Who's your name?

By Dayshi6

401 112 9

"Biarkan hanya aku yang mengetahui namamu dan biarkan hanya aku yang akan selalu bersamamu selamanya". Ketika... More

Part 1: Pertemuan tak terduga
Part 3: Sial
Part 4: Kapan berakhir
Part 5: Kalut
Part 6: Misi pertama
Part 7: Ruang Rahasia
Part 8: Pilihan
Part 9: Amnesia
Part 10: Mencari tahu
Part 11: Kesepakatan
Part 12: Tangan Sialan

Part 2: Aneh

56 13 0
By Dayshi6

Entah mengapa seluruh ucapan sumpah serapahku kepadanya menguap begitu saja ketika mata ini melihat sesosok lelaki tampan sangat tampan didukung dengan bola mata hitam, hidung mancung, rahang yang kokoh, alis yang tebal serta tubuh yang menjulang tinggi. Bak magnet aku pun tak dapat mengalihkan pandangan, sesosok lelaki ini sungguh tampan namun aneh baru kali ini aku melihatnya apakah dia murid baru tapi sepertinya tidak.

"Maaf, saya tidak sengaja menjatuhkan bukunya." Ucapannya membuyarkan seluruh lamunanku tentangnya.

"Hah, oh ii-ya tidak apa apa." Ketika aku ingin bertanya kepadanya dia malah pergi begitu saja setelah mengambil buku yang tergeletak di lantai sebab setelah buku itu mendarat dikepalaku otomatis buku itu langsung jatuh ke lantai.

"Hey tunggu ada sesuatu yang ingin aku tanyakan!" Teriakku kepadanya namun sia-sia karena sepertinya aku kehilangan keberadaannya.

"Bahkan kita belum kenalan," gumamku.

Aku mengedarkan pandangan untuk melihat apakah dia masih ada namun yang ku lihat hanya tatapan tajam dari para murid yang sedang membaca. Mungkin mereka merasa terganggu karena teriakan ku tadi.

Karena merasa bersalah akhirnya aku beranjak dari tempat dudukku. Ketika sudah sampai diluar perpustakaan ku edarkan pandangan sekali lagi untuk melihat apakah dia ada disekitar sini. Ternyata dugaanku salah dia tidak ada dan entah kemana perginya. Menghembuskan nafas kasar dan bertegad di dalam hati pokoknya aku harus bertemu dengannya dan menannyakan siapa namanya.

¿¿¿¿

Ketika ketiga cowok paling famous disekolah itu keluar dari mobilnya yaitu Adelard, Farzan dan Darel para siswi memekik tertahan karena melihat ketampanan wajah mereka bak pangeran yang baru keluar dari singgasananya.

"Wah... Ternyata ketampanan kita belum ada yang menandingi ya," kata Darel selaku cowok yang paling narsis diantara mereka.

"Tapi tetep aja gue risih sama mereka, apalagi sampai ada yang berani sentuh-sentuh gue." Farzan adalah cowok yang paling anti banget sama cewek-cewek centil apalagi yang nekad menyentuhnya.

"Bagaimana menurut lo Lard?" tanya Farzan kepada Adelard yang berada ditengah-tengah mereka.

"Emmm, udahlah gue pengen cepet-cepet ke basecamp." Adelard memang tipe cowok yang dingin dan tidak terlalu peduli dengan sekitar dan dia juga dapat menjadi seorang yang tempramental jika ada yang mengganggu ketenangannya dan merusak sesuatu yang dia punya.

Kemudian mereka melangkahkan kakinya menuju basecamp yang berada dilantai paling atas sekolah ini. Tempat itu didesain khusus untuk mereka bertiga bahkan tidak ada yang boleh masuk kedalam ruangan tersebut kecuali mereka bertiga.

Ketika hampir sampai ke tangga paling akhir, mereka dikejutkan oleh kedatangan seorang cewek yang berlari terburu-buru.  Yang lebih mengejutkan lagi cewek tersebut hampir saja terjatuh dan menabrak Adelard. Kalau saja  Adelard tidak menahannya dengan menggenggam tangannya dan menyeimbangkan badannya mungkin saja mereka berguling-guling ditangga dan terjatuh kelantai.

Karena kejadian tersebut mereka tanpa sengaja saling memandang namun hanya sesaat karena cewek tersebut langsung mengalihkan pandangannya dan langsung melepaskan genggaman tangan Adelard.

"Sorry, gue gak sengaja sumpah," kata cewek tersebut sambil menangkupkan kedua telapak tangannya sebagai tanda minta maaf. Namun respon Adelard hanya terdiam tanpa mengalihkan pandangannya dari cewek tersebut.

Dipandang seperti itu oleh Adelard membuat cewek tersebut gugup luar biasa dan bingung harus melakukan apa supaya mendapatkan maafnya. Tersadar dari ketersimaannya Adelard dengan cepat mengalihkan pandangannya namun pikirannya masih bingung karena merasa bahwa wajah cewek tersebut sepertinya tidak asing dimatanya. Dengan cepat Adelard mengubah ekspresi bingungnya dengan tatapan seperti biasa yaitu tatapan datar tanpa ekspresi apapun yang dia tunjukkan.

"Lain kali jangan lari-larian ditangga, lo kira ini tempat buat berlari gak jelas kaya lo." peringat Adelard pada cewek tersebut sebelum meninggalkannya dan kembali melanjutkan langkah nya menuju lantai atas yang diikuti oleh kedua temannya.

Ketika sudah sampai basecamp, mereka langsung mendudukkan dirinya di sofa yang tersedia disana.

"Bukannya cewek tadi Kinara," ucap Darel, memang benar cewek tersebut adalah Kinara.

"Emang disekolah kita ada cewek yang bernama Kinara, kok gue baru tahu," timpal Farzan merasa bingung karena dia bahkan tidak tahu bahwa disekolah ini ada cewek yang bernama Kinara.

"Ya adalah, itu Kinara kelas XI Bahasa masa lo gak kenal sih," dumel Darel kepada Farzan.

Berbanding terbalik dengan Darel, Farzan sangat susah mengenali bahkan mengetahui nama para cewek disekolah ini karena sifat risihannya terhadap cewek.

"Ye... Kan gue bukan lo yang hobinya tebar pesona ke cewek-cewek, malahan gue risih sama cewek yang ngedeketin gue," kata Farzan sambil melemparkan bantal sofa yang berada di belakang tubuhnya dan langsung di tangkap oleh Darel karena takut wajah tampannya terkena bantal.

"Hey Lard kenapa lo, semenjak ketemu sama Kinara lo bengong mulu dari tadi, apa jangan-jangan lo naksir ya sama Kinara?!" tuduh Darel kepada Adelard karena sedari tadi Adelard hanya melamun saja.

Karena ucapan Darel Adelard langsung tersadar dari lamunannya,
"Hah, apaan sih gue cuma merasa gak asing aja sama tuh cewek." sangkal Adelard.

"Kirain lo naksir, tadinya gue mau ngecengin lo sama Kinara biar lo gak jomblo lagi." Darel langsung terkikik ketika menyadari akhir dari kalimatnya.

"Mau gue jomblo atau tidak bukan urusan lo."

Merasa kesal atas ucapan Darel kepadanya, Adelard pun beranjak dari duduknya menuju keluar meninggalkan mereka berdua.

"Ye,,, mau kemana Lard, jangan marah dong gue kan cuma bercanda!!" teriak Darel kepada Adelard yang sudah mencapai pintu hendak keluar, namun Adelard hanya acuh tetap melangkahkan kakinya tanpa menghiraukan teriakan dari Darel.

"Tuh kan gara-gara lo sih Adelard jadi ngambekkan."

"Ye,,, gue kan cuma bercanda Zan, dianya aja yang sensian." Bela Darel.

Farzan hanya memutar bola mata malas menanggapi ucapan Darel, memang Farzan paling dewasa diantara mereka.

¿¿¿¿

"Huh sial sial sial sial, kenapa sih gue harus ketemu sama tuh cowok, dasar cowok songong!! kalau saja dia gak langsung pergi pas ngomong gitu ke gue udah gue gelindingin dia di tangga, biar rusak sekalian tuh wajah songongnya, kesel kesel keseeeell!!!"
Karena terlalu kesal membuatku tidak peduli dengan keadaan sekitar walaupun banyak murid yang berada dikoridor melihatku, mungkin mereka berpikir bahwa aku aneh tapi aku tidak memikirkan itu yang penting aku bisa meluapkan kekesalanku saat ini.

Tanpa pikir panjang aku pun melangkahkan kaki menuju kantin, karena aku merasa cacing cacing diperutku sudah berisik minta dikasih makan. Ketika sudah sampai dikantin aku pun melihat ketiga temanku sedang duduk manis disana, ku hampiri mereka.

"Kenapa Nar, kusut banget tuh muka?" tanya Al kepadaku ketika aku sudah sampai ketempat duduk mereka.

"Ini semua gara-gara tuh cowok songong!" karena terlalu kesal aku pun langsung duduk dan menyambar minuman yang ada didepanku.

"Eh, eh, eh, itu minuman gue, pake dihabisin lagi."

Meringis mendengar teriakan Zeline aku pun langsung mengembalikan minumannya.

"Maaf gue haus, ada tuh sedikit lagi," kataku sambil menunjuk minuman Zeline menggunakan dagu.

"Mana cukup minuman segini, mana gue kepedesan lagi." kata Zeline sambil meneliti botol minumannya yang memperlihatkan bahwa minuman itu tinggal sedikit lagi.

"Tenang entar gue beliin, mau berapa botol gue beliin tapi uangnya punya lo." candaku pada Zeline.

Mendengar itu luntur seketika senyuman pepsodent Zeline.

"Serah lo!"

Mendengar nada bicara jengkel Zeline membuatku menyengir kuda memperlihatkan sebagian gigiku yang nyatanya gak seputih pemain iklan pasta gigi.

"Emangnya siapa sih si cowok songong yang ngebuat lo kesel itu?" tanya Nadhira setelah sekian lama menjadi pendengar setia perbincangan antara aku dan Zeline.

"Itu tuh si Adelard yang kata kalian cowok tertampan se-SMA mangku bumi yang nyatanya songong banget!!" kataku berapi-api.

"Emangnya apa sih yang dia lakuin sampai lo kesel banget sama dia?" kata Nadhira merasa heran, kenapa aku sampai terlihat sangat kesal sekali padanya.

"Pokoknya kalau gue ceritain, lo semua bakal out keluar dari jajaran para penggemar setia Adelard." kata ku menyipitkan kedua mata.

"Mau lo jelekin dia kaya apapun gak berpengaruh buat gue," kata Zeline sambil menaikkam sebelah alisnya.

"Terserah lo aja, oh ya gue lupa, kalian tahu gak ada cowok ganteng banget sampai-sampai Adelard aja kalah saing," mengatakan itu membuatku mengingat kembali wajah tampan cowok itu.

"Emangnya siapa disekolah ini yang lebih ganteng dari Adelard." jawab Al terkesan ragu dengan pernyataanku.

"Issshh, tadi gue ketemu sama dia diperpus tapi sebelum gue ajak kenalan, eh dia udah ngilang gak tahu kemana." ucapku menghela nafas karena kehilangan jejaknya tadi.

"Ngapain lo diperpus, bukannya lo gak suka baca buku ya," tuding Zeline kepadaku.

"Ya tidurlah ngapain lagi." jawabku santai merasa itu sudah kebiasaanku datang keperpus kalau gak nge wi-fi ya tidur.

"Dasar kamu Nar, pantesan tadi kita cariin lo gak ketemu-ketemu." aku pun hanya tersenyum sebagai respon untuk ucapan Nadhira.

"Mungkin itu cuma mimpi aja Nar, efek dari kelamaan jomblo kayanya." ucap Al sambil tersenyum mengejek.

"Isshh, gue bisa bedain mana yang asli mana yang mimpi. Kalau ini tuh asli ketika gue tidur ada seseorang yang gak sengaja menjatuhkan bukunya kekepala gue, ketika gue pengen marahin dia tiba-tiba marah gue langsung hilang gara-gara lihat wajah ganteng cowok itu." jelasku, agar mereka percaya dengan ucapanku.

Setelah mendengar ucapanku mereka bertiga terdiam mungkin memikirkan dan meresapi apakah yang aku ucapkan itu benar.

"Setahu gue, selama satu tahun sekolah disini gak ada tuh yang lebih ganteng selain Adelard dan temannya."

Al dan Nadhira pu mengangguk menyetujui ucapan Zeline, melihatnya membuatku penasaran siapa sih cowok itu sampai temanku saja tidak tahu, apalagi Zeline yang sukanya update cowok-cowok ganteng disekolah, memikirkan itu membuatku lapar.

"Ah kayanya gue lapar, anterin gue beli siomay dong."

Sontak saja mereka sibuk sendiri seolah tidak mendengarkan aku bicara.

"Kalau lagi kaya gini aja gak ada yang mau bantuin, yaudah gue beli sendiri aja." gerutuku.

Dengan perasaan kesal aku pun beranjak dari dudukku menuju pedagang siomay yang berada diujung kantin. Ketika sudah membeli siomay dan berbalik ingin kembali ketempat dudukku aku dikagetkan oleh keberadaan Adelard didepanku.

"Astaga! gue kaget. Kenapa sih lo lagi, lo lagi, untung aja nih siomay gak jatuh ke baju lo!!" semprotku kepadanya tapi tidak ada respon darinya, ia hanya menatapku dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Harusnya lo itu minta maaf, udah nga... "

Tiba-tiba Adelard memelukku membuatku spontan menghentikan ucapan dan membelalakkan kedua mata.

"Akhirnya aku menemukanmu." kata Adelard terdengar lirih.

Apa maksudnya ini.

¿¿¿¿

Tunggu part selanjutnya ya...!

Gomennasai!

Yuni wulandari😊






Continue Reading

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.2M 117K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
773K 52.3K 42
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
5.4M 360K 66
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
2.3M 132K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...