You and I

By RheinLyv

22.8K 2.6K 273

Lan Xichen selalu bisa membuatnya kesal,selalu bisa membuatnya marah,selalu mengganggunya dengan hal yang men... More

Present
Call My Name
Jealous
Sick
Graduation
LDR
Forever
Us

Accompany Me

4.7K 357 17
By RheinLyv


Mo Da Zu Shi © Mo Xiang Tong Xiu

Lan Xichen x Jiang Cheng

Boy x Boy || Modern AU || OOC || Bahasa campur non baku ||

***

1 menit lagi.

Jiang Cheng sudah memasukkan semua buku ke dalam tas walaupun guru mata pelajaran terakhir masih menjelaskan di depan sana.Mata nya menatap lurus jam dinding yang ada di atas papan tulis.Tangannya mengepal,menggenggam sampah yang sudah dia kumpulkan dari laci mejanya.Siap dibuang begitu kelas usai.

Bel laknat yang dinanti pun berbunyi.Menyambar tas,dia langsung berlari keluar kelas,tak mempedulikan saudaranya,Wei Wuxian yang meneriaki.

Jiang Cheng mengerem langkahnya begitu melihat Lan Xichen sudah berdiri manis di pintu keluar.

'Sial,kalah cepat.'

Dia berbalik lagi,ingin kabur kembali ke kelas tapi pemuda 2 tahun lebih tua darinya itu keburu menarik tangannya.

Jiang Cheng meronta,tapi tentu saja kalah tenaga.

"Yuk,"Lan Xichen berucap singkat.Masih dengan senyum sumringah dia menarik Jiang Cheng keluar dari sekolah.

Jiang Cheng masih berusaha melepaskan tangannya yang berada di genggaman Lan Xichen.

"Ngga mau,Kak!"

Lan Xichen menoleh,menatap sayang pria manis yang tengah merajuk itu.Tangannya yang bebas mengelus rambut Jiang Cheng.

Jiang Cheng mengernyit tak nyaman.

"Kak Xichen!"

"A Cheng...."suara lembut itu membuatnya bergidik.Entah kenapa segala kemanisan yang menguar dari Lan Xichen selalu membuatnya ngeri sendiri.

"Ayo!"setengah berlari Lan Xichen kembali menarik Jiang Cheng ke arah halte.Mereka masuk ke dalam bus yang tak lama kemudian melaju.

"Kemana lagi?"Jiang Cheng pasrah.Dia langsung jaga jarak menjauh begitu tangannya dilepaskan.

"Hari ini A Cheng wajib menemaniku."

"Kemarin juga bilangnya begitu."

"Baiklah diralat,setiap hari A Cheng wajib menemaniku."

Jiang Cheng merengut kesal.Dia menuju bangku paling belakang,duduk di pojokan.

"Jangan mendekat!"ketusnya pada Lan Xichen yang mengikutinya.

Lan Xichen lagi-lagi tersenyum maklum.Dia duduk di bangku depan Jiang Cheng.

Bus ini sepi.Jiang Cheng melirik peta rute yang terpampang di atas kabin.Bis jurusan kota Yunping,lumayan jauh dari kota Gusu,tempat mereka tinggal.Dia bingung,selama ini Lan Xichen biasanya hanya mengajaknya mampir makan di tempat yang bisa mereka temui sepanjang perjalanan pulang sekolah.Atau hanya main ke pusat perbelanjaan yang tak jauh dari tempat tinggalnya.Lalu kenapa sekarang keluar kota?Memang besok hari sabtu,libur sekolah.Tapi kan....

Jiang Cheng berfirasat buruk.Tangannya memukul-mukul pundak Lan Xichen.

"Apa,sayang?"Lan Xichen menoleh.

Jiang Cheng mengacuhkan panggilan kurang ajar itu."Kakak mau membawaku kemana ?"

"Ke Yunping."

"Ngapain?"

"Nanti juga A Cheng tau."

"Kak,tolong,"Jiang Cheng memelas."Ngga lama kan?"

"Engga,sayang."

"Langsung pulang kan?"

"Iya,kalo ngga kemaleman."

"Kak!"

Lan Xichen tertawa.

"Tenang aja.Kalo ada apa-apa aku tanggung jawab."

"Kak Xichen!"

"Iya,sayang....panggil-panggil mulu sih.Kangen?Makanya biarin aku duduk di samping."

'Ugh!'

Jiang Cheng makin merengut kesal.Ingin rasanya turun tapi sayangnya bis sudah masuk jalan tol.Dia hanya bisa bersandar di jendela,menikmati pemandangan sepanjang jalan yang berupa pepohonan yang daunnya memerah karena musim gugur.

Dia hampir tertidur saat Lan Xichen mengusap lembut pipinya.Jiang Cheng membuka lebar matanya dan kembali memasang mode waspada.

"Sudah sampai,"Lan Xichen masih setia memasang senyum malaikat.Dia mengulurkan tangan yang tentu saja tak disambut.

Jiang Cheng menggeliat pelan,bangkit dari duduk lalu keluar bis.Mereka turun di depan pasar tradisional.Pasar ini masuk area kuil Guanyin,sebuah tempat wisata rohani terkenal.Jiang Cheng mengecek jam tangannya.Pukul lima lebih limabelas sore.

Ia mendesah."Oke,sekarang apa ?"

"Ikut aku,"Lan Xichen menarik tangannya,melewati pasar hingga sampai.ke tangga batu yang menuju arah kuil.Jiang Cheng mengerutkan kening.

"Mau berdoa di sini ?"

Lan Xichen hanya tersenyum.Sambil tetap memggandeng tangan Jiang Cheng dia naik ke atas tapi tak sampai ke kuil karena saat tinggal beberapa anak tangga lagi,dia belok ke jalan setapak yang samping kanan kirinya dipenuhi semak.

Dan seperti yang sudah-sudah,Jiang Cheng kembali berfikir negatif.Mau dibawa kemana dia?Mau diapakan dia?Jiang Cheng takut.Dia melirik Lan Xichen dan sedikit tertegun.Pria itu masih kalem seperti biasa tapi sorot matanya yang berbinar lembut,rasanya baru Jiang Cheng lihat kali ini.

'Tampan'

Jiang Cheng reflek menepuk pelan pipi kirinya.

Lan Xichen menoleh ke arahnya,tersenyum geli.Lelaki muda tersayangnya ini manis sekali.Tentu tak diucapkan terang-terangan.Jiang Cheng sedang dalam mode jinak sekarang dan dia tak ingin merusak suasana.

Mereka sampai di tanah lapang di atas bukit.Sepi,tak banyak orang,hanya ada beberapa dengan kamera di tangan.Tak ada pepohonan,hanya ada rerimbunan bunga azalea yang tumbuh liar tak beraturan.

Lan Xichen melepaskan tangan Jiang Cheng lalu duduk di samping rimbunnya tanaman azalea pink yang sebagian besar sudah menguncup.Menepuk tanah di sampingnya,meminta Jiang Cheng bergabung.

Karena tak tahu harus bagaimana lagi,Jiang Cheng menurut saja.Dia duduk dan meletakkan tas sekolahnya diantara dia dan Lan Xichen.

"Jauh-jauh ke Yunping Cuma untuk duduk sore begini?"celetuknya.

Lan Xichen mengelus puncak kepalanya yang tumben sekali tak ditolak.Mungkin Jiang Cheng sudah terlalu lelah.Anak itu menyangga dagu di kedua lututnya yang ditekuk sedada,bibirnya mengerucut imut,dan jari telunjuknya iseng membuat bulatan di atas tanah.

'Oke,tahan dirimu,Lan Xichen.'

Lan Xichen berdeham pelan,kembali memasang muka karismatik,tatapannya kembali ke depan dan dia tersenyum simpul.

"A Cheng,liat depan."

Jiang Cheng mengangkat kepalanya,terpana melihat pemandangan di depannya.

Matahari terbenam,sederhana sebenarnya,tapi bagi orang kota yang cuek dengan pergantian hari,sinar redup mentari yang perlahan hilang di balik bukit adalah hal indah baginya.

"Cantik..."Jiang Cheng menggumam pelan.

"Secantik kamu."

Jiang Cheng menyipitkan mata, bersiap marah tapi tidak jadi karena Lan Xichen benar-benar terlihat tulus dengan ucapannya.Matanya menatap Jiang Cheng dengan sorot lembut seperti saat mereka pergi ke tempat ini yang entah kenapa membuat Jiang Cheng melemah.

"Aku kan cowok,"dia hanya menggerutu pelan,menundukkan kepala untuk menyembunyikan semu merah di pipinya.

"Kamu cantik,A Cheng,"Lan Xichen tetap memburunya.

"Bodo ah."

"Jangan denial!A Cheng ku benar-benar cantik."

"Ngga dengar!"Jiang Cheng menutup telinga dengan kedua tangan,memutar badan ke samping,merajuk lagi.

Lan Xichen tertawa kecil.Merenggangkan tangan Jiang Cheng lalu berbisik ke telinganya.

"Terimakasih."

Jiang Cheng merinding sampai terlonjak.Matanya menatap kaget Lan Xichen.

"Apa...."

"Terimakasih sudah mau menemaniku kemari,A Cheng.Aku senang bisa melihat sunset kali ini denganmu,"Lan Xichen berucap tulus,memandang dalam Jiang Cheng tepat di matanya.

Tatapan itu,yang sedari tadi dirutuki oleh Jiang Cheng.Ia memalingkan wajahnya.

"Kan kakak maksa tadi."

"Terimakasih,A Cheng."

"Iya...baiklah,karena sudah menunjukkan tempat seindah ini aku terima saja."Jiang Cheng bangkit dari duduknya,maju tiga langkah membelakangi Lan Xichen.Matanya mengerjap kagum atas pemandangan yang tersaji di depannya.

"Aku baru tahu di Yunping ada spot sunset sebagus ini.Kakak tahu darimana?"Jiang Cheng menoleh ke belakang,tepat dengan jepretan kamera ponsel Lan Xichen.Dia membelalak imut.

"Kak Xichen!"

"Apa,Sayang?"

"Kenapa memfotoku?"Jiang Cheng berlari ke arahnya dan berusaha merebut ponsel Lan Xichen yang tentu saja sia-sia karena Lan Xichen yang lebih tinggi darinya mengangkat lurus tangannya yang sedang memegangi ponsel ke atas.

"Hapus!Aku pasti keliatan jelek ."

"Tidak,A Cheng ku selalu cantik."

Lan Xichen menurunkan tangannya,mengecek foto Jiang Cheng yang berlatar belakang mentari senja.Dia tertegun dan Jiang Cheng memanfaatkannya untuk merebut ponsel itu.

"A Cheng,jangan dihapus!"tegasnya.

Jiang Cheng sedikit terkejut dengan intonasi serius itu.Dia melihat fotonya dan sama dengan Lan Xichen dia tertegun diam.

Lan Xichen mengambil ponselnya dari tangan Jiang Cheng,memasukkannya ke dalam saku baju.

"Kan sudah kubilang A Cheng ku cantik."

Jiang Cheng tak menghiraukan tangan Lan Xichen yang mengusap pipinya.

"Yang difoto itu beneran aku?"dia bertanya retoris.

Jiang Cheng kembali terdiam.Masih memikirkan bagaimana bisa dia membuat ekspresi indah seperti yang di foto itu.

'Apakah aku terlalu terkesan dengan tempat ini atau....'

Jiang Cheng menghalau pikiran aneh dari benaknya.

Lan Xichen menarik pundaknya,"Ayo foto bersama!"

Jiang Cheng meronta."Apa-apaan...."

"Ayolah,senyum...."

Jiang Cheng tentu saja tak menurut,dia memasang wajah jutek,berkebalikan sekali dengan Lan Xichen yang tampak berbahagia.Tapi foto yang berlatar matahari yang semakin tenggelam itu terjepret bagus.

***

Mereka kembali saat matahari benar-benar sudah turun.Lan Xichen sempat membelikan beberapa tusuk tanghulu untuk Jiang Cheng saat mereka melewati pasar wisata yang makin lama makin ramai itu sebelum membawanya ke sebuah warung ramen yang letaknya pinggir jalan raya.

Jiang Cheng mengaduk makanannya asal.Tak berminat makan,dia sudah rela menghabiskan 10 tusuk tanghulu demi segera pulang tapi Lan Xichen malah mengajaknya makan lagi.

'Makan manisan saja tidak bagus,kamu harus mengisi perut dengan benar.'

Huh,bilang saja masih ingin berlama-lama.Dan Jiang Cheng teringat kalau hari sudah menanjak malam dan tak ada kendaraan umum yang akan pergi ke Gusu.

'Sial,apakah mereka akan menginap di sini?'

Jiang Cheng mencuri pandang ke Lan Xichen yang sedang memainkan ponsel.

"Kak Xichen..."

"Apa,Sayang?"

"Ugh,berhenti memanggilku sayang!"akhirnya dia protes juga."Gimana pulangnya kita?"

Lan Xichen menatap keluar."Sudah malam ya."

"Ngga ada bis lagi,"Jiang Cheng mengeluh.

"Nah,mari kita menginap."Lan Xichen bersemangat.

