapter
Special Chapter | Satu
Special Chapter | Dua
Special Chapter | Tiga

Chapter Enam Puluh Tujuh | Friend?

191K 17.2K 7.1K
By asriaci13

Now Playing | Lyodra - Mengapa Kita

Selamat membaca cerita MeloDylan

Gak ada foto adanya aku.

Bagian Enam Puluh Tujuh

Kalaupun harus cemburu, memangnya dia siapa? Hanya sekadar mantan, dan seharusnya sudah tidak pantas untuk merasa cemburu.

***

Rasa ingin tahu untuk mengetahui bagaimana hubungan Dylan dan Alice selalu ada. Apakah mereka tetap bersama atau memilih untuk berpisah atas masalah yang terjadi kemarin. Namun, Melody mencoba menahan semua rasa ingin tahunya dan menyibukan diri dengan beberapa hal yang menurut dia lebih baik.

Membuka catatan kuliahnya, mereview beberapa materi. Tetapi dia masih tidak bisa fokus. Pikirannya berkelana kemana-mana, memikirkan pertemuan Louis dengan Alice, apa hubungan keduanya. Setau Melody mereka tidak dekat sama sekali, tapi hari tadi keduanya saling berbagi tawa dan itu membuat Melody bingung sekaligus kaget. Meskipun ada perasaan lain di hatinya. Terasa sakit dan banyak nyeseknya.

Padahal mereka sudah bukan siapa-siapa.

Kalaupun harus cemburu, memangnya dia siapa? Hanya sekadar mantan, dan seharusnya sudah tidak pantas untuk merasa cemburu.

Selain itu, mengenai hubungan Alice dan Dylan pun mengganggu pikirannya. Dia benar-benar kesal karena merasa seperti ini.

Tolong. Keduanya sudah menjadi mantan dan Melody tidak harus lagi ikut campur ke dalam urusan mereka, kalaupun harus berkomunikasi dia akan melakukan seperlunya. Dikarenakan, salah satu dari mereka telah memiliki kekasih.

Sebelumnya dia tidak sadar bahwa kunci sebuah hubungan adalah mengerti dan menjaga. Mengerti dalam artian bahwa dia harus bisa meposisikan diri sebagai kekasihnya ketika akan bertindak melakukan sesuatu. Seperti, ketika dia akan pergi dengan teman lawan gendernya, kalau dia berada di posisi kekasihnya dan pemuda itu pergi dengan cowon lain apakah dia akan merasa sakit hati atau bagaimana.

Intinya harus bisa berpikir dua kali, selain itu menjaga perasaan pun penting. Bagaimana memiliki batasan dengan orang lain agar ada orang yang merasa di spesialkan.

Dulu dia merasa marah kalau Dylan selalu mementingkan Bella diatas segalanya, memprioritaskan gadis itu. Membuat Melody sedikit membenci Bella karena mendapat perhatian khusus dari Dylan, ada ruang tersendiri di dalam hati Dylan saat itu. Apalagi Dylan memang pernah memiliki perasaan untuk Bella.

Terkadang dia merasa insecure dan membandingkan dirinya dengan Bella.

Hanya saja ketika dia berpacaran dengan Louis, semuanya berbalik. Dia terkadang lebih sering pergi berdua dengan Fathur dan berdalih hanya sebagai teman, meskipun memang itu faktanya. Louis memang beberapa kali sempat menegur dirinya dan terjadi sedikit konflik. Hanya saja, saat itu Melody berpikir bahwa seharusnya Louis tidak marah karena dia dan Fathur hanya sebagai teman saja.

Tapi, ternyata dia melupakan fakta bahwa Fathur pernah menyukainya dan posisi Louis saat itu sama seperti posisi dirinya saat bersama Dylan dulu.

Padahal, ketika Louis bersama dengan Keira dia merasa sakit hati dan cemburu.

Terkadang perempuan memang se egois itu. Mereka akan dengan bebasnya pergi dan memiliki banyak teman laki-laki dengan alasan hanya teman, sementara kerika laki-laki memiliki teman perempuan maka akan terjadi peperangan. Meskipun tidak semua, tapi banyak yang mempermasalahkan ketika pacarnya memiliki seorang teman perempuan.

Ponsel Melody menyala kemudian muncul notifikasi pesan dari salah seorang temannya.

Jane Nathalia

Udah nanya ke kak Dylan belom?

Ah, isi pesan singkat Jane membuat Melody kembali overthingking akan permasalahan itu. Kemudian dia membalas pesan yang dikirimkan oleh Jane.

Belum

Balasan pesan yang dikirim oleh Jane datang dengan cepat.

Anjrot
Gue udah penasaran
Buru tanyain

Bingung

Kek jawab soal matematika pilihan ganda, bingung segala.

Mksdnya harus chat apa
Bingung

Say hai... maybe
Idk, lo kalau sama kak Dylan suka chat gimana biasanya.

Agak aneh kalau chat hai, berasa temen lama yang udah lama gak kontakan gak si?
Biasanya langsung nanya dimana atau nanya intinya aja.

Aduh bujang
Yaudah lo tanya
Kak putus sama Alice atau gak?

Terlalu ikut campur gak sih?

Allahuakbar
Kesel gue, lo penasaran gak?

Iya sih

Ya lo tanyain cepet

Harus ya?

Kesel pengen nyambit
Gedig juga nih sama gue

Gak ah, gak enak

Ya ngapain lo rasain bambang

Bambang siapa sih?

Bapak lo!

Lah nama bapak gue kapan ganti?
Kok gue gatau.

Serah Mel serah
Anjir
Gue dari yang tadinya kepo sampe jadi laper

Hah kok laper? Makan dong
Gak ada hubungannya tau dari kepo ke laper

Iya gak ada
Kek lo sama kak Dylan atau sama Louis

Ada kok
Mantan

Mel, gue block dulu ya malem ini
Lo salah makan apaan sih?

Kok jahat sih? 🥺🥺👉🏻👈🏻

Yaudah ganti pertanyaan
Jodohku lagi apa?

Jadi gak usah nanya ke kak Dylan kan?
Abang? Gatau, tanya aja dong sendiri.

Iyee kagak usah, gue udah gak napsu gibah
Anjir lo ngakuin gue jodoh abang lo.

Ralat jodoh lo siapa?

Au ah, dah mau makan dulu
Mam indomi

Jangan keseringan nanti usus buntu

Tinggal pake bintu biar jalannya gak buntu

Kok jadi lo yang gak jelas

Gara-gara temenan sama lo.

Selanjutnya setelah menutup aplikasi chat bersama dengan Jane. Tiba-tiba perut Melody terasa lapar, ini pasti gara-gara Jane yang mengatakan bahwa dia lapar. Jadi, nular, kan.

Turun dari kamar dan pergi ke arah dapur, dia melihat abangnya tengah memasak mi instan sambil video call dengan kekasihnya.

Sumpah ini definisi bucin yang sesungguhnya. Mendadak dia merasa jijik dan tidak mau mengakui keduanya.

"Dih masak mi aja sampe video call," cibir Melody

"Katanya biar makannya bareng, jadi dinner," jawab Musical

"Bang..."

"Jane yang minta, abang cuman ngikutin."

"Tapi abang laper?" tanya Melody

"Enggak, adek laper?"

"Iya ini makanya turun."

"Yaudah makan berdua aja sama abang."

"Mi instan gitu? Oh No."

"Terus adek mau makan apaan emang?"

Jane dicuekin, tapi dia tengah memasak mi instan sama seperti yang dilakukan oleh Musical saat itu.

"Makan spaghetti," jawab Melody

"Udah makan indomi abang aja."

"Tapi... yaudah deh kalau abang maksa."

"Abang gak maksa, cuman nawarin."

"Oh yaudah aku masak spaghetti aja."

"Yaudah abang maksa." Musical mengalah dan Melody tersenyum senang, dia langsung duduk di salah satu kursi sambil melihat abangnya memasak.

Terdengar Jane mengajak berbicara dan Musical hanya merespons ketawa atau mengiyakan pertanyaan Jane. Keduanya terlihat bahagia, meskipun Jane jarang sekali quality time dengan Musical, tetapi hubungan mereka terlihat baik-baik saja. Semoga selalu baik-baik saja.

"Heh Melody, ganggu dinner gue aja lo," kata Jane

"Abang... kok mau sama dia?" tunjuk Melody ke arah layar ponsel, menunjuk Jane.

Musical hanya tersenyum sambil menuangkan mienya ke dalam mangkuk, membawa dia sendok dan menaruhnya di meja.

"Kenapa ya? Karena dia ngebet sama abang, jadi kasian," jawabnya jenaka

"Ayang kok gitu?"

"Jane, cringe," ujar Melody

"Sirik jomlo."

Sadis.

"Bang pilih aku apa Jane?" tanya Melody

"Adek."

"Ngadi-ngadi banget sih lo pertanyaannya, itu tuh pertanyaan gampang kaya lo tanyain pengin masuk surga atau neraka ya jawabannya surga."

"Jane ikut-ikutan, diem aja, abang lebih sayang gue daripada lo."

"Yang aku dimarahin Mama, makan di kamar. Turun dulu ya, eh aku mau matiin video callnya. Silkan quality time sama ade lo. Bye sayang."

"Yaudah selamat makan ya."

"Gak manggil sayang?"

"Iya sayang."

"Love you nya?"

"Aku sayang kamu."

"Yeay."

Terdengar suara Jane yang girang seperti habis mendapat lotre. Memang, seperti itulah. Jane selalu ingin diperhatikan dan dijadikan prioritas, dia bisa mengatur Musical tapi tanpa harus membuat Musical terganggu. Jane akan tau waktu. Ketika Musical pergi beraama temannya atau sibuk, gadis itu akan mengerti tidak akan bersikap manja atau menybalkan.

"Bang, aku mau nanya."

"Nanya apa?"

"Jane cemburuan?"

"Kamu temennya, pasti taulah," jawab Musical

"Cemburuan pasti, terus abang gimana cara ngatasinnya?"

"Hahaha, awal-awal dia cemburuan banget, seperti sering blockir cewek-cewek gak jelas, pokonya over tapi lucu karena kita baru pacaran awal-awal. Seperti gue harus laporan ngapain aja."

"Keganggu gak?"

"Enggak kok, kan sayang, kenapa harus keganggu. Jane itu ekspresif, jadi dia suka terus terang abang jadi suka."

"Terus sekarang masih?"

"Udah gak terlalu, waktu itu abang kasih nomer Jane ke temen cewek abang, terus Jane nanya siapa katanya ada yang chat. Abang jelasin deh kalau itu temen abang, satu kelompok cewek. Jane langsung sadar dan minta maaf."

"Lagian abang berlebihan sampe segitunya," tukas Melody

"Tapi karena hal itu Jane bisa sadar kan, lagipula abang ngerti kekhawatiran Jane. Dia kadang mikirnya aneh-aneh, cuman ya dia tuh sering insecure sama dirinya sendiri. Wajarlah dia ngerasa masih kecil dan circle kita beda."

"Suka berantem gak sih?"

"Suka kok, tapi gak sering. Waktu abang sama Jane gak banyak dek, kalau saat ada waktu dihabiskan buat berantem, kan sayang juga. Susah loh luangin waktu, abang semester akhir dan sibuk banget. Mau gak mau ya saling ngerti kalau berantem abang yang ngalah meskipun itu salah Jane."

"Kenapa? Biar cepet masalahnya kelar?"

"Salah satunya. Kenapa deh kepo?"

"Gatau, hehe."

"Kamu gimana dek? Deket sama siapa?"

"Enggak gak deket."

"Louis atau Dylan, Jane cerita."

"Emangnya itu anak, gak ada apa yang gak diceritain ke abang. Kesel."

"Inget Dek, sama Louis saingannya Tuhan, bukan manusia lagi. Jangan dipaksain ya, kadang sama yang seiman aja gak seamin."

"Iya, abang..."

"Masih suka sama Dylan, ya?"

"Enggak kok, dia udah happy."

Musical tersenyum mendengar jawaban Melody barusan, lalu dia menatap netra adiknya itu. Jawabannya jujur, namun ada hal yang sengaja disembunyikan, tetapi hanya sedikit.

"Adek happy?"

"Happy dong, aku pusing ah Bang, gak mau mikirin dulu."

"Kalau mau balik sama Dylan juga boleh."

"Kata Jane harus di ospek dulu. Jangan langsung mau."

"Kalau Dylan mau kasih PS 5 abang langsung restuin gak harus ospek lagi."

"Abang...."

"Abisnya minta Bunda gak boleh, kan kalah minta Ayah selalu disuruh minta Bunda."

"Menurut abang nih ya, kan adek kemarin jalan sama kak Dylan waktu kak Dylan belum jelas hubungannya antara putus atau enggak sama pacarnya. Adek harus minta maaf gak sih ke pacarnya?"

"Tujuan adek minta maaf kan? Gak ada maksud lain?"

Dahi Melody mengerut, "Maksud lain?"

"Iya, semacam pamer pernah jalan lagi gitu."

"Ngerasa gak enak aja."

"Yaudah minta maaf aja kalau gitu, pacarnya pasti ngerti kok."

"Kalau adek di labrak gimana?"

"Bilang abang."

"Terbaik emang."

"Abang bagian nonton."

"Ih."

"Gak mungkinlah dek, masa orang niat minta maaf dimarah-marahin. Gak waras itu orang."

***

Melody menghampiri Louis di parkiran, kelas sudah berakhir saat itu. Sepertinya Louis terburu-buru saat itu, tapi dia tetap menyempatkan mengobrol sebentar dengan Melody saat itu.

"Bisa anter aku gak?" tanya Melody

"Kapan?"

"Sekarang."

"Sekarang banget?"

"Gabisa ya?"

"Bukan, gue mau jemput orang dulu ke gedung lain. Ama temen gue gapapa?"

"Ummm... berapa orang?"

"Dua."

"Cewek atau cowok?"

"Cowok, anak basket."

"Emang--"

"Bentar."

Louis mengangkat teleponnya terlebih dahulu, sepertinya ada panggilan masuk. Louis sedikit menjauh dari Melody sebentar untuk mengangkat teleponnya. Seperti ada yang dirahasiakan dari Melody saja.

Tak lama, Louis kembali.

"Mel malem aja bisa? Gue tiba-tiba ada keperluan sekarang."

"Keperluan apa?"

"Ketemu sama Alice."

Alice? Oh really? Louis tidak bisa mengantarnya karena lebih mementingkan bertemu dengan Alice. Menyebalkan sekali.

"Lo ada hubungan apa sih sama Alice, mau tau gue."

"Gak ada kok, kenapa?"

"Terus kenapa ketemu?"

"Ya pengen aja, kan gak ada salah."

"Yaudah deh, malem aja?"

"Iya nanti gue jemput, pulang naik gocar berani?"

"Ih emangnya gue bayi?"

"Jangan lupa live location pas di jalan."

"Iya."

Louis naik ke mobil dan menonggalkan Melody saat itu. Ih, rasanya menyebalkan dan mengesalkan. Tanpa pikir panjang Melody menelpon Dylan.

"Kak, sibuk gak?"

"Kenapa?"

"Bisa jemput gue gak di kampus?"

"Mel, gak salah makan?"

"Enggak, bisa gak?"

"No, gue harus nganter Alice sih ini."

"Alice terus, Alice lagi, kenapa sih?"

"Gimana maksudnya?"

"Tadi Louis mau ketemu Alice juga, kesel."

"Kesel karena Louis ketemu Alice?"

"Iya. Tapi kalau kak Dylan mau nganter Alice, terus Louis gimana? Louis bohong gitu?"

"Ini gue nganter Alice buat ketemu Louis."

"Hah?"

"Atau lebih tepatnya Alice yang nganter gue sih."

Makin tidak mengerti. Maksudnya seperti apa. Melody bingung, jadi ini gimana.

"Gimana sih? Jelasin."

"Jadi belum lama ini, Tim basket kampus lo minta sponsor gitu ke perusahaan bokap, terus karena waktu itu janjian sama gue eh guenya gak bisa terus gue minta tolong ke Alice buat ketemu. Dia cerita kok ketemu sama lo," jelas Dylan panjang lebar.

Tumben. Mau disuruh cerita. Tapi, dari ceritanya mendadak membuat Melody merasa malu. Dia sudah salah sangka saat itu. Ah, untung saja belum bertanya aneh-aneh saat kemarin.

"Ah... gitu ya?"

"Lo cemburu?"

"Ngapain aku cemburu sama kakak."

"Maksudnya Louis, bukan gue."

"Dikit."

"Ketemu cuman urusan sponsor kok, gak aneh-aneh."

"Iya ih."

"Alice denger nih, gue loudspeaker..."

"Kak..."

Terdengar suara tertawa Dylan.

Inimah namanya malu plus plus. Bukan satu kali lagi berasa langsung ditimpuk oleh dua kenyataan.

"Oh.. hai Melody..."

Suara Alice, Melody mengigit bibir bawahnya.

"Hai..."

"Gue gak akan pacaran ama Louis, kenapa gak bilang kemarin?"

"Umm..."

Gengsi lah. Mana iya dia harus ngomong saat kemarin.

"Gapapa Mel, btw malam minggu nanti lo sibuk gak?"

"Enggak kenapa?"

"Mau dinner bareng?"

"Sama lo dan kak Dylan? Gue ngapain disana nanti?"

"Ada Louis juga sih, mau?"

"Gapapa ikut?"

"Kan ditawarin."

"Oh yudah deh."

"Mau dijemput sama mantan yang mana?" tawar Alice diselingi tawa

"Lo yang jemput aja, bisa?"

Iseng.

"Oke, gue yang jemput."

Malah di iyain.

"Bercanda Alice."

"Gue serius kok, see you."

"Oke deh, thanks ya."

Sialan, Melody harus menaruh muka dia dimana untuk sekarang.

***

Sorry aku update lama

Karena harus belajar buat seminar kemarin, selasa kemarin aku seminar abis itu revisian jadi lumayan sibuk. Huhu

Btw, aku mau kasih challenge ah

Komen di setiap paragraf dan sebanyak-banyaknya. Pengin tau aja

Btw kalian kalau PO pengen merch apa?

Ada saran?

Btw yang belayae MelodyAlice ajalah wkwkw

***

Jangan lupa follow instagram

Asriaci13

Melodyalexaa

Dylanarkanaa_

***

Jangan lupa baca cerita Kaisar

Kovernya cangtip

With Love,

Aci isti sah dan satu-satunya Oh Sehun

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 242K 37
[Sebagian cerita ini di private, follow dulu baru bisa baca] Masa putih abu-abu memang tidak akan pernah terlupakan. Apalagi bagi Arjuna dan Poppy ya...
37.1M 1.5M 56
5 part terakhir di private, silahkan Follow dulu kalau mau baca. #1 in teenfiction 15 Februari 2017 [SELESAI] Aku adalah pemilik dari hatiku. Aku...
5.6M 368K 52
SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU Hidupnya monoton, begitu-begitu saja seperti anak gadis seusianya. Hingga akhirnya ia diberi kesempatan untuk mengenal an...
61.7K 4.8K 21
"Cuman karena bola basket, loh! Gue sampai pindah raga?!" Rina Amelia Chrostafaxi, pindah raga cuman karena bola basket. Pindah ke raga antagonis yan...