SELAMAT MEMBACA
OVERMORROW : 51~Video Call
Satu menit penuh makna.
~~~
FOLLOW :
@kdk_pingetania
@aboutpinge
@michael.diraksana
@zanna.zakeistha
~~~
SECARA tiba-tiba, Zanna terbangun dari tidurnya. Gadis itu pun menghidupkan lampu tidurnya dan mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Zanna menoleh ke samping dan melihat Kiran yang ternyata sudah terlelap.
Zanna melihat jam yang menempel di tembok kamarnya. Jarum jam menunjukkan pukul satu dini hari. Zanna jadi penasaran dengan apa yang sedang Mike lakukan sekarang. Apakah lelaki itu sudah tertidur?
Gadis itu mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas nakas. Ia membuka daftar kontaknya dan mencari nama Mike di sana.
Telpon nggak ya? batin Zanna.
Dengan ragu Zanna memecet nomor Mike. "Sekali aja kok, kalau nggak diangkat nggak bakalan nelpon lagi," gumam Zanna pada dirinya sendiri. Gadis itu menggigit kuku jarinya. Entah kenapa ia jadi merasa gugup tanpa sebab.
Setelah beberapa detik, akhirnya Mike menerima panggilan dari Zanna. Mengetahui hal itu membuat bibir Zanna secara otomatis tersenyum.
"Mike?" Zanna akhirnya membuka suara karena Mike tak kunjung berbicara.
"Hm?"
"Lagi ... apa?" tanya Zanna.
"Menurut lo?" Mike balas bertanya.
"Nggak tau, makanya nanya," ujar Zanna.
"Pagi-pagi buta begini gue mau ngapain lagi selain tidur," ujar Mike.
Zanna cengengesan, "jadi gue ngeganggu lo ya?"
"Banget."
"Maaf," kata Zanna.
"Kenapa belum tidur?" tanya Mike.
"Nggak bisa tidur," ujar Zanna.
"Mau gue temenin?" tawar Mike.
"Seriusan?!" Beberapa detik kemudian Zanna menutup bibirnya dengan telapak tangan. "Maaf."
"Heboh bat."
"Ya maaf. Tapi ... lo kan mau tidur," ucap Zanna merasa bersalah. "Kalau ngantuk, gue matiin aja deh."
"Gue nggak ngantuk," kata Mike.
"Beneran?" tanya Zanna.
"Hm."
"Ya udah, tunggu bentar."
Zanna bangkit dari kasur dengan perlahan agar tidak membangunkan Kiran. Gadis itu kemudian keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu. Setelah duduk di atas sofa, Zanna kemudian kembali mengarahkan ponselnya ke samping telinganya.
"Mike," panggil Zanna.
"Iya."
"Nyanyi dong, Mike," pinta Zanna. "Nyanyiin gue biar bisa tidur."
"Nggak."
"Ih, kenapa?"
"Nggak bisa."
"Harus bisa," ujar Zanna. "Kan sekarang lo udah jadi pacar idaman gue. Jadi lo harus nurut dong."
"Banyak mau."
"Ayo dong Mike! Dikit ... aja," bujuk Zanna.
Tiba-tiba sambungan telpon terputus. "Hallo, Mike, hallo." Zanna melihat layar ponselnya dan menyadari bahwa Mike telah mematikan sambungan telpon. "Ih, Mike, ngeselin banget sih," gerutu Zanna kesal. Gadis itu merebahkan badannya di sofa, "au ah kesel."
Beberapa menit kemudian ponsel Zanna berbunyi. Gadis itu buru-buru bangkit dari tidurnya dan mengambil ponselnya yang ada di atas meja. Wajah gadis itu seketika menjadi sumringah. Ada sebuah panggilan video dari Mike.
Zanna buru-buru merapikan rambutnya dan membenarkan posisi duduknya menjadi bersila. Kemudian Zanna menerima panggilan tersebut. "Mike," panggil Zanna.
"Diem. Dengerin aja," ujar Mike.
Lelaki itu saat ini sedang duduk bersila di atas kasur dengan hoodie hitam dan gitar dipangkuannya. Mike memulai memetik gitarnya. Pandangan lelaki itu terpusat pada senar gitar yang ia mainkan. Padahal Mike belum mulai bernyanyi, akan tetapi Zanna sudah terpana dengan alunan nada yang lelaki itu mainkan.
[Hidupkan video yang ada di atas; suara Mike]
Pandangan Mike yang tadinya terfokus ke senar gitar beralih ke arah Zanna. Lelaki itu menatap Zanna dengan penuh makna. "You don't know, babe. When you hold me. And kiss me slowly. It's the sweetest thing."
Astaga, suara Mike membuat jantung Zanna berdegup kencang. Apalagi Mike menatap Zanna seperti itu. Dan lagi, Zanna harus mengatakannya untuk kesekian kalinya. Mike terlihat tampan dengan hoodie hitam tersebut.
Mike kemudian berfokus pada gitarnya selama beberapa saat sebelum akhirnya kembali menatap Zanna. "And it don't change. If I had it my way. You would know that you are."
Suara Mike yang rendah membuat lagu tersebut terasa menenangkan. Tanpa sadar Zanna tersenyum menikmati nyanyian lelaki itu. "You're the coffee that I need in the morning. You're my sunshine in the rain when it's pouring. Won't you give yourself to me. Give it all, oh."
"I just wanna see. I just wanna see how beautiful you are. If life is a movie. Than your the best part. Where you go I follow. No matter how far. If life is a movie. Than your the best part."
Selama beberapa saat Mike memainkan alunan nada dengan gitar tersebut. "Oh ... oh ... oh ... your the best part oh ... oh ... oh. Oh ... oh ... oh ... your the best part. Oh ... oh ... oh ..."
Jari Mike berhenti memetik senar gitar itu.
"Ih, kok udahan?" tanya Zanna kecewa. "Lagi dong, Mike."
Mike menggeleng.
"Kenapa?" tanya Zanna.
"Udah itu aja," kata Mike. "Gue malu." Mike memelankan suaranya. Bahkan lelaki itu menunduk untuk menutupi wajahnya. Nampaknya Mike benar-benar merasa malu saat ini.
Zanna melotot kaget. "Mike bisa malu?"
Mike mendengus. "Bisalah. Gue manusia normal, bego."
Zanna tertawa pelan, "ya kirain nggak bisa. Lagian lo kan bukan manusia normal," ledek Zanna.
"Bukannya makasi, malah ngeledek."
"Abisan lo lucu," ujar Zanna. "Btw, suara lo bagus. Gue seneng dengernya."
"Biasa aja. Lo nya aja yang terlalu bucinin gue."
Zanna mendengus. "Mike lagi dimana? Kok berisik sih?" tanya Zanna.
"Tempat geng abstrax, lagi banyak temen."
"Oh, lagi ngumpul ya?"
"Nggak juga. Gue ke sini buat tidur."
"Kenapa nggak di rumah aja?" tanya Zanna lagi.
"Kepo."
"Tuh kan ngeselin lagi."
"Udah sana tidur."
"Masih belum ngantuk."
"Udah dinyanyiin, jadi harus tidur," ujar Mike. "Lagian udah malem begini."
"Tapi ..."
"Kalau nggak tidur, besok gue nggak ke sana," ancam Mike.
"Ya udah, iya."
"Masuk kamar sana! Jangan tidur di luar, dingin. Ntar lo masuk angin lagi."
"Iya bawel," kata Zanna. "Lo juga harus tidur. Awas besok telat ke sini!"
"Emang besok mau ngapain?" tanya Mike.
"Pokoknya liat aja besok," ujar Zanna. "Dadah Mike!"
~~~
Next? 800 komen!
04-01-2020