chapter 15

2.5K 190 19
                                    

🌼
🌼

Malam ini tidak seperti biasanya saat New bekerja lembur sampai malam karena biasanya New selalu menyiapkan makanan untuk Gun tetapi kali ini entah kenapa tidak ada makanan yang tersedia untuk makan malam Gun.
Gun yang merasa lapar dan tidak ada bahan makanan yang tersedia di kulkas akhirnya memutuskan keluar untuk mencari bahan makanan di supermarket dekat rumahnya. Karena tidak jauh dari rumah, Gun memutuskan untuk berjalan kaki.

Sesampai nya disana Gun bingung memilih bahan apa saja yang dibutuhkan karena sejujurnya New lah yang selalu memasak untuknya. Akhirnya Gun membeli mie cup yang cukup mudah bagi Gun karena hanya diberi air panas.

Setelah membayar Gun memutuskan untuk pulang tetapi sampai di pintu tiba-tiba hujan turun sangat deras. Alhasil Gun menunggu dulu di depan supermarket karena mungkin saja hujan akan cepat reda.
Beberapa saat menunggu Gun merasa ada sesuatu diatas kepalanya, Gun pun menghadap atas dan terlihat ada tangan yang memegangi payung diatas kepalanya. Gun otomatis menoleh kesamping untuk melihat siapa yang melakukan itu kepadanya.

"Phi Off"  Ucap Gun sedikit terkejut karena Off tiba-tiba ada di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Phi Off"  Ucap Gun sedikit terkejut karena Off tiba-tiba ada di sebelahnya.

Off tidak menanggapi dan hanya melihat lurus kedepan seperti tidak terjadi apa-apa.

"Phi Off kenapa ada disini?"

"Aku sedang mengantar mae ke butik depan situ dan tidak sengaja melihatmu sendirian disini tanpa membawa payung. Jadi aku menghampirimu." ucap Off santai masih dengan menghadap lurus kedepan.

Sedangkan Gun hanya senyum-senyum malu karena perhatian Off pada Gun.

"Ayo ku antar. Hujannya mungkin akan lama." ucap Off dengan menarik bahu Gun mendekat agar payungnya cukup menutupi tubuh mereka berdua.

Gun samakin memerah karena perlakuan Off yang cukup membuat Gun salah tingkah. Entah kenapa ini baru pertama kali Gun merasa seperti ini dengan orang lain meskipun Gun sering diperhatikan banyak orang termasuk Namtan dan Ciize yang notabennya mereka adalah perempuan.

"Kita tunggu di dalam mobil dulu sambil menunggu mae ku kembali." ucap Off saat mereka sampai di mobil.

Gun hanya mengangguk sambil menggesek-gesekkan tangannya karena dingin.
Off yang melihat Gun kedinginan akhirnya berinisiatif untuk mematikan AC nya dan memberi kain yang ada di jog belakang mobil untuk menyelimuti Gun. Entah kenapa Off juga jadi perhatian seperti ini dengan Gun.

Off yang melihat mae nya sudah selesai dari butik memutuskan untuk keluar menjemput mae nya dengan payung karena mae nya juga tidak membawa payung.

"Loh nong Gun." ucap mae saat sampai di dalam mobil.

"Oiih bibi." ucap Gun kaget karena wanita itu adalah orang yang tempo hari hampir menabraknya dan ternyata itu adalah ibunya Off.

"Mae kenal dengan Gun?" tanya Off kebingungan.

"Belum terlalu kenal, tetapi Gun tidak sengaja pernah menemani mae berbelanja. Gun anak yang sangat lucu meskipun mae baru bertemu satu kali tetapi mae lihat dia anak yang sangat baik dan menggemaskan." ucap mae dengan tersenyum bangga.

Gun yang merasa di puji hanya menampilkn senyum manisnya sedangkan Off hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi dan segera melajukan mobilnya.

"Ternayata kalian satu Universitas ya, tahu begitu dari dulu sudah mae suruh Off untuk mengajakmu kerumah setiap hari." ucap mae sangat antusias.

"Mae mau apa menyuruh Gun kerumah setiap hari? Mau mae jadikan bahan percobaan di dapur mae yang berantakan itu kan?" ucap Off sedikit mengejek.

"Enak saja, siapa bilang dapur mae berantakan. Memang siapa yang setiap hari memasak untuk mu dan juga ayahmu kalau bukan mae. Mae mau mengajari Gun masak, siapa tahu Gun cocok jadi menantu mae."

