Part 1

42.8K 5.2K 998
                                    

SUARA musik yang menganggu serta kerlap-kerlip lampu berhasil membuat Taeyong menyipitkan kedua mata. Ia mendengus ketika menghirup bau alkohol yang menyengat. Sampai kapanpun ia tidak senang menghirup aroma tersebut, apalagi ia memiliki toleransi rendah terhadap alkohol. Jika bukan karena tugas untuk memberantas beberapa lelaki tolol; mungkin Taeyong tidak sudi datang ke club.

"You sure that bastard is here?" Taeyong menoleh; menatap teman satu Organisasi yang mengenakan celana panjang berwarna hitam ketat serta kemeja kebesaran berwarna merah maroon.

Seorang Ten Lee memang selalu berlebihan bila sudah datang ke club. Padahal tujuan utama mereka adalah menangkap lelaki sialan yang bekerja melelang beberapa gadis secara ilegal ke luar negeri. Ten seolah menikmati waktunya sendiri; menggoda beberapa lelaki yang tergiur dengan tubuhnya lalu mematahkan leher mereka bila tingkahnya sudah benar-benar berlebihan.

"Of course, you can trust me." Ten mengedarkan pandangan ke sekeliling dan menyeringai saat melihat lelaki bertubuh tinggi yang sedang di kerumuni oleh beberapa jalang, "kita berpencar. You know who your target, right?"

"Yes iㅡfuck!" Taeyong mengumpat ketika Ten melenggang pergi begitu saja; meninggalkannya yang sangat membenci tempat bising seperti club.

Target mereka adalah dua kakak beradik yang berjenis kelamin laki-laki. Keduanya terlibat dalam beberapa penculikan gadis yang sialnya belum tertangkap oleh polisi. Sungguh, pihak berwajib pun tidak bisa melakukan apapun jika sudah di beri hadiah berupa uang serta jabatan tinggi. Organisasi bawah tanah yang melelang gadis, menjual senjata serta organ dalam manusia memang terkadang memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari polisi.

Menghela nafas dalam, Taeyong akhirnya berjalan di tempat yang terasa begitu sesak. Ia berdehem pelan sebelum memasang wajah polos yang berhasil membuat beberapa lelaki serta wanita melemparkan tatapan lapar padanya.

"Got you," gumam Taeyong saat melihat lelaki bertubuh besar yang sedang duduk di bar; meminum whiskey langsung dari botol.

Choi bersaudara. Targetnya adalah Choi Siwon.

Secara perlahan Taeyong berjalan menghampiri Choi Siwon dan duduk tepat di samping lelaki dewasa itu. Ia mengulum bibir ketika Siwon menoleh; menatap ke arahnya dengan senyum miring yang terhias di wajah, menampakkan satu titik cacat pada pipi.

"Oh hello there, kau sendirian?" Siwon menopang dagu; menatap lurus pada wajah cantik Taeyong yang di poles oleh make up tipis. Bibir si lelaki mungil terlihat mengkilat karena lipgloss yang di kenakan.

Taeyong mengigit sudut bibir dan mengangguk, ia mengerling nakal pada Siwon yang kini berdehem. Well, siapa yang tidak akan tertarik pada seorang Lee Taeyong? Tubuh kurus dengan pinggul ramping dan wajah cantik seperti malaikat, tidak ada yang bisa menolak pesona Taeyong sejauh ini.

Siwon mengulurkan tangan; mengusap pipi Taeyong yang terlihat merona. "Apa aku bisa membelikanmu minum?"

Sebenarnya Taeyong ingin menolak, tapi ia tidak mungkin melakukan hal tersebut. Karena malam ini tugasnya harus selesai, jadi Taeyong harus bergerak cepat. Menolak apa yang di tawarkan pasti akan membuang-buang waktu.

"Tentu,"

"Apa yang kau minum?"

Taeyong mengulum bibir; mengingat alkohol yang sering di pesan oleh Ten. "Cocktail?"

Satu alis Siwon terangkat, ia tertawa pelan. "Kupikir kau akan memesan bir. But that's good," ia menoleh, menatap bartender untuk memesan apa yang Taeyong inginkan.

Di dalam hati, Taeyong sudah mengeluarkan beberapa umpatan. Ia mengalihkan pandangan ke arah lain; mencoba mempertahankan raut wajah innocent yang bisa membuat Siwon luluh. Namun iris hitamnya malah bersitatap dengan iris cokelat muda seorang lelaki tampan yang sedang bersandar di pilar yang tidak jauh dari tempatnya duduk.

Don't Call Me Angel《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang