Highway To Heaven《Jaeyong》✔

By acel_kins-

809K 124K 23.3K

[Romance] [ABO] [Cerita sudah di bukukan jadi ada beberapa part yang di hapus!] Walaupun lahir sebagai omega... More

Cast + Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 30
Part 31
Pengumuman

Part 29

18.9K 3.4K 907
By acel_kins-

TAEYONG membuka kedua kelopak mata dan meringis pelan ketika merasakan pening pada kepala. Aroma lembab yang masuk ke dalam hidung berhasil membuat Taeyong mendengus. Iris cokelatnya menatap ke sekeliling; memperhatikan ruangan tempat dimana ia berada.

"What the fuck?" umpatan itu keluar dari mulutnya saat menyadari bahwa ia berada di ruangan kecil; pengap. Tanpa jendela dan hanya ada ventilasi udara kecil di ujung ruangan.

Lampu berwarna jingga yang tidak terlalu terang terpasang di langit-langit ruangan. Taeyong menggeram pelan ketika mencoba menggerakan tubuh. Ia tidak bisa bergerak karena ada tali yang melilit di sekitar tubuh; tangannya menjuntai lurus ke bawah. Begitu juga dengan kaki, ada tali di sana. Ini menyebalkan!

Taeyong mengernyitkan dahi; mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Ia berjalan di trotoar dan bertemu dengan lelaki yang sangat mirip dengannya. Kemudian mereka berjalan memasuki gang kecil. Namun belum sempat mereka berbicara, hidungnya menghirup aroma menyengat yang membuat kepalanya terasa berputar, lalu semuanya menghitam.

Ya. Lelaki itu, yang memiliki wajah sama persis sepertinya, yang Taeyong temui di pinggir jalan. Ia pasti melakukan semua ini. Tapi sungguh, Taeyong tidak mengerti apa maksudnya! Taeyong juga tidak kenapa mereka memiliki wajah yang sangat mirip. Tidak ada clue sama sekali, itu tidak masuk akal.

"Sial! Aku harus keluar dari sini." gumam Taeyong pelan. Ia mencoba menggerakan kedua kaki serta tangan; melepaskan diri dari ikatan yang begitu kuat.

Taeyong berteriak penuh kekesalan ketika ia tidak berhasil melepaskan tali yang membelenggu tubuh. Ia menyenderkan punggung pada kursi kayu yang ia duduki; menatap lurus ke arah pintu yang terbuka secara perlahan, menimbulkan suara derit yang menganggu. Taeyong menghirup nafas panjang, berusaha untuk tenang. Siapapun yang keluar dari sana, ia tidak boleh menunjukkan kelemahannya.

Seorang lelaki tinggi muncul dari balik pintu secara perlahan. Ia menatap lurus ke arah Taeyong yang kini terlihat sedikit terkejut. Namun belum sempat Taeyong berteriak; lelaki tinggi itu sudah membekap mulutnya. Mengisyaratkan Taeyong untuk tidak mengeluarkan suara.

"Kau! Sialan!"

"Bisakah kau tidak bersuara? Aku berusaha untuk mengeluarkanmu!"

Taeyong menggelengkan kepala; melepaskan tangan lelaki tinggi itu dari mulutnya dan melemparkan tatapan nyalang. "Omong kosong! Sejak awal kau memang mencurigakan Kim Mingyu!"

"Hei!" Mingyu berseru; tak terima dengan pernyataan itu. Ia mengeluarkan pisau lipat dari kantung celana, mengarahkan benda itu ke arah Taeyong.

"YA! KAUㅡmmp!"

"Kau sungguh berisik, aku akan melepaskan tali itu terlebih dahulu. Bisakah kau diam? Kita tidak akan bisa keluar dari sini jika ketahuan!"

Taeyong menggembungkan pipi; berusaha untuk tidak memberontak dan mengumpat ketika Mingyu memotong tali yang mengikat kedua tangan serta kaki. Taeyong menatap lurus pada pintu yang terbuka, ia hanya melihat gelap, dan sepertinya ada lorong panjang di depan.

Setelah ikatan di tubuh terlepas. Taeyong mencoba berdiri dan meregangkan otot; ia menginjak kaki Mingyu dengan kuat. Berhasil membuat si pemuda Kim mengaduh kesakitan. Mingyu menatap nyalang ke arah Taeyong dan menggertakan gigi.

"Aku mencoba untuk membantumu!"

"Kenapa kau bisa tahu aku ada di sini?!"

Mingyu menghirup nafas dalam. "Ceritanya panjang. Kita harus keluar terlebih dahulu sebelum ketahuan. Jaehyun pasti sedang mencarimu."

Taeyong terdiam beberapa detik sebelum mengangguk. Jaehyun pasti mencarinya. Namun bagaimana jika lelaki yang mirip dengannya mendatangi Jaehyun dan berpura-pura menjadi dirinya?! Taeyong tidak bisa berpikir jernih. Ia benar-benar tidak mengerti kenapa lelaki yang mendatanginya itu memiliki wajah sepertinya. Sangat mirip.

Mingyu menaruh jari telunjuk di depan bibir sebelum melangkahkan kaki keluar dari ruangan. Taeyong mengikutinya dari arah belakang. Tidak ada penerangan di sana; hanya lorong gelap yang begitu sunyi. Taeyong menjulurkan tangan ke depan; menyentuh ujung pakaian Mingyu. Ia takut tertinggal dan tersesat. Lorong ini benar-benar gelap. Taeyong tidak bisa melihat apapun. Aroma lembab memenuhi seluruh tempat; membuat perut Taeyong teraduk karena baunya sangat buruk.

Langkah kaki Mingyu terhenti; lelaki itu menolehkan kepala ke atas. "Kita akan menaiki tangga, perhatikan langkahmu." bisiknya.

Tidak ada jawaban dari Taeyong, ia hanya mengangguk, walaupun itu tidak terlihat. Tangannya masih memegangi ujung baju Mingyu dengan erat. Satu persatu kakinya berpijak pada tangga. Taeyong tidak tahu dimana ia berada. Ia juga tidak bisa mempercayai Mingyu sepenuhnya. Jika nanti lelaki bermarga Kim itu berniat untuk menjebaknya, Taeyong akan langsung melayangkan tinju pada Mingyu lalu melarikan diri sejauh mungkin.

Mingyu membuka pintu kecil yang terletak di atas kepala; membawa Taeyong keluar dari ruangan bawah tanah. Mereka berdua menatap ke sekeliling; rahang Taeyong terjatuh saat menyadari bahwa ia berada di dalam hutan. Bulan besar yang mengantung di langit menjadi satu-satunya sumber cahaya.

"Tempat apa ini?!" tanya Taeyong panik.

"Jangan berteriak seperti itu. Kau bisa mengundang para beast datang kemari dan kita akan mati." gumam Mingyu pelan, ia menarik tangan Taeyong dan membawa lelaki cantik itu pergi dari sana. Menelusuri hutan gelap.

Karena Taeyong tidak mengetahui apapun tentang hal itu, ia mendekatkan diri pada Mingyu. "Apa itu beast?" bisiknya.

"Seorang Alpha Superior yang tidak bisa mengendalikan diri dan tidak memakan hati Omeganya. Mereka berubah menjadi beast; mengasingkan diri di hutan. Memangsa binatang hidup seperti rusa atau apapun. Kita juga bisa menjadi mangsa jika kau tidak bisa menjaga nada suaramu." Mingyu menjelaskan dengan suara yang begitu pelan.

Sebagai Alpha. Mingyu memiliki kelebihan, indra pendengaran serta penglihatannya jauh lebih tajam. Jadi ia bisa menuntun Taeyong di dalam kegelapan hutan. Jika ada bahaya mendekat, maka Mingyu akan membawa Taeyong berlari. Walaupun ia tidak tahu apakah lari mereka bisa menandingi para beast atau tidak.

Taeyong mengigit pipi bagian dalam. Apa Jaehyun juga akan berubah menjadi beast jika tidak bisa mengendalikan diri? Tapi, bukankah Jaehyun sudah bisa mengendalikan instingnya? Lelaki tampan itu tidak melukai atau memperlakukan Taeyong dengan kasar saat terakhir kali mereka melakukan penyatuan.

"Lalu, kenapa kau bisa tahu aku ada di dalam sana?" ini yang menjadi pertanyaan utama di kepala Taeyong. Itu sangat aneh bukan? Jaehyun saja tidak bisa menemukannya, namun kenapa Mingyu bisa?

Mingyu melirik Taeyong sekilas. "Aku adalah anggota organisasi yang mengurus sesuatu tentang Alpha, Omega dan Beta. Tadi siang aku melihatmu ketika aku ingin berkunjung ke apartemen Jaehyun. Tapi ada yang aneh, kau ada dua. Aku tidak mengerti."

"Aku juga tidak mengerti untuk bagian itu!" seru Taeyong frustrasi; namun sedetik kemudian ia meminta maaf saat menyadari bahwa ia baru saja berteriak.

"Aku hanya mengikuti kalian. Aku tahu kau Taeyong yang asli karena aromamu bercampur dengan aroma Jaehyun. Aku lumayan terkejut saat mengetahui Taeyong yang lain membawamu ke tempat seperti ini. Melihat dari wajah, aku yakin kalian berdua adalah saudara kembar karena kalian benar-benar mirip." Mingyu juga merasa begitu penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, ia tidak bisa memikirkan apapun karena Mingyu tidak mengetahui sesuatu tentang ini.

Sungguh, awalnya Mingyu hanya ingin mengunjungi Jaehyun untuk menanyakan apakah lelaki itu sudah bisa mengendalikan diri atau belum. Namun ia malah melihat Taeyong mengikuti Taeyong. Itu sangat membingukan; mereka ada dua dan sangat mirip. Tidak bisa di bedakan. Karena merasa penasaran, Mingyu membuntuti keduanya secara diam-diam. Ia sempat terkejut saat Taeyong palsu menyemprotkan sebuah cairan pada Taeyong asli hingga kehilangan kesadaran.

Mingyu ingin segera membantu. Namun ia mengurungkan niat karena saat itu Taeyong palsu tidak sendirian; lelaki mungil itu memiliki seseorang yang Mingyu yakini sebagai beast karena tubuhnya sudah berubah, walaupun hanya sebagian. Mingyu tidak pernah menemukan hal itu. Beast yang berubah hanya sebagaian. Setengah beast dan setengah manusia?

"Lalu kenapa kau tidak menyelamatkanku lebih awal?" tanya Taeyong lagi.

Mingyu menggeleng. "Aku tidak bisa. Ada yang menjaga ruangan dimana kau berada. Setelah dia pergi, aku baru bisa masuk." gumamnya pelan.

Pupil mata Mingyu melebar ketika telinganya mendengar suara langkah kaki. Ia menarik tangan Taeyong dan membawa lelaki cantik itu untuk lari di dalam hutan yang di penuhi pepohonan serta akar.

"Ada apa?!"

"Lari! Ada yang mengejar!"


Tubuh Taeyong menegang, ia segera menggerakan kaki dengan cepat; mengikuti langkah kaki Mingyu. Taeyong berusaha untuk tidak tertinggal karena langkah kaki Mingyu sangat cepat dan lebar. Tapi seperti biasanya, Taeyong bukan Omega lemah yang akan merepotkan.

Mereka bedua berhenti berlari ketika sosok besar melompat dan mendarat tepat di hadapan mereka. Kedua bola mata Taeyong melebar ketika cahaya bulan menyinari sosok yang sangat menyeramkan itu. Setengah tubuhnya berubah menjadi sangat besar dan di penuhi oleh warna hitam, sementara setengah tubuhnya yang lain persis seperti manusia biasa.

Kedua kaki Taeyong bergetar hebat; ia jatuh di atas dedaunan kering. Sedangkan Mingyu sudah memasang posisi siaga; siap untuk menyerang walaupun ia tidak tahu Bisa menang atau tidak.

"Kau tidak bisa membawanya begitu saja, dia milikku." suara sosok menyeramkan itu terdengar serak dan dalam; salah satu iris merahnya yang menyala menatap nyalang ke arah Mingyu.

"Dia milik sepupuku!" seru Mingyu dengan suara lantang.

Taeyong menggeleng; air mata memenuhi pelupuk. Ia tidak bisa mengalihkan pandangan dari sosok mengerikan yang ada di hadapannya.

Sosok itu tertawa. "Dia puteraku, bukan begitu, Lee Taeyong?"

Kedua bola mata Mingyu melebar, ia menoleh dan menatap ke arah Taeyong yang kini bergetar ketakutan. Lelaki cantik itu terdiam; ingatan buruk mulai masuk ke dalam kepala.

"A-appa.." bisiknya

***

Jaehyun berusaha menghindari lelaki mungil yang ada di hadapannya karena lelaki itu terus menerus mencoba menusukkan belati berwarna hitam ke dalam tubuhnya. Jaehyun mengetahui belati tersebut; yang sering di kenali sebagai belati kematian untuk para Alpha superior. Karena Yunho pernah menunjukannya gambar belati itu.

"Ayolah~ jika kau mau menerima belati ini, maka aku akan memberitahu keberadaan Omega kecilmu yang tidak berguna itu." ujar Taeyong dengan tatapan remeh, ia berjalan mendekati Jaehyun dan tersenyum lebar.

"Aku masih mencoba untuk menahan diri untuk tidak membunuhmu." gumam Jaehyun dengan nada datarnya. Lelaki yang ada di hadapannya ini terlihat begitu mirip seperti Omeganya.

Ada sesuatu yang tidak Jaehyun ketahui. Ia tidak bisa membunuh sosok di hadapannya karena ia ingin mencari tahu sesuatu. Jaehyun tidak menyangka bahwa Taeyong memiliki kembaran.

Taeyong terkekeh pelan lalu memutarkan belati di tangannya. "Kau tidak bisa membunuhku kan? Karena aku mirip dengan Omegamu, atau apa?" ejeknya.

Kedua tangan Jaehyun terkepal, ia melesat dan melayangkan tinju ke arah Taeyong palsu. Namun lelaki mungil itu dengan cepat menghindar; tertawa keras ketika kepalan tangan Jaehyun tidak mengenai tubuhnya.

"Aku di rawat oleh beast, jadi aku bisa bergerak dengan sangat cepat. Ah Jaehyun, apa kau tahu sesuatu hm? Aku akan menceritakannya padamu jika kau penasaran." Taeyong berjongkok di atas sofa dan memasang seringai lebar.

Jaehyun terdiam, memilih untuk tidak menjawab. Ia sedang berpikir dimana keberadaan Omeganya. Setelah ini selesai, Jaehyun akan segera mencari Taeyong. Karena saat ini, ia tidak bisa menghirup aroma tubuh pasangan hidupnya itu.

"Aku dan Omegamu itu memang mirip, terlahir di rahim yang sama. Bukankah Ibumu dan Ibuku juga kembar Jaehyun? Jaejoong serta Chaejung memiliki gen untuk melahirkan anak kembar, tapi sepertinya tidak berlaku untukmu. Satu hal yang perlu kau ketahui, Ibuku dan Ibumu menyandang gelar sebagai Queen Omega.

"Asal kau tahu. Hanya ada satu Queen Omega yang bisa bertahan, karena itu memang peraturannya. Tidak boleh ada dua Queen Omega di dunia ini. Jadi, kau dan Taeyong harus mati karena aku akan menjadi Queen Omega. Sama seperti Ibumu yang menjebak Ibuku beberapa tahun lalu, hingga kehidupan Ibuku begitu menyedihkan. Ah~ bagaimana jika Omegamu tahu tentang hal ini ya?" Taeyong tertawa keras seraya memegangi perutnya.

Jaehyun mengerutkan dahi; sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh lelaki mungil di hadapannya. Memang, ada apa dengan Ibunya dan Ibu Taeyong? Ia tidak mengetahui apapun.

"Chaejung membuangku karena ia tahu hanya satu Queen Omega yang bisa bertahan. Tapi untungnya, Ayahku mengambilku tanpa sepengetahuan Chaejung. Ia merawatku sendirian, diam-diam. Walaupun harus kuakui ia merawatku dengan kekerasan dan aku merasa sangat sedih. Seharusnya aku bisa merasakan kebahagiaan seperti Omegamu, kan?" Taeyong mengerucutkan bibir dan melompat turun dari atas sofa, "Omegamu akan mati, dan kau juga begitu. Akhir yang bahagia untuk kalian."

"Tidak akan ada yang mati."

Taeyong mengangkat kedua bahu dan melesat dengan sangat cepat ke arah Jaehyun; menusukkan belati berwarna hitam itu tepat di dada kiri si lelaki tampan sampai Jaehyun terbatuk pelan ketika menyadari belati itu bisa menembus lapisan epidermis kulitnya dan mengenai organ dalam tubuhnya.

"Nah, setelah ini Ayah akan mengurus saudaraku. Jadi kau harus mati dengan tenang, okay?" Taeyong menepuk pelan pipi Jaehyun yang kini sudah jatuh berlutut dengan darah yang mengalir dari luka tusukkan di dada kiri.

Jaehyun menghirup nafas dalam sebelum mencabut belati yang ada di dada kiri; ia membuka kaus yang di kenakan. Memperlihatkan luka yang mengerikan pada Taeyong. Baru saja si lelaki mungil akan tertawa; namun luka itu sudah tertutup dengan cepat. Tidak meninggalkan bekas.

"B-bagaimana bisa?!"

Jaehyun memasang seringai lebar. "Kau salah menusuk. Aku lahir dengan kelainan, jantungku terletak di dada kanan. Nah sekarang, aku benar-benar akan menghabisimu."


Tbc

Penjelasan next part yhaw.

Jantung di dada kanan itu beneran ada lho. Waktu itu sy nonton assasin yang pemainnya Rain; dan di film itu. Jantung dia ada di dada kanan, bukan kiri. Kelainan gitu deh

Kesal karena banyak yang nebak, akhirnya author bikin jalan cerita yang ancur & ga jelas :D

So so so karena book ini mau di bukuin. Siap2 aja kalo w bikin END di part 30 :D walaupun banyak penjelasan + extra part yang belum di jelasin, bakal di jelasin semua di buku. Santuy

Tapi kayanya work ini doang yg mau w bukuin soalnya w gabisa ngejar Man Like You / Jeff The Killer.

Continue Reading

You'll Also Like

310K 21.1K 30
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
32.2K 5.5K 50
Ketika kejadian aneh terjadi di Rumah Nenek ⚠️BxB ⚠️Memiliki unsur kata kata kasar ⚠️Pembunuhan ⚠️Sadis highest rank : #1 in newmoon 👑 #5 in jukev #...
448K 69.9K 32
❝There is no secret left in the fact that I am madly in love with you❞ M/M | GENFIC | ENEMYHET | MATURE | BOOK 1 Taeyong hanya terkejut saat ia bangu...
195K 4.8K 13
Kedatanganku mungkin bukan seperti yang kamu harapkan tapi tolong, jangan menjauh, mungkin aku juga bukan seseorang yang kamu pilih dengan hati tapi...