Ketua Kelas Vs Bad Boy

By nationeita

53.6K 2.2K 190

Baca aja, barangkali suka. _____ Sedang proses revisi untuk kenyamanan bersama, dimohon pengertiannya. More

One ✓
Two ✓
Three ✓
Four ✓
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fifteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen

Fourteen

372 33 6
By nationeita

Sudah seminggu sejak rumor itu tersebar, Sudah seminggu pula Aletta menghindari Rayhan. Aletta tidak terima dengan rumor tersebut, ia terus menghindari Rayhan dimana pun ia berada. Aletta tidak tahu siapa sebenarnya Rayhan. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa rumor tersebut tersebar juga di luar sekolah atau bahkan ke sekolah-sekolah lain. Sejak saat itu, Aletta kerap mendapatkan tatapan tajam serta perlakuan tidak mengenakan dari beberapa perempuan yang kemungkinan menyukai Rayhan. Bahkan temannya sendiri pun sedikit berjaga jarak dengan Aletta.

Aletta berjalan di lorong yang saat ini cukup ramai oleh siswi dari kelas lain, tatapan tajamnya mampu membuat Aletta naik pitam. Akan tetapi ia menahan agar emosinya tidak meledak-ledak. Akan sangat memalukan jika Aletta mengamuk di depan umum, ia tidak mau mengorbankan harga dirinya untuk yang kedua kalinya setelah adanya rumor menjengkelkan ini.

Aletta melihat ke kiri, dua gadis sedang berbisik sambil memperhatikannya. Ia menoleh ke kanan, keadaannya sama, mereka semua berbisik-bisik tentang rumor itu, apa lagi?

Aletta menghela nafas, ia cukup lelah untuk meladeni nya. Untuk saat ini, Aletta akan diam. Ia tidak peduli apa yang dikatakan mereka.

Rayhan brengsek.

Aletta berjalan menuju taman sekolah, sesekali ia menendang kerikil yang ia lihat sampai ada kaki seseorang yang menginjak kerikil yang tadi ia tendang.

"Kasian kalo ada orang yang kena." Ucapnya

Aletta mengangkat sedikit kepalanya agar bisa melihat wajahnya. Setelah itu, ia melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, cowok itu ikut berjalan di samping Aletta yang terus-terusan menendang kerikil yang ia jumpai di sepanjang jalan menuju taman sekolah.

"Liat tuh, mantep banget tendangannya, gilaa, Lionel Messi juga kalah ini mah!" Seru Dito sedikit bercanda

Aletta menghela nafas. Ia sedang tidak mood untuk bercanda, mulutnya terasa kelu untuk membalas candaan dari seseorang. Rasanya ingin marah, emosinya meledak-ledak. Aletta takut tidak mampu menahannya.

"Bisa diem gak sih?!" Teriak Aletta di depan wajah Dito

Dito yang sedikit tersentak langsung memundurkan sedikit badannya ke belakang. Ia diam membisu layaknya patung, kemudian mengedipkan matanya beberapa kali.

"Eh?"

Menanggapi itu, Aletta akhirnya memutuskan untuk duduk di bangku taman yang terbuat dari kayu yang diberi cat berwarna cokelat. Gadis itu duduk sembari menutup kedua matanya, berusaha menetralkan emosinya. Sedangkan Dito, ia masih berdiri di tempat tadi. Ia berjalan mendekati Aletta, lalu duduk disebelahnya.

"Ga usah dipikirin." Ucapnya berusaha menenangkan Aletta yang masih kesal

"Ga usah dipikirin gimana? Liat tuh, semuanya ngeliatin gue kayak gitu!" Aletta membantahnya, ia sedikit berteriak sambil menatap satu persatu siswa siswi yang tertangkap basah sedang memperhatikannya

"Tenang, Al, Lo cewek, jangan kayak gitu." Ucap Dito hati-hati, siapa tau emosi gadis itu kembali lalu Dito terkena imbasnya

"Gue cewek, ya?" Tanyanya sembari memasang ekspresi layaknya orang bodoh.

Dito yang mendengar itu langsung terdiam. Ia sedikit waspada, siapa tahu Aletta mungkin cewek jadi-jadian karena emosinya yang tidak stabil. Walaupun banyak yang seperti itu, tetapi Dito jarang menemui seorang cewek yang mempunyai emosi tinggi.

"Pulang sekolah Lo ikut gua," Gumam Dito yang sebenarnya masih mampu didengar oleh Aletta

"Kemana?" Tanyanya spontan, Aletta menoleh menatap Dito, dan cowok itu juga melakukan hal serupa.

"Gua tunggu didepan gerbang." Ucap Dito setelah berisi dari duduknya, setelah itu ia melenggang pergi meninggalkan Aletta sendiri di taman.

Aletta memperhatikan punggung Dito yang perlahan menjauhinya. Tanpa sadar, ia tersenyum walaupun hampir tidak nampak dari kejauhan.

Gadis itu menatap ke atas, daun-daun dari pohon yang ada dibelakangnya berjatuhan. Angin yang mampu menggugurkan dedaunan itu membuat rambut Aletta yang kala itu digerai bergerak bebas. Ia melihat dedaunan itu sedang menuju ke arahnya, gadis itu memejamkan kedua matanya sedikit menikmati suasana saat ini.

Rayhan, Aletta harus mencarinya sekarang. ia harus menyelesaikan masalah ini. Aletta bukan tipe orang yang suka berlarut-larut dengan masalah, ia tidak akan bisa tenang selamanya jika masalahnya tidak selesai-selesai. Layaknya dedaunan yang gugur, gadis itu juga harus mengugurkan masalah yang saat ini ia hadapi dan menggantinya dengan terungkapnya kebenaran.

Aletta bangkit dari duduknya. Ia langsung berlari menuju tempat, keana algi selain rooftop. Gadis itu berlari disepanjang koridor sekolah, ia tidak memperdulikan beberapa murid yang terus-menerus memperhatikannya. Karena yang ia pikirkan hanya Rayhan. Bukan, tepatnya masalahnya dengan Rayhan. Ia harus segera menyelesaikannya. Aletta berlari menuju tempat sakral itu secepat kilat, bahkan sampai menabrak beberapa murid yang berpapasan dengannya.

"Rayhan!" seru Aletta

"Hai, pacar!" sapa cowok yang tengah mengepulkan asap rokok itu, lalu membuangnya yang masih tersisa setengah

Aletta berdecak kesal.

"Wahh.. Jadi lo berdua beneran pacaran?" tanya Wisnu sedikit terkejut. Rayhan tersenyum kecil, sangat kecil.

"Enggak!" jawab Aletta cepat

"Gua bilang juga apa, udah lah pacaran aja kalian berdua," salip Geo yang sibuk menjilati lolipop yang dipegangnya

Aletta sedikit prihatin melihat Geo yang seharusnya sudah memiliki kartu tanda penduduk malah asik menjilati lolipop yang identik dengan anak kecil.

"Ray, lo jangan seenaknya dong, Gua capek sama berita bohong ini," keluh Aletta

"Lo maunya gimana?" tanya Rayhan dengan senyuman yang kerap kali membuat Aletta jengkel

Wisnu menarik baju Geo, menyeretnya keluar dari tempat itu karena Wisnu kurang nyaman dengan situasi disana.

"Apaan si, nu, narik-narik gua, dikiranya gua kambing!"

"Udah ikut aja, lo, rewel"

Aletta memandang mereka berdua sampai akhirnya mereka benar-benar pergi meninggalkan Aletta dan Rayhan di atap.

Aletta menoleh lagi ke arah Rayhan, cowok itu mengangkat sebelah alisnya.

"Bilang sama semua orang kalau itu berita bohong," perintah Aletta

"Kalo gua ga mau?"

"Ya harus mau!" Pekiknya

"Kalo tetep ga mau juga?"

"Rayhan!"

"Iya, sayang?"

Rayhan memang--arghh!

Jika saja membunuh adalah perbuatan tidak berdosa, maka detik itu juga Aletta sudah membunuh Rayhan!

Aletta memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, akan tidak baik untuk kesehatan jantungnya jika ia terus berada disana dengan Rayhan. Bisa-bisa ia malah meledakan semua amarah yang ada di dalam dirinya.

Gadis itu pergi ke kelasnya. Belum sampai di tempat duduknya, lengannya sudah di cegat seseorang. Siapa lagi kalau bukan ..

"Geovano Narendra, lepasin,"

"Gila, Al, lo punya penyakit jantung?" tanya Geo heboh

"Gua pegang tangan lo, aja udah berasa banget detak jantung lo, kenceng gini," lanjutnya

Bagaimana nggak bisa ngerasain kalau Geo saja memegang lengan Aletta tepat dibagian pebuluh nadi nya. Aletta menarik lengannya.

Amel dan Tiara yang penasaran dengan apa yang barusan dikatakan Geo langsung mendekatinya. Mereka menatapnya seolah meminta penjelasan dari sang empunya.

"Gua sehat," ucapnya setelah beberapa detik menatap temannya satu-persatu

"Bohong lo, al," Geo yang tidak puas dengan jawaban yang diberikan Aletta menuduhnya berbohong, tentu saja karena tidak mungkin Aletta baik-baik saja kalau detak jantungnya saja hampir melebihi 140 Bpm.

"Tadi di atap baik-baik aja kan?" tanya Wisnu memastikan

Aletta mengangguk mneyetujui pertanyaan Wisnu.

"Ga mungkin, pasti tadi ada sesuatu kan disana, jujur aja iya kan?" Geo tetap bersikukuh dengan pendapatnya

"Lo sih, nu, gara-gara lo, ibu ketua kelas kita jadi penyakitan kan," lanjut Geo menyalahkan wisnu karena tadi ia menariknya turun dari atap

"Lah kok jadi gua, harusnya lo sebagai teman yang baik ngerti dong kalo si Aletta sama Rayhan butuh ruang berdua,"

"Alah, pokoknya ini semua gara-gara lo ya, nu,"

"Ga bisa gitu dong, eh apa-apaan sih lo,"

"Awas aja kalo Aletta nya kita kenapa-kenapa, lo yang tanggung jawab nu,"

"Apaan sih yo, lo nya yang ga peka-peka, orang mereka berdua tuh mau ngomong ya harus punya ruang privasi dong,"

Tidak peduli dengan perdebatan diantara kedua temannya. Aletta, Amel dan Tiara memilih untuk menyibukkan diri dengan aktivitasnya masing-masing, sesekali mereka menutupi telinganya untuk mengurangi kebisingan yang disebabkan dua cowok itu.

***

Follow ya kalau belum.
Jangan lupa, vote dan comment nya ditunggu loh ya!

Love you all!

Continue Reading

You'll Also Like

285K 20K 49
~Warning!~ •DILARANG PLAGIAT!! •up dua hari sekali •Mengandung beberapa kata-kata kasar dan adegan kekerasan⚠️ •Harap bijak dalam memilih bacaan! Rac...
843K 61K 62
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
1M 19.4K 46
Gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA terpaksa menjalankan misi misi aneh dari layar transparan di hadapannya, karena kalau tak di jalankan, ma...
221K 26.9K 24
⚠️ BL Gimana sih rasanya pacaran tapi harus sembunyi-sembunyi? Tanya aja sama Ega Effendito yang harus pacaran sama kebanggaan sekolah, yang prestas...