Part 28

20.4K 3.5K 1K
                                    

TENTANG konsekuensi. Jaehyun juga mendapatkan hal itu, ia baru saja datang ke sekolah dan di panggil oleh guru bimbingan konseling. Apa yang ia lakukan di belakang gedung terdengar hingga ke seluruh penjuru sekolah. Jaehyun mendapatkan skors selama dua minggu. Ia tidak bisa melakukan apapun dengan hukuman itu. Seharusnya sekolah langsung mengeluarkan Jaehyun karena lelaki tampan itu sudah membuat beberapa orang mendapatkan luka berat. Tapi dengan bantuan Johnny dan penjelasan tentang bagaimana para Alpha itu hampir melukai Taeyong, ia mendapatkan keringanan.

"Kau selalu membuat ulah, Ibu pusing." Jaejoong menekan pangka hidung; memijatnya pelan. Ia mendapatkan panggilan dan surat peringatan pertama.

Jaehyun mendengus. "Mereka mau melukai Taeyong."

Kedua bola mata Jaejoong melebar. "Apa?! Kau serius?"

"Ya."

"Seharusnya kau bunuh saja mereka!" seru Jaejoong berapi-api. Ia tahu bagaimana perasaan marah yang ada di dalam hati Jaehyun ketika mengetahui bahwa Taeyong hampir terluka atau di celakai dengan sengaja.

Jaejoong kira Jaehyun menghabisi para Alpha itu tanpa alasan karena saat sekolah di luar negeri. Jaehyun juga sering melakukan hal tersebut. Beberapa orang membully-nya, mengatakan bahwa Jaehyun lelaki anti sosial yang menjijikan. Jadi jangan salahkan Jaehyun bila ia menghabisi beberapa orang yang mengatainya seperti itu.

Jaehyun melirik ke arah sang Ibu sebelum memutarkan bola mata bosan. Jangan tanya dimana ia mendapatkan sifat kejam ini. Jaejoong serta Yunho tidak jauh berbeda darinya bila sudah menghabisi sampah yang menganggu. Ia menyenderkan punggung pada kursi yang terletak di luar ruangan bimbingan konseling. Yunho sedang berada di dalam; berbicara dengan guru.

Yah, Yunho yang berbicara karena Jaejoong tidak akan bisa mengendalikan emosi jika sudah menyangkut Jaehyun atau Taeyong yang hampir di lukai. Setidaknya, Yunho masih bisa mengendalikan diri dengan memasang wajah datar.

Jaehyun tidak tahu apa yang akan ia lakukan selama dua minggu. Jika saja Taeyong menemaninya, mungkin ia akan lebih senang. Biasanya Jaehyun senang bila mendapatkan libur karena ia bisa berbaring seraya membaca novel fiksi atau biography. Tapi sepertinya hal tersebut tidak akan bekerja. Ia lebih membutuhkan Taeyong dari pada novel atau hanya sekedar berbaring.

Pintu ruangan konseling terbuka. Yunho keluar dari dalam sana dengan raut wajah datar dan memberikan surat berisi tagihan rumah sakit yang harus di bayar pada Jaejoong. Para Alpha yang Jaehyun habisi tidak bisa di sembuhkan hanya dengan regenerasi. Pukulan Jaehyun tidak main-main dan berakibat fatal. Apalagi kondisi Jongin yang tulang pipinya patah; membutuhkan operasi.

"Untungnya, Ayah memiliki banyak uang. Jika tidak, kau yang akan Ayah jual." ujar Yunho yang kini menatap lurus ke arah Jaehyun.

"Sudah selesai? Aku ingin pulang ke apartemen." untung saja Johnny sudah kembali ke sekolah jadi ia bisa sedikit tenang. Tidak akan ada yang menganggu Taeyong, kan?

Jaejoong mendengus. "Ikut Ibu dan Ayah ke mansion."

"Tidak, mungkin nanti." setelah mengatakan itu Jaehyun mengambil tas miliknya dan berjalan menjauhi kedua orang tuanya.

Jaejoong sudah mengeluarkan umpatan, sementara Yunho hanya bisa menggelengkan kepala. Memang anak tidak tahu diri. Padahal mereka berdua sudah berbaik hati mengurusi masalah Jaehyun. Namun lelaki tampan itu sama sekali tidak menunjukkan rasa terimakasih.

Ponsel Jaehyun yang di taruh di kantung celana bergetar; ia meraih benda pipih itu dan segera mengangkat panggilan dari Taeyong. Lelaki cantik itu sedang berada di kelas saat ini.

Highway To Heaven《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang