Couple Or Trouble - OH SEHUN...

By epiepi21

32.4K 3.8K 566

[Completed] ✅ .... "Well, ini hukuman ketigamu, karena mengabaikanku, tidak bicara padaku. Dan aku mencintaim... More

Cast Introduction - Prolog
1 - Drunk Girl
2 - Interrogation
3- Skenario
4- Past
5- Dinner
6- Stealer
7- Ring
8- Message
9- Bad Dream
10- Save Me
11- Hello, My Ex!
12- Have Fun
13- Enemy
15- Hugging
16- Jealous?
17- I Kinda Like You?
18 - Couple or Trouble?
19- Baby Sitter
20 - Worried
21 - Puzzle
22- Secret
23- A Lie
24- Don't Want to Acknowledge
25- Mine
26 - On My Regret
27 - Document
28 - Missed Call
29 - Incoming Call
30 - Rainy Day
31 - Sweet Morning
32 - Trauma
33 - First Love
34 - Forgive Me.
35 - Somebody Else
36 - Blushed
37 - Tidings of Die
38 - Fake
39 - Autumn
40 - Cinderella
41 - Punishment
42 - Can't Give Up On You
43 - Letter
44 - Dating
45 - Shadow
46 - Who Are You?
47 - Was Happy
48 - Something About You
49 - Little Bit Better?
50 - Love Story
51 - Spring Day
52 - Been Through
53 - On Me
54 - Oh Sera
55 - 이젠 안녕 (Ending)
56 - Epilog

14- New Years

455 78 14
By epiepi21


Vote Guys 👉⭐👈

Enjoy Be Reading 🌛

...

Hana manatapi wajah Ahra serius, melihat bagaimana bibir gadis itu tidak pernah berhenti tersenyum. Sedetik setelahnya, senyumnya luntur raut wajahnya mendadak menatapi Hana serius.

"Hana, apa kau tau? Tadi ada seorang gadis, dia di tusuk dan kehilangan banyak darah." Hana bersiap untuk memukul gadis di depannya.

Bagaimana tidak? Setelah sedari tadi terus tersenyum seperti orang gila, Ahra meneriakinya dengan sebuah pertanyaan.

"Astaga, kau bisa santai bertanya padaku bodoh!" Protes Hana menyodorkan ponselnya, memperlihatkan Artikel tentang penusukan di Gangnam.

"Aku sudah melihatnya, dan kau tau? aku ingin tertawa ketika melihat ada dua orang berpelukan, ketika gadis lain terkapar dan hampir mati. Mereka gila apa bagaimana!" Tunggu sebentar, bukannya orang itu dia?

"Hei kembalikan!"Seru Hana kesal saat ponselnya di rebut, namun gadis itu sama sekali tidak mendengarkan.

"Hana apa kau mengenal lelaki yang memelukku?" Ahra menjatuhkan ponselnya, menutup mulut sembari menatapi Hana.

Celaka! Dia keceplosan.

"Memelukmu?" Hana menaikkan sebelah alisnya. "Maksudmu itu kau?"

"Hana, jawab aku apa pria di artikel itu tampak seperti Sehun?" Kali ini Hana yang melebarkan matanya, tidak percaya.

Ternyata orang sinting itu adalah sahabatnya, dan idol yang selalu membuatnya jengkel.

"Kau serius? Bagaimana bisa itu kau dan Sehun, kalian gila?"

"Simpan dulu amarahmu itu. Kau yakin mereka tidak mengenali Sehun? Ah sial, kenapa juga mereka memotretku. Aku takut ini akan berdampak buruk, untuk dia dan grupnya."

Hana menghela napasnya pelan, memang Ahra selalu saja merepotkan. Lekas Hana ambil kembali ponselnya, untuk mencari tahu apakah kedua orang yang sedang berpelukan di depan seorang gadis yang hampir mati itu mendapat banyak perhatian?

Dan jawabannya, iya. Tidak sedikit orang berbondong-bondong, menyumpah serapahi kedua orang itu.

"Tenanglah, mereka tidak menyadari itu Sehun. Mereka hanya menyumpah serapahimu, dengan mantra-mantra ajaib yang mereka punya. Tentu saja, bagaimana mereka tidak tertarik memotret 2 orang sinting, yang sedang berpelukan seperti itu." Ahra tidak terlalu pusing memikirkan hal itu, tapi bagaimana dengan Sehun?

Dia mengkhawatirkan pria itu.

"Memang benar kalian sinting, sebenarnya kemana perginya otak kalian berdua!?" Ya, begitulah Hana berbicara.

"Astaga, kau harus tadi itu benar-benar menakutkan." Hana memutar bola matanya malas, ya tentu saja mengerikan.

"Aku mencurigai seseorang yang lewat, mata kami sempat bertemu tadi. Ada bekas luka di ekor mata sebelah kanannya." Hana mulai tertarik mendengar cerita itu, apa itu artinya Ahra melihat kejadian itu?

"Kau ada di sana saat itu?"

"Kau lihat sendiri, yang berpelukan itu aku. Sehun kira gadis itu aku, kau harus tau gadis tadi berdiri tepat di depanku. Meski kejadiannya begitu cepat, aku yakin pelakunya perempuan." Hana makin melebarkan matanya, gadis gila mana yang berani melakukan penusukan di tengah kota yang ramai.

"Bagaimana mungkin dia seorang gadis Ahra!? Kenapa tidak pergi ke kantor polisi, dan menjadi saksi?"

"Itu hanya dugaanku, tapi aku melihat tangannya berdarah. Dia juga menggenggam sesuatu, aku pikir itu pisau. Aku tidak mau menjadi saksi, biar orang lain yang lakukan." Disana ada banyak orang, Ahra yakin bukan hanya dia yang melihat perempuan itu.

"Ya sudah, apapun yang terjadi hari ini lupakan saja meski aku tau itu sulit. Dan, kau sudah lebih baik sekarang?" Ahra tersenyum sambil mengangguk.

"Aku bertanya soal kondisimu, sebelum insiden itu terjadi." Ahra mengerutkan keningnya, lama mencerna akhirnya dia mengerti maksud Hana.

Tentang Nara, dia sudah merasa lebih baik dan lebih tenang sekarang. Makanya Ahra memutuskan pergi menginap, dan menenangkan dirinya disini.

"Aku baik-baik saja Jung Hana. Seharian tadi selain waktu dimana insiden buruk itu terjadi, Sehun membantu aku menenangkan diri." Ahra mengembangkan senyumnya, ketika mengingat waktu menyenangkan tadi.

"Syukurlah, aku lega mendengarnya." Ucap Hana, ikut tersenyum.

"Jung Hana, kenapa kamu selalu tau, apa yang terjadi padaku?" Ahra mengambil boneka beruang kecil, yang bersandar disampingnya.

"Wonwoo, dia memberitahuku." Ahra keheranan tentu saja, meski sebenarnya Ahra tau Wonwoo sempat menyukai Jung Hana.

"Tunggu! Apa Wonwoo masih mengejarmu?" Hana langsung melempar Ahra, dengan bantal yang tadi dia peluk.

"Tidak seperti itu Choi Ahra! Sudah berapa kali aku bilang, kita hanya teman dan aku sekarang punya kekasih." Ah benar, Ahra hampir melupakan poin penting itu.

"Ahra dengarkan aku. Jika Nara menggertakmu atau melakukan hal aneh padamu, jangan segan untuk menghubungiku. Aku akan membuat perhitungan pada gadis itu." Ahra langsung mengeratkan tangannya pada boneka kecil tadi.

Tampak sekali, Ahra memang setakut itu pada Nara. Meski Hana pernah berkata, 'tidak apa terluka, karena hidup tidak melulu tentang bahagia. cobalah untuk lebih berani bersikap dan bertindak, agar tidak ada satupun manusia di bumi ini yang berani menginjak.' Begitu katanya.

Tapi pada akhirnya Ahra selalu kalah, rasa takut nyatanya lebih mendominasi daripada keberanian yang dia punya.

"Tidak! Aku tidak mau ada yang terluka, aku ingin kau baik-baik saja. Aku juga tidak," menghela napas dengan sukar, Hana mengeratkan tangannya pada jemari Ahra. Menenangkan.

"Ahra sudah, iya aku akan diam aku tidak akan melakukan apapun seperti apa yang kamu katakan." Ahra menghembuskan napasnya teratur, selalu seperti ini.

Tiap kali dia membicarakan Nara, dadanya selalu menyesak tiba-tiba.

"Maafkan aku." Hana tersenyum lalu menggeleng pelan.

Menatap sayu gadis itu, mengingat sebesar apa luka yang Nara berikan pada Ahra. Hingga membuat dia seperti sekarang, dia tau semuanya. Dan Hana hanya ingin melihat sahabatnya ini, seperti seperti gadis dewasa pada umumnya.

"Sorry, aku akan berhati-hati lain kali." Kata Hana, menyadari kebodohannya.

"Apa aku harus menelfon Taera, dan menyuruhnya untuk menginap di sini juga?" Hana mencoba mengalihkan pembicaraan, dan Ahra langsung mengangguk bersemangat.

"Hana, apa kau tidak ada rencana kencan dengan Jaehyun malam ini?" Hana langsung tertawa sinis.

