Couple Or Trouble - OH SEHUN...

By epiepi21

32.4K 3.8K 566

[Completed] ✅ .... "Well, ini hukuman ketigamu, karena mengabaikanku, tidak bicara padaku. Dan aku mencintaim... More

Cast Introduction - Prolog
1 - Drunk Girl
2 - Interrogation
3- Skenario
4- Past
5- Dinner
6- Stealer
7- Ring
9- Bad Dream
10- Save Me
11- Hello, My Ex!
12- Have Fun
13- Enemy
14- New Years
15- Hugging
16- Jealous?
17- I Kinda Like You?
18 - Couple or Trouble?
19- Baby Sitter
20 - Worried
21 - Puzzle
22- Secret
23- A Lie
24- Don't Want to Acknowledge
25- Mine
26 - On My Regret
27 - Document
28 - Missed Call
29 - Incoming Call
30 - Rainy Day
31 - Sweet Morning
32 - Trauma
33 - First Love
34 - Forgive Me.
35 - Somebody Else
36 - Blushed
37 - Tidings of Die
38 - Fake
39 - Autumn
40 - Cinderella
41 - Punishment
42 - Can't Give Up On You
43 - Letter
44 - Dating
45 - Shadow
46 - Who Are You?
47 - Was Happy
48 - Something About You
49 - Little Bit Better?
50 - Love Story
51 - Spring Day
52 - Been Through
53 - On Me
54 - Oh Sera
55 - 이젠 안녕 (Ending)
56 - Epilog

8- Message

582 92 12
By epiepi21

Vote Guys 💖⭐👈

💜💜💜💜

...

Ahra menatap langit malam dan pemandangan kota, lewat balkon kamarnya. Perlahan udara dingin akhir Desember, mulai menyelinap masuk menyapa dingin kulit pucatnya. Meski dia sudah memakai berlapis-lapis baju hangat, Ahra tetap saja kedinginan, dengan beberapa kulitnya berubah kemerahan.

Ya, Ahra jadi mudah terserang alergi karena cuaca dingin seperti ini.

"Sedang apa di situ? Kau mungkin harus mendapat perawatan dari dokter, jika diam di sana terlalu lama." Ahra menoleh ke belakang, dari sini dia bisa melihat ayahnya sedang mengamati beberapa fotonya.

Biasanya, jika ada keperluan Siwon akan menyuruh Ahra pergi ke ruang kerjanya. Tapi ini tidak, Siwon bahkan mendatangi Ahra secara langsung. Setelah kurang lebih 9 hari, sejak acara makan malam ayahnya tidak pernah berbicara apapun pada Ahra.

"Tutup pintunya, kemari sebentar ayah ingin bicara." Ahra patuh mengangguk, lalu beranjak dari sana.

Siwon tetap mengamati poto-poto Ahra, yang terpajang rapih di rak kayu panjang tempat Ahra memajang foto-fotonya.

"Apa kau masih berteman baik dengan mereka?" Ahra mengangguk ketika ayahnya memperlihatkan bingkai berisi poto Ahra, Hana dan Taera.

Poto kemarin, saat mereka menghabiskan waktu di Hongdae. Dan beberapa foto lainnya saat mereka masih mengenakan seragam sekolah.

"Bagaimana tadi?" Ahra menaikkan sebelah alisnya, dia selalu melakukan itu ketika tidak mengerti.

"Maksud ayah?"

"Cincin pertunangan." Jawab Siwon cepat, lalu mendudukkan dirinya di atas sofa empuk.

"Aku membelinya dengan Sehun, seperti permintaan ayah." Ahra ikut duduk dihadapan Ayahnya.

"Tapi, kenapa ayah tidak menyuruh orang saja untuk membeli cincinnya? Dan kenapa aku harus bertunangan dengan Sehun, 3 minggu dari sekarang?" Akhirnya, Ahra bisa menanyakan perihal penasarannya.

"Kau tidak menyukai Sehun? Ayah pikir dia pria yang baik, sopan, dan nilai tambahnya dia tampan." Kata Siwon, memuji calon menantunya sendiri.

