Don't Call Me Angel《Jaeyong》✔

By acel_kins-

553K 77.1K 14.3K

[Romance] [Mature] [Crime] ❝Don't call me Angel, you can't pay my price.❞ •BXB || YAOI || GAY || HOMO •Jaehy... More

Cast
Part 1
Part 2
Part 3
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20

Part 4

25.5K 4.2K 511
By acel_kins-

KESALAHAN besar bila Taeyong berpikir bisa mendapatkan libur tanpa gangguan apapun. Sejauh ini ia tidak bisa mendapatkan tempat yang aman untuk menjernihkan pikiran. Berdiam diri di dalam organisasi tidak akan membuat jadwal liburannya terpenuhi, namun pergi ke luar seperti sekarang juga bukan hal yang bisa Taeyong banggakan.

Di setiap perbuatan Taeyong menerima konsekuensi. Ia tidak menyesal karena bergabung di dalam organisasi. Tapi kali ini Taeyong sedikit kesal karena ada beberapa lelaki yang mengikutinya ketika ia masuk ke dalam pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa kebutuhan sekaligus mencari makanan lezat yang bisa mengisi perut.

Bila Taeyong hitung, jumlahnya ada delapan orang dan mereka semua bertubuh besar. Taeyong tidak bisa membahayakan orang lain, jika memang delapan lelaki itu mengincarnya, maka Taeyong akan memberikan service terbaik. Ia membawa satu handgun untuk berjaga-jaga.

"Seharusnya aku pergi bersama Ten," gumam Taeyong seraya menutup kepala menggunakan topi hitam. Ia mengumpat saat menyadari bahwa empat lelaki berjalan tepat di belakangnya dengan santai.

Banyak orang yang berlalu-lalang di sekitar Taeyong. Tapi delapan orang lelaki itu terlalu mencolok dan menarik perhatian. Taeyong yakin bila mereka semua adalah utusan orang yang mungkin memiliki dendam terhadapnya. Taeyong pernah membunuh beberapa orang; termasuk pengusaha besar serta anggota mafia. Walaupun sebagian dari mangsa yang ia tangkap di serahkan pada Johnny.

Menghirup nafas dalam, Taeyong akhirnya masuk ke dalam tangga darurat dan naik menuju lantai atas dengan cepat. Ia bisa mendengar suara pintu di banting serta langkah kaki. Perkiraannya tidak pernah meleset, delapan lelaki itu mengincarnya!

"Fuck! Biarkan aku menikmati liburanku sialan!" seru Taeyong kesal. Ia mengeluarkan Riffle yang terselip di belakang celana dan menghitung peluru yang tersisa di sana, "lima, damn it!"

Sepertinya Taeyong harus turun tangan dan menggunakan jurus bela diri untuk membunuh tiga orang yang lain. Peluru yang ada di dalam senjata hanya tersisa lima buah, Taeyong tidak tahu apakah nanti tembakannya akan meleset atau tidak.

"WHAT THE FUCK!" Taeyong berteriak ketika orang-orang di belakangnya menembakan senjata dan hampir mengenai kepalanya. Ia berlari semakin cepat; menaiki tangga sebelum berhenti di ujung dan mengarahkan senjata pada satu orang lelaki yang berada tak jauh darinya.

Tanpa ragu Taeyong menembakan peluru tepat di dahi lelaki tersebut hingga isi kepalanya berceceran. "Head shot!"

"KEPUNG DIA!"

Taeyong kembali berlari menaiki anak tangga dengan nafas yang sudah tidak stabil. Tidak banyak anak tangga yang tersisa, Taeyong harus mencari cara agar ia tidak mati sia-sia di dalam pusat perbelanjaan. Hidupnya terlalu berharga.

Kedua bola mata Taeyong membelak ketika merasakan panas menembus permukaan kulit, tubuhnya hampir terjatuh ke arah belakang. Taeyong meringis, lengan atas bagian kirinya tertembak dan rasanya benar-benar sakit!

