REPLAY -hiatus

נכתב על ידי _synwlf_

2.4K 433 50

"Tetang kenangan kelam yang terus menghantuinya" Yoohyeon anak penakut. Yoohyeon anak cengeng. Yoohyeon anak... עוד

| hurt
| who she?
| forgeting
| thriller
| fault?
| blue moon
| accident
| dead
| doll
| good night
| mistery
| finded

| whisper

232 39 5
נכתב על ידי _synwlf_

Kelas sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Aku berjalan beriringan dengan Siyeon menuju kantin di seberang taman kampus.

Katanya, teman-teman sudah menunggu.

"Dateng juga lu, Yon" Sua mengangkat tangannya, mengajak hi5 dengan Siyeon.

Siyeon membalasnya sambil tersenyum lebar. Menampakkan deretan gigi putihnya. Membuatku tak bisa beralih darinya.

"Kayaknya lu capek banget habis bawa ranting segede gini" Jiu tertawa cekikian. Bahkan aku mengira dia tersedak.

"Bukan, punggung gwe sakit gara-gara ketusuk-tusuk tulang tajemnya Yuyun" Siyeon berkata sambil mengelus punggungnya, berpura-pura ada yang sakit disana.

Mereka semua tertawa. Aku seperti mengenal kejadian ini. Bukan, bukan saat malam hari itu. Ketika di lain hari.

Aku dan Siyeon duduk di meja kantin yang sudah dibooking Jiu dan Sua. Aku duduk bersebelahan.

"Pada mau makan apa? Gwe traktir" Jiu bersuara.

Mataku membelalak menatapnya. "Pangsit kering satu plastik!" aku menjawab mantap.

"Buset, cemilanlu keren amat, Yun" Sua tertawa keras sambil menutup mulutnya.

"Pantesan badannya kayak lidi, kurang asupan ternyata" Siyeon membalas, dirinya juga tertawa menepuk bahuku.

Aku salah apa kalau aku kurus begini? Lagipula bukan salahku kalau aku kurus kerontang begini. Takdir sudah menuliskan demikian.

Omong-omong tentang tulisan, aku teringat kejadian di kelas tadi. Kalian tahu? Tulisan itu kemudian menghilang tak berbekas.

Kupikir aku berhalusinasi, mungkin karena aku yang baru saja bangun tidur. Pikiranku masih belum stabil.

Siyeon yang ada di sebelah mejaku tadi bahkan tidak mengetahui apapun di bukuku itu.

Dan ia saat kutanyai tentang mimpiku yang bersangkutan dengannya, juga mengatakan demikian.

Bahkan mengataiku mengada-ada. Dia bilang tidak pernah sekalipun pergi ke jalan tol. Walaupun hanya melewati. Ia tidak pernah.

Apa itu arwah Appa atau Eomma yang menyamar menjadi Siyeon? Aku tidak tahu apa pun.

"Nih pangsit lo" Jiu menyerahkan sebungkus plastik berisi pangsit di dalamnya. Aku mengambilnya dan melahapnya

Kemudian, seorang senior perempuan datang. Duduk di sisiku yang satunya setelah meminta izin pada Jiu. Memang kosong tadi.

Ia menatapku ramah. Aku membalasnya dengan senyum dan anggukan kecil. "Kakak dari jurusan mana?"

Tanpa menjawab, senior itu membisikkan sesuatu di telingaku.

"Now, you will be ending story"

Otakku langsung mengartikannya sebagai kakak itu berasal dari jurusan bahasa asing. Sama sepertiku.

Lantas gadis itu bangkit berdiri dan pergi. Menuju dalam kampus. Aku menatap punggungnya yang hilang di balik kerumunan.

Lalu aku tersadar.


































"Im who? Who is me? Where am I? I don't know"  -Kim Yoohyeon.


































Baiklah, ini masih berlanjut. Aku masih ditempat, sambil memakan pangsit tadi. Entahlah, kenapa aku memesan kerupuk tipis ini.

"Heh, kalian tahu gak?" Sua menggebrak pelan meja dua kali. Menyita perhatian kami.

"Apa?" Siyeon bertanya dari balik kacamata bulatnya tanpa minus atau pun plus.

"Gwe baru curi denger-denger aja sih dari senior-senior di kampus ini" Sua memulai ceritanya.

Kami setia menunggu lanjutannya. Aku juga, sambil terus mengunyah dengan takzim.

"Katanya, dikampus kita ada seseorang yang gak waras" Sua melirik kanan kiri, memastikan tidak ada yang mendengarkan selain kami.

"Maksudnya?" Jiu menyela sambil meminum air limunnya.

"Ya, kayak psycophat gitu. Tapi ini lebih crazy lagi!" Sua menekankan kalimat "crazy" nya pada pengucapannya.

Seperti memang benar-benar gila seseorang ini. Atau jangan-jangan, yang dimaksud Sua unnie adalah senior tadi? I don't know.

"Crazy gimana maksud lo? Kayak orang gila pinggir jalan gitu?" Siyeon bertanya lebih tegas. Meminta penjelasan yang lebih rinci.

"Bukan! Kayak itu..." Sua mengkode dengan tangannya untuk menyuruh kami mendekat. Lalu melihat kiri kanan. Memastikan lagi.

Jantungku serasa mau lepas menunggu jawaban perdetiknya. Jangan-jangan, asumsiku benar. Yang dimaksud itu adalah gadis senior tadi.

"Kayak Jiu ngeliat gebetan di curi orang. Sukanya nyakar-nyakar dinding kayak kucing" Sua kemudian tertawa keras.

Kupingku langsung mendenging. Perih mendengar suara melengkingnya saat tertawa. Aku mengelusi cupingku.

"Ye! Kirain beneran. Nyatanya..." Handong menggebrak meja kesal lantas mengalihkan pandangan ke luar kantin.

"Busuk seperti janji mantan" lanjut Siyeon kemudian. Ikutan kesal juga.

"Siyeon unnie panutan. Titik" Gahyeon mengangkat tangan. Memberikan tanda kalau kalimatnya tidak akan pernah diubah.

"Sa ae lu maknae embul" Dami menepuk pelan perut Gahyeon yang menimbulkan bunyi. Pipi Gahyeon menggelembung. Lucu.

Aku jadi teringat saat-saat itu. Di malam yang dingin itu, dengan drakor kesukaan kami. Momen-momen yang sangat membekas di pikiranku.

Tiba-tiba langit menggelap. Seperti terjadi gerhana matahari, namun cepat sekali sekitar menjadi seperti malam.

Aku terlonjak kaget. Bangkit berdiri dan melihat ada apa di atas sana. Atau ini salah satu bagian dari mimpi aneh ku?

Siyeon kemudian keluar, menuju lapangan. Ingin tahu apa yang terjadi di tengah sana. Berkerumun banyak orang.

"Yon! Lu mau kemana!" Jiu berteriak tertahan, takut kalau sahabatnya itu akan mengalami suatu hal.

Siyeon hanya melambaikan tangannya tak peduli dan terus melangkah. Bahkan menambah kecepataannya. Berlari ke tengah lapangan.

Sebenarnya aku juga khawatir. Bagaimana kalau itu adalah awan kumulunimbus? Pembawa angin kencang. Siyeon bisa celaka.

"Siyeon-ssi!!" aku berteriak memanggilnya, berharap ia mendengar. "Jangan kesana! Bahaya!!" juga menjauh dari sana.

Tapi, keputusan seorang Siyeon tidak bisa diganggu gugat. Seperti keputusannya sudah sebulat bola.

Aku menyerah, lalu kembali ingin duduk dibangku. Hal aneh terjadi, Jiu unnie, Sua unnie, Handong unnie, Dami dan Gahyeon tidak ada.

Mataku membulat, menggebrak meja. Mungkin mereka bersembunyi di bawahnya sehingga mereka terkejut. Tidak ada respon.

Kemana mereka? Apa mungkin ini sama seperti kejadian Appa? Aku mengalami halusinasi lagi? Kumohon hentikan!

Orang dilapangan juga raib. Hilang bagai ditelan bumi. Aku semakin tidak bisa mengatur pernapasanku. Jatungku berdetak cepat.

Aku memalingkan wajah kesana kemari. Mencari keberadaan makhluk bernyawa, tapi tidak ada. Benar-benar hanya aku.

Sendirian.

"Kau tidak sendirian, Yoohyeon-na"

Aku menoleh ke samping kanan. Tidak ada. Dikiri juga tidak. Belakang apalagi depan juga nihil. Dimana asal suara itu?

"Disini, dibawah sini"

Suara lirih itu menuntunku berlutut. Memandang bawah meja kantin yang hanya se-pinggangku. Aku ragu-ragu.

Benar, disana ada seseorang. Anak kecil berambut kepang. Dengan poni coklatnya yang hampir menutupi mata beningnya.

Aku heran, kenapa ada anak kecil disini. "Kamu siapa? Kok bisa disitu?" aku bertanya ragu. Mungkin dia tidak bernyawa? Mungkin.

Mata anak itu perlahan menatapku tajam. Dengan posisi duduk memeluk lututnya yang kotor. Bajunya juga.

Ia merangkak keluar dari kolong melalui depanku. Anak itu sekarang berdiri di depanku.

"Do you see me?"






























_______________
_______________________
*Sekali anda menghargai orang, seribu orang akan melakukan hal yang sama pada anda:)*
-quote abal.abal^^

המשך קריאה

You'll Also Like

7.6M 551K 93
[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tahun lalu sempat beredar hingga gempar, me...
33.1K 2.9K 32
Semalam yang membekas di ingatan😋 #POOHPAVEL ONLY OKE💋
5.6K 621 38
" Aku membutuhkan darahmu sayang, untuk hidup ku " - monsters. *** Di malam hari, banyak manusia yang menghilang karena muncul suara seruling yang t...
3.1M 222K 28
SELESAI ✔️ "Lo nggak akan bisa keluar dari hidup gue setelah ini. Lucy, lo milik gue. Satu-satunya." - Dean Caldwell Daren Hidup Lucy awalnya baik-ba...