"Bukan begitu ayah, ini terlalu mendadak. Sehun memang tampan dan ya kadang baik, tapi dia menyebalkan!" Cela Ahra, mengundang senyum kecil Siwon.

"Dulu, ayah dan ibumu juga tidak saling mencintai. Sama seperti kamu dan Sehun sekarang, ayah dan ibumu dijodohkan. Ayah sempat kabur dari rumah setelah tau akan dijodohkan, sama seperti kamu waktu itu. Yang harus kamu tau, dari dulu perjodohan memang kental dilakukan keluarga kita." Ahra menatapi wajah Ayahnya yang sedang menyandarkan tubuhnya, di sofa dengan serius.

Dia tidak percaya.

"Kamu lebih beruntung daripada Ayah. Meski menolak, Sehun peduli padamu. Kamu boleh menganggap dia menyebalkan, tapi apa kamu pernah berpikir kenapa dia menolongmu waktu kabur dari rumah? Padahal dia bisa saja mengacuhkanmu? Sehun bisa saja membiarkanmu dan bicara pada ayah, kalau dia menolak perjodohan ini. Tapi ayah membiarkan ketika Sehun berkata akan mengejarmu, sebab ayah percaya dia bisa menjagamu." Ahra bergeming, benar juga apa yang dikatakan ayahnya.

Sehun bisa saja tidak peduli, dia bisa saja mengacuhkan Ahra, namun Sehun tidak memilih opsi itu. Jika Sehun tidak menyukainya, untuk apa repot-repot peduli?

"Ayah juga tau kamu kabur dan mabuk, ketika ibumu memberitahumu tentang perjodohan ini. Kamu ingin pulang, tapi kamu tidak tau arah jalan pulang. Alih-alih menelpon ahjussi Hwang, kamu malah meminta bantuan pada orang yang menghampirimu bukan?" Halis Ahra makin menukik naik, menatapi ayahnya.

"Ayah tau dari ma—" mata Ahra membulat, ketika dia ingat ada paman-paman yang terus memperhatikannya.

Dia Siwon bukan? Ayahnya sendiri.

"Tadinya ayah yang akan membawamu pulang, tapi entah dari mana datangnya, Sehun lebih dulu menghampirimu." Wah kalau tau begini, lebih baik Ahra pulang dengan ayahnya waktu itu.

"Apa Ayah melihat Sehun menyeretku? Apa ayah masih akan menganggap Sehun pria yang baik?" Mengingat itu Siwon tertawa, sampai Ahra mencebik tidak suka.

"Ayah melihatnya dan membiarkannya. Sebab selama hidup, sisi kamu yang seperti itu, ayah baru melihatnya. Ekspresi dimana wajah kamu kesal, namun terlihat senang. Dan mungkin jika jadi Sehun, ayah akan melakukan hal yang sama." Balas Siwon membuat Ahra mengambil bantal sofa, lalu menutup wajahnya dengan bantal kecil itu.

Sebenarnya, Ahra ingin melempar itu pada ayahnya sendiri. Tapi tidak jadi, dia masih sadar diri. Siwon meloloskan tawanya lagi, melihat eskpresi Ahra yang terlihat menggemaskan.

"Ayah sengaja, membuat kamu dan Sehun pergi membeli cincin itu. Meski ayah tau, mungkin sulit untuk Sehun namun dia menyanggupi apa yang ayah minta. Ayah hanya ingin kalian lebih dekat, dan bisa menerima satu sama lain."

'Aku akan belajar untuk menerima kamu.' Tiba-tiba ucapan Sehun, terlintas dengan jelas dipikirannya.

Soal perasaan Ahra memang bukan Ahlinya, tapi dia sama seperti kebanyakan orang. Berharap jika perasaannya akan berbuah kebahagiaan, meski dia sadar betul jalan hidup itu berliku.

"Apa ayah dan ibu dulu juga seperti ini?" Pada akhirnya Ahra penasaran, sebab ini pertama kalinya Ahra mendengar cerita tentang bagaimana orang tuanya bertemu.

"Tidak, kami langsung menikah. Ayah mengalami hari-hari yang berat, karena ibu kamu punya pria yang masih dia cintai. Tapi seiring berjalannya waktu, ibumu mulai membalas perasaan Ayah. Dia sadar, yang selalu ada untuknya bukan orang yang dia cintai itu. Tapi ayah, orang yang selalu ada disisinya." Siwon terlihat mengenang sesuatu.

