[DS#2] Between Me, You and Wo...

By Fionna_yona

905K 54.7K 1.9K

Cerita ini seri kedua dari Dimitra series. menceritakan putra kedua keluarga Dimitra yang berprofesi sebagai... More

Wajib Baca
Prolog
Mr. Gio Armano Kenneth Dimitra
Little Girl
Bingung 😮
What I've Done?
Kemarahan Arman
Would You Forgive Me?
Start Falling
Asha
bukan update
Arman's Anger
Atasan Aneh!
Bisa-bisa Jatuh Cinta
Gadis Kesayangan
I'm Right Here
Pretty Boy
Yes, I Would
I'm The Only One
Mempertahankan!
Serigala Betina🐺🐺
He's Back
Dimitra's Future Daughter-In Law
Give You All Of Me
Like A Child
Malu 🙈
Arman's Promise
He Did It
Have A Nice Dream
Girl's Quarrel
Pencarian Dimulai
Lega
Kemungkinan Terburuk
Aku Janji ✌
Tolong Jaga Dia
Keras Kepala
Pengusiran
Meminta Penjelasan
Pamit
Heran
Saving Her
Penjelasan
Janji
Meminta Restu?
Sempurna
Calon Menantu Dimitra
Selamat Malam 😴
Apa Aku Pantas?
Like an Alpha 🐺
Pantas Saja!
Bad Party
Bad Party, or Not?
Fitting
The Happy Ending? or Not?
Sucker
Sweetness in Ibiza
🛫 Flight Home 🛬
Sehat-Sehat
Kemurkaan Arman
Tunggu Sebentar
Princess Ella
Ketenangan
A Day With Ella
Welcome To The World
Prahara
Maaf
Jangan Pergi!
Maafkan Aku
Awas Saja!
Baiklah
Remarried
Takut
Selamat Malam😴
Scary Couple
Alvian Sakit
Anak Serigala🐺
Kembar Berdebat
Janji Arman
Ketika Si Kembar Berkelahi
Cepat Bangun!
Cepat Sembuh
Pelajaran Kecil 😈
Good Daddy
Dimitra's Next Daughter In Law
Insecurity
Like Father Like Son
Like An Angel
The Wise Albern
Terima Kasih (End)
Special Part 1 #1

🎊The Day🎊

8.5K 566 14
By Fionna_yona

"Arman, kenapa wajahmu ditekuk begitu?" Alvaro bertanya pada putranya.

"Kesal!" Jawab Arman seadanya.

"Hm?" Mata Alvaro menangkap calon menantunya yang sedang berbuncang kecil dengan putra dari salah satu temannya.

"Cemburu, hm?"

"Pi..."

"Itu resiko yang harus kamu tanggung kalau memiliki calon secantik Natasha. Pasti banyak yang tertarik padanya,"

"Aku tahu dan itu menyebalkan!"

"Kenapa tidak menikahinya saja? Kalau dia menjadi istrimu, tidak akan ada yang mengganggunya karena status kalian. Lagipula, kalau kamu menikah, banyak orang yang akan tahu Natasha itu milikmu. Mereka tidak akan mengusiknya lagi. Daripada kamu melihatnya serinh bercengkrama dengan anak-anak temanku yang hampir semuanya masih jomblo dan seumur dengan Natasha,"

"Papi..."

"Aku hanya memberi saran. Beda umur kalian itu lumayan jauh kalau untuk anak jaman sekarang,"

"Hhh..."

Arman akui dia dan Natasha terpaut usia 5 tahun. Itu memang sudah dikatakan jauh oleh para remaja jaman sekarang. Natasha baru berusia 26 sedang dirinya? 31 tahun. Meski wajahnya nampak muda tapi, usia sebenarnya tetap tidak bisa ditutupi. Arman semakin gusar saat ayahnya mengatakan hal yang selalu membuatnya takut.

