Trap

By svenziven

402K 9.1K 620

Khayalan paling tabu yang terlintas dalam pikiranku. Jangan baca kalo gak suka bila nanti ujungnya nyinyir da... More

1
3
4
5
6
Intip isinya yuk

2

78.1K 1.4K 52
By svenziven

Semoga suka dan ingat yaaa...konten story ini agak tabu untuk sebagian orang dan aku sekali lagi mau konfirmasi kalo story aku udah aku tag KONTEN DEWASA...
Jadi bagi readers tersayangku yang kurang berkenan dengan konten tabu dalam storyku ini gak usah nyinyirin ini story...gak suka ya out...suka ya baca kasih vote bahkan komen sekalian...
Maaf ya kalo ada yang tersinggung...

Selamat membaca.......

2 bulan Berlalu dan hubungan aneh antara aku, Alex dan Frans tetap terjalin. Kuliahku sudah dalam tahap skripsi dan menunggu jadwal ujian. Frans memintaku untuk menjadi staf di kantornya dan Alex juga menyarankan itu. Meskipun mereka kuliah, Frans dan Alex merupakan pemilik sebuah perusahaan properti dan aku menyetujui permintaan mereka. Sebenarnya, tanpa bekerjapun mereka selalu mencukupi kebutuhanku dan melimpahiku dengan berbagai kemewahan. Tapi aku memaksa untuk bekerja karena aku tidak mau mati bosan hanya berdiam di apartemen tanpa melakukan apapun.

Hari itu Alex tak dapat menemaniku belanja bulanan keperluan kami karena harus menghadiri sebuah meeting dengan klien. Frans menemaniku dan memilih belanja di supermarket yang agak jauh dari apartemen kami. Sebenarnya bisa saja aku belanja sendiri tapi keposesifan Frans dan Alex terlalu berlebihan. Aku menikmati perlakuan mereka yang menjadikanku ratu bagi mereka.

Aku memilih beberapa jenis sayuran yang mereka sukai sementara Frans mengikutiku dengan troli dibelakangku.

"Kau tidak alergi sea food kan?"
"Aku cuma alergi berjauhan denganmu"

Kepukul ringan lengannya yang tengah mendorong troli sementara dia tertawa membuatku mendelik kesal. Aku mengabaikan kerlingan jahilnya dan mulai memasukkan beberapa pack udang beku.

"Veronica?"

Suara genit seorang wanita yang terasa familiar membuatku mengalihkan pandangan ke asal suara. Karin, teman kostku dulu berdiri di dekat rak baso. Dia menatapku dengan seringai licik melihat bukan Alex yang menemaniku.

"Karin"
"Wow...tangkapan baru? Mana Alex? Atau kau selingkuh darinya?"

Suaranya yang sengaja dikeraskan membuat beberapa pasang mata melirik kami. Frans mengendalikan situasi dengan baik. Dia maju dan menyapa Karin dengan suara dinginnya.

"Apa kau teman Vero?"
"Oh...hai...emmm ya aku Karin, teman kost Veronica dulu sebelum dia tinggal di apartemen pacarnya Alex"

Aku menggigit bagian dalam pipiku menahan tawa melihat uluran tangan Karin tidak ditanggapi Frans. Dia terlihat salah tingkah melihat Frans hanya mengangkat alisnya melihat tangan yang terulur kearahnya.

"Apa dia akrab denganmu Vero?"

Tatapan Frans beralih padaku. Aku menggeleng karena memang itu kenyataannya. Karin lebih seperti musuhku karena dia selalu iri dengan apa yang kumiliki. Dia pernah mengejar ngejar Alex tapi tak pernah mendapat tanggapan membuat dia membenciku. Apa salahku? Pacarku digoda dan tak mempan, kenapa malah dia membenciku? Jadi sejak saat itu aku enggan untuk menyapanya sampai Alex membawaku tinggal bersamanya.

"Kalau begitu dia tidak tahu kalau aku dan Alex bersahabat dan dia sering menyerahkan pengawasanmu padaku"

Aku menggedikkan bahuku tanda masa bodoh. Wajah Karin memerah menahan marah. Dia berlalu tanpa kata sambil menatapku tajam. Frans mengelus punggungku menenangkan ketegangan yang kurasakan.

"Abaikan dia Baby... "
"Hmm"

Kami melanjutkan acara belanja kami dan dengan cepat melupakan pertemuanku dengan Karin. Selesai belanja, aku menunggu Frans di sebuah kursi panjang di depan super market.

"Murahan!"

Aku menoleh saat tahu tahu kudengar suara Karin yang duduk di dekatku.

"Apa maksudmu?"
"Nama apa yang pantas untuk seorang peselingkuh sepertimu"

Aku mengabaikannya dan mengalihkan perhatianku darinya.

"Aku alergi bila berjauhan denganmu... Ohhh menjijikkan"

Aku terkejut mendengar dia mengulangi kata kata Frans tadi. Dia menyeringai sinis dan memperlihatkan rekaman kemesraan kami tadi.

"Apa tanggapan Alex kalau tahu kekasihnya ada main dengan sahabatnya"
"Apa maksudmu Karin?!!"
"Kau benar benar jalang murahan Vero...pantas saja sekarang penampilanmu begitu glamour...kau memperolehnya dengan membuka kakimu pada setiap lelaki kaya ya?"
"Jaga bicaramu Nona"

Kami sama sama terkejut mendengar suara Frans yang begitu dingin. Kami mengalihkan tatapan kami ke arah Frans yang kulihat menahan emosi. Dia melangkah ke arah kami dan menempatkan tubuhku di balik punggungnya.

"Aku tidak akan mengampuni siapapun yang menghinanya seperti yang barusan kau katakan"
"Oh ya?"

Aku menahan lengan Frans yang hendak maju melakukan sesuatu pada Karin. Dia menoleh padaku dan melihat tatap memohonku. Dia menyugar rambutnya dan kembali mengalihkan tatapannya ke arah Karin.

"Sekali lagi kau mengusiknya..."
"Kenapa kau marah kalau kalian tidak selingkuh...tapi kalian serasi...yang satu jalang yang satu pengkhianat"
"Kau....!!"

Aku menarik Frans yang hendak menerjang Karin. Tubuhnya menegang karena marah dan dengan lembut ku usap lengannya.

"Ayo pulang Frans..."

Frans menuruti perkataanku dan meminta petugas supermarket membawakan belanjaan kami. Aku masih mendengar Karin mengataiku jalang murahan tapi kuabaikan. Frans memaki dan memukul setir mobil menyalurkan kemarahannya. Kuelus lengannya menenangkan emosinya. Dia mendesah frustasi dan menatapku intens.

Tanpa berkata apapun lagi dia melajukan mobilnya meninggalkan pelataran parkir super market itu. Kubiarkan dia menggenggam tanganku dan mengecupnya sesekali sementara kami sama sama terdiam. Alex terlihat menunggu kami di pelataran parkir apartemen dan merengkuhku dalam dekapannya.

Tanpa berkata apapun lagi dia membawaku masuk lift setelah meminta petugas parkir membawakan barang belanjaan kami. Kami berempat diam menunggu lift membawa kami ke pintu masuk apartemen. Alex membiarkan petugas menaruh belanjaan kami di meja dapur dan memberi tips seperti biasa.

Begitu kami hanya tinggal bertiga Alex langsung memelukku dan mengeratkan dekapannya membuat aku sesak.

"Al...sesak"
"Kau baik baik saja kan Sweety?"
"Tidak kalau kau masih memelukku seperti ini"

Dia menjauhkan tubuh kami...di tangkupnya wajahku dan ditatapnya mataku seolah mencoba menyelami pikiranku. Aku tersenyum dan menoleh pada Frans yang sejak tadi diam sambil menatap pemandangan kota dari kaca apartemen yang mengarah keluar. Alex mencium keningku dan membiarkanku mendekati Frans. Kupeluk tubuhnya dari belakang membuat dia tertegun sejenak lalu meraih tanganku dan menempelkannya ke dadanya. Dapat kurasakan detak jantungnya yang berdebar kencang. Ku cium punggungnya membuat dia menghela nafas pelan.

Kurasakan bahuku disentuh Alex dan dengan lembut dia mengecup belakang kepalaku. Aku menarik tubuh Frans menghadap padaku. Kulihat emosi masih berkecamuk dimatanya. Kucium sudut bibirnya lalu kusandarkan punggungku ke dada bidang Alex. Frans mengelus pipiku dengan buku jarinya dengan lembut.

"Maafkan aku Baby..."
"Aku baik baik saja"
"Tapi perempuan sialan itu menghinamu dan aku tidak terima"

Aku mengajak mereka duduk disofa. Aku duduk ditengah membuat mereka sama sama bisa mengecup sisi kepalaku. Kutatap Alex kugenggam tangannya lalu ku cium dengan penuh perasaan.

"Al...apa kau marah bila aku mulai mencintai Frans?"
"Tentu tidak Sweety...aku dan Frans sudah berjanji untuk berbagi cinta"

Lalu tatapanku berganti dan hal sama kulakukan pada Frans. Kulihat binar takjub diwajahnya menerima perlakuanku. Dia balas mengecup punggung tanganku dan menatapku intens.