"Apa ayah sakit hati?" Pertanyaan Ahra, terdengar seperti orang bodoh bukan?

"Kamu pikir saja sendiri, bagaimana rasanya mencintai orang yang tidak mencintai kamu. Tapi, aku percaya bahwa perasaan yang tulus, dan kita tidak pernah membohongi perasaan sendiri, itu cukup untuk bekal kamu mengubah perasaan seseorang. Dengan bekal itu juga ayah yakin, kalau ayah bisa membahagiakan wanita yang ayah cintai." Ahra membenarkan apa yang Ayahnya ucapkan.

Terbukti kalau sekarang, ayah dan ibunya adalah pasangan yang paling membuat Ahra iri. Iya, dia mengakui dia ingin mendapat lelaki hebat seperti ayahnya. Tapi kisah ayahnya itu, hampir sama seperti kisahnya dengan Sehun bukan?

"Ayah, aku ingin tau kenapa dulu ayah sempat membatalkan perjodohan aku dan Sehun." Siwon menghela napas pelan, membenarkan posisi duduknya.

"Ayah menundanya bukan membatalkannya, sebab ayah yakin kamu akan melakukan hal seperti kemarin. Meski ayah tidak tau, kamu dapat keberanian dari mana." Kalau dipikir-pikir sejak kabar perjodohan ini Ahra dengar, dia sudah 2 kali melarikan diri tanpa memikirkan apapun.

Termasuk ketakutannya.

"Jadi ayah memutuskan untuk menundanya, sebab kamu masih sangat muda saat itu. Dan kenapa ayah memulainya? Bukan karena ayah tidak menyanyangimu lagi, karena memberikan tugas pada pria lain untuk menjaga, juga membuat kamu bahagia." Untuk pertama kalinya Ahra mendengar hal seperti ini dari ayahnya, dan rasanya ternyata hangat.

"Tapi ini adalah apa yang sudah ayah rencanakan, dengan ayahnya Sehun." Ahra mengerutkan keningnya, sepertinya dia pernah mendengar dari ibunya.

"Ayah, apa perusahaan ayah akan bangkrut sehingga ayah butuh investor, dan kebetulan investor yang tepat itu ayahnya Sehun?" Siwon terkekeh geli mendengar penuturan anaknya yang lebih sering menghabiskan waktunya untuk menonton film, membaca novel, juga membuat beberapa sketsa di sketch booknya.

"Berhentilah membaca novel-novel dengan kisah seperti itu. Kalau ayah melakukan itu, bukankah sama saja ayah menjualmu?" Iya sih, itu tidak jauh beda Ahra juga membenarkan.

"Lalu, kalau bukan seperti itu, apa alasannya?" Ya, Ahra masih belum menemukan jawaban yang dia inginkan.

"Ayah hanya ingin pewaris selanjutnya adalah dari keturunanmu dan Sehun, Putra dari sahabat ayah." Ahra memasang wajah bodohnya, dia tidak mengerti apa yang Ayahnya bicarakan.

Keturunan? Ahra ingat kalau ayahnya punya sahabat karib, tapi dia tidak ingat kalau anak sahabat karib ayah adalah Sehun. Apa hal sepenting ini Ahra bisa lupa?

"Kalau begitu, kenapa tidak Nara saja yang dijodohkan dengan Sehun." Ahra mencebik lagi, rasanya semenjak mengenal Sehun Ahra jadi sering kesal.

"Tidak perlu ayah ulang bukan? Selain itu, ayah khawatir tentang kondisi ibumu." Siwon menatapi lantai dingin, dengan tatapan mendung.

Dia bahkan tidak menggubris perkataan Ahra tentang Nara.

"Apa itu karena aku?" Sebenarnya Ahra merasa sedikit bersalah, sebab kondisi ibunya turun drastis semenjak dia kabur dari rumah.

"Ibumu memang sudah sakit dari dulu, kau tau itu. Jadi, tidak usah menyalahkan dirimu." Kata Siwon, seolah mengerti kekhawatiran anaknya.

"Ayah minta maaf, karena mungkin ayah tidak punya banyak waktu untukmu, karena pekerjaan dan ibumu. Itu sebabnya, ayah mempercayakan Sehun untuk menjagamu." Ah jadi, bukan karena alasan perusahaan ayahnya bangkrut jadi Ahra dijodohkan.

Tapi, karena ibunya, juga tradisi di keluarganya? Atau karena perjanjian, yang ayahnya maksud tadi? Sudahlah, Ahra pasrah saja. Seperti kata Sehun, ini tidak terlalu buruk. Karena Oh Sehun adalah gandengannya.

Keduanya, terdiam untuk waktu yang lama. Membiarkan dentingan jarum jam, mengisi keheningan diantara mereka. Lebih baik Ahra menyerah, dan menerima nasibnya saja. ahra tidak mau membuat kondisi ibunya semakin memburuk. Tentang perkataan Sehun, soal kepura-puraan lebih baik Ahra abaikan saja.

"Ayah hanya minta satu padamu, jangan bertindak sebelum berpikir. Sebab hidup itu banyak kemungkinannya. Baik-baiklah pada Sehun, ayah percaya kamu adalah gadis baik dan penyanyang. Dan ayah percaya, Sehun adalah orang yang tepat untukmu." Setelah mengucap itu Siwon berdiri, berjalan mendekati Ahra.

"Aku masih tidak percaya, kau sudah bertumbuh besar meski banyak hal terjadi menimpamu. Terimakasih sudah baik-baik saja. Selamat tidur, jangan lupa tutup pintu jendelanya." Kata Siwon mengelus kepala Ahra, beranjak dari sana.

Dia tau, Ahra belum mengunci pintu kaca balkon kamarnya. Sebelum tangan Siwon meraih knop pintu yang terbuka sedikit, Ahra bergegas menyusul Siwon. Melingkarkan tangannya, memeluk Siwon dari belakang.

"Maafkan aku, dan terimakasih ayah." Siwon tersenyum, lalu melepaskan tangan Ahra yang memenuhi perutnya.

Membalikkan tubuhnya menghadapi tubuh kecil Ahra, Siwon membalas pelukannya sekilas.

"Tidak apa-apa nak, ingat perkataan ayah Sehun orang baik. Dan Sehun juga dia tau kamu lebih baik, daripada ayah. Selamat tidur. Sayang" Kata Siwon, lalu benar-benar pergi dari kamar anak gadisnya.

Meski Ucapan Siwon membuat Ahra bingung. Bagaimana mungkin Oh Sehun tau lebih baik, dari ayahnya sendiri?

Setelah Siwon pergi, Ahra sibuk dengan pikirannya sendiri. Pertanyaan satu per satu terlintas dibenaknya. Ahra membalikkan tubuhnya, menaikkan selimut sampai menutupi telinga.

Dia tau ibunya sakit keras, Ahra sekarang mengerti kenapa ayahnya menjodohkan dia dan Sehun. Hanya semata-semata, dia menyanyangi Ahra. Mudahnya seperti itu.

Perasaan bersalah mulai muncul satu persatu, tindakannya kemarin, seperti bocah yang menangis karena permennya diambil. Ahra memang sudah besar, tapi sadar dia belum dewasa.

Dia juga tau ayahnya selalu berbohong tentang penyakit ibu, perkataan Siwon tentang kram usus, atau usus buntu. Ahra tidak mempercainya, karena penyakit ibunya itu, bisa dibilang sebagai penyakit Ginjal.

"Aku harap ibu panjang umur, aku harap semua orang yang aku sayang bisa hidup dengan tenang, nyaman dan semoga hidupnya membahagiakan."

Ahra lalu mengambil ponselnya, mengetikkan nama Sehun di roomchat yang pesan kemarin tidak Ahra hapusi. Lalu jari-jarinya mulai menari di atas keyboard, mengirimi Sehun pesan lebih dulu. Tidak apa-apa bukan?

Setelah selesai, Ahra menyimpan lagi ponselnya, dan matanya mulai terlelap.

....