"Ngga mau!"

"Kenapa?Kan aku sudah bilang akan bertanggung jawab."

Oke,ambigu.Jiang Cheng mendesah lelah.

"Kak,aku mau pulang,"rengeknya.

Lan Xichen tertawa."Iya,kita pulang.Habiskan dulu ramenmu."

"Benar?"

"Iya,Sayang."

Jiang Cheng mengangguk.Menurut,menghabiskan ramennya seperti anak yang baik.Lan Xichen menggelengkan kepalanya,semakin takjub dengan sikap Jiang Cheng hari ini.

Lan Xichen melirik ponselnya yang bergetar sekali di atas meja.Dia tersenyum lalu mencolek tangan Jiang Cheng yang baru saja menandaskan gelas teh nya.

"Ayo pulang!!"

Wajah Jiang Cheng seketika mencerah.Dia mengikuti Lan Xichen yang menuju ke mobil yang terparkir di depan.

Ada Lan Wangji di belakang kemudi.Lan Xichen membuka pintu penumpang dan menyuruh Jiang Cheng masuk.

Jiang Cheng terheran-heran.Dia tahu Lan Wangji,kekasih Wei Wuxian,adalah adik dari Lan Xichen.Tapi melihat bocah 16 tahun itu menyetir baru kali ini.

Melanggar aturan!

"Terpesona?"Lan Wangji melirik Jiang Cheng dari kaca.Jiang Cheng salah tingkah.

"Apaan sih?"

"A Cheng....."Lan Xichen menegurnya dengan mimik memelas.Pria itu duduk di sampingnya lalu memeluk pundaknya posesif.

Jiang Cheng buru-buru meronta lalu menggeser duduknya samping jendela dan kembali memasang tas nya sebagai batas.

"Jangan mendekat,jangan ganggu!Aku mau tidur," tegasnya.Dia memalingkan wajahnya ke arah kaca jendela dan memejamkan matanya erat.

Jiang Cheng merasa tenaganya habis dan lelah tak ingin lagi menanggapi Lan Xichen.Pura-pura tidur adalah hal bagus.Syukur bisa tidur beneran.

Lan Xichen tak mengatakan apapun,mengerti kalau si bungsu Jiang itu sudah pada batasnya.Lan Wangji pun tak mengomentari,hanya diam menjalankan mobilnya.

Jiang Cheng benar-benar tertidur saat mobil memasuki gerbang tol.Beberapa kali kepala nya terantuk jendela dan akhirnya Lan Xichen menyandarkannya di pundak.Matanya melembut menatap lelaki muda yang tengah pulas itu.

"A Cheng,terimakasih,"bisiknya sembari mencuri kesempatan mencium puncak kepala Jiang Cheng.

Jiang Cheng menggeliat kecil membuat Lan Xichen terkejut.Diusap-usapnya pundak Jiang Cheng yang ternyata membuat pria itu tenang dan kembali pulas.Lan Xichen tersenyum geli,menyadari betapa Jiang Cheng kali ini terlihat seperti bayi.

'Tetaplah seperti ini,A Cheng,walaupun kamu belum membalas pernyataanku setidaknya kamu selalu ada untukku.'

***

Catatan pengetik :
Iseng nulis Xicheng pair karena mabok pesona aktor Jiang Cheng LA yang manis luar biasa -lah(?)-.Ngga deng,seneng aja Lan Xichen x Jiang Cheng diliat-liat manis juga untuk di-ship.Rencana mau dibikin mini series sampai ultah A Cheng november nanti tapi tentu saja tergantung mood dan waktu pengetik.Semoga penyakit rebahannya ngga kambuh dulu :)

And Last,
Happy Birthday,Lan Xichen❤️

###

Continue Reading

You'll Also Like

5.1K 389 16
~NOVEL TERJEMAHAN~ 末世咸魚嬌養日常 Pengarang: Xi Qiaodu Jenis: Kelahiran Kembali Status: Selesai Pembaruan terakhir: 17 Desember 2020 Bab terakhir: Bab 67 d...
103K 11.9K 12
Wei Wuxian merasa sangat bersalah atas apa yang terjadi pada malam itu, seharusnya dia tidak menggoda Lan Wangji di saat alpha itu sedang rut. Karen...
45.9K 3.1K 28
Setelah 4 tahun menikah, Luffy sedih saat suaminya Katakuri berkata."besok Reiju akan pulang kesini,besok kau harus pindah." Ucapan Katakuri bagaikan...
925K 76.4K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...