Arletta Aiza

By PutriWahyuni236

6.2K 873 1.3K

[Selesai] Highest rank: #6 in Travelling (10 Desember 2019) #8 in Malang (16 Desember 2019) #24 in cintasegil... More

~ 1. Arletta Aiza
~ 2. Arletta Aiza ~
~ 3. Arletta Aiza ~
~ 4. Arletta Aiza ~
~ 5. Arletta Aiza ~
~ 6. Arletta Aiza ~
~ 7. Arletta Aiza ~
~ 8. Arletta Aiza ~
~ 10. Arletta Aiza ~
~ 11. Arletta Aiza ~
~ 12. Arletta Aiza ~
~ 13. Arletta Aiza ~
~ 14. Arletta Aiza ~
~ 15. Arletta Aiza ~

~ 9. Arletta Aiza ~

272 50 73
By PutriWahyuni236

Jadikanlah Allah dan juga Al-Qur'an sebagai tempat untuk mencurahkan segala kesedihan dan kebahagianmu.

Arletta Aiza

.

.

.

Beberapa hari yang lalu, Aiza sudah kembali ke Malang setelah menikmati indahnya Pulau Lombok. Sekarang Aiza tengah berjalan menuju toko buku yang kebetulan sangat dekat dengan sekolahnya. Aiza berjalan sambil menikmati pemandangan sore hari. Tanpa Aiza sadari seseorang memeluknya dari belakang.

"Woy! Lepasin!" Aiza berusaha melepaskan pelukan orang itu dan syukur saja Aiza bisa melepasnya. Aiza pun memutar badannya ke belakang.

"Vi Vino?" Aiza terkejut, bagaimana bisa Vino melakukan ini padanya? Setau Aiza, Vino adalah anak yang baik dan tidak pernah berani memeluk perempuan yang bukan mahramnya.

"Iya, ini gue Za, kok lo kaget sih?" Tanya Vino sambil tersenyum dan memasukkan tangannya ke dalam saku celana.

"Kenapa lo peluk gue hah?" Tanya Aiza balik. Di seberang sana Bara sedang menahan emosinya saat melihat Vino memeluk Aiza. Hatinya tentu saja sakit. Dia tidak ingin Aizanya menjadi kotor karena dipeluk oleh seseorang yang bukan mahramnya.

Vino pun mengeluarkan tangannya dari saku celana lalu mengelus pipi Aiza yang tentu saja langsung ditepis oleh empunya.

"Vino!" Bentak Aiza lagi dan buukk! Sebuah pukulan mendarat di pipi Vino. Aiza terkejut saat melihat Bara yang menjadi pelakunya. Vino pun bangkit dan membalas pukulan Bara. Tanpa Aiza ketahui ternyata Vino juga  membawa beberapa orang yang mungkin menjadi anak buah Vino.

"Lo bawa mereka ke tempat yang udah gue tunjukin tadi," perintah Vino. Mereka pun membawa Aiza dan Bara ke dalam mobil dan melajukan mobilnya ke sebuah rumah kosong.

Setelah sampai, salah satu anak buah Vino yang memegang Aiza pun melepas Aiza tetapi dua lainnya masih menahan Bara dalam genggaman mereka. Vino pun datang dengan penampilan yang acak-acakan.

Buuukk!
Buuukk!
Buuukk!

Tiga pukulan mendarat sempurna di perut dan pipi Bara. Dia ingin melawan tetapi buru-buru ditahan oleh anak buah Vino. Aiza hanya bisa menangis dan sesekali menyuruh Vino untuk menghentikannya. Jika Aiza mau Bara selamat Aiza harus menuruti satu permintaan Vino.

"Vin! Please lepasin Bara! Vino!" Aiza memohon-mohon kepada Vino namun tidak dihiraukan sejak tadi. Sekarang Bara sudah seperti samsak bagi Vino.

"Gue akan lepasin Bara kalau lo mau turutin satu permintaan gue."

"Okey, gue akan turutin, tapi apa permintaan lo?"

"Lo jadi pacar gue," ucap Vino lalu menghentikan pukulannya.

"Hah?"

"Masih gak mau? Ya udah kalau gak mau. Setelah ini lo gak akan bisa liat Bara lagi," ancam Vino.

"O okey, gue akan jadi pacar lo dengan dua syarat."

"Apa?"

"Lo harus bawa Bara ke rumah sakit dan lo gak boleh pegang tangan ataupun pipi dan kening gue!"

"Okey, gue setuju. Lo berdua cepet bawa bangsat itu ke rumah sakit. Biarin cewek gue ikut juga," Vino menunjuk dua anak buahnya.
_______________

Bara masih terbaring lemah di rumah sakit. Aiza masih setia menunggunya di sofa yang berada agak jauh dari ranjang Bara. Karena sekarang masih musim liburan, jadi Aiza tidak disibukkan oleh tugas-tugas sekolah. Sekarang, dia juga tinggal sendiri. Orang tua Qania akan selalu membiayai Aiza sampai dia mendapat pekerjaan, tetapi mereka tidak bisa menemaninya dikarenakan tuntutan pekerjaan dan juga sekolah Qania.

Aiza sudah mengabari kedua orang tua Bara. Dia mendapatkan kontaknya dari papa Qania. Papa Qania sempat bertanya tapi Aiza segera memutuskan panggilannya.