Beberapa member EXO sudah terlihat memasuki ruangan, untuk acara Universe Fanmeet. Tentu saja, kehadiran member membuat ruangan itu menggaduh seketika. Para penggemar mengelu-elu kan nama member, dengan penuh semangat.

Semua member tampak senang dan semangat, dengan seruan dari fans mereka. Semuanya senang, Sehun juga. Tapi percayalah, ketika dia memberikan fans service dan berinteraksi dengan para penggemarnya, wajah mereka tampak terlihat sama di mata Sehun. Entah kenapa, wajah mereka jadi terlihat jadi satu wajah, wajah Ahra semua.

Tapi sebisa mungkin Sehun fokus, memberikan service kepada para fansnya. Menandatangi album, menulis pesan singkat untuk para penggemar mereka. Sampai akhir mereka semua melakukan yang terbaik, meski Sehun merasa ada yang aneh pada dirinya.

"Hun, kau yakin baik-baik saja?" Chanyeol yang berjalan disamping, maknaenya itu bertanya.

"It's okay, sepertinya aku kurang minum jadi tidak fokus." Kata Sehun menjawab kekhawatiran Park Chanyeol.

Ya, mereka sudah selesai merampungkan acara Fanmeet dengan sempurna. Dan setelah selesai, mereka harus bersiap-siap pergi lagi, menuju acara musik, MBC Gayo Daejun.

Sehun mengambil ponselnya, yang terus bergetar di saku celananya. Dia mendapati 2 pesan dari 2 orang yang berbeda. 2 nomor yang tersimpan dikontaknya.

"Ada apa?" Kata Jumyeon, mendapati raut wajah Sehun berubah.

"Tidak, aku hanya mendapat beberapa pesan."

"Lalu kenapa dengan wajahmu? Kenapa tampak senang, dan bingung?" Jumyeon mulai lagi dengan keingintahuannya yang over.

"Apapun itu, bukan urusanmu!" Jawab Sehun sedikit sensi, tentu saja beberapa orang yang mendengar itu mulai memekik mengolok-ngolok Kim Jumyeon.

Sedangkan Sehun dia masih menajamkan penglihatan, pada ponselnya. Sehun mengecek ponselnya lagi, benar 2 pesan dari 2 orang yang berbeda.

Sudut bibir Sehun terangkat begitu saja, satu kata yang terlintas di pikiran Sehun adalah, tidak seperti biasanya Ahra mengiriminya pesan terlebih dahulu.

Ahra
[Apa acaramu sudah selesai? Beristirahatlah dan makan yang banyak.]

Sehun
[Belum masih ada satu acara lagi.
  Baik kau juga.]

Ahra
[Kalau begitu semangat. 
Jangan lupa pakai baju hangat.]

Sehun
[Iya, selamat malam:)]

Seperti biasanya, Ahra hanya membaca pesan Sehun

Ahra
[Ya, selamat malam.]

Tapi sepertinya, malam ini Ahra tidak begitu. Dengan segera Sehun melebarkan senyumnya, ternyata cukup menyenangkan. Eh tunggu, apa barusan Sehun tersenyum?

Lekas Sehun lunturkan senyumnya.

Membuka satu pesan lainnya. Sehun sedikit tidak percaya, tapi begitu adanya. Dengan hati yang berdegup tidak tentu, jari besarnya membuka pesan lainnya. Butuh waktu lama untuk Sehun mencerna isi pesan itu, padahal bunyi pesannya hanya.


'Apa kabar?'

........


[a.n]

Jangan lupa di Vote dan Komen yah guys 💥❤️

Bonus💖💖💖💖💖💖

JANGAN LUPA DI PENCET BINTANGNYA 🖤

See You Next Chapt ...

Continue Reading

You'll Also Like

910K 43.7K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
7.8K 769 32
Suka dengan tetangga sendiri? Itulah yang dialami oleh Manuel Neuer dan tetangga barunya
BABY By yollann77

Fanfiction

167K 12.4K 47
Bagaimana bila seseorang berusaha memiliki anak tanpa adanya pernikahan. Jiyeon adalah wanita normal, namun pengalaman masalalunya membuat ia sedikit...
142K 8.3K 34
Sequel The Secret Marriage