Man Like You《Jaeyong》✔

By acel_kins-

1.9M 252K 64.7K

[Romance] Awalnya Taeyong kira ia benar-benar menjadi pengasuh bayi. Tapi, mana ada bayi yang memiliki delap... More

Cast
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22

Part 14

73.2K 10.2K 2K
By acel_kins-

TAEYONG terbangun di tengah malam karena tenggorokan yang terasa kering. Ia menyalakan lampu tidur dan meraih gelas di atas nakas lalu menghabiskan isinya hingga tandas. Iris hitam Taeyong melirik Jaehyun yang berbaring di sampingnya, lelaki tampan itu masih terlelap dengan bibir yang mengerucut lucu. Tanpa sadar, Taeyong menarik kedua sudut bibir; membentuk senyum tulus. Ia menaruh gelas kosong di atas nakas sebelum kembali berbaring di samping Jaehyun.

Tentang pernyataan cinta, dan ciuman Jaehyun tadi siang. Itu semua masih terbayang jelas di pikiran Taeyong. Ia masih tidak yakin dengan apa yang terjadi di antara mereka. Jaehyun memang terlihat sangat serius siang tadi. Tatapan mata, suara serta hak klaim yang di utarakan oleh lelaki bermarga Jung itu tidak main-main.

Namun, bisakah Taeyong mempercayai Jaehyun? Ini adalah hubungan pertamanya dan Taeyong takut bila Jaehyun hanya mempermainkannya. Bagaimana jika nanti Jaehyun menemukan seseorang yang lebih baik dari Taeyong? Apakah Jaehyun akan meninggalkannya? Persis seperti pemikiran anak kecilㅡmereka akan membuang permen kecil yang tidak menarik demi sebuah lolipop besar.

"Kau membuatku bingung, kau tahu?" Taeyong menopang kepala dengan satu tangan, matanya masih terpaku pada wajah dami Jaehyun. Ia mengulurkan satu tangannya yang lain; mengusap pipi Jaehyun.

Tidak bisa di pungkiri bila Taeyong memang memiliki perasaan untuk Jaehyun dan hal tersebut tidak bisa di singkirkan dengan mudah. Meskipun ia sudah berusaha keras, bahkan Taeyong menggunakan Johnny sebagai pelampiasan, tapi itu tetap tidak berhasil. Jaehyun adalah satu-satunya lelaki yang menjadi pemilik tetap hati serta pikirannya.

"Jaehyun-ah, apa kau benar-benar mencintaiku? Karena aku tidak akan bisa melangkah ke belakang lagi sekarang. Aku mencintaimu, sejak pertemuan pertama kita." bisik Taeyong pelan, ia menghela napas dalam dan memberigsut; memeluk tubuh besar Jaehyun.

Mereka memang tidur bersama di kamar Taeyong. Jaehyun tidak ingin di tinggal meskipun hanya satu menit. Lelaki tampan itu bersikeras untuk tidur di kamar Taeyong. Tentu saja Taeyong tidak memiliki alasan untuk menolak.

"Hyung?" Jaehyun bergumam pelan ketika merasakan pergerakan Taeyong, kedua kelopak matanya terbuka secara perlahan.

"Ah, aku membangunkanmu?" nada suara Taeyong terdengar kikuk, ia kembali menarik tangannya, tidak ingin tertangkap basah karena berniat untuk memeluk si lelaki tampan.

Jaehyun menggeleng lalu menarik pinggul Taeyong hingga tubuh mereka menempel. Ia menurunkan tubuh; mensejajarkan wajah pada perpotongan leher Taeyong. Aroma manis yang di keluarkan oleh si lelaki cantik membuat Jaehyun merasa tenang.

"Jaehyun.."

"Aku ingin memeluk Hyung." Jaehyun menggesekkan hidung di leher Taeyong dan memberi kecupan lembut. Ia tidak akan pernah melepaskan Taeyong, Jaehyun sadar jika ia sangat mencintai pengasuhnya itu.

Meskipun Taeyong belum benar-benar menerimanya dan mereka belum terikat di dalam hubungan apapun. Selain pengasuh serta majikan. Jaehyun ingin sekali menjadikan Taeyong sebagai miliknya agar Johnny tidak bisa menganggu.

Taeyong menarik napas dalam dan membiarkan Jaehyun yang kini memeluknya dengan erat. Hembusan napas hangat Jaehyun menerpa kulit lehernya dan itu terasa geli. Tapi Taeyong memilih untuk tidak mengeluarkan komentar apapun. Ia memiringkan tubuh; membalas pelukan Jaehyun dan mengusap lembut punggung si lelaki tampan.

Ini seperti memiliki bayi besar. Taeyong tersenyum kecil membayangkan hal tersebut. Ah, lagi pula, Jaehyun memang akan selalu menjadi bayi besarnya.

"Selamat malam Hyung.. Hyung harus tidur lagi, besok antarkan aku ke kampus, aku harus mengerjakan kuis."

"Tentu, sekarang kau harus tidur Jaehyun."

"Hyung juga, kita tidur bersama."

Taeyong mengangguk kecil. "Baiklah."

***

"Hyung! Bagaimana penampilanku?"


Taeyong yang sedang meminum air seketika tersedak ketika melihat Jaehyun yang sudah siap dengan kaus putih serta celana panjang hitam. Topi yang di gunakan oleh lelaki tampan itu menambah nilai tambah yang berhasil membuat jantung Taeyong berdegup dengan sangat cepat.


Oh, Taeyong baru tahu bila akan ada seseorang yang terlihat luar biasa tampan hanya dengan mengenakan kaus putih dan celana hitam.


Jaehyun menghampiri Taeyong dan mengusap punggung si lelaki cantik. "Hyung baik-baik saja?"


"Tentu," Taeyong mengusap bibirnya dan tertawa canggung. "Ayo kita berangkat, kau hanya akan mengenakan pakaian ini?"

"Uhm, kenapa memangnya Hyung?"


"Tidak apa. Habiskan susumu terlebih dahulu, Hyung akan mengambil tas milikmu di atas."

Jaehyun mengangguk dan mengambil gelas berisi susu vanilla di meja makan. Iris cokelatnya menatap lurus ke arah Taeyong yang berlari ke lantai atas untuk mengambil tas. Jaehyun mengusap hidungnya yang terasa gatal sebelum menghabiskan satu gelas susu hingga tandas.


Tidak membutuhkan waktu lama sampai Taeyong kembali ke lantai bawah dan memberikan tas hitam pada Jaehyun. Lelaki cantik itu tertawa geli ketika melihat sisa susu di sekitar bibir atas Jaehyun.


Sangat menggemaskan.

Tangan Taeyong terjulur untuk membersihkan sisa susu di sekitar bibir Jaehyun. "Kau harus membersihkan ini terlebih dahulu."


"Oh, aku tidak tahu bila ada yang tertinggal." Jaehyun memasang cengiran lebar dan mengecup cepat bibir Taeyong, "ayo Hyung! Kita harus berangkat!" serunya senang, ia menarik tangan Taeyong dan bergegas keluar dari rumah.

Sama seperti minggu-minggu sebelumnya, Jaehyun masih harus datang ke kampus untuk melakukan kuis rutin. Mempertahankan nilai adalah sesuatu yang wajib Jaehyun lakukan karena ia tidak mau mengecewakan Ibu serta Ayahnya. Jaehyun tahu bila ia sudah sering membuat kedua orang tuanya merasa kecewa.

Maksudnya, Jaehyun adalah satu-satunya yang mengandalkan home schooling hingga ke jenjang kuliah. Ia sadar jika Yunho mungkin mengeluarkan uang yang sangat banyak demi membuat pihak universitas menyediakan dosen pembimbing untuk mengunjungi rumah Jaehyun di setiap jadwal.


Belum lagi, Jaehyun juga tidak bisa berinteraksi dengan baik bersama orang lain. Rasa tidak nyaman itu masih membekas di dalam hati serta pikirannya. Jaehyun terlalu takut, meskipun sekarang sudah sedikit berkurang karena ia memiliki Taeyong di sisinya. Jaehyun tidak bisa selamanya menjadi pengecut, ia harus melindungi Taeyong agar kejadian yang serupa tidak terjadi lagi.

Jaehyun tidak mau kehilangan Taeyong sama seperti ia kehilangan sepupu kesayangannya; Suho, waktu itu. Jaehyun takut jika pembunuh Suho mungkin akan melakukan hal yang sama karena Jaehyun tahu hal utama yang di incar oleh pembunuh itu adalah Yunho; Ayahnya. Tapi tentu saja Yunho bukan seseorang yang mudah untuk di taklukan.

Sampai sekarang, mereka semua belum tahu siapa orang yang membunuh Suho. Itu benar-benar misterius. Hal yang di incar tentu adalah tahta. Perusahaan Yunho adalah perusahaan terbesar; memiliki musuh dimana-mana. Kala itu Suho bekerja sebagai direktur, sementara Yunho masih memimpin di bagian CEO.


Ah, memikirkan itu semua membuat kepala Jaehyun terasa pening. Ia hanya bisa berharap bila kejadian yang sama tidak kembali terulang. Jaehyun masih takut berada di keramaian, ia lebih tenang jika mengurung diri di rumah.

.
.


Taeyong memainkan game di ponsel, Jaehyun sudah berada di ruang dosen sejak tiga puluh menit yang lalu dan ia merasa sangat bosan. Taeyong merindukan kedua orang tuanya, tapi ia masih belum bisa pulang ke rumah. Mungkin setelah Yunho dan Jaejoong kembali, Taeyong akan meminta izin untuk pulang.

Sebenarnya Taeyong merasa jenuh. Berada di mansion selama hampir satu bulan tanpa keluar dan menikmati udara segar membuatnya jengkel. Taeyong ingin pergi ke pusat perbelanjaan, namun ia tahu bila panic attack Jaehyun mungkin akan kambuh.

Tadi saja Jaehyun sudah ketakutan dan bergetar ketika bertemu dengan orang banyak. Untung saja Taeyong menggenggam erat jemari lelaki tampan itu dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Jadi Jaehyun bisa sedikit lebih tenang.


"Mungkin aku harus mengajak Jaehyun pergi ke pantai atau puncak? Tidak akan ramai kan di sana? Ah~ aku benar-benar ingin menghirup udara segar." gumam Taeyong pelan, ia menggembungkan pipi dan mematikan ponsel.


"Taeyong?"

Mendengar namanya di panggil, Taeyong mendongakkan kepala. "Johnny?"

"Kau mengantar Jaehyun? Kenapa tidak membalas pesanku?" Johnny mengangkat sebelah alis dan duduk di samping Taeyong, ia mengirim beberapa pesan yang sialnya tidak di balas oleh Taeyong.

Oh, Johnny tidak tahu saja bila Jaehyun selalu mengawasi apa yang Taeyong lakukan. Bahkan lelaki bermarga Jung itu tidak segan menegur Taeyong yang hampir ingin membalas pesan dari Johnny.

"Aku tidak memiliki data internet serta pulsa." ujar Taeyong cepat; memberi alasan yang logis.


Kening Johnny berkerut. "Bukankah ada wifi di rumah Jaehyun?"


Okay skakmat, tidak berhasil.


"Err.. Akuㅡ"


"Hyung!"

Baru saja Taeyong ingin menoleh, tapi tubuhnya sudah di tarik terlebih dahulu hingga kini ia berdiri di samping Jaehyun yang ternyata sudah selesai mengerjakan kuis. Taeyong menggaruk tengkuknya dengan canggung, sementara Jaehyun mendengus tidak senang.

"Oh Jaehyun, lama tidak bertemu." sapa Johnny dengan senyum kecil di wajah.


Jaehyun memutarkan bola mata malas. "Sebaiknya Johnny Hyung jangan mendekati Taeyong Hyung! Taeyong Hyung itu milikku, aku menyukainya dan mencintainya!"


Johnny mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menggembungkan pipi; tidak ingin menertawakan Jaehyun yang terlihat begitu tidak menyukainya. Oh, apakah Jaehyun masih kesal dengan apa yang terjadi terakhir kali?


Taeyong menggaruk pipinya yang tidak gatal lalu mengenggam tangan Jaehyun. "Sebaiknya kami pergi, sampai bertemu nanti John." ia tidak tahu harus mengatakan apa karena Jaehyun bertingkah menggemaskan.

"Tidak akan bertemu lagi!" gerutu Jaehyun kesal.


"Tentu, sampai nanti Taeyong."


"TIDAK AKAN BERTEMU LAGI, JADI JANGAN MENGATAKAN SAMPAI NANTI!" Jaehyun berseru dengan teriakan; hingga beberapa orang di sekitar mereka menoleh. Tanpa menunggu lama ia menarik tangan Taeyong untuk menjauh dari sana.


Meninggalkan Johnny yang tertegun. Mendapatkan bentakan seperti iti membuatnya sedikit shock.


Ah, Jaehyun benar-benar serius ternyata.


Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

348K 23.1K 39
[BxB] [Mpreg] [Mature🔞] Taeyong tidak mengerti dengan takdir menyedihkannya dan kedatangan detektif Jung Jaehyun ke dalam hidupnya. -Boys Love. -Don...
114K 19.7K 38
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
18.7K 1.9K 8
[completed] sinopsis Tersesat di antara cinta semu dan bayangan masa lalu mengejar dan meninggalkan kebahagiaan abadi yang sudah dige...
260K 35.7K 25
Sederhana saja. Hanya tentang kehidupan tiga bersaudara putra Pak Bratadikara yang akan membuatmu harus memutuskan antara dua pilihan, yakni mengingi...