Our Escape Way (BL 18+) [COMP...

Von crayonsnowball

154K 13.4K 656

Galuh seorang mahasiswa dan Haani animator di sebuah studio game. Sudah enam bulan mereka pacaran, tapi justr... Mehr

β™ͺ ♬ 1 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 2 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 3 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 4 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 5 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 6 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 7 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 8 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 9 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 10 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 11 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 12 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 13 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 14 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 15 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 16 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 17 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 18 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 19 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 20 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 21 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 22 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 23 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 24 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 25 ♬ β™ͺ
β™ͺ ♬ 27 ♬ β™ͺ
Bonus I - 060420
Bonus II - 090420
Bonus III - 150420
Pillow Talk - 300420
Party Planner - 100520
Our Healer - 260421

β™ͺ ♬ 26 ♬ β™ͺ

4K 391 8
Von crayonsnowball

Surya harus berpikir berkali-kali soal permintaan ijin Haani. Haani cerita semua soal kondisinya, di satu sisi Surya agak merasa kurang nyaman memiliki karyawan seperti Haani dan ingin membiarkan Haani resign, tapi disisi lain, Surya juga tidak mau kehilangan animator yang sudah seperti pion di studionya.

Surya minta waktu untuk berpikir, Haani sudah siap jika memang ia harus keluar dari studio. Haani memohon juga pada Surya agar tidak memberitahu yang lainnya, Surya mensetujui. Setelah berpikir hampir seharian, tepat sebelum jam pulang kerja, Haani dipanggil lagi ke ruangan Surya, untuk memberikan jawaban. Dan hasilnya adalah, Haani tetap diperbolehkan bekerja di studionya. Bekerja dari rumah sampai Haani sudah dalam kondisi seperti semula, dengan kata lain setelah Haani melahirkan. Surya akan membantu Haani agar Haani tidak perlu ada kegiatan atau pertemuan keluar, berhubung Haani juga tidak ingin ada yang tau kalau Haani mengandung.

Haani juga dapat ijin selama seminggu, alasan ke teman-temannya, Haani ingin melakukan perawatan kesehatan di luar negri, Haani tidak bisa bilang kalau ia akan menikah. Jadi setelah semua ijin beres, keluarga Haani dan Galuh langsung pergi ke Amerika, dimana pernikahan sesama jenis dilegalkan.

Mereka hanya meresmikan penikahan di depan penghulu. Tidak ada acara besar atau yang lainnya. Mereka hanya menghabiskan waktu bersama di sebuah restoran untuk sekadar makan siang setelah meresmikan pernikahan Haani dan Galuh.

Kini keduanya sudah resmi sebagai suami.

"Katanya nanti mau tinggal di apartemen?"

"I-iya-" Jawab Haani agak kaku, bingung bagaimana harus memanggil ibu mertuanya ini.

"Panggil Mama sama Papa aja kayak Galuh, kan Haani juga sekarang udah jadi anak kita."

"I-iya Mah." Senyumnya mengembang malu.

"Luh, udah disiapin belum keperluannya? Apartemennya udah siap belum?"

"Udah, sebelum kesini kan udah aku urusin sama Babay juga. Jadi nanti begitu balik dari sini, langsung tinggal disana."

"Inget lho Luh, Haani lagi hamil, jagain, jangan dibuat capek. Makanannya harus dijaga, jangan kebanyakan jajan."

"Iya Maaah." Jawab Galuh agak malas, baru kali itu ibunya cerewet soal kesehatan. Haani hanya senyum-senyum malu.

Selesai makan, semuanya langsung kembali ke hotel, mereka dapat kamar masing-masing, termasuk kamar hotel untuk Galuh dan Haani. Semua sudah dipersiapkan, mereka tinggal menikmati honeymoon mereka.

"Galuh."

"Hmm?"

"Kok Kak Bayu gak ikut?"

"Babay mana mau gabung sama Mama sama Papa sih Ni? Mungkin kalo gak ada mereka, Babay sama Lisa bakal ikut kesini."

"Ooh.."

"Ya lo tau lah Babay kayak gimana ke bokap."

Haani mengangguk-angguk, lalu dipandangnya Galuh yang sudah rebahan di kasur. "Galuuuh." dengan sengaja dan manja ia mengoyang-goyangkan tubub Galuh. "Banguun."

"Gue gak tidur, Ni."

"Bukan itu, ada yang mau diomongin."

Galuh bangkit, duduk melipat kaki menghadap Haani. "Mau ngomongin apa sih Honey?"

Wajah Haani seketika memerah, "Umm.. itu.. kan kita udah nikah.. umm.. bisa gak.. kamu berhenti pake gue-elo?"

"Hm?"

"Masa.. ke aku.. pake gue-elo?"

Senyum Galuh mengembang lebar, menyeringai melihat wajah Haani yang sudah sangat merah. "Lo lucu banget sih Ni." Galuh cekikikan, menangkap pipi Haani dengan tangannya untuk mencium kening Haani. "Oke, aku berhenti pake gue-elo, tapi cuma ke kamu ya, Honey?"

Haani mengangguk-angguk.

"Tapi kan enak gue-elo Ni, udah kebiasaan."

"Aa~aaah.. masa mau gitu terus?"

Galuh gelak tertawa, "Nggak Honeey, aku berhenti kok, cuma ya kayaknya gak bisa langsung berhenti gitu aja. Kan udah kebiasaan. Tapi ini aku coba kok. Ya? Jangan ngambek dong, jelek ah."

"Aku mau cheesecake."

"Oh? Mulai lagi ngidamnya?"

"Nggak, ini aku yang mau. Bukan bayinya. Beli cheesecake, Luuh."

"Iya Honey, mau order atau kita cari keluar? Lo capek gak? Seharian ini kita udah di luar loh."

"Capek." jawah Haani manja, "Nanti malem aja cheesecakenya. Sekarang mau tidur aja sama kamu."

"Ya ampuun, manja banget sih istri guee."

Haani hanya cekikikan waktu Galuh memeluknya dan menjatuhkan tubuh mereka ke kasur. Galuh tidak berhenti menciumi wajah Haani, seperti tidak cukup dan selalu ingin lebih. Haani masih tertawa karena merasa geli dengan tangan Galuh di perutnya.

Galuh melirik Haani sambil tersenyum, "Mau gak Ni?" tapi Haani hanya diam sambil masih menahan senyumnya, "Niii." protes Galuh karena hanya dapat jawaban sebuah senyuman.

"Masih terang, nanti malem aja. Kan aku capek."

"Oke nanti malem." Galuh memeluk Haani lagi lebih erat. "Tapi aku udah setengah keras nih Ni."

Haani malah tertawa.

"Aku serius, Ni. Jangan ketawa."

"Nggak ah." Haani masih cekikikan, "Ke kamar mandi sana."

"Oh gitu, padahal suaminya loh."

"Galuuh~" Haani malah merajuk manja, memeluk Galuh erat-erat, "Aku bantuin aja.. ya?"

"Hmm.. oke." Galuh tersenyum, mengecup kening Haani, lalu bibirnya, dan tertahan disana. Haani sudah meremas-remas kejantanan Galuh, membuatnya lebih keras, membantu Galuh hanya dengan handjob.

• • •

Makan malam bersama dua keluarga besar diadakan di restoran hotel tempat mereka menginap. Semuanya bisa berkumpul senang, saling mengobrol satu sama lain. Bahkan kakak-kakaknya Galuh dan Haani pun sudah terlihat semakin akrab.

Para ibu membicarakan soal bayi dalam kandungan Haani, yang berakhir pada wejangan untuk menjaga kesehatan juga wanti-wanti pada Galuh untuk selalu menjaga Haani. Tidak pernah terpikirkan oleh ibunya Galuh dan ibunya Haani, kalau justru mereka akan mendapat cucu pertama dari anak bungsu mereka lebih dulu.

Selesai makan, Galuh mengajak Haani jalan-jalan di sekitar hotel. Haani ingin makan cheesecake, mereka mampir ke toko kue dan membeli beberapa potong cheesecake. Haani minta melihat-lihat perelengkapan bayi, mereka kesana dan berakhir membeli beberapa pasang kaos kaki. Meski Galuh dan Haani masih belum tahu jenis kelamin bayi yang dikandung Haani.

"Kayaknya kamu butuh baju khusus juga deh Ni. Waktu perut kamu makin besar nanti kan, gak mungkin pake celana yang biasa kamu pake."

"Iya.. tapi masa pake daster?"

"Ya bukan daster juga. Kita liat-liat sekalian deh."

"Kay.." Haani menurut, menggandeng tangan Galuh tanpa malu-malu. Tidak seperti di negara asalnya, disini Haani bebas menggandeng tangan Galuh, atau bahkan mencium Galuh di tempat umum. Banyak pasangan seperti mereka disini.

Mereka mengunjungi toko yang menjual perlengkapan untuk ibu hamil. Galuh langsung menyeret Haani ke bagian pakaian. Memang rata-rata baju yang dijual baju terusan. Ada beberapa piyama dengan celana, Galuh mengambilnya beberapa dan dicocokan pada Haani. Namun.. karena Haani laki-laki, Haani jadi malu sendiri.

"Bisa kan kita beli gak perlu kita coba?"

"Bisa. Kita cari ukurannya aja yang pas buat kamu, Ni. Kamu suka yang mana?"

Haani bingung ditanya suka yang mana, semua modelnya terlihat sangat feminim. Akhirnya Haani memilih pakaian yang berwarna gelap. Haani melirik melihat Galuh sudah melihat-lihat yang lain, ia langsung cepat-cepat menghampiri. "Luh.. udah aja yuk. Aku malu."

"Tadi bajunya udah?"

"Udah."

"Ya udah, gue bayar dulu. Ayo."

Haani menurut, mengekori Galuh ke kasir dan mereka langsung meninggalkan toko setelah selesai bayar.

Saat tiba di hotel, Haani langsung merebahkan diri di kasur, Galuh menyimpan barang-barang belanjaan mereka. Lalu menyusul Haani di kasur. Dicumbunya Haani dengan mesra, buat Haani geli dan berakhir tertawa-tawa karena Galuh mengelitikinya.

Galuh memeluk Haani dari belakang, mengecup pucuk kepala Haani. "Aku masih gak percaya deh Ni, kita beneran nikah. Malah,  kita bakal punya anak. Kayak.. mimpi yang jadi kenyataan gitu. Kan?"

"Hm." Haani mengangguk, mengusap-usap tangan Galuh diperutnya. "Kira-kira bayinya apa ya Luh? Laki-laki apa perempuan? Kamu maunya apa?"

"Apa aja yang penting sehat, besarnya jadi orang baik kayak mamanya."

Haani hanya terseyum, digenggamnya erat tangan Galuh, dikecupnya dengan sayang.

"Honey."

"Hm?"

"Yuk."

"Apa? Lagi? Kan tadi siang udah."

"Beda. Lagian kan ini honeymoon kita Ni. Lagian, emang kamu gak mau?"

"Mau.." jawab Haani malu-malu, yang malah buat Galuh makin gemas dan makin erat memeluki Haani, mengecupi kepala Haani. Dan waktu Haani menoleh, Galuh langsung menciumi bibirnya dengan mesra.

Memulai malam honeymoon mereka.





biy selesai ini dulu yaak, baru Friends with Benefit, tapi itu juga gak tau kapan 😭
tapi semoga gak lama dan kalian tetep sukaa *hugs*

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

455K 25.9K 14
Ketika atasannya, gay tampan nan menawan, menyukainya. Shouki Al Zaidan, mahasiswa cumlaude baru lulus butuh makan dan kirim uang buat ibu di kampun...
1.4M 102K 44
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
1.7M 78.9K 32
WARNING! 1. Cerita ini beralur manxman 2. PG[13] dan tak ada konten fisik yang terlalu eksplisit seperti ILUMRG 3. HOMOPHOBIC, MENJAUHLAH! 4. Bila An...
6.1K 828 51
Ada yang tahu arti kebetulan? Berapa kebetulan yang pernah terjadi dalam hidupmu? Apakah kebetulan itu berakibat baik atau justru malah buruk untukmu...