I'm Your King And You're My Q...

By Alfameidi

608K 23.1K 933

Ratu Karenina sosok gadis yang sedikit liar dan agresif namun selama dia berpacaran dia masih belum mengerti... More

The Begining
What the hell?
Everythings over
Something Wrong?
Ms.Invisible I admire you..
She's very weird
Shit! She's driving me crazy!
Bad Dream
She is in relationship with my bestfriend
She makes me go!
She's so cute, maaan!
Di, I think I miss you
Date Or Dead
I want you Ms.Invisible
Sahabat, segalanya!
Realita
Dont come back!
Yang tersayang
Everything for you, Nov
Melupakan karna dilupakan
Melting
Part 22
Between afraid and passion
Second Kiss
Something about her turns me into a wild beast
Love between bestfriend?
Keputusan Akhir : Part 1
Keputusan Akhir : Part 2
This is not the end, This is the beginning
Dream Come True
Mr. Wrong & Mrs. Right
Not a Captain but a King!
Unconditional Love
Is This a First Love?
Foolish
Your sickness is also My sickness
Blind
Last Time
Trixie
Meet Up : Almost
Meet Up : I Finally Found You
Sorry, for everything.
Thanks, for everything.
Not The End : Part 1
Not The End : Part 2
Sekilas Info!
THIS MY LIFE
Forgettable
Good Evil
True Love Is Rare
Love Will Remember
Feel This Moment
The Woman Who Can't Remember
That's okay baby
LAY ME DOWN (PART BONUS)
2nd Story (RAINBOW)

Serba Salah

9.8K 348 9
By Alfameidi

Perasaan cinta itu bermula dari pandangan mata dan hati, sedangkan perasaan suka bermula dari telinga karna mendengar pendapat pendapat dari orang lain.

Jadi, ketika kamu mau berhenti menyukai seseorang cukup dengan menutup telinga tapi apabila kamu mencoba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu akan berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal di hatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.

Begitulah dengan perasaan yang aku rasakan terhadap Novi mau pun Ratu, aku menutup mataku dari Novi dan dia selalu hadir dalam fikiranku.

Begitu juga dengan Ratu, sekarang aku pun merasakan rasa yang sama seperti perasaan ku terhadap Novi, aku menutup mataku agar aku tak semakin terperangkap dengan perasaanku terhadap Ratu tapi semakin aku menahan semua nya semakin besar pula perasaanku terhadap nya.

Aku sangat bimbang dengan perasaanku sendiri, aku di landa dilema, aku di hajar masalah besar, aku di tindas dengan perasaanku.

Aku sangat menyayangi Novi, aku yakin kalian pun pasti sangat bosan jika aku mengatakan Novi adalah nyawaku.

Tapi saat ini aku juga sedang di landa perasaan yang dahsyat terhadap Ratu.

Dari mata turun ke hati, dari suka turun ke sayang, dari sayang berbungalah cinta. Pasangan kita adalah pilihan kita namun jodoh kita adalah pilihan tuhan.

Dan saat ini aku bingung harus memilih yang mana antara Novi dan Ratu untuk aku berikan perasaanku sepenuh nya.

Di balik itu semua juga masih ada Khenza yang masih menjadi kekasihku dan Novi dengan ikhlas nya menjadi selirku.

Betapa banyak nya pengorbanan Novi yang dia berikan kepadaku, aku tak bisa membalas itu semua. Dia hanya meminta rasa sayang yang tulus dan terima apa ada nya diri nya.

Namun aku tidak pernah bisa menunjukan rasa sayangku sehingga selalu membuat nya terluka.

Cinta tidak perlu untuk menjadi sempurna, tapi hanya perlu menjadi yang sejujur nya. Itu lah yang selalu Novi katakan padaku, dia selalu menyuruhku untuk jujur bila ada sesuatu. Apapun itu.

Mulai dari sikap yang aku tak suka dari nya atau jika aku ada masalah atau sekalipun harus jujur kalau aku sedang menyukai seseorang.

Menurut Novi apapun masalah nya kami harus selalu sabar menghadapi nya berdua, dia selalu meyakinkanku bahwa dia akan selalu ada bersamaku dan dia tidak akan pernah meninggalkanku.

Bagaimana mungkin aku bisa meninggalkan seseorang yang menemaniku dalam susah maupun senang dalan beberapa tahun ini dan selalu rela mengorbankan perasaan nya untukku, demi seseorang yang baru aku kenal yaitu Ratu.

Bisa di bilang sudah terlalu banyak dosaku terhadap Novi dan dia selalu bisa memaafkanku, aku yakin jika dia tidak menyayangiku pasti dia tak akan mau memaafkanku, bukan?

Aku hanya takut jika aku bersama Ratu ternyata perasaanku hanya lah sementara terhadap nya, aku takut melukai Novi lagi.

"Kok gak dimakan yah?" Tanya Novi dengan wajah heran karna melihatku hanya memainkan sendok dan garpu yang berada di tanganku.

Aku tersenyum pada nya sebelum memegang wajah nya yang putih mulus.

"Aku udah kenyang gara gara ngeliat kamu makan selahap itu" Tipuku menutupi semua yang tadi ada di fikiranku sambil mengelus pipi nya dengan ibu jariku.

Belakangan ini aku selalu bersikap manis pada nya, entah itu karna merasa bersalah karna perasaanku terbagi atau memang aku tulus melakukan nya. Entah.

Novi memancungkan bibir nya lalu memprotesku "Yeh, aku makan banyak karna kamu yang nyuruh".

"Hehe lagi punya badan kurus banget, apa aku bilang kalo gak ada aku kamu gak bahagia kan" Candaku sambil memencet hidung nya yang mancung.

"Yeh, tapi aku langsing, kan cewek cantik harus langsing, wle" Jawab nya dengan mengeluarkan lidah.

Tak bisa di pungkiri memang hanya Novi lah yang mampu membuat senyumanku mengembang seperti adonan roti yang di diamkan.

"Langsing tapi gak bahagia buat apa? Apa lagi langsing nya karna ngobat. Wuuu itu mah gak cantik" Aku meletakan kedua tanganku di atas meja sebagai tempat tumpuan daguku untuk memperhatikan nya, tentu saja dengan senyum yang masih mengembang.

"Bodo, wle" Senyumanku semakin lebar ketika mendengar kata kata bodo dari nya yang berartikan dia telah kalah olehku.

"Udah kenyang? Nih ayamku buat kamu aja" Aku memberikan fried chickenku untuk nya karna sangat tidak bernafsu makan.

"Engga ah, nanti aku ndut" Tolak nya namun tetap memakan ayamku sedikit sedikit.

Aku terkekeh pelan melihat Novi memakan ayamku tanpa sadar.

"Kamu mau apalagi?" Tanyaku tanpa henti memperhatikan nya. Dia menyatukan alis tebal nya yang selalu membuatku klepek klepek.

"Aku mau ice cream" Ujar nya kencang  tak perdulikan orang orang yang berada di sekitar kami.

Aku juga tak memperdulikan orang orang di sekitarku, selama orang yang aku sayangi bahagia aku tak akan pernah mendengarkan atau memikirkan pendapat orang lain. Apalagi yang bahagia di depanku saat ini adalah ratu dari hatiku.

"Yaudah kamu tunggu sini ya" Aku bangun meninggalkan dia untuk membeli ice cream.

Di saat aku membeli ice cream handphoneku berbunyi menandakan ada pesan singkat yang masuk.

***

1 Message from Ratu

Dimana di?

***

Tak bisa di pungkiri juga Ratu adalah sumber dari senyumanku yang merekah ini.

Aku membalas pesan nya dengan cepat dan memberitahu dimana lokasiku berada.

"Mas, nih ice cream nya" Tegur mba kasir yang menyuguhkan ku ice cream dam membuatku tertegun karna dia memanggilku dengan sebutan 'Mas'.

Aku memang lesbian dan berpenampilan seperti laki laki tapi aku tetap lah perempuan yang bila di panggil mas bisa merasa risih.

Aku mengantongi handphone ku dan memfokuskan fikiranku kepada Novi.

Ketika aku ingin kembali ketempat duduk ku, aku melihat Novi sedang bersama perempuan lain atau lebih tepat nya dengan buci lain. Aku lupa dia siapa tapi seperti nya aku pernah lihat.

Daya ingatku untuk mengenal wajah orang atau nama seseorang itu memang lah sangat rendah.

Aku menghampiri mereka dengan ekspresi yang datar, aku tak bermaksud untuk membuat Novi merasa canggung tapi memang seperti ini lah aku bila melihat orang baru. Novi pun juga sudah tau sikapku, namun mengapa dia masih terlihat canggung.

"Yang, ini Tian temen aku yang waktu itu nganterin jaket" Ujar Novi membuat alis kiriku menaik tinggi keheranan.

Dia memanggil orang itu 'Yang'? Apa maksud nya semua ini, apa aku pernah bertemu dengan nya?

Tunggu sebentar.. Ah! Iya! Dia adalah kekasih Novi yang waktu itu aku lihat ketika saat mengantarkan jaket Novi, aku ingat wajah bule nya, ah! Mengapa aku harus memiliki kekurangan daya ingat dalam mengingat seseorang sih!

"Gue Defa, gf nya Novi" Ujarnya dan ku jawab dengan anggukan saja.

Aku tertegun diam dan duduk dengan melihat ke sembarang arah, orang yang berada di depanku adalah kekasih Novi, yatuhan.

Tapi tunggu, aku tidak merasakan sakit hati yang biasa nya aku rasakan, padahal saat ini seseorang yang berada di depanku adalah kekasih Novi. Dia KEKASIH Novi, ratu dari hatiku.

Kepalaku mendadak sakit sekali karna hal yang terlalu tiba tiba ini terjadi, sedangkan Novi dia sedang berbincang dengan kekasih nya.

Aku memijat mijat batang hidungku, tangan Novi meraba pahaku perlahan, membuatku menatap nya.

Dari mata nya aku bisa baca dia sedang khawatir dengan keadaanku meskipun dia sedang berbincang dengan kekasih nya. Aku tersenyum pada nya berusaha meyakinkan bahwa aku tidak apa apa.

Percaya atau tidak sebenar nya aku memang tidak apa apa bila melihat Novi dengan kekasih nya, tak ada rasa sakit sama sekali yang menusuk hatiku, hanya saja aku terlalu kaget karna tak merasakan sakit padahal melihat kekasih Novi bersikap manis pada nya.

Aku memperhatikan mereka berdua lagi, Defa kekasih Novi sedang membetulkan rambut yang terjatuh ke wajah Novi, biasa nya itu adalah tugasku tapi tidak untuk saat ini. Namun di hatiku masih tidak ada perasaan sakit yang menghantam jantungku.

"DIMANA RASA SAKIT ITU HEEEYY! KEMBALIKAN RASA ITU PADAKU, HATI BAJINGAN!" Aku memaki hatiku sendiri.

Aku mengambil rokok di tasku untuk meredakan sakit kepalaku, meskipun tidak hilang sepenuh nya setidak nya ada aplikasi yang bisa meredakan sakit kepala yang luar biasa.

"Rokok, bro" Tawarku kepada Defa "Eits, kalo lo mah gak boleh" Tambahku melarang Novi dengan tersenyum manis.

Aku tau Novi terkejut dengan sikapku yang seperti ini, tidak biasa nya aku bisa secair ini, aku pun juga tidak mengerti ada apa denganku.

Defa menggeleng dan menjelaskan bahwa Novi melarang nya untuk merokok, aku tersenyum dan mengangguk mengerti sedangkan Novi sikap nya semakin canggung.

Aku mengerti mengapa Novi canggung pada saat Defa menjelaskan dia di larang merokok oleh Novi, karna itu adalah salah satu larangan terbesar dari Novi untukku.

Pada saat isapan kedua handphone ku berdering ada yang menelfon, aku merogoh kantungku untuk mengambil handphone, ternyata Ratu.

Aku merasakan senyumku kembali namun sesegera mungkin aku hilangkan karna ingin menjaga perasaan Novi.

Aku tak mengangkat telfon dari Ratu, aku terlalu lemah untuk menyakiti Novi. Aku ingin menghargai perasaan nya meskipun dia sedang bersama kekasih nya di depanku.

"Kok gak di angkat, yan? Cewek lo recet ya?" Tanya Defa sambil menyuapi Novi dengan ice cream yang tadi ku beli.

"Bukan kok" Jawabku singkat karna tak menyukai dia mencampuri urusanku, Novi yang mencium gelagatku yang tak menyukai Defa mencampuri urusanku pun akhir nya menyuruh Defa agar diam.

Entah aku harus senang atau sedih karna sudah tak merasakan sakit hati bila melihat Novi bersama orang lain.

Handphone ku berdering tanpa henti dan membuatku semakin merasa bersalah kepada Novi, sesekali Novi melihat kearahku dengan tatapan 'Awas kalo kemana mana'. Hal itu membuatku menelan ludah karna ke garangan nya.

Aku tau pasti setelah ini Novi akan pergi bersama kekasih nya, aku tak akan kaget jika itu terjadi, bagaimana juga aku hanya lah selingkuhan nya sehingga tak berhak untuk melarang nya pergi bersama kekasih nyata nya.

Aku melirik jam ku yang menandakan sudah jam 2 siang, apa Ratu sudah pulang kuliah sehingga bisa menghubungiku? Hhm, yang aku takut kan adalah dia mendatangiku kesini. Bila itu terjadi habis lah riwayat ku.

"Aku ketoilet sebentar ya" Izin Defa ke Novi dan di iyakan oleh Novi.

Novi segera mencium bibirku sekilas setelah Defa memasuki toilet, aku terkejut di buat nya.

"Kamu kemana mana, aku hajar" Ancam nya ketika melihat handphoneku berdering lagi. Ternyata dia membaca gerak gerik ku sedari tadi.

"Ratu? Siapa lagi nih?" Tanya nya dengan menatapku tajam.

"Itu clienku sayang" Jawabku bohong dengan senyuman manis dan memberikan cubitan lembut di pipi nya, aku tau ini gila tapi tak bisa di pungkiri adrenalinku merasa terpancing karna berselingkuh ketika sedang ada kekasih Novi. Rasa nya berbeda dari rasa apa pun, rasa ini seperti rasa ketika kita tersengat listrik namun nikmat. Sangat fantastis.

Novi memanyunkan bibir nya berakting ngambek, rasa nya ingin aku cium saja bibir nya.

"Gimme a kiss" Mintaku sambil memancungkan bibirku, Novi tersenyum lebar karna aku bermanja manja pada nya  lalu mencium bibirku cukup lama namun hanya sebatas menyentuh.

Aku melihat Defa dan buru buru melepas ciuman kami, kami berdua tertawa karna terkejut akan kehadiran Defa, Defa mengerutkan dahi nya keheranan.

"Kenapa yang?" Tanya Defa ke Novi.

"Gapapa yang hehe" Jawab Novi.

Mungkin orang orang yang berada di sini berfikir betapa laknat nya kami karna sudah berselingkuh dan juga karna perempuan mencium perempuan. Tapi aku tak perduli.

Jantungku berhenti berdetak ketika melihat sosok Ratu dari kejauhan, dia seperti mencari seseorang karna melihat lihat ke sembarang arah.

Tingkah laku ku semakin tak bisa di kontrol, aku menghisap rokok ku lagi dengan menunduk agar Ratu tidak melihatku.

"Pulang yuk yang, aku kangen sama kamu" Defa mengajak Novi untuk pulang.

Novi menatapku sejenak sebelum menjawab ajakan Defa, aku mengangguk pelan mengizinkan nya.

"Ta-tapi Meid eh Tian gimana yang?" Protes Novi tak setuju dengan ajakan Defa.

"Gue gapapa" Jawabku dengan memberikan tatapan tenang dan tersenyum maklum.

"Tian nya juga gapapa, ayuk ah" Defa segera bangun dan menarik Novi, wanita itu benar benar tidak tau bagaimana cara nya memperlakukan Novi dengan benar! Lain kali aku harus memberinya pelajaran.

Novi menatapku yang berada di belakang nya dan aku berikan ucapan 'I love you' tanpa ada suara. Dia tersenyum dan membalas kata kataku, tentunya juga tanpa ada suara.

Melihat Novi sudah pergi dengan kekasih nya, aku pun juga hendak pergi. Handphoneku sudah penuh dengan missedcallan dan sms dari Ratu.

Dugaanku benar, Ratu mendatangiku ke mall ini, apa wanita itu sudah gila, dia memang nekat senekat Novi. Yatuhan.

Aku berjalan mengitari mall ini mencari Ratu, handphone nya aku telfon tidak aktif. Kemana dia?

Pandanganku tertarik ke arah tiga orang yang sedang terjatuh, mereka semua terlihat tidak asing. Ya jelas tidak asing, mereka adalah Ratu, Novi dan Defa! Aku mencari tempat bersembunyi cepat cepat.

BUKKK! Sial! Siapa yang berani menghalangiku, aku menabrak orang yang sedang membawa mannequin sehingga aku dan dia pun terjatuh, kini aku lah yang menjadi pusat perhatian. Aku benci sekali menjadi pusat perhatian!

Ratu *Pov*

"Meidi" Gumam gue pelan ketika melihat sosok tersayang gue terjatuh setelah gue yang terjatuh karna di tabrak 'Cewek beralis tebal yang seperti tanduk' entah untuk yang keberapa kali nya.

God, plis, jika engkau ingin aku bertemu dengan dia aku mohon jangan di berikan insiden tabrak menabrak lagi. Okay, gue tau ini lebay tapi demi tuhan jatoh karna nabrak nabrakan kaya gini emang gak terlalu sakit tapi malu nya itu yang luar biasa.

"Meidi? Lo kenal Meidi?" Tanya cewek beralis tebal sebelum di tarik oleh cewek yang waktu itu juga bersama dengan nya.

Pertanyaan cewek itu membuat gue heran, apa dia kenal Meidi? Dan bagaimana bisa dia kenal Meidi? Dan apa dia habis bertemu dengan Meidi? Seperti nya ada hubungan yang spesial di antara mereka berdua, mata cewek itu gak bisa berbohong karna terlihat dari mata nya ketika melihat Meidi yang terjatuh seperti ada kekhawatiran tingkat tinggi.

Gue menghampiri Meidi cepat dan membangunkan nya.

"Lo gapapa?"

Seperti biasa wajah Meidi berubah menjadi merah dalam sedetik, sangat menggemaskan. Pengen gue cium aja itu pipi rasa nya.

Meidi menggeleng dan segera membantu petugas mannequin mengangkat mannequin mannequin nya.

"Maaf ya mas, temen saya gak sengaja, apa ada yang harus di ganti?" Tanya gue, mengerti Meidi tidak bisa meminta maaf.

"Engga kok mba, buat mba yang cantik sih gapapa lah di tabrak temen nya berkali kali juga" Jawab petugas itu genit, hih gak tau diri, gak level banget gue sama dia.

"Gak tau diri" Ujar Meidi sarkastik, haha dia memang dingin tapi selalu mengucapkan apapun yang ada di kepala nya.

"Ma-mari mba" Pamit petugas itu setelah di sindir oleh Meidi.

"Gue daritadi nyariin lo tau, gue smsin gak di bales, gue telfonin gak di angkat. Lo ngapain di sini? Rumah lo emang di depok?" Aduh Ratu! Baru ketemu udah cerewet lo! Oon

Meidi melihat kearah gue dan tersenyum "Kaya buronan gue di cariin terus sekarang di tanya tanya" Canda nya.

Gue tersipu malu karna nya. Sekarang Meidi jadi lebih ramah sama gue sejak pendekataan kita yang dari pantai. Dia juga dengan cuma cuma memberi nomer handphone nya, ya meskipun gak ngasih pin bb dan jarang ngerespon tapi itu juga udah cukup lebih baik lah.

"Lo dari mana? Ngampus?" Tanya Meidi sambil menatap gue tanpa henti, astaga jantung gue menari nari disco di dalem. Arrgghh

"I-iya, lo dari mana?" Tanya gue membalas tatapan nya dan menggenggam tangan nya, Meidi sempet kaget pas gue pegang tangan nya tapi langsung tersenyum lagi.

"Da-Dari.. Dari nyari.. Erhm nyari anu apa tuh nama nya aduh otak gue kenapa jadi ngeblank gini sih. Gue dari nyari gelang, i-iya gelang" Jawab Meidi gelagapan, seperti nya Meidi orang yang gak pinter bohong.

"Hhm, really? Dari bahasa tubuh lo dan gaya ngomong lo kaya nya lo boong" Goda gue sambil menujuk nunjuk nya dengan alis menaik naik.

Kemerahan pipi nya muncul lagi dan seketika keringet nya pun ikut muncul, haha.

"Gu-Gue gak boong kok, cuma gugup aja di pegang orang cantik" Awww! Sekarang gue lah yang merasa pipi gue memerah, now she's naughty!

"Lo gak sakit kan di?" Tanya gue dengan menaruh tangan gue di kening nya.

Meidi memicingkan mata nya tajam seakan akan mau melahap gue detik itu juga tapi malah gue balas dengan cengiran lebar gue haha

"Lo udah makan? Makan yuk?" Sebenernya gue udah makan, tapi gue cuma mau ngabisin waktu sama Meidi aja, lagi pula kata peneliti peneliti dunia kalo mau ngedeketin orang, harus deketin dulu perut nya.

"Udah tadi, kalo lo mau makan, makan aja" Jawab nya sambil melihat lihat kesekitar dengan ekspresi khawatir, kaya nya emang ada yang di sembuyiin nih dari gue.

"Kata lo, lo cuma lagi nyari gelang?" Harus gue korek kebohongan Meidi.

"Erhm, eh i-iya kan gue juga makan, kalo gue gak makan nanti mati dong gue" Jawab Meidi, mungkin gue tanya aja kali ya masalah cewek beralis tebel yang kenal sama dia itu.

"Oh iya di, tadi ada cewek yang kenal sama lo, lo liat gak sih tadi gue jatoh?"

"Ce-cewek? Cewek siapa? Eng-engga emang.. Emang lo jatoh?" Jawab Meidi terbata bata, gue semakin yakin kalo Meidi itu emang bohong.

Kalo gue lanjutin takut nya yang ada Meidi malah badmood dan jadi dingin lagi cuma gara gara gue mencampuri urusan dia.

"Never mind, mungkin gue cuma salah denger aja karna terlalu seneng gara gara mau ketemu lo" Kali ini pipi Meidi kembali merah dan kali ini juga gue gak kuat ngeliat nya.

Gue memberhentikan langkah kaki gue dan mau gak mau bikin Meidi berhenti juga. Dia menatap gue dengan heran.

"Kenapa?" Tanya nya sambil menunduk karna emang postur gue yang lebih pendek dari dia. Malu maluin seharus nya gue pake heels nih biar sejajar sama Meidi! Shit!

Gue berjinjit untuk mencium pipi nya yang merah sekilas, Meidi terdiam kaku bener bener kaku, muka nya semakin merah dan makin berkeringat. Demi tuhan pasti lo lo pada bosen kalo gue bilang dia cute dan kali ini dia gak cute tapi sangat sangat cute, gue gak peduli deh kalian mau bilang gue aneh karna doyan berondong atau dede gemes yang penting Meidi is the best, the one and only!

Meidi menelan ludah seperti mencerna hal yang abis dia alamin. Dia mengerjap, gue udah siap buat nerima konsekuensi nya, terserah dia mau marah, bersikap dingin atau mungkin malah ninggalin gue, yang penting gue udah ngelimpahin rasa yang dari tadi meletup letup di perut gue.

And you know what guys?! She's just smile! Dia gak marah dan malah megang tangan gue!!! Arghhhh gue rasa gue mimpi nih, gue pasti mimpi!

Gue harus nyubit tangan gue "Awww" ini sakit, berarti gue gak mimpi, gue gak mimpi guys ini real, nyata! Oh my god, oh my god, oh my god.

Meidi menghentikan langkah nya "Kenapa lagi Ratu?" Tanya Meidi dengan nada frustasi tapi tetap memasang senyum di wajah nya.

Gue menggeleng cepat menutupi kebodohan gue, hell! Meidi pasti nganggep gue aneh.

Kami kembali berjalan dan membicarakan hal hal ringan, hingga akhir nya kami terhenti di toko mainan. Meidi terlihat sangat tertarik.

Gue menarik tangan nya mengajak nya masuk, mungkin untuk beberapa orang di sekitar kita nganggep kita adalah sepasang kekasih haha.

Gue memperhatikan Meidi yang ada di belakang gue, dia tersenyum manis dan secara otomatis membuat lengkungan senyum di wajah gue.

"Gue kesana ya" Ujar Meidi menunjuk ke arah tempat mobil mobilan, gue berterimakasih banget sama tuhan karna udah bikin Meidi jadi kaya gini.

"Yaudah gue juga kesana" Jawab gue, gila kali gue gak tau apa apa tentang mainan dan toko mainan di suruh jalan sendiri, yang ada nyasar gue di sini.

"Yakin? Di sana banyak barbie atau boneka boneka" Ujar Meidi. What? Barbie? Gue harus kesana! Tapi harus sama Meidi juga biar romantissss. Haha

"Yaudah abis nganterin lo liat mobil mobilan, kita kesana"

Meidi pun setuju setuju aja, mata Meidi berbinar binar melihat mobil mobil terpajang, dia terlihat sangat bahagia.

"Lo mau itu?" Gue menawarkan mobil yang di pegang dan di lihat dengan teliti oleh Meidi. Gue yakin dia mau mobil itu.

"Yap. Someday, if I have a money" Ujarnya bangga sambil tersenyum, entah kenapa melihat Meidi berbangga seperti itu bikin gue merinding.

"Ambil aja, itung itung traktiran gue karna lo mau nemenin gue jalan" Meidi tercengang melihat ke arah gue, apa ada yang salah dengan ucapan gue? Gue kan cuma mau bikin dia seneng.

"Gue bisa beli sendiri" Meidi menjawab dengan tersenyum padahal tadi dia memunculkan ekspresi olaf nya.

Gue yang takut dia berubah akhir nya memilih diam seribu bahasa aja. Meidi menjelaskan sejarah sejarah tentang mobil mobilan yang ada di sini dan dia juga cerita waktu dia kecil dia pernah bercita cita jadi manusia kecil biar bisa naikin mobil mobilan itu. Aneh banget gak sih? Tapi itu point plus buat gue, dia semakin menarik!

Sebagai orang yang menepati janji Meidi nemenin gue buat liat liat barbie dan jujur ya, meskipun gue tau dia bosen tapi dia gak pernah ngeluh sedikitpun, gak kaya Kefas yang mau nya harus ikutin kemauan dia aja.

Gue membeli salah satu barbie beserta ken dan baju baju nya, Meidi pun juga gak keberatan bawain belanja belanjaan gue, dia gentle gak kaya Kefas.

"Haaah, capek gak sih? Lo mau kemana lagi?" Tanya gue.

"Obat yang paling ampuh buat ngapus rasa capek sementara itu cuma satu, yaitu ice creaaaam!" Jawab Meidi bergembira setelah berfikir.

"Great idea, yang" Ups! Kenapa kata kata 'yang' bisa keluar lagi sih! Bad Ratu, bad Ratu, bad Ratu!

Gue melirik Meidi hati hati takut dia gak suka sama panggilan gue tapi yang gue dapetin bukan nya tatapan dingin dari dia melainkan senyuman manis booo.

Kami berjalan ke arah booth ice cream, rasa nya perjalanan kami terasa sebentar banget, padahal gue masih pengen gandengan tangan sama dia.

Di depan kami ada sepasang kekasih juga yang lagi nungguin dapet giliran beli ice cream. Mereka tadi nya lagi bercanda tapi pas ngeliat gue sama Meidi langsung diem dan memperhatikan gue sama Meidi. What's wrong with they are? Kaya ngeliat setan aja.

Gue melihat ke arah Meidi, dia menatap kedua pasangan itu dengan tatapan dingin yang menusuk dan mengerikan.

Merasa di intimidasi oleh Meidi pasangan itu pun akhir nya melepaskan pandangan nya dari gue sama Meidi dan saling berbisik.

Gue tau, pasti mereka menilai aneh diri gue dan Meidi tapi yang lebih unik itu Meidi sama sekali gak perduli sama mereka, seakan akan dia malah ngelindungin gue dari mereka pake tatapan nya yang kaya superman ngeluarin laser panas dari mata nya, tapi beda nya Meidi ngeluarin laser es.

Makhluk pasangan normal yang gak sebaik pasangan lesbi itu melihat kearah kami lagi, Meidi mendekatkan dirinya ke gue. Aaahhh nyaris meleleh gue

"Kamu mau ice cream apa sayang?" Tanya Meidi pasti membuat pasangan itu melotot tercengang, gue pun juga ikut ikut tercengang. Di panggil Meidi dengan sebutan sayang itu adalah hal yang gue impi impikan selama ini dan sekarang dia manggil gue sayang, siapa yang gak kaget coba.

"Sayang?" Panggil Meidi sambil mengelus pipi gue menyadarkan gue dari khayalan tingkat kepresidenan.

"Eh.. I-i-iya, a-aku mau.. Erhm ice cream vanila chocochips aja" Biasa nya Meidi yang terbata bata sekarang malah gue yang kikuk. Astaga tuhan

Meidi tersenyum lalu memeluk pinggang gue yang mau gak mau membuat darah gue berdesir nafsu, arrrgghh Meidi! Kenapa lo nakal kalo di depan orang orang aja sih!

Satu hal lagi tentang Meidi yang gue tau sekarang, dia JAGO BANGET AKTING! Mungkin kalo jadi artis sinetron dia bisa laku kali karna kemahiran nya. Gue harus hati hati nih kalo pacaran sama Meidi, siapa tau aja dia akting sayang sama gue padahal engga.

"Idih, Ratu gila lagi siapa juga yang mau macarin lo, Meidi gak tertarik kali sama lo" Kini dewi bawah sadar gue pun turut berbicara menghina gue. Haft

Gue kembali ke alam nyata dan menyadari bahwa sekarang gue sama Meidi udah ada di barisan ke dua setelah pasangan normal itu.

Pasangan itu memesan pesanan nya, pas mereka ingin membayar pesanan mereka, cowok nya mencari uang yang ada di dompet nya sedang kan cewek nya santai aja makan ice cream. Haha gue kira itu cowok udah keep cool kaya gitu banyak duit nya tapi nihil.

"Sayang, kamu pegang uang gak? Uang aku aku taro di mobil" Tanya cowok itu seperti pertanyaan Kefas kalo lagi minta di bayarin. Basi!

"Engga lah yang, kamu gimana sih! Udah tau pengen jalan tapi duit di tinggal, gimana ini aku udah makan juga ice cream nya!" Omel si cewek, pasti dia malu banget, harus nya dia nyuruh cowok nya buat balik ke mobil dulu ngambil duit kalo emang duit nya di tinggal di mobil. Bodoh

"Lama banget! Nih mba, bayar ice cream itu dan saya pesen Vanila Chocochip sama Vanilla campur Mint nya satu. Waktu adalah uang, uang saya banyak yang ilang cuma gara gara ngantri di sini dan ngadepin orang pacaran yang lupa bawa uang" Astaga, ini adalah hal yang bener bener bikin gue amat sangat tercengang, come on guys! Komentar nya pedes banget! Astaga Meidi.

Begitu pun dengan pasangan itu, mereka pun lebih tercengang mendengar ucapan Meidi dan cepat cepat bergeser untuk memberi Meidi ruang.

Meidi udah narik perhatian beberapa orang yang lagi ngantri di belakang, gue ngedenger ada yang berbisik kalo Meidi terlalu frontal. Ya, Meidi emang frontal tapi frontal yang berbeda dari orang lain, apapun yang ada di kepala nya kalo dia mau keluarin pasti bakalan dia keluarin kalo dia gak mau ya sampe kapanpun juga gak akan dia keluarin.

Setelah mendapatkan ice cream dan bergeser dari antrian, pasangan normal tadi menghampiri gue sama Meidi dan mengucapkan terimakasih dan meminta maaf karna udah menilai Meidi gak sebaik apa yang mereka fikirin.

"Lo ngapain bayarin ice cream mereka? Aturan biarin aja, cowok yang alibi nya ketinggalan duit mah udah basi tau" Ujar gue sambil menyuap sesendok ice cream.

"Gue bete nungguin lama lama, buang buang waktu gue. Di luar sana banyak yang membutuh kan waktu lebih, tapi gue malah membuang buang waktu cuma buat liat orang pacaran berdebat karna gak bisa bayar ice cream, gak elegant" Jawab nya santai tapi dengan cara bicara yang berwibawa.

Melihat dan mendengar cara bicara Meidi seperti itu bikin gue semakin yakin kalo Meidi itu bukan orang biasa, maksud gue dia pasti juga salah satu dari anak yang berpengaruh, entah mungkin keturunan bangsawan atau mungkin pejabat tinggi.

Gue yang anak jendral udah banyak juga ketemu sama anak anak jendral yang cara bicara nya seperti Meidi, berwibawa dan pasti, tapi Meidi lebih pedes kalo ngomong. Dan... Lebih bisa berbaur dengan keadaan, kalo santai ya santai kalo serius ya serius tapi mau santai atau pun engga dia tetep aja kaku. Dan gue juga yakin dia gak sengaja menggunakan cara bicara nya itu.

Author *Pov*

"Balik yuk" Ujar Meidi menggenggam tangan Ratu setelah menghabiskan ice cream nya. Kini Meidi sudah sedikit berani karna di diri nya seperti ada rasa yang menggelitik seluruh tubuh nya jika tidak bersentuhan dengan Ratu.

"Ayuk, lo mau gue anterin?" Tanya Ratu ikut menggenggam tangan Meidi dengan kencang seakan tak ingin lepas dari genggaman Meidi.

"Gue bawa motor" Jawab Meidi dengan senyuman yang menyimpul sedari tadi.

"Terus lo mau balik kemana?" Tanya Ratu lagi.

"Hhm, gak tau nih" Jawab Meidi enteng.

"Ke tempat Vany ya?" Genggaman Ratu melemah saat dia mengingat Vany, fikir nya pasti Meidi akan pulang ke tempat Vany.

"Kaya nya engga deh, dia lagi ada proyek besar jadi gue gak bisa nginep di sana takut ganggu dia" Jawab Meidi dengan merasakan kekecewaan karna genggaman kuat Ratu telah menghilang.

Mereka berjalan tanpa ada ucapan kata lagi, Ratu senang mendengar Meidi tidak bertemu dengan Vany sedangkan Meidi kecewa dengan genggaman Ratu.

"Kalo lo mau, lo boleh nginep di apartemen gue" Tawar Ratu antusias.

Meidi mengangguk setuju sehingga membuat Ratu girang bukan kepalang dan mengangkat kedua tangan nya seperti suporter bola yang menonton tim kesayangan nya mencetak gol.

Meidi menatap Ratu dengan tersenyum dan keheranan "Dia semakin menggemaskan" Gumam Meidi dalam hati.

Menyadari diri nya sedang menggenggam tangan Meidi dan di perhatikan layak nya orang aneh oleh Meidi dan orang orang sekitar membuat Ratu kembali ke alam nyata.

"Eh.. Erhm.. So-sorry hehe, gue kesenengan abisan hehe" Ujar Ratu sambil menggaruk belakang leher nya.

Meidi hanya tersenyum melihat tingkah laku Ratu, kini Ratu sudah menyita fikiran Meidi. Di fikiran nya tak terbesit Novi sedikitpun, Ratu membuat Meidi yang tadi nya tak menyukai nya bahkan membenci nya kini berhasil membuat Meidi tertarik dengan nya.

"Motor lo di taro sini aja ya, biar nanti orang gue yang nganterin" Ujar Ratu masih dengan bersemangat.

"Gak usah lah, ngerepotin banget biar gue ikutin lo dari belakang aja" Jawab Meidi.

"Gapapa lagi, atau biar lebih romantis kita naik motor bareng" Goda Ratu sambil mencolek pinggang Meidi.

Seperti biasa, Meidi kembali kikuk dan pipi nya kembali memerah.

"Diam tanda setuju" Goda Ratu lagi.

Mereka sudah sampai di depan mall.

"Yah ujan di, gak jadi peluk pelukan di motor dong" Gumam Ratu frontal, dia yang tak sadar mengucapkan hal frontal itu langsung menutup mulut nya dengan kedua tangan, pipi Meidi semakin memerah.

"I-iya te-terus gimana?" Meidi yang di goda Ratu dan mendengar frontalan Ratu pun semakin gugup dan kikuk.

"Udah naik mobil gue aja ya, ini juga ujan biar orang gue aja nanti bawa motor lo" Jawab Ratu sambil mengutuki diri nya dalam hati.

Ratu menyuruh valet untuk mengambil mobil nya di parkiran. Meidi menguap beberapa kali saat menunggu valet kembali.

"Lo ngantuk ya di? Untung aja kan ujan, coba kalo engga bisa berabe kalo lo bawa motor sambil ngantuk" Gumam Ratu sambil mengelus pipi Meidi.

"Bujuk dingin amat, gue fikir cuma sifat nya doang yang dingin tapi ternyata badan nya juga bisa ikut ikutan dingin atau jangan jangan Meidi adalah jelmaan vampire kaya di sinetron sinetron dan gue adalah darah suci nya. Haha, gue udah gila kaya nya nih" Ujar Ratu dalam hati sambil tersenyum senyum.

"Stop ngelus pipi gue karna percuma gak akan ada jin yang keluar" Ujar Meidi sarkastik namun bercanda.

Ratu terkekeh mendengar gurauan Meidi, valet yang di tunggu tunggu pun akhir nya datang.

"Tunggu sini" Meidi berlari kecil kearah mobil dan menaruh barang belanjaan mereka.

Dia kembali ke arah Ratu dan melepas jaket nya untuk menutupi kepala Ratu, Ratu benar benar di buat bak ratu yang sesungguh nya oleh Meidi. Baru pertama kali nya ada orang yang seperti Meidi di dalam hidup Ratu, Kefas yang selama ini di beri segelanya oleh Ratu pun tidak pernah sama sekali berbuat hal sekecil ini namun bermakna besar.

"Awas kepala lo" Ujar Meidi memperingatkan Ratu untuk menunduk sedikit.

Tubuh Meidi sedikit basah karna berhujan hujanan, dia segera berlari kedalam mobil agar tidak basah kuyup.

"Ya ampun, lo jadi ujan ujanan gitu di, harus nya jaket nya tadi buat kita berdua" Ujar Ratu melap pipi Meidi dengan tissu, Meidi tersenyum tenang agar Ratu tidak terlalu berlebihan.

"Maaf ya, harus nya biar gue aja yang naro barang barang dan ngambilin lo payung" Ratu menyalakan mobil nya.

"Ratu harus dilayani sebagai ratu, bukan?" Sindir nya membuat Ratu tersipu.

"Lagi juga gue ngelakuin nya dengan senang hati kok" Lanjut nya, semakin membuat Ratu merasakan awkward dan ser seran bila Meidi bersikap manis.

Kini di antara mereka tidak ada yang bersuara yang terdengar hanya suara rintikan hujan yang jatuh di atas atap mobil yang semakin membuat moment di mobil ini seakan mencekam untuk Ratu.

Ratu benar benar di buat tak berkutik karna kemanisan Meidi hari ini, dia ingin menggoda Meidi namun jantung nya sedang tidak bersatu dengan fikiran nya, jantung nya lebih memilih berdetak cepat tanpa membuat nya meledak karna mendapatkan sensasi luar biasa dari respon respon Meidi. Maka dari itu Ratu lebih memilih diam daripada dia mendapati dia mati karna jantung nya meledak di akibat kan bersikap liar kepada orang yang kikuk dan kaku.

"Di?" Panggil Ratu hati hati, tak ada jawaban dari Meidi.

"Meidi" Panggil Ratu lagi dengan suara yang lebih keras namun tetap tak ada jawaban dari Meidi, Ratu memegang tangan Meidi.

"Astaga, dingin banget tangan lo. Di, Di, Meidi please jangan bercanda Meidi. Meidi!" Ratu membangunkan Meidi yang tidak sadarkan diri.

Continue Reading

You'll Also Like

12.1K 818 46
Pemeran Utama : 1. Skylar Greysia 2. Naren Mist Pemeran Pembantu : 1. Lia 2. Logan 3. Lani 4. Reyhan 5. Dan masih banyak lagi😁 Sudah direvisi✔️ ⚠️LG...
33.2K 2.8K 100
Sebuah kisah percintaan antara Sol dan Jiwan yang di mulai dari bangku SMA dan harus berpisah setelah merayakan Anniversary hubungan mereka yang ke 2...
180K 16.3K 42
Dua orang yang dipertemukan, perbedaan yang mencolok dari keduanya tak menghambat terjalinnya hubungan manis. #1 girllove #1 gxg #1 lesbian
47.7K 3.2K 30
Aisha Tyler, wanita gila kerja yang lebih bergairah dengan uang daripada cinta. Memiliki obsesi pada kekayaan lantaran trauma menjadi orang miskin sa...