"FUCK YOU! Sial! Kulit dan dagingku terlalu mahal!" Taeyong mengumpat dan menekan luka yang ada di lengan atas sebelum memunculkan kepala di pembatas tangga dan melesatkan peluru pada dua lelaki bodoh yang mau menembaknya. Ia membunuh kedua lelaki tersebut.

Taeyong mendongak; menatap lantai terakhir yang sama sekali tidak membantu. Tersisa lima orang lagi yang harus ia habisi dan kali ini Taeyong terluka.

"Well, sepertinya dia terluka."

Suara bariton terdengar di telinga Taeyong. Ia menegapkan tubuh dan membiarkan darah mengalir di tangan. Lima orang lelaki datang menghadangnya; mengarahkan moncong senjata tepat ke arah kepala Taeyong.

"Nah Lee Taeyong, kita harus membawamu, dalam keadaan hidup atau mati."

Taeyong menyeringai dan meludah. "Seperti kalian bisa menangkapku saja. Tembakan ini sama sekali tidak terasa." ia menggerakan lengan kirinya dengan bangga.

Salah satu lelaki yang berada di depan menggeram marah dan melangkah mendekati Taeyong. Namun si lelaki cantik bergerak dengan gesit; menendang kepala lelaki besar itu sebelum menembak dua lelaki yang berdiri di belakang.

Memiliki kesempatan untuk lari, Taeyong melesat menuju lantai bawah dan tertawa ketika mendengar umpatan dari tiga lelaki yang tersisa. Ia menyelipkan Riffle ke dalam celana karena tidak ada peluru yang tersisa.

Taeyong menoleh ke belakang; mengumpat ketika peluru mengenai dinding di belakangnya. Ia menundukkan tubuh saat suara tembakan kembali terdengar. Taeyong harus segera keluar dari tangga darurat dan pulang ke rumah, ia tidak bisa melawan tiga orang lelaki yang memegang senjata.

Baru saja Taeyong membuka pintu yang mengarah ke basement, satu peluru kembali menembus permukaan kulit, kali ini tepat di bahu bagian kanan. Taeyong tersungkur ke depan dan mengumpat. Ia menendang pintu darurat agar tertutup sebelum berlari menuju mobilnya yang terletak cukup jauh.

Dua tembakkan hari ini sama sekali belum menjadi rekor terburuknya. Taeyong menekan luka yang ada di bahu; terus meringis karena itu sangat menyakitkan. Ia menoleh ke belakang; mengumpat ketika tiga lelaki yang tersisa masih mengejarnya.

Taeyong bersembunyi di balik pilar besar dan mengatur nafas. Ketiga lelaki itu semakin dekat dan Taeyong sepertinya memang harus menggunakan juris bela diri bila ingin selamat. Meskipun ia tahu jika hal tersebut sama sekali tidak bisa mengalahkan peluru yang mungkin akan kembali tertanam di tubuh.

Suara tembakkan berhasil membuat Taeyong mengumpat. Ia menyembulkan sedikit kepala; mengintip dari balik pilar. Kening Taeyong berkerut ketika melihat tiga lelaki bertubuh besar yang mengejarnya sudah terbaring di atas lantai basement dengan darah yang mengalir dari luka tembakan di kepala.

Tubuh Taeyong menegang, ia hampir melayangkan tinju pada orang yang baru saja menepuk bahunya dari arah samping. Bola mata Taeyong melebar saat melihat siapa yang berdiri tepat di hadapannya.

"Kau terluka?"

"Kau lagi?! Kenapa kau selalu berada di manapun huh?!" seru Taeyong galak, ia menepis tangan si lelaki tinggi yang menyentuh bahunya.

Lelaki itu; Jung Jaehyun tersenyum miring. "I told you before, you belong to me.."

"Fuck you!" Taeyong berjalan menjauhi Jaehyun dengan raut wajah kesakitan. Ia harus menemukan mobilnya dan pergi ke organisasi agar luka tembakan yang ada di bahu serta lengan bisa segera di obati.