"Terima kasih sudah belajar menerimaku dan mencintaiku Baby... Kami janji akan membahagiakanmu"
"Aku percaya tapi aku perlu kepastian tentang satu hal"

Mereka menatapku penuh tanya. Kuhela nafasku pelan dan kupejamkan sejenak mataku.

"Apa kalian memganggapku murahan?"
"Tidak Sweety!"
"Tidak Baby!"

Mereka menjawab serempak dengan nada frustasi yang sama membuat aku lega. Kucium pipi mereka dengan sayang membuat mereka memejamkan mata puas.

"Maka aku tak perduli anggapan orang... Yang kupedulikan hanya kalian"

Kucium bibir Frans dan kurasakan erangan lolos dari tenggorokannya. Dia mengunci bibirku dangan menahan leherku dan kubiarkan dia menelusupkan lidahnya ke dalam mulutku. Alex menyingkirkan rambut dari leherku dan memberikan kissmarknya di leherku membuat aku merinding.

"Kami menginginkanmu Sweety.... Kau mau kan?"

Tubuhku meremang membayangkan kejadian dua bulan lalu. Aku masih kesulitan menerima kehadiran mereka dalam tubuhku secara bersamaan. Dulu, saat aku terbangun setelah mengalami double penetration ku yang pertama aku merasa remuk di sekujur tubuhku terutama di bagian kewanitaan dan anusku. Jadi aku menolak saat mereka akan melakukan hal itu lagi.

Selama 2 bulan ini aku tak pernah lagi melakukan itu. Kalaupun terjadi seks diantara kami, aku melakukannya satu-satu dan mereka mengerti keadaanku tanpa banyak menuntut. Tapi entah mengapa kali ini aku menginginkan mereka bersamaan dan tanpa ragu aku menganggukkan kepalaku membuat mereka mendesah lega.

"Kami mencintaimu Baby...dan bila nanti kau merasa tak nyaman, kita bisa berhenti oke?"

Frans mengelus lembut pipiku dan kembali melumat bibirku sementara Alex tahu tahu sedah berjongkok di depanku dan membuka lebar pahaku. Aku melenguh saat jarinya menelusup ke balik celana dalamku dan menggesek klitorisku dengan gerakan memutar.

Lumatan Frans berpindah ke leherku dan meninggalkan jejak di sana. Sebelah tanganku meremas rambut Alex yang sudah menjajah kewanitaanku sedangkan sebelah lagi meremas rambut Frans yang menjajah payudaraku. Tubuhku terasa terbakar saat orgasme pertamaku menimbulkan squirting membuat kedua lelaki tercintaku tertawa puas.

Aku terengah mengatur nafasku saat kulihat mereka menelanjangi diri dengan tak sabar. Bukannya surut, gairahku malah bangkit melihat kejantanan mereka mengacung tegak. Kedua tanganku terulur dan dengan lembut aku memberikan sentuhanku pada mereka membuat mereka melenguh puas. Suara erangan mereka membuat aku bergairah dan tanpa canggung kuberikan pelayanan mulut terbaikku secara bergantian. Ku tarik Frans untuk duduk di sofa dan setengah merangkak aku menjilati kejantanannya sambil menatap ekspresi puas dari wajahnya.

"Yeah...Baby...it's so good!"

Aku mendesah saat kurasakan Alex meludai anusku dan mulai mencoba memasukkan kejantanannya di sana.

"Sshhh Al...pelan pelan"

Aku mengejang saat dia berhasil masuk sambil mengecupi punggungku. Frans menyambar bibirku yang terengah dan melumatnya dengan penuh gairah. Aku mengerang lirih saat kurasakan Alex mulai bergerak lembut di dalam anusku. Ku tatap Frans dengan mesra saat kubelai kejantanannya dan kembali kunikmati dengan mulutku.

Suara kepuasan mereka membuat kecanggungan yang kurasakan hilang. Aku menegakkan tubuhku membuat Alex menarik kejantanannya. Dengan perlahan aku duduk diatas kejantanan Frans dan kulihat matanya terpejam saat kewanitaanku menelan seluruh kejantanannya. Sesak yang kurasakan bertambah saat Alex kembali memasuki anusku.

Alex menahan pinggulku dan mendiamkan gerakannya menungguku menyesuaikan diri sementara Frans menelan rintihanku dengan lumatan bibirnya yang ganas. Perlahan kurasakan Alex dan Frans bergerak membuat aku mengejang antara nyeri dan nikmat. Alex meraih kepalaku dan melumatnya dengan penuh gairah sementara Frans mengulum putingku membuat aku merasakan terjangan gairah yang begitu dahsyat.

Kugerakkan tubuhku seiring dengan hunjaman mereka yang juga mulai liar.

"Al...!!"

Alex menghentak kuat membuat aku meringis nyeri. Alex menciumi punggungku tanpa mengurangi kekuatan dan kecepatannya. Frans menatapku lembut dan meremas pantatku. Aku menjerit saat mereka makin liar menumbuk kewanitaan dan anusku. Meski sakit, aku menikmatinya dan orgasmeku mulai terusik.

"Frans!!"

Aku kolojotan saat akhirnya orgasme menghantamku. Mereka mengerang puas dan diam sejenak merasakan denyutan kuat di kewanitaan dan anusku. Alex menarik kejantanannya dan mengangkatku sehingga kejantanan Frans terlepas dari kewanitaanku. Alex membalikan badanku dan mengangkatku dalam gendongannya. Kulingkarkan kakiku saat kurasakan kejantanannya mulai memasuki kewanitaanku.

Frans bangkit dan mulai menyelipkan kejantanannya ke anusku. Kusandarkan kepalaku ke bahu Frans saat mereka kembali bergerak. Alex menatapku dengan binar kepuasan saat aku kembali menjeritkan nama mereka.

"Oh...Sweety...kau benar benar nikmat"
"Yeah Baby...kau membuatku gila"

Aku memeluk Alex saat kurasakan gerakan mereka makin liar dan ganas. Beberapa menit kemudian, kurasakan semburan panas di kedua inti tubuhku mengatarkan aku pada orgasme ke tigaku. Alex dan Frans menciumi semua bagian tubuhku yang mampu mereka jangkau sambil mengeram puas. Frans lebih dulu melepaskan diri dan membiarkan Alex membawaku duduk di pangkuannya dengan kejantanan masih menyatu dengan tubuhku.

Kusandarkan kepalaku ke bahunya saat Alex memelukku. Aku tak mampu bergerak dan membiarkan Alex mengangkatku untuk duduk di antara mereka. Frans membelai pahaku yang masih terasa kebas dan Alex menciumi pelipisku dengan sayang.

"Kau baik baik saja sayang?"
"Hmmn"

Mereka tertawa melihatku memejamkan mata sambil mengatur nafas. Aku memukul asal mereka membuat mereka mencium gemas pipiku.

"Satu lawan satu saja aku sudah kewalahan...apalagi ini"

Kurasakan sapuan hangat di kedua pelipisku dan genggaman lembut di kedua tanganku.

"Maafkan kami Baby...tapi kami selalu sulit mengendalikan diri bila bersamamu"

Kubuka mataku dan kutatap Frans dan Alex bergantian dengan lembut. Kusandarkan kepalaku ke sandaran sofa sambil menatap langit langit apartemen.

"Aku mulai mencintai kalian dengan porsi yang sama"
"Terima kasih Sweety..."

Alex mencium sudut bibirku dan membiarkan Frans membawaku dalam gendongannya menuju kamat mandi di kamar kami. Aku membiarkan Frans membersihkan tubuhku dari sisa sisa percintaan kami. Dia memperlakukan aku dengan lembut dan memanjakanku. Saat dia membaringkan aku di ranjang dan hendak beranjak membersihkan diri kugenggam tangannya membuat dia menatapku.

"Kau tak marah bila mereka menganggapmu kekasih gelapku?"
"Kenapa aku harus marah Baby?"
"Aku mencintaimu dan Alex...tak ada nomer satu ataupun nomer dua di hatiku..."
"Lalu?"
"Frans..."

Frans mencium keningku dengan lembut. Dia tersenyum dan membawa tanganku ke bibirnya.

"Dari awal aku sudah bilang Baby...aku tak perduli bila kau tak mengakuiku di depan publik karena aku tak mau ada Karin-Karin lain yang menghinamu seperti tadi..."

Aku tersentuh dengan kata katanya. Kulihat Alex bersender di ambang pintu sambil menatap kami. Kuulurkan sebelah tanganku kearahnya membuat dia mendekat lalu naik ke sisi ranjang satunya lagi. Dia membelai rambutku sambil tersenyum lembut.

"Kami akan melindungimu dari hujatan mereka yang menganggap hubungan kita tabu Sweety.... Kami mencintaimu dan akan memberikan yang terbaik untukmu"
"Ya Baby...percaya saja pada kami..."

Aku mengangguk dan memilih meringkuk nyaman dalam pelukan mereka. Kupejamkan mataku menikmati sentuhan sentuhan lembut mereka yang mengantarku ke dalam mimpi indahku.

Aku tunggu vote dan komen kalian readers tersayangku...
Lop yu pul...
See you....

Continue Reading

You'll Also Like

1M 44.2K 37
Mereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa ya...
1.1M 106K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
17M 754K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
2.5M 38K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...