CIIIIEET...

Off yang kaget dengan ucapan maenya idak sengaja mengerem mendadak yang membuat kepala Gun sedikit terbentur dasbor mobil.

"Off, kau ini kenapa sih, kasihan kepala Gun terbentur." omel mae

"Maaf mae. Gun kau tidak apa-apa?" tanya Off sambil menyentuh kening Gun yang sedikit memerah.

"Tidak apa-apa Phi. Hanya terbentur sedikit." ucap Gun yang masih menampilkan senyum manisnya untuk menutupi rasa sakitnya karena meskipun tidak terlalu keras itu cukup sakit bagi Gun.

"Phi, Gun sekalian turun disini saja, rumah Gun tinggal melewati satu rumah ini kok."

"Yakin kepalamu tidak apa-apa Gun?" tanya mae khawatir.

Gun hanya mengangguk lalu berpamitan kepada mae dan Off.

.

New yang cemas karena lupa menyiapkan makan malam untuk adik kesayangannya segera menyelesaikan pekerjaannya dan mengemudi dengan agak cepat.
New yang kurang fokus di jalan hampir saja menabrak seseorang.

CIIIIET...

New segera mengerem mobilnya sedangkan orang yang hampir ditabrak hanya diam tak bergerak karena kaget.
New segera turun dari mobil untuk meminta maaf kepada orang itu.

"Euh maaf khun. Aku sedang terburu-buru jadi tidak fokus." ucap New dengan tangan yang di satukan menghadap orang itu.

"New.." New kaget dan langsung mengangkat kepalanya kenapa orang ini tahu namanya.

"T-tay.." ucap New terbata-bata saat tahu siapa orang di depannya.

"Tay, kenapa ada disini?" tanya New kaget sekaligus takut dia tidak bis melepas Tay lagi.

"New.. Aku menunggumu datang padaku. Aku menahan diri untuk menemuimu. Beberapa tahun ini aku dikorea karena tidak sanggup melihatmu dan ingin melupakanmu. tapi sangat sulit bagiku melawan itu semua New, akhirnya aku kalah dan aku memutuskan kembali ke Thailand." Ucap Tay datar tapi tersimpan rasa sedih dan kecewa di dalam matanya.

"Itu semua sudah lama terjadi Tay. Dan aku juga sudah melupakanmu."

"Bohong. Aku tahu kau masih mencintaiku New. Aku sangat mengenalmu."

"Aku tidak berbohong. sudahlah Tay aku sedang terburu-buru." ucap New sambil berbalik menuju pintu mobil.

"New. Tolong jujur padaku. Ku tahu kau masih cinta padaku kan?" Tay memeluk New dari belakang.

"Jangan bertindak bodoh seperti ini Tay. Atau aku akan semakin membencimu." ucap New sambil berusaha melepaskan pelukan Tay.

Tay yang mendengar itu langsung melepaskan pelukannya karena tidak mau New semakin jauh lagi darinya.

"Iya aku memang bodoh New. Bodoh selalu mengharapkanmu yang egois tanpa memikirkan perasaanku."

New tidak menjawab dan berjalan memasuki mobilnya.

New memandangi Tay yang terlihat sangat kacau dan itu membuat New merasa hatinya sakit dan bersalah.

Tay hanya menunduk pasrah saat mobil New pergi melewatinya. Tetapi Tay tidak akan menyerah hanya karena ini. Tay tahu New juga masih nencintainya karena Tay melihat mata New yang masih seperti duku saat mereka saling memandang.

New hanya bisa menangis jika mengingat betapa jahatnya dia kepada Tay dan kepada dirinya sendiri. Sungguh New juga sangat tersiksa dengan pilihan yang dia buat sendiri. Tetapi mau bagaimana lagi, New tidak ingin Tay ikut dalam masalahnya meskipun sekarang New sudah bisa melewati masalah itu. Tetapi tetap saja New tidak mau egois dengan seenaknya kembali kepada Tay lagi meskipun mereka masih saling mencintai. New masih merasa bersalah dan merasa tidak pantas untuk bersama Tay lagi.

🌼
🌼

Koment ya kekurangan apa aja yang kalian keluhkan dari chapter ini semoga kedepannya bisa aku perbaiki lagi apa kekurangannya.
Happpy reading babii ❤

A ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang