There You Are

By SweetLadyRose

81.3K 3K 45

Alex Ryder seorang Direktur suatu perusahaan keluarga yang senang menghabiskan waktu luangnya dengan bermain... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27 (Last)

Part 4

3.6K 142 5
By SweetLadyRose

Waktu liburku dihabiskan dengan menonton beberapa movie dan membaca buku. Sangat membosankan memang. Hari ini aku kembali bekerja, berharap tidak bertemu dengan Alex di lift.

Dan betapa senangnya aku tidak melihat dia di apartement dan belum melihatnya di kantor, berharap tak bertemu. Saat sampai dimejaku, Aku melakukan tugasku seperti hari-hari sebelumnya.

"Hey" Rylee menggeser kursinya mendekat padaku. "Bagaimana liburan akhir pekanmu setelah tinggal sendiri?" Tanyanya memulai percakapan denganku.

"Membosankan, Aku tak melakukan apapun selain menonton televisi". Kecuali saat Alex datang ke apartemenku. Aku tak yakin dapat melupakan kejadian itu.

"Benar, aku juga saat pertama kali pindah untuk tinggal sendiri, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan saat liburan" ujarnya.

"Elena?" Mendengar atasanku memanggil, Aku langsung berdiri. "Tolong minta tanda tangan Mr. Ryder untuk laporan ini" ucapnya memberikan berkas padaku. Oh great!.

"Setelah makan siang aku akan memintanya padamu" ujarnya setelah itu melangkahkan kakinya kembali kedalam ruangannya.

"Selamat untukmu, aku sudah melewati masa-masa itu." Ucap Rylee kembali ke mejanya. Aku meletakkan berkas itu diatas meja. Mungkin aku akan ke ruangan Alex nanti.

Aku lanjut dengan tugasku yang lain. Kemudian melirik berkas yang ada diatas mejaku. Lebih baik aku pergi menemuinya sekarang sebelum makan siang. Ini tempat kerja, tak ada gunanya menghindari dia ditempat kerja dimana dia adalah atasanku dan aku akan bertemu dengannya bagaimanapun.

Aku berjalan menuju lift membawa berkas. Setelah sampai di lantai ruangannya berada. Aku melihat Natalie berada dimejanya seperti biasa.

Aku berjalan menghampirinya. "Apa Mr. Ryder berada diruangannya?" Tanyaku pada Natalie. Ia mengangkat kepalanya menatapku lalu menoleh ke pintu.

"Dia ada di ruangannya" jawab Natalie setelah itu melihat layar laptopnya lagi seperti tidak peduli. Apa dia ada masalah denganku?.

"Apa bisa tolong beritahu jika aku ingin menemuinya untuk meminta tanda tangan?" Ucapku berusaha untuk tetap sopan.

"Aku tak bisa memberitahunya sekarang karena dia sedang ada tamu" ucap Natalie tanpa melihatku. "Ok, terima kasih" ucapku berniat untuk pergi dan kembali nanti namun Natalie berkata "well, tamunya tidak terlalu penting, jika kau ingin masuk silahkan saja, tapi kau harus menyiapkan mata, pikiran dan hatimu jika belum pernah melihatnya" ucap Natalie. Apa maksud dari perkataannya?. Tamu tidak penting?.

"Tidak apa, aku akan kembali nanti setelah makan siang" ucapku terseyum paksa, setelah itu melangkahkan kakiku, "Mereka tidak akan lama" ucap Natalie.
Suara pintu terbuka kembali menghentikan langkahku.

Mulutku terbuka karena terkejut melihat apa yang aku lihat. Seorang wanita dengan dress maroon keluar sambil memakai jaket kulitnya, bukan hanya itu yang membuatku terkejut, Aku melihat Alex di belakang wanita itu sedang mengancing kemejanya.

"Sudah aku katakan siapkan mata, pikiran dan hatimu" ucap Natalie padaku.

"Hai Natalie, sampai bertemu nanti" ucap wanita tersebut melambaikan tangannya pada Natalie.
"Sampai bertemu nanti, Mila" jawab Natalie dengan senyuman palsu, Dia tidak benar-benar tersenyum pada wanita itu.

"Elena?" Aku mendengar Alex memanggilku, Dia melihatku. Aku ingin segera pergi.

"Natalie, Aku akan menitipkan ini padamu dan kembali untuk mengambilnya setelah makan siang" ucapku memberikan berkas pada Natalie setelah itu melangkahkan kakinya.

"Terima kasih" ucapku sebelum benar-benar melangkahkan kakiku, Aku menghiraukan panggilan dari Alex. Tolong berhenti memanggilku karena kalau tidak orang lain akan mendengarnya dan melihat kearahku.

Aku ingin berlari dan pergi yang jauh. Aku tak siap melihatnya setelah hari itu dan sekarang aku melihatnya dalam keadaan yang tak ingin aku ketahui sama sekali. Aku telah memikirkannya setelah mencium dia dan mempersiapkannya tapi aku tidak menyangka akan secepat ini dan membuatku ingin menangis.

Menangis karena aku tidak berhak marah padanya atau bahkan harus cemburu.

Aku tak mungkin berada didalam satu lift dengan wanitanya tapi aku tidak ingin menunggu dan bertemu dengannya. Begitu aku sampai depan pintu lift sudah tertutup membuatku harus menunggu lift lainnya terbuka.

Aku segera masuk ke dalam lift. Sebelum pintu tertutup Alex telah masuk bersamaku dan segera menutup pintu lift. Ia menekan semua tombol menuju lantai atas.

Aku menundukan kepala menyembunyikan wajahku darinya. Tak mungkin aku terlihat menangis di depannya dan karena hal itu.