"Mereka sama kaya-nya dengan kita. Walau Natasha tidak matre namun, didekati pria yang seumur akan lebih menarik, bukan? Topik obrolan mereka sama dan berada di masa yang sama,"

"Astaga papi..." Arman setengah merengek saat dia semakin gusar.

"Menikahlah dengan Natasha,"

"Sedang disusun, papi. Enam bulan lagi,"

"Enam bulan? Apapun bisa terjadi dalam enam bulan. Siapa yang tahu kalau bulan depan dia melamar Natasha dan Natasha menerimanya karena rasa nyaman?"

Gosokkan dari ayahnya terus mengganggunya. Akhirnya, dia menghampiri Natasha dan mengajak anak itu untuk berada di dekatnya. Sambil memikirkan ucapan ayahnya, dia terus merangkul pinggang Natasha dengan kuat.

'Enam bulan dan banyak yang bisa terjadi. Benarkah?'

Tanpa pikir panjang, di acara pernikahan milik rekan bisnisnya itu Arman mengumumkan pernikahannya dengan Natasha adalah bulan depan. Untuk undangan akan menyusul setelah semua siap. Sekarang permasalahan baru Arman hadapi. Dimana dia harus mengadakan pesta pernikahannya? Pesta itu harus besar. Arman menghitung jumlah tamu dan dia mendapatkan perkiraan sekitar 3000 orang termasuk tamu dari luar negeri, menteri di dalam negeri, dan juga rekan bisnis-nya dan sang ayah di dalam negeri.

Dua hari berselang sejak pengumuman gila itu, Arman masih bingung mencari tempat untuk pernikahannya. Akhirnya, dia memutuskan untuk menemui ayahnya lagi.

"Pi," Arman memanggil ayahnya dari pintu kamar sang ayah.

Arman belum masuk. Dia hanya mengetuk dan membuka sedikit pintu kamar itu lalu, menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

"Ada apa?" Tanya Alvaro.

"Mau bertanya,"

Alvaro menyuruhnya masuk. Dia duduk di sebelah Alvaro yang sedang duduk di atas ranjang. Memang hari sudah larut dan Alvaro sudah hampir terlelap.

"Kenapa?"

"Belum menemukan tempat untuk pesta,"

"Berapa banyak tamu undanganmu?"

"Sekitar 3000,"

Alvaro menarik sudut bibirnya. Dia memang sudah menyangka putranya yang satu ini akan menelan dana besar untuk menikah. But, it's okey. Menantu seperti Natasha itu harus segera di-sah-kan. Berapapun biayanya, Alvaro akan dengan senang hati menggelontorkannya.

"3000. Itu artinya harus siap dengan segala konsekuensi,"

"Maksud papi?"

"Nak, tamu yang kamu undang itu, tidak semua senang dengan kesuksesanmu. Otomatis, bukan tidak mungkin kalau salah satu dari mereka akan mencelakaimu. Apa kamu tahu itu?"

Arman mengangguk. Dia paham maksud ayahnya. Dia sendiri pernah melihat bukti nyata dari ucapan ayahnya itu. Pernikahan teman kuliahnya dulu menjadi buktinya.

"Hhh...!" Arman menghela berat.

Alvaro terkekeh kecil. Dia membiarkan putranya berbaring di atas ranjangnya bahkan dia juga membiarkan saat anak keduanya itu meletakan bantal di atas pahanya dan anak itu membaringkan kepalanya di atas bantal yang ada di pangkuan-nya.

"Pusing, hm?" Tanya Alvaro sambil menutup buku tebal yang sedang dia baca.

Kini tangan Alvaro sudah berada di antara helaian rambut putranya.

"Bingung,"

"Kamu bisa minta bantuan kakakmu, kan?"

"Untuk pengamanan? Iya aku bisa,"

Arman merintih saat keningnya disentil kecil oleh ayahnya sendiri.

"Papi..." rengeknya.

"Kamu itu pikun atau apa?"

"Hah?"

"Kakakmu itu papi berikan daulat untuk menjalankan bisnis perhotelan milik keluarga kita,"

Arman langsung teringat dan terkekeh geli.

"Arman lupa. Besok Arman akan pinjam hotel milik kakak saja. Buat apa dia punya hotel bintang lima, dengan resto berbintang 3 michelin kalau dia tidak mau meminjamkan pada adiknya,"

"Kamu ini,"

"Arman bayar full saja lah. Mengingat hotel di Bali itu selalu ramai dikunjungi pengunjung. Kan sayang, kalau penghasilannya berkurang karena Arman pinjam grand ballroom-nya,"

"Bicarakan saja dengan kakakmu. Lihat bagaimana pendapatnya,"

.............

"Kenapa melamun?"

Pertanyaan itu menarik Arman dari memori singkatnya tentang rencana penikahannya. Dia berbalik dan berakhir dengan meneguk ludahnya perlahan. Istrinya cantik. Arman merasa dia tidak salah memilih designer ternama itu untuk merancang baju istrinya. Hanya berbekal fitting model dasar menggunakan gaun contoh dan konsultasi bahan serta material untuk membuat gaun itu, sekarang Arman bisa tersenyum puas.

Yah, walau gaun itu berbahan agak sedikit transparan. Namun, Arman masih bisa mentoleransi gaun istrinya malam ini. Kenapa Natasha sudah berganti status walau resepsi baru akan dimulai? Karena mereka sudah di-sah-kan sejak dua hari lalu di salah satu gereja di Jakarta, juga sudah diresmikan di catatan sipil Jakarta sehari setelahnya. Jadi, Natasha sudah resmi menjadi istrinya secara hukum dan agama sejak kemarin.

Kendati demikian, Natasha dan Arman tetap tidur di kamar berbeda kemarin malam saat mereka sampai di Bali. Nenek dari pihak ayah dan ibu Arman kekeh mau Natasha dan Arman dipisah kamarkan dulu. Arman sendiri hanya bisa mencebik kesal namun, menerima hal itu.

Arman melihat Natasha menatapnya dengan tatapan was-was dan itu menarik rasa penasarannya.

"Kenapa?" Tanya-nya.

"Kamu yang kenapa. Kenapa tiba-tiba memperhatikan gaunku seperti itu? Jangan bilang kamu tidak suka gaunnya!"

"Sejujurnya tidak terlalu suka. Kain berbahan tile ini membuat aku harus mengamalkan kulitmu terlihat oleh para tamu. Beruntung rambutmu ini panjang,"

Arman melirik lagi gaun istrinya. Okey, sekarang Arman mulai menyesali kenapa dia menyetujui rancangan itu? Lihat bagaimana gaun itu memperlihatkan belahan dada Natasha. Arman geram sendiri jadinya.

Baju yang menelan dana besar itu membuat Arman hanya bisa bersabar dan tersenyum kecil pada istrinya.

"Masih bisa aku torelir sedikit,"

Natasha menghela lega. Dia tidak tahu harus memakai apa jika Arman tiba-tiba tidak suka dengan baju ini. Memang Natasha akui modelnya sederhana. Namun ekor dari baju ini sangat panjang dan punggungnya pun hanya terlapisi kain tile saja.


"Sayang," panggil Natasha.

"Hm?"

"Gaunnya nanti kita jual lagi saja,"

"Kenapa begitu?"

"Uangnya nanti untukku,"

Arman terkekeh.

"Jangan bilang kamu berencana mencungkil semua batu crystal di bajumu itu dan menjualnya?"

Natasha mengangguk. "Ini crystal swarovski, Arman. Lumayan kan kalau dijual,"

Arman hanya bisa menggelengkan kepalanya dan terkekeh geli. Arman memilih merapikan jasnya daripada meladeni rengekkan istrinya tentang menjual gaun mereka. Arman meletakan kedua tangannya di pinggang sang istri dan membalik badan ramping itu untuk menatap ke arah kaca.

"Kamu sangat cantik hari ini,"

"Tidak menangis lagi?"

"Sudah cukup dua hari lalu aku menangis di gereja,"

Natasha terkekeh. Arman memang menangis di gereja saat pemberkatan pernikahan mereka. Saat itu dia terkejut melihat Natasha dalam balutan gaun yang tak kalah wah dibanding hari ini. Baju berbahan satin berlapis kain yang bertabur bubuk-bubuk sparkle dan beberapa tempelan batu crystal itu pun, sukses membuat uang tabungan pribadi Arman tergelontorkan dengan sangat banyak.

Arman memeluk erat badan istrinya.

"Tidak sabar untuk segera memanggilmu istriku,"

Natasha merona saat Arman menyampaikan keinginannya. Arman semakin terpesona dengan itu. Dia langsung mengecup pipi Natasha dengan sayang.

"Dua hari lalu kamu seperti malaikat. Aku sampai menangis karena terpesona melihat dirimu,"

"Kalau sekarang?"

"Sekarang? Sekarang kamu lebih manusiawi. Kamu seperti seorang ratu. Sangat sempurna dan cantik. Aku jadi bertanya-tanya. Apa istriku ini adalah jelmaan dsri dewi Aphrodite? Kenapa kamu sangat cantik?"

"Gombal!"

"Hanya padamu, sayang. Hanya padamu saja aku bisa seperti ini,"

"Bohong!"

"Okey, tambahan mami, Alesha dan Mara. Karena aku melihat bagaimana Mara sewaktu bayi,"

Natasha mengangguk paham. Natasha menyandarkan diri di badan tegap Arman mereka menikmati kebersamaan itu sampai pada saat mereka dipanggil untuk segera memasuki ballroom. Arman melepaskan pelukannya. Dia membiarkan Natasha dirapikan lagi riasannya oleh penata rias dan juga orang dari pihak wedding organizer. Arman hanya berdiri di depan kamar menunggu Natasha.

"Ayo sayang!" Ujar Arman pada Natasha sambil mengulurkan tangan kanannya saat Natasha keluar dari kamar.

Natasha menggenggam erat tangan suaminya itu. Mereka melangkah bersama dan turun melalui lift. Sepanjang perjalanan itu mereka isi dengan senyum dan beberapa kalimat gombalan dari Arman. Tangan Arman terus menggenggam erat tangan istrinya. Sangat erat. Bahkan sesekali Arman menciumi cincin di jari manis istrinya.

Cincin yang berpasangan dengan cincin di jari manisnya. Cicin emas putih dengan berlian 25 karat. Arman memesannya secara khusus. Sama seperti baju yang dipakai Natasha yang juga dia pesan dari designer terbaik. Bagi Arman, menikahi Natasha adalah kebahagiaan terbesar di hidupnya. Karena itu, meski dia harus menguras tabungannya di dua bank berbeda hingga habis, Arman rela.

"Jangan pernah meninggalkan aku Asha! Aku sangat menyayangimu. Kalau kamu pergi entah akan jadi apa aku saat itu,"

"Aku bisa pergi kemana memangnya?"

Arman menatap dengan kening berkerut.

"Suamiku yang arogan ini sangat posesif dan over protective. Aku tidak yakin akan bisa pergi keluar dari rumah tanpa pengawalan dari bodyguards milikmu,"

Continue Reading

You'll Also Like

18M 1.3M 69
⚠️FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️ [Bijak dalam berkomentar dan hargai karya penulisnya, follow sebelum di baca] _________________________________________ Ai...
11.8M 734K 55
Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sejak kecil, Asya harus mendapat pelukan se...
3.2M 153K 61
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
2M 70.4K 44
Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus galak itu adalah musuh bebuy...