There You Are

By SweetLadyRose

80.5K 3K 44

Alex Ryder seorang Direktur suatu perusahaan keluarga yang senang menghabiskan waktu luangnya dengan bermain... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27 (Last)

Part 5

3.2K 130 2
By SweetLadyRose

Aku kembali menghindarinya dan berusaha untuk terus menghindarinya. Hari berikutnya terus berlalu dan aku beruntung tak ada orang yang menyuruhku untuk pergi keruangannya.

3 hari telah berlalu dan tentunya aku tak mungkin memikirkan masalahku dengannya. Aku harus bekerja dan sangat berlebihan untukku terus menghindar darinya, kita hanya berciuman ya hanya itu tidak lebih dan tidak saling mengenal satu sama lain selain nama, tempat tinggal, dan pekerjaan. Oh dan satu lagi hobinya bermain dengan wanita.

"Hey, kau akan datang besok malam?" Tanya Rylee, temanku. Well, dia satu-satunya orang yang dekat denganku dan mengajakku mengobrol seperti ini jadi bisa dibilang saat ini adalah temanku.

"Besok malam? Apa ada acara khusus?" Tanyaku. "Oh kau tidak tau tentang itu? Mr. Ryder akan mengadakan pesta dirumahnya" ujar Rylee.

"Pesta?" Aku menoleh kepadanya. "Dia sudah beberapa kali melakukan itu dan mungkin mengadakan pesta adalah salah satu hobinya. Oh dan mungkin ini juga pesta untuk menyambut kedatangan karyawan baru? Aku tidak tau pasti tapi dia menyukai pesta, jadi dalam sebulan dia bisa sekali atau dua kali mengadakan pesta" ucap Rylee menceritakannya.

"Okay?"

"Kau harus datang, pestanya sangat menyenangkan dan selain itu kau juga bisa menemukan pria-pria disana. Kau tau teman-teman Mr. Ryder tidak jauh berbeda darinya" ucap Rylee dengan senyuman diwajahnya. "Rumahnya juga tidak jauh dari kantor,"

"Ya aku tau, aku tinggal disana" ucapku mendapat tatapan terkejut dari Rylee. "Maksudku, aku tinggal di apartemen yang sama dengannya, Well, berbeda ruangan dalam satu gedung jika kau bingung maksudku".

"Kau tidak pernah bercerita padaku, apa kau sering melihatnya? Bagaimana dia sebagai tetangga?" Tanya Rylee. Jerk. Dia tidak pernah benar-benar menyapaku dan aku berharap dia tidak menyapaku. Iya kan?.

"Aku pernah beberapa kali bertemu dengannya, sebelum bekerja dia selalu lari pagi, dan jika kau ingin tau dia tidak pernah pulang dimalam hari" ujarku. Aku tak seharusnya mengatakan itu tapi aku ingin mengatakannnya tanpa alasan tertentu.

"Aku tidak terkejut jika dia tidak pulang di malam hari tapi apa kau mengetahui banyak tentangnya, atau hanya itu?"

"Hanya itu.." Mungkin aku tau beberapa wanita yang pernah ia bawa ke apartemennya dan aku yakin kau tak ingin mengetahuinya.

"Ok, kalau begitu kau harus ikut. Karena kalau tidak aku akan mendatangi apartemenmu dan memaksamu untuk pergi bersamaku" ujar Rylee. "Aku akan memikirkannya" ucapku.

"Apa lagi yang harus kau pikirkan? Tidak ada alasan saat rumah berada di gedung yang sama dengannya"

"Aku tetap akan memikirkannya untuk datang atau tidak" ucapku. "Baiklah, tapi aku sangat berharap kau akan datang dan menemaniku dalam pesta itu, well, jika kau ingin tau aku juga belum lama di sini dan belum menemukan teman yang nyaman sebelum bertemu denganmu" ucap Rylee yang aku balas dengan senyuman dan setelah itu dia kembali ke mejanya.

Haruskah aku datang ke pestanya? Aku sudah lama tidak pergi ke pesta, dan aku tak mungkin membiarkan akhir pekanku berada diruang apartemen yang kecil dan menonton televisi. Sudah cukup lama bukan untuk melupakan kejadian itu? Ya, Aku tidak peduli aku butuh hiburan dan aku tidak ingin sendiri disaat yang lain asik berpesta.

***
Jumat malam

Di sini aku berdiri di depan kaca di dalam kamarku. Mengambil beberapa pakaian untuk pergi ke pesta. Ya pesta yang akan dimulai dalam 20 menit.

"Ma, aku mengerti. Sebelum kau datang aku akan merapihkan apartemenku" ucapku saat berada dalam telfon bersama ibuku.

"Bagus kalau begitu aku tidak perlu membersihkan apartemenmu saat datang. Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Selama ini cukup baik" jawabku melempar dress berwarna tosca dengan bagian dada terbuka. Aku tak akan mengenakan itu dalam pesta pertamaku.

"Jangan lupa malam ini untuk mengunci pintu dengan benar, nyalakan penghangat ruangan karena di luar sangat dingin..." dan seterusnya aku tak ingat apa yang ibuku katakan karena terlalu fokus untuk memilih dress dalam lemariku.

Aku mengambil dress denim dengan lengan panjang. Aku tak tau mana yang lebih baik memakai pakaian yang terbuka atau tetap menjadi diriku?. Lebih baik menjadi diriku dibandingkan harus mengenakan pakaian terbuka, untuk siapa aku memamerkan itu?.

"Ok. Selamat malam ma" ucapku mematikan sambungan telfon setelah ibuku selesai dengan ocehannya.

Aku mengambil ikat pinggang berwarna coklat, setelah itu siap untuk merias wajahku. Aku tak ingin terlihat niat berdandan tapi aku tak ingin terlihat pucat. Apa yang harus aku lakukan dengan wajahku?.

Aku tak peduli, aku ingin bersenang-senang tidak mempedulikan sebagus apa aku harus pergi ke pestanya. Aku memakai lipstick berwarna merah muda sebagai sentuhan akhir setelah itu berjalan keluar membawa tas kecilku.

Aku kembali berdiri di depan kaca, melepas ikat rambut yang mengikat rambutku, kemudian merapihkan rambutku. Setelah siap dengan diriku, Aku melangkah keluar apartemenku menuju lift. Menekan tombol 16 dan menunggu di dalam lift sampai pintu terbuka, sampai di lantai 16.

Di lantai ini hanya ada 2 pintu. Wow. Aku membayangkan betapa luasnya didalam ruangan apartemen Alex.

"Elena!" Seru Rylee yang melihatku saat didepan pintu. "Aku tau kau akan datang, ayo cepat masuk" ajaknya berjalan bersamaku masuk kedalam apartemen Alex.

Begitu masuk aku melihat furniture-furniture antik, kaca besar mengelilingi ruang tamunya memperlihatkan pemandangan lampu-lampu di kota.

"Aku akan mengambil minum" ucap Rylee meninggalkanku sendiri berada dikeramaian. Aku belum pernah mengikuti pesta sebelumnya, maksudku benar-benar pesta dewasa seperti ini. Aku hanya datang untuk pesta ulang tahun temanku dan pesta pernikahan. Tentu pesta ini jauh berbeda dari pesta formal lainnya.

Aku memutuskan untuk berjalan menjauh dari keramaian, menunggu Rylee kembali dengan minumnya.

Saat berjalan aku melihatnya, Alex duduk di sofa dengan seorang wanita yang dirangkulnya bersama dengan sekumpulan temannya. Tangan lainnya yang bebas memegang gelas.

Mataku bertemu dengan matanya saat dia mengangkat gelas mendekat pada mulutnya.

Dia melihat kearah temannya saat diajak bicara. Dan aku melangkahkan kakiku masih mencari tempat yang sepi, namun percuma terlalu banyak orang berada di ruangan ini.

Berjalan melewati keramaian aku tak sengaja menabrak punggung seorang pria yang langsung berbalik padaku.

"Maaf, aku tidak sengaja" ucapku.

"Tidak apa, kau tidak apa-apa? Kau terlihat seperti orang yang sedang tersesat" ujarnya. Pria ini mengenakan kaos putih tipis yang pas dengan badannya. Sekali lihat aku dapat mengetahui jika dia suka berolahraga.

"Ya, aku baik-baik saja" ujarku tersenyum sopan padanya. "Kau rekan kerja Alex? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya" Dia bertanya padaku. "Eum, iya" jawabku.

"Aku Ryan teman Alex" ia mengulurkan tangannya dan aku mengambil uluran tangan itu untuk berjabat "Elena" jawabku.

"Kau datang sendiri?" Tanyanya merangkul pinggangku, Aku terkejut, namun berusaha untuk sopan. Ia membawaku berjalan menuju kaca besar yang menampilkan gedung-gedung. Setidaknya sudut ini lebih sepi dibandingkan ruangan lainnya.

"Aku bersama temanku, dia mengatakan sedang mengambil minum tetapi belum kembali" ucapku menjawab pertanyannya tadi. "Tentu dia tidak akan kembali setelah mengambil 'minum'" ujarnya menatapku, matanya berwarna coklat, rambutnya ditarik keatas memperlihatkan keningnya yang mengkerut, terheran karena aku memperhatikannya.

"Ryan!" Seorang pria lainnya datang menyapa Ryan. "Ayo bergabung dengan yang lain" ucapnya pada Ryan. Ia menoleh kepadaku. "Emm, aku baik-baik saja. Aku akan mencari temanku" ucapku kembali tersenyum padanya.

"Ok," ujarnya melangkahkan kaki bersama pria yang menyapnya tadi. Aku ingin lanjut berjalan namun tidak tau harus kemana.

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 153K 43
(COMPLETED) "Pak, kita kayanya pacaran aja deh" . . . . "Tidak mungkin. Kamu itu mahasiswi saya"
215K 21.4K 36
(COMPLETED) Andy Bayusaga kena batunya. Si Boss kaya raya sekaligus penakhluk wanita harus berurusan dengan keluarga mafia karena dianggap menggoda i...
17M 753K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
1.9M 91.3K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...