"Elena, kau tidak dengar aku memanggilmu?" Ujar Alex berdiri di depanku.

Aku merasakan tangan Alex berada di kedua pipiku untuk mengangkat kepalaku agar aku menatapnya. "Kau menangis?" Dia benar bertanya seperti itu karena peduli?.

Aku menoleh kearah lain, menghindar dari tatapannya. Alex tetap menahan kepalaku untuk menatapnya dan aku tak dapat berbuat apapun karena kekuatannya jauh lebih besar dariku.

"Mengapa kau menangis?" Dia bertanya padaku dengan nada lembut. Aku sendiri tidak tau mengapa aku harus menangis. Ditambah aku menangis di depanmu?.

"Kau tidak perlu tau" ujarku menatapnya dengan mata merah dan berair. "Aku perlu tau karena kau pergi begitu saja setelah melihat Mila dan Aku berada di ruangan." Ucapnya lebih tegas.

"Aku menyesal menangis ok? Bisa aku pergi sekarang karena aku harus kembali bekerja" ucapku melepaskan tangannya dari pipiku.

"Tidak sampai kau memberitahu alasanmu berlari dariku dan menangis sekarang" ujarnya menahanku untuk pergi.

Kau ingin aku mengatakan jika aku merasa dikhianati setelah kau menciumku di apartemenku dan sekarang kau baru saja bermain dengan temanmu? Mila? Ok terima kasih sudah memberitahu namanya.

"Dengar Elena, kau yang mengusirku setelah kita melakukan hal itu dan kau menangis karena melihatku bersama temanku? Apa kau tau apa yang aku lakukan didalam tadi dengannya?"

Aku tidak perlu bertanya aku sudah tau apa yang kau lakukan dengannya di dalam ruanganmu, Alex.

"Elena" Alex memanggil namaku dan menatap tepat kedalam mataku. "Berhenti memanggilku seperti itu" ucapku balas menatapnya.

"Kau benar-benar aneh kau tau itu? Setelah menggodaku di apartemenmu, berciuman denganku, mengusirku dan kau menangis karena aku bermain dengan temanku?". Apa katanya? Dia baru saja bilang jika aku menggodanya?.

"Kau yang memaksa masuk ke apartemenku dan aku tidak pernah menggodamu!" Ucapku dengan kesal. "Okay, kalau begitu kau bisa jelaskan padaku situasi sekarang ini?" Ujarnya.

Pintu lift terbuka dan menampilkan sekumpulan pria berjas yang aku yakinkan adalah karyawan kantor. Oh tidak sebentar lagi lift ini akan ramai karena sudah jam istirahat.

Alex berdiri disampingku dan bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Lift kembali berjalan turun.

Ketegangan sangat terasa diantara aku dan Alex, kapan lift ini akan terbuka dan sampai diruanganku?. Atau dimana pun aku ingin turun dan tidak ingin berada di lift bersamanya.

Pintu lift terbuka beberapa orang telah keluar. Aku ingin ikut keluar dengan mereka namun Alex menarik pergelangan tanganku sebelum aku bisa melangkah.

"Kau tidak akan pergi sebelum menjelaskannya padaku" ucap Alex berbisik, berusaha untuk sepelan mungkin agar tidak didengar oleh orang lain selain diriku.

Lift kembali berjalan dan terbuka saat di lantai ruangan Alex berada. "Ikut aku" Dia melepaskan tanganku dan berjalan lebih dulu. Aku mengikutinya sampai depan pintu lift begitu dia sudah keluar aku menekan tombol untuk menutup pintu lift kembali. Tidak mempedulikan tatapannya padaku saat menoleh kembali padaku.

Aku kembali ke mejaku dan beberapa meja sudah kosong. Rylee menghampiriku. "Kau ingin makan siang bersama?" Tawarnya. "Tidak terima kasih, aku sedang tidak ingin makan" ucapku tersenyum padanya.

"Okay, oh iya aku diminta untuk mengingatkanmu tentang laporan yang harus ditanda tangan Mr. Ryder" benar! Aku hampir melupakan laporan itu. Aku harus kembali ke ruangannya mau tidak mau.

"Ok, aku akan memberikannya nanti" ucapku kembali tersenyum dan Rylee pun pergi meninggalkanku sendiri.

Memikirkan perkataan Alex memang ada benarnya juga. Aku aneh sekarang bereaksi seperti setelah melihat apa yang dilakukan Alex. Aku sudah seharusnya menyiapkan hal seperti ini. Kapanpun akan datang kembali setelah melihatnya bersama Natalie diapartemen.

Tapi untuk kali ini aku memiliki perasaan yang berbeda hanya karena dia telah menciumku dan aku berharap untuk lebih bersamanya. Dia sudah jelas mengatakan jika aku bukan tipenya dan dia tidak akan berkencan, bertolak belakang dengan rencana hidupku.

Setelah jam makan siang, aku berniat untuk kembali ke ruangannya hanya untuk mengambil laporan namun betapa beruntungnya aku saat Natalie memberikan laporan itu padaku sebelum aku harus menemuinya.

***

Continue Reading

You'll Also Like

4.1M 30.5K 34
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
2.4M 29.8K 29
"Lebarkan kakimu di atas mejaku! Aku ingin melihat semua yang menjadi hakku untuk dinikmati!" desis seorang pemuda dengan wajah buas. "Jika aku meny...
714 106 28
Danton tengil yang kebiasaannya selalu marah-marah dilapangan itu nyatanya berbeda jika di belakang Gusti. Diam-diam cowok galak bernama Alan menyimp...
432K 28.3K 34
Bagi Bara, Lida adalah rival utama Bara dalam meraih juara 1 umum di sekolah mereka, tapi apa jadinya jika setelah menghilang selama seminggu Lida mu...