A Reason

Autorstwa wwsrqueen

115K 7.6K 777

Aku bodoh untuk tetap mencintaimu, tapi aku tidak idiot untuk merebut kebahagiaan orang lain demi diriku send... Więcej

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33

chapter 14

2.4K 169 28
Autorstwa wwsrqueen

🌼
🌼

Weekend adalah hari dimana Gun selalu bagun siang. Tetapi berbeda dengan weekend kali ini karena Gun sudah bangun sebelum matahari muncul. Jika tidak ada rencana keluar dengan Off, dia tidak akan mungkin bangun pagi-pagi sekali.

Off sudah sedari tadi menunggu Gun untuk pergi berjalan-jalan bersama.

"Phi. Kita mau kemana?" tanya Gun saat mereka sudah didalam mobil.

"Belum tahu, terserah Gun saja." jaqab Ofg yang masih fokus menyetir

"Euh kita ketaman saja ya."

"Baiklah. Oh ya, Phi mu marah atau tidak kalau kita pergi?"

"Tidak apa-apa. Tadi Phi New masih tidur. Mungkin nanti aku chat saja dia."

Off hanya mengangguk.

.

Di taman cukup ramai karena banyak remaja-remaja dan juga keluarga yang menghabiskan weekend mereka bersama-sama di taman ini.

Setelah sampai di taman, Off memarkirkan mobilnya di salah satu toko dekat taman dan mereka berjalan kaki menuju taman.

"Phi off ayo kita naik sepeda." ajak Gun sangat antusias sambil menggenggap tangan Off tetapi langsung di lepaskan oleh Off.

"Ouh tanganku berkeringat." alasan Off saat melepas genggaman Gun.

Meskipun Off berkata seperti itu, tetapi Gun tetap merasa sedih. Karena saat dia menggenggap tangan Off tadi, dia tidak merasa ada keringatnya. Tetapi Gun tidak mau ambil pusing tentang itu, mungkin Off memang tidak terbiasa.

"Phi off ayo kita menyewa sepeda yang itu." ajak Gun sambil menunjuk tempat penyewaan sepeda.

Off tidak menjawab dan hanya mengikuti Gun dari belakang.

Setelah mendapatkan sepeda yang mereka inginkan. Sebenarnya bukan keinginan mereka juga tetapi keinginan Gun karena Off hanya mengikuti keinginan Gun.
Mereka berputar-putar keliling danau

"Phi, Gun ingin es krim"

"Oih anak ini merepotkan sekali." batin Off

"Baiklah, tapi dimana penjualnya?."

"Itu disana Phi. ayo kita beli." tunjuk Gun disalah satu grobak di dekat lapangan bermain anak-anak.

Gun dan Off segera mengantri untuk membeli es krim yang diinginkan Gun. Off yang menunggu antrian di belakang Gun dikejutkan dengan seseorang yang menarik-narik ujung kemejanya.

"Papiii." ucap anak yang menarik kemeja Off. Dan itu juga didengar oleh Gun.

"Oihh aku bukan papii mu, kau salah orang." ucap Off yang risih dengan tingkah anak kecil itu.

"Phi Off jangan begitu, kasihan dia." ucap Gun sambil berjongkok di depan anak kecil tadi.

"Hei, kenapa kamu bisa terpisah dari papii mu?" tanya Gun dengan lembut.

Anak kecil tadi hanya menunduk tanpa menjawab dan mungkin ketakutan.
Gun yang tidak menerima jawaban dari anak tersebut langsung mengajak Off untuk membantu mencari Orang tua anak tadi.
Dengan malas Off menuruti ajakan Gun, karena sesungguhnya Off tidak terlalu suka berurusan dengan orang lain.
Setelah beberapa saat mereka mencari akhirnya mereka menemukan orangtua anak tersebut.
Setelah itu Gun dan Off kembali bersepeda yang akhirnya Gun gagal mendapatkan es krim.

"Papiii." ucap Gun spontan.

"Oiih kenapa malah jadi kamu yang mengucapkan itu." protes Off

"itu terdengar lucu dan cocok padamu." ucap Gun dengan cengiran mengejeknya.

"Papiii, papii, papii." Gun terus mengucapkan itu seakan-akan itu adalah kata yang paling menyenangkan untuknya. Off hanya melirik Gun dengan maas dan masa bodo dengan tingkah Gun.
Gun sering menggoda Off dengan memepetkan sepedanya kerah Off yang membuat Off jatuh.

"BRUK.."

Gun yang jahil, alhasil malah dia sendiri yang jatuh. Off yang melihat langsung menyetandart kan sepedanya dan membantu Gun bangun.

"Tuh kan lututmu berdarah, makanya jangan jahil." ucap Off sambil meniup-niup lutut Gun.

"Maaf." balas Gun dengan mata berkaca-kaca tanda ingin menangis karena tahu sendiri kalau Gun itu anak yang manja dan tidak pernah kesakitan.

"Hei kenapa malah menangis. ini cuma luka ringan."

"Tapi sakit Phi."

"Oiiih, yasudah sini aku gendong. Kau manja sekali."

"Gun minta maaf sudah merepotkan Phi Off." ucap Gun dengan menunduk.

"Sudahlah tak apa, cepat naik ke punggungku."

Gun dengan perlahan naik ke punggung Off dan Off mencoba meminta tolong orang untuk nembantu mengembalikan sepedanya ke tempat penyewaan, untung saja masih ada yang mau menolong dia.

"kita langsung pulang saja ya" ucap Off.

"Iya Phi. Maaf ya Gun merepotkan Phi."

"Oih , sudah kubilang itu tidak masalah. Lagipula tadi kan kecelakaan. yang terpenting jangan menangis lagi."

Gun hanya menunduk di bahu Off

Beruntung mobil Off tidak jauh dari tempat Gun tadi jatuh jadi Off tidak teralalu mengorbankan punggungnya untuk Gun. Meskipun Gun kecil, bukan berarti Gun itu ringan.

Setelah masuk mobil. Off segera menyalakan mobilnya dan menuju kerumah Gun. Ditengah jalan, ponsel Off berbunyi dan Off tersenyum setelah menatap layar handphone nya.

"Gun, maaf ya nanti aku tidak bisa membopongmu sampai kedalam rumah, karena aku ada urusan yang mendadak."

"Iya tidak apa-apa Phi."

Setelah mengantar Gun hanya sampai depan gerbang, Off langsung melajukan mobilnya tanpa peduli dengan Gun yang berjalan dengan susah payah karena lututnya yang perih.

.

Off segera memarkirkan mobilnya disaalah satu Hotel yang juga termasuk rekan bisnis keluarganya.

Setelah sampai disana Off segera menuju kamar yang di kirimkan lewat ponselnya tadi.

"Honey." sapa Off dengan senyum lebar saat melihat wanit berambut sebahu sedang duduk di salah satu sisi ranjang dengan hanya memakai handuk menutupi dadanya, mungkin baru saja selesai mandi.

"Aku dengar kau sedang dekat dengan sesorang di kampus." tanya wanita tadi dengan ponsel di tangannya.

"Aku tidak dengan siapa-siapa honey." jawab Off dengan berjalan mendekati kekasihnya.

"Lalu ini apa? Apa kau sekarang berubah menjadi Gay karena jarang bertemu dengan ku?" ucap kekasih Off.

"Mook sayang, itu hanya mainanku. aku hanya ingin membalaskan dendam Tay kepada New melalui dia karena dia adalah adik New. Kau tau sendiri kan bagaimana cerita Tay dan New. New sangat menyayangi adiknya itu, makanya aku membalasnya melalui adiknya. Lagi pula mana mungkin aku menjadi Gay jika kekasihku ini semakin sexy setiap kita bertemu. Kau percaya padaku kan? Aku tidak mungkin berpaling darimu meskipun kita jarang bertemu." jawab Off sambil memeluk mook.   (aku gak rela loh nulis ini. nulis sendiri, nyesek sendiri 😌)

"Baiklah. Aku percaya padamu."

"So. Do you miss me honey?" ucap Off sangat lembut ditelinga mook.

Tanpa menunggu mook menjawab, Off sudah mencium bibir mook tanpa ampun. Mook membalas ciuman Off dengan tak kalah brutal.

"eeumhh". desahan kecil kekuar dari sela-sela ciuman mereka.

Mook benggantungkan tangannya di leher Off dan mereka berciuman cukup lama.
Semakin lama ciuman Off semakin kebawah menuju rahang dan kemudian leher mook. Mook mengangkat lehernya yang semakin membuat Off bebas menjajah leher mook.

Tangan Off tidak mau ketinggalan dan segera menuju gumpalan yang ada di dada mook.

"Aahh." desahan mook saat tangan Off semakin liar di gumpalan dadanya.

Off yang semakin bernafsu segera menarik handuk yang dipakai mook dan menampilkan tubuh telanjang mook yang akan menjadi mangsa Off sebentar lagi.
Tanpa aba-aba Off mendorong mook untuk berada di bawah kungkungannya. Off menatap mook dengan tatapan penuh nafsu dan

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

415K 568 4
21+
5M 431K 50
-jangan lupa follow sebelum membaca- Aster tidak menyangka bahwa pacar yang dulu hanya memanfaatkannya, kini berubah obsesif padanya. Jika resikonya...
1M 108K 53
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
123K 2.4K 8
slow up ‼️