Orang tua Bara pun datang, mereka terlihat begitu khawatir, bahkan bunda Bara pun langsung memeluk Bara yang terbaring lemah sekarang.

"Aiza, terima kasih sudah membawa Bara ke rumah sakit," ucap bunda Bara yang memang sudah mengetahui Aiza sejak mereka bertemu di rumah Qania beberapa hari yang lalu.

"Iya Tante sama-sama. Maafin Aiza ya Tante gara-gara Aiza, Bara jadi begini."

"Maksud kamu?"

"Tadi Aiza disentuh sama temen cowok Aiza. Aiza gak mau kalau Aiza disentuh sama cowok yang bukan mahramnya Aiza. Tiba-tiba Bara dateng gitu aja terus nonjok cowok tadi, terus Bara di tonjok balik sampe dia kayak gini," jelas Aiza dengan gaya polosnya.

"Tante gak akan marah kok, malah Tante bersyukur kalau Bara bisa melindungi seorang perempuan dari gangguan orang yang bukan mahramnya," bunda Bara pun mengelus pipi Aiza.

"Aaaaa," sebuah erangan dari Bara pun terdengar. Bunda Bara segera melihat anak semata wayangnya tersebut. Ayah Bara hanya terdiam, dia merasa ada yang salah dengan apa yang dia lakukan.

"Aiza pamit ya Tante, Bara, Om. Maaf udah bikin Bara jadi kayak gini. Assalamualaikum," Aiza berpamitan. Dia tidak kuat melihat Bara seperti tadi. Jantungnya juga berdegup kencang saat matanya dan mata Bara bertemu meskipun hanya sedetik.

"Gak mau dianter sam Ayahnya Bara?" Tawar bunda Bara.

"Enggak Tan, Aiza bisa pulang sendiri kok," tolak Aiza halus.

Aiza pun berjalan menuju ke gerbang rumah sakit, ternyata Vino sudah menunggunya sejak tadi. Aiza merutuki dirinya sendiri yang mau-mau saja menuruti permintaan Vino, tapi dia bisa apa? Ya sudahlah Aiza sudah berserah diri pada Allah dan biarkanlah waktu yang menentukan.

Aiza terpaksa masuk ke mobil Vino, tapi dia duduk di belakang bukan di depan. Vino pun melajukan mobilnya menuju rumah Aiza. Vino sudah mengetahui alamatnya melalui anak buahnya yang membututi Aiza beberapa hari yang lalu.

"Nah, udah nyampe nih. Silahkan turun bidadari surgaku," ucap Vino yang tentu saja membuat kuping Aiza menjadi panas. Aiza pun turun tanpa mengucapkan apapun.

"Eh udah dianterin juga gak mau bilang apa-apa gitu? Lo udah jadi pacar gue Za inget itu!" Teriak Vino dari kaca mobil. Aiza yang mendengarnya hanya diam, dan diam. Dia mempercepat langkahnya lalu masuk rumah dan mengunci pintu.

Aiza melepas sneakers yang dia kenakan lalu berlari ke kamarnya. Seperti yang sebelum-sebelumnya, Aiza akan menumpahkan seluruh air matanya disini. Aiza terus menerus merutuki hal yang dia lakukan. Pikiran bunuh diri kembali bergentayangan di otaknya tapi Aiza tidak akan pernah melakukan hal itu lagi.

Di sela-sela tangisannya, Aiza mengirim chat pada Dinda. Sudah beberapa hari mereka tidak pernah berkomunikasi. Aiza sangat merindukan Dinda. Dia tidak ingin persahabatannya hancur. Aiza akan menutupi hal ini. Dia tidak ingin Dinda membencinya dan akan menjauhi dirinya.

Curut 🐀

Assalamualaikum
Dinda, apa kabar?
Gue kangen sama lo


Aiza berharap Dinda akan membalasnya. Aiza pun memilih untuk berwudhu dan membaca ayat suci Al-Qur'an agar dia bisa merasa lebih tenang. Sekarang, hal ini sudah menjadi rutinitas Aiza sehari-hari. Saat dia sedih, senang, ataupun rindu pada orang tuanya, Aiza akan membaca Al-Qur'an. Menurut Aiza, Al-Qur'an adalah seorang sahabat yang selalu bisa menenangkannya dan juga mengobati hatinya yang tengah sakit.
_______________

Alhamdulillah bisa Up lagi 😊

Happy reading ya 😎

Jangan lupa voment 😉

See you 👋

Continue Reading

You'll Also Like

7K 4.2K 42
Bella, gadis cantik dengan segudang pesonanya, yang disakiti oleh calon suaminya sendiri. Diselingkuhi dengan alasan yang sangat tidak masuk akal. Pe...
6.9K 160 7
Warning! 🔞 Setelah sekian lama terkurung tanpa tahu dunia luar, Alice akhirnya keluar dan harus menikah dengan Hayes Borsman, seorang lelaki sempurn...
7.4K 134 52
Sanskar Maheswari harus menikahi sahabatnya sendiri demi menyelamatkan keluarga Swara dari rasa malu. Karena pria yang sudah dijodohkan dengannya tid...
2.4K 1.2K 28
!! Follow sebelum membaca !! On going Kebahagiaan, jodoh, rezeki, kematian. Semuanya udah tercatat. Kita tinggal menjalankan se...