"Aku bisa membantumu, tidak perlu keras kepala."

"Aku tidak butuh bantuanmu, enyahlah!"

Jaehyun tertawa remeh, ia berjalan di belakang Taeyong dan memukul bahu kanan si lelaki cantik. Berhasil membuat Taeyong berteriak kesakitan. Ia melayangkan tinju pada wajah Jaehyun; tapi tidak sekeras biasanya karena bahu kanan nya tertembak. Lengan kirinya juga tidak bisa memberi pukulan telak.

"Come on, you owe meㅡtwice?"

"Aku sama sekali tidak membutuhkan bantuanmu!" lagi pula siapa yang menyuruh Jaehyun untum datang dan membunuh tiga lelaki yang sedang mengejarnya?

Dan juga, datang dari mana Jaehyun sebenarnya?! Kenapa lelaki itu bisa muncul secara tiba-tiba?! Sungguh aneh.

"Aku tidak menerima penolakan."

Taeyong baru saja ingin mengeluarkan protes dan memberikan tendangan di dada Jaehyun. Namun lelaki tampan itu sudah menggendong tubuhnya di bahu; persis seperti karung beras. Seolah berat tubuh Taeyong tidak menjadi masalah besar untuk Jaehyun.

"SIALAN TURUNKAN AKU!" Taeyong menendang dan memukul punggung Jaehyun dengan keras. Darah yang ada di bahunya merembes; mengenai pakaian yang Jaehyun kenakan.

"Diamlah, kau akan jatuh." gumam Jaehyun pelan, ia membawa Taeyong menuju mobilnya yang terletak tidak jauh dari sana.

"TURUNKAN AKU! FUCK! TURUNKAN AKU JUNG ASSHOLE JAEHYUN!!"

Jaehyun menggeram pelan dan memberikan tamparan keras di pantat Taeyong. Berhasil membuat si lelaki mungil memekik dan bergetar.

"Diamlah, atau kutelanjangi kau disini." ancam Jaehyun yang kini merogoh ponsel dari kantung celana. Ia harus mengubungi orang dari Organisasi untuk membereskan mayat yang berserakan di lantai basement serta tangga darurat.

Taeyong mendengus, mengeluarkan sumpah serapah untuk Jaehyun di dalam hati. Ia tidak memiliki kekuatan untuk memberontak karena luka di lengan serta bahu semakin terasa menyakitkan.

***

"Jadi, dia Johnny's Angel?"

Jaehyun mengangguk dan menyalakan rokok yang terselip di bibir; menghirup asap mengandung zat beracun itu sebelum mengepulkannya ke udara. Ia menoleh; menatap ruangan medis di mana Taeyong sedang di obati. Tidak ada pilihan selain membawa Taeyong ke Organisasinya; Phoenix.

"Bagaimana kau bisa menemukannya Hyung?" lelaki yang berdiri di sebelah Jaehyun bersidekap; melemparkan tatapan curiga pada Jaehyun yang kini terkekeh.

"Aku baru saja ingin melakukan workout, kau tahu? Salah satu tempat gym yang ada di pusat perbelanjaan. Suara tembakan di tangga darurat menganggu, meskipun tidak terdengar dengan jelas. Aku memeriksa dan menemukan beberapa lelaki mengejar Taeyong." jelasnya.

Itu memang benar, Jaehyun baru saja ingin masuk ke tempat gym, bila saja ja tidak mendengar suara tembakan, mungkin saat ini ia sudah berlari di treadmill. Awalnya Jaehyun ingin membantu ketika Taeyong mengalami kesulitan di tangga darurat, tapi itu terlalu terlambat. Jadi Jaehyun memilih untuk membantu saat di basement.

Jaehyun yakin ada beberapa orang yang mendengar suara tembakan itu. Cctv di pusat perbelanjaan mungkin masih bisa di retas dengan mudah, tapi tidak dengan saksi mata. Mungkin nanti Jaehyun harus mencari tahu siapa yang menjadi saksi mata, ia akan berkompromi atau membunuh mereka bila tidak bisa di ajak bekerja sama.

Ini cukup melelahkan. Padahal Jaehyun mendapatkan libur serta bonus besar karena sudah berhasil menangkap Jeon Somi. Tapi sepertinya masalah terus menerus datang. Ia harus membantu Taeyong.

"Apa tidak masalah membawa orang asing ke dalam organisasi?"

"Johnny itu adik tiri Chanyeol Hyung. Jadi kau tenang saja Mark, tidak perlu di pikirkan."

Lelaki bernama Mark yang berdiri di sebelah Jaehyun menghirup nafas dalam sebelum mengangguk. Ia yang bertanggung jawab atas unit kesehatan dan yang sedang bertugas hari ini adalah kekasihnya; Lee Haechan.

Jaehyun membuang rokok yang masih tersisa setengah ke dalam tempat sampah sebelum membuka pintu ruang kesehatan. Iris cokelatnya menatap Taeyong yang sedang mendapatkan penanganan. Lelaki cantik itu sepertinya tidak mendapatkan anestesi atau obat bius apapun karena Taeyong meringis saat jarum jahit menembus permukaan kulit.

"Kau tidak memberinya anestesi?" tanya Jaehyun pada Haechan yang sedang menjahit bagian bahu kanan Taeyong. Lengan kiri lelaki cantik itu sudah di bungkus oleh perban.

Haechan menggeleng. "Dia tidak ingin mendapatkan obat bius atau anestesi, aku hanya melakukan tugasku Hyung.."

"Kenapa?" Jaehyun berjalan menghampiri Taeyong; melirik mangkuk yang terbuat dari besiㅡada dua peluru berlumuran darah di mangkuk tersebut.

Taeyong mendengus. "Bukan urusanmu," jika ia mendapatkan obat bius dan masih tidak sadarkan diri ketika jahitan sudah selesai, itu pasti akan menjadi akhir yang buruk. Jaehyun mungkin melakukan sesuatu, lelaki tampan itu terlihat cabul.

Yang Taeyong inginkan hanyalah keluar dari Phoenix dan kembali ke Organisasi untuk beristirahat; menikmati sisa liburannya.

Jaehyun menatap tubuh ramping Taeyong yang tidak di halangi oleh kain apapun. Seperti apa yang ia bayangkan, lelaki cantik itu sangat mulus dan seksi. Meskipun ada beberapa luka sayatan serta tembakan di bagian perut serta bahu. Taeyong pasti sering terluka.

"Apa yang kau lihat?!" tanya Taeyong galak.

"Tubuhmu, you're sexy.."

Haechan berdehem pelan, berusaha untuk fokus dan menyentuh bahu Taeyong karena si lelaki cantik bergerak ketika Jaehyun mengatakan hal seperti itu.

"Fuck you Jung!"

"Sebaiknya kau keluar Hyung, tugasku tidak akan selesai bila kau masih berada di dalam.." gumam Haechan pelan.

Jaehyun tertawa dan berjalan keluar dari unit kesehatan. Membiarkan Taeyong mendapatkan penanganan. Mungkin setelah ini ia akan kembali menggoda lelaki cantik itu.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

927K 92.1K 55
Di awali dengan pernikahan Jung Jeno bersama Kang Minhee yang sulit mendapatkan keturunan. Hingga Taeyong menjodohkan kembali Jeno bersama anak dari...
410K 64.4K 38
"Only water is destined to extinguish the flames" Main pair : » Jaehyun x Taeyong » Johnny x Ten » Yuta x Winwin » and other #1 in Jaeyong 21/01/202...
448K 55.3K 11
[Mature] [Romance] Hidup di seoul ternyata tidak semudah yang Jaehyun pikirkan, ia harus mendapatkan banyak uang untuk bertahan hidup. •BxB •Mature...
402K 65.5K 15
[Thiller] [Mature] [Crime] Taeyong sang detektif diharuskan menangkap seorang pembunuh bayaran yang memiliki julukan 'Man In Black' •BxB •Jaehyun x...