"Tidak ada kencan, Jaehyun membuat aku kesal. Dia tadi menggandeng seorang gadis di Mall, aku ingin menjambak rambut gadis itu. Tapi tidak jadi, itu hanya akan membuat aku terlihat rendah." Ahra terkekeh pelan, melihat bagaimana kesalnya Hana.

Jaehyun tidak akan selamat.

"Stop membicarakan Jaehyun! Ayo ke supermarket, aku tidak punya stok ramyeon. Kita makan ramyeon saja." Setelahnya, Ahra meloncat kegirangan.

"Kau yang terbaik!" Kata Ahra, menggandeng lengan Hana.

Keduanya pergi ke supermarket terdekat, belanja mie dan beberapa camilan untuk begadang menyambut tahun baru. Tentu saja, mereka juga membeli beberapa kembang api. Sambil belanja, dan menunggu Taera datang.

-------------------
-------------------


Jarum jam menunjuk di angka 23:45. 15 menit lagi, sampai, hari, tanggal, bulan dan tahun berganti, Sehun sedang berada di apartemennya sendirian. Menatapi langit malam yang tampak cantik, diiringi dengan benda putih melayang menyulap Kota Seoul menjadi Kota Putih.

Tadinya Sehun berniat pulang ke rumah orang tuanya, tapi dia baru ingat sudah meminum setidaknya hampir 1 botol Wine. Dan Sehun memutuskan, menikmati waktunya untuk bersantai di Seoul.

Sehun beranjak mengambil ponselnya, lalu tersenyum setelahnya. Diam-diam dia melihat akun SNS Ahra, melihat beberapa potonya yang tengah tersenyum cerah. Sehun lebih senang melihat Ahra seperti ini, tersenyum. Bukan menangis, dalam dekapan lelaki lain pula.

Dia ikut tersenyum melihat tangkapan gambar gadis itu, yang tengah tersenyum cerah diantara ilalang musim gugur.


"Cantik." Gumam Sehun tanpa sadar, menarik sudut bibirnya lebih tinggi.

Sembari menggoyangkan gelas wine dalam genggaman tangannya, Sehun menyesap Wine itu sampai habis.

"Ahhh dingin sekali." Eluhnya menaruh gelas itu, lalu masuk ke dalam kamar membaringkan tubuhnya di atas kasur.

Fokusnya langsung teralih penuh pada benda pipih, yang sedari tadi dia biarkan menyala. Sehun tersenyum lagi menatapi layar ponselnya, tentu saja ramai akan notification dari akun snsnya. Namun, Sehun tidak fokus ke sana, kali ini dia sedang membaca ulang pesan yang Ahra kirim untuknya.

Tiba-tiba dia ingin menemui gadis ini, padahal baru saja mereka berpisah. Sehun sudah gila karena menerima kehadiran Ahra dengan santai. Sampai tidak sadar, bahwa kehadiran gadis itu mendadak penting dan selalu memenuhi pikirannya.

Sehun
[Sudah tidur?]

Sehun putuskan mengirimi Ahra pesan, dia harus menahan dirinya agar tidak menelfon gadis itu. Kemudian, tidak lama pesannya dibalas.

Ahra
[Belum, aku akan meniup terompet dan menyalakan kembang api dulu.]

Sehun
[Hati-hati, jangan sampai percikan apinya, mengenai tanganmu.]

Ahra
[Tidak akan Pak Oh, aku bukan balita.]

Sehun
[Wah ajaib, aku bahkan bisa mendengar suaramu. ]

Ahra
[Kau mabuk? Apa merindukanku? Hahaha]

[Tidak usah hiraukan pertanyaan kedua, aku hanya bercanda.]

Sehun tersenyum, membaca pesan yang Ahra kirimkan barusan. Selalu saja menambahkan kata bercanda, padahal serius pun tidak apa-apa.

Sehun
[Besok aku akan menjemputmu, aku tidak menerima penolakan]

Ahra
[Tidak usah, aku akan meminta Hana mengantarku pulang]

Sehun
[Aku bilang, aku tidak menerima penolakan.]

Ahra
[Baiklah Oh Sehun, aku mengerti.]

[Dasar seenaknya, sukanya memaksa orang saja!]

Sehun
[Aku tidak memaksamu Nona! Aku hanya merindukanmu!]

[Dan Choi Ahra, lain kali jika kita bertemu, jangan memasang tampang seperti orang susah.]

[Itu menyiksaku!]

Ahra
[Apa maksudmu? Astaga, kau memang menyebalkan Sehun!]

Sehun
[Wajahmu itu memang seperti orang susah Ahra. Susah dilupakan.]

[Happy new year.]

[Tidur yang nyenyak malam ini:)]

Sehun tertawa setelah mengetik pesan, tentu saja tidak ada balasan apapun dari Ahra seperti biasanya.

Dan tidak seperti biasanya, Sehun mengirimi pesan sepanjang itu untuk Ahra. Satu yang pasti, Sehun mabuk sekarang ini.

-------

Di tempat yang berbeda, dimana Ahra, Hana dan Taera berada, mereka sudah berteriak heboh, meneriaki pesan dari Sehun tentunya.

Jika kalian bertanya, kenapa Ahra tidak bisa merahasiakan hal ini dari kedua sahabatnya. Sederhananya Ahra mempercayai mereka, yang sudah seperti bagian dari keluarganya. Lihat saja Taera, dia bahkan mengetahui segala sesuatu tentang EXO, sudah menjadi penggemar mereka sejak lama.

Ketika dia mengetahui hal ini, Taera menerimanya dengan hati yang jengkel, iri dan patah. Tentu saja. Tapi lihat, bahkan setelah tau, dia hanya diam dan menyimpannya sendiri. Meski sedikit kecewa, Taera bilang kalau kau mencintainya, kebahagiaan kecil itu akan terasa nyata dan hangat untukmu juga.

Setidaknya, Taera cukup bisa membedakan antara obsesi dan rasa cinta.

Ya memang melanggar privacy Sehun, tapi bagaimana lagi? Sebelumnya Ahra memang tidak berniat memberi tahu kedua sahabatnya, tapi apa mau di kata? Takdir yang berbicara. Oh bukan, Hana yang memaksa.

"Tidak buruk, tapi aku langsung gatal-gatal membaca pesan itu." Komentar Hana, langsung mendapat pukulan dari Taera.

"Itu karena kau belum mandi. Astaga Sehun manis sekali! Jung Hana, kau masih membenci Oh Sehun?" Taera memindahkan cemilan dari atas meja kepangkuannya.

"Kau saja yang gila, masih tetap menyukai pria yang dulu memarahi temanmu." Balas Hana merebut cemilan itu dari Taera.

"Hey! berdamai dengan masa lalu dan, menerima segala sesuatu yang pernah terjadi itu tidak buruk. Jadi, ayo tetap berjalan ke depan tanpa ada penyesalan atau kemarahan di masa lalu, yang tertinggal. Biar waktu yang mendamaikan keadaan." Hana bertepuk tangan mendengar ucapan gadis berpipi Chubby itu, sebelum akhirnya dia menambah sesuatu di akhir kalimatnya.

"Bertunangan dengan Ahra, adalah hukuman terbaik yang bisa Sehun terima." Menyebalkan bukan?

"Yak! Kenapa juga bertunanganku, dianggap seperti hukuman!" Protes Ahra tidak terima.

"Ck, aku becanda Choi Ahra. Dan kau, Jung Hana! Cepat kembalikan cemilanku!" Seru Taera lagi, Ahra juga tau gadis pecinta oppa itu hanya bercanda.

Ahra memilih menjauh untuk menelpon ibunya, yang mungkin sedang bersama dengan Ayah di belakang rumah, membakar beberapa daging dan jagung. Disini berisik, Hana dan Taera bertengkar lagi.

Sampai selesai berbicara dengan ibunya pun, Ahra masih melihat kedua sahabatnya dalam kondisi yang sama. Bertengkar.

"Teman-teman ayo, bakar kembang api." Ajak Ahra melerai, menggerling malas Hana memilih pergi menggaet tangan Ahra dan membawanya keluar.

Tentu saja, Taera juga ikut meski Hana masih marah padanya. Kemudian ketiga gadis itu membakar kembang api, dan meniup terompet bersamaan.

"Selamat tahun baru!" Seru Taera dengan semangat, tidak tampak kantuk di kedua matanya.

"Happy new year."

"Aku berharap tahun depan akan berjalan baik untukku!" Seru Ahra, mengembangkan senyum terbaiknya.

Ketiganya tertawa bersama, dengan letupan kembang api di atas langit, sahut menyahut secara bergantian.

....







****

Jangan lupa tinggalkan Jejak 💕

Biar nanti disayang Sehun, hohoho 💕

See You Next Chapt 💕

Continue Reading

You'll Also Like

578K 27.8K 39
[Kyuhyun Fanfiction] Terinspirasi dari drama Korea naughty kiss.
1.7K 87 27
Sebuah perjanjian konyol antara Jeffreyaksa Jung dan Yunara Shizennia yang mengatasnamakan pernikahan hanya demi keuntungan masing-masing. #1 REKOMEN...
27.3K 2.2K 35
prekuel Memikat hati mantan istri Menceritakan kenapa Kyungsoo dan Jihyun bisa menikah lalu berpisah.
854K 41.4K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...