Part 5

87.7K 12.1K 1.9K
                                    

JAEHYUN menatap lembaran kertas yang ada di tangan dengan senyum kecil menghiasi wajah, tiga jam yang lalu Kyuhyun datang ke rumah dan kedua lelaki itu memulai pelajaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


JAEHYUN menatap lembaran kertas yang ada di tangan dengan senyum kecil menghiasi wajah, tiga jam yang lalu Kyuhyun datang ke rumah dan kedua lelaki itu memulai pelajaran. Sementara Taeyong hanya bisa mengawasi; sama sekali tidak di perbolehkan untuk menganggu.

Jujur saja, Jaehyun sangat pintar hingga bisa menangkap semua apa yang Kyuhyun jelaskan. Taeyong terkejut mengetahui fakta itu; Jung Jaehyun sangat pintar, melebihi dirinya, mungkin? Taeyong kira Jaehyun adalah anak lambat yang bodoh, tapi ternyata tidak.

Kyuhyun sudah pulang sepuluh menit yang lalu setelah memberi tugas pada Jaehyun untuk di kerjakan. Lelaki dewasa itu terlihat sangat sabar dalam menghadapi Jaehyun yang sering sekali menanyakan sesuatu tentang pelajaran. Istilahnya, Kyuhyun sedikit kewalahan menghadapi Jaehyun yang pintar.

"Lihat Hyung! Nilai matematika milikku hampir sempurna!" seru Jaehyun seraya memberikan kertas yang ada di tangan ke arah Taeyong; memperlihatkan apa yang sudah di kerjakan bersama Kyuhyun tadi.

Mata Taeyong memandangi kertas itu satu persatu, ia menggumamkan kata 'woah' saat menyadari bahwa Jaehyun mendapatkan nilai 9,8 di pelajaran matematika. Hampir sempurna! Bahkan nilai matematika tertinggi Taeyong di kampus kala itu saja hanya 9,5. Demi Tuhan, Jaehyun tidak memiliki masalah pada otak dan sangat tanggap, sayang sekali jika lelaki sepintar Jaehyun hanya menghabiskan waktu untuk belajar di rumah seperti sekarang.

"Kau pintar Jaehyun, harusnya kau mengikuti olimpiade atau apapun untuk mengasah kemampuanmu." puji Taeyong seraya tersenyum simpul, ia kembali memberikan lembaran kertas itu kepada Jaehyun.

Raut wajah Jaehyun berubah menjadi datar; lelaki itu menundukkan wajah dan menghela nafas panjang. Jaehyun memang ingin sekali pergi ke luar; bertemu orang banyak serta melakukan olimpiade atau apapun yang bisa membuat dirinya menjadi mahluk sosial. Tapi Jaehyun tidak bisa melakukan hal tersebut, tidak mudah untuk melupakan apa yanh sudah terjadi beberapa tahun lalu.

Kenangan dimana sepupunya tertembak tepat di depan matanya masih membuat Jaehyun merasa takut untuk berada di sekitar orang-orang. Jaehyun masih ingat ketika darah sepupu kesayangannya membasahi wajah serta tubuhnya. Itu adalah kenangan terburuk yang mengakibatkan Jaehyun mengalami trauma berkepanjangan.

"Jaehyun, kau baik-baik saja?" tanya Taeyong khawatir, pasalnya Jaehyun hanya diam setelah ia mengatakan hal seperti tadi. Taeyong jadi merasa tidak enak.

Jaehyun mengangguk. "Aku baik-baik saja Hyung,"

"Maaf jika aku menyinggung perasaanmu, aku tidak bermaksud." gumam Taeyong pelan.

"Bukan salah Hyung, tidak perlu meminta maaf." Jaehyun menarik kedua sudut bibirnya; menampilkan senyum manis dengan kedua titik cacat pada pipi, "aku lapar Hyung, bagaimana dengan makan siang?"

Otomatis Taeyong mengangguk dan mengusap lembut surai hitam Jaehyun. "Rambutmu tebal sekali," ia sangat iri dengan rambut Jaehyun yang memiliki tekstur tebal serta halus.

Man Like You《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang