A Reason

By wwsrqueen

116K 7.6K 778

Aku bodoh untuk tetap mencintaimu, tapi aku tidak idiot untuk merebut kebahagiaan orang lain demi diriku send... More

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33

chapter 10

3K 231 8
By wwsrqueen

🌼
🌼

Hari ini adalah hari libur Gun dan juga New tapi Gun masih enggan berbicara dengan New karena kejadian kemarin yang New tidak bisa menjemput Gun dan juga tanpa kabar.

Semalam waktu New pulang pun Gun sudah tidur dan mengunci kamarnya, padahal biasanya Gun tidak pernah menguncinya karena New biasanya setiap malam saat pulang kerja selalu menuju kekamar Gun untuk sekedar melihat keadaan Gun dan mencium keningnya sebagai ucapan selamat tidur.

"Gun. Bangun, matahari sudah tinggi. Ayo kita olahraga." teriak New dari balik pintu kamar Gun tetapi tidak ada jawaban apapun dari Gun.

"Gun dengar Phi tidak?" New masih berusaha memanggil Gun

"Tidak mau." akhirnya Gun bersuara dari balik pintu yang enggan dibuka

"Buka dulu pintunya. Phi mau jelasin soal kemarin."

Gun akhirnya keluar dari kamarnya dan berdiri di depan pintu dengan hoodie kuning kebesaran serta celana selutut yang semakin menambah keimutannya.

"Ada apa?" suara Gun dengan wajah yang cemberut

"Phi minta maaf soal kemarin. Phi ada pertemuan mendadak dan juga handphone Phi lowbad." New berusaha menjelaskan kepada Gun

"Alasan. Phi pasti kencan kan?" ucap Gun masih enggan menatap New dengan tanagn dilipat di dada

"Gun, kau kira Phi akan kencan dengan siapa? Gun tahu sendiri bagaimana kesibukan Phi soal pekerjaan kan?"

"Bohong!" Gun masih keras kepala dan pergi keluar rumah tanpa berpamitan dengan New.

New hanya menggelengkan kepala karena ulah adiknya yang susah sekali di bujuk jika sudah seperti ini.

.

Pagi hari di rumah yang cukup besar yang di huni oleh keluarga Adulkittiporn sudah bising karena istri tuan Adulkittiporn yaitu nyonya Dararat sudah mengomel karena Off yang enggan bangun untuk mengantar nyonya Dararat berbelanja bahan makanan.

Bukannya di rumah itu tidak ada yang bekerja mengurus pekerjaan rumah tetapi nyonya Dararat lebih suka berbelanja bahan makanan sendiri karena bisa memilih bahan yang bagus untuk dimasak karena sebagai ibu rumah tangga yanh baik, nyonya Dararat harus memperhatikan setiap makanan dan apapun yang terbaik untuk keluarganya.

"Off, ayolah antar mae pergi berbelanja." ucap Nyonya Dararat sambil membuka selimut yang menutupi tubuh Off

"Euh mae sendiri saja atau diantar supir. Off benar-benar kecapean." jawab Off dengan suara khas bangun tidurnya dan enggan membuka mata.

"Baiklah, mae capek juga daritadi susah sekali membujukmu sampai mulut mae berbusa."

Tidak ada jawaban dari Off seperti harapan nyonya Dararat. Biasanya Off akan bangun jika nyonya Dararat sudah memakai nada kecewa tapi saat ini Off sama sekali tidak bangun. Nyonya Dararat mencoba mengerti, mungkin Off memang sangat kecapean karena kegiatan di kampusnya. Nyonya dararat memutuskan untuk keluar dari kamar Off.

Kebetulan sopir pribadi keluarga Adulkittiporn sedang mengantar tuan Adulkittiporn yang sedang ada meeting pagi-pagi sekali di kantor. Biasanya jika ada pertemuan di luar kantor nyonya Dararat akan ikut serta untuk mendampingi tuan Adulkittiporn tetapi jika di kantor, nyonya Dararat enggan untuk ikut serta.

Akhirnya nyonya Dararat memutuskan untuk menyetir sendiri menuju pusat perbelanjaan.

setelah beberapa menit di perjalanan. Nyonya Dararat tidak sengaja akan menabrak seseorang. Untung saja nyonya Dararat bisa cepat menghentikan mobilnya.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya nyonya Dararat setelah buru-buru turun dari mobil untuk melihat keadaan orang tersebut.

"Eh maaf nyonya. Aku yang tadi tidak melihat. Aku tidak apa-apa. Hanya kaget." orang tersebut tersenyum sangat manis.

"Euh baiklah. Kau mau kemana biar bibi antar?"

"tidak usah nyonya. Saya hanya berjalan-jalan disekitar sini."

"Bagaimana kalau kau ikut bibi saja, bibi akan meneraktirmu sebagai ucapan minta maaf bibi."

"Tidak usah nyonya."

"Ayolah. jika kau tidak mau, bibi akan sangat merasa bersalah, sekalian bibi mau berbelaja."

"Euh baiklah."

Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk masuk mobil untuk melanjutkan perjalanan nyonya Dararat.

"Oh ya nama kamu siapa? Kau sangat menggemaskan meskipun kau pria. Berapa umurmu?" tanya nyonya Dararat saat mobil mereka sudah melaju.

"Saya Gun Atthaphan nyonya. Umur saya 18 tahun." Gun hanya menjawab dengan canggung

"Panggil saja bibi Gun. Tidak usah canggung seperti itu. Oh ya, kau sekolah dimana?"

"Gun sekolah di Bangkok University bi. Baru masuk tahun ini."

"Oh benarkah? Anak bibi juga di situ loh, tetapi dia sudah semester 5."

Gun hanya mengangguk tanpa bertanya siapa anaknya karena belum tentu juga dia tahu karena sangat banyak yang bersekolah disana, ditambah lagi Gun baru beberapa minggu disana.

"Akhirnya kita sampai. ayo kita keluar." ajak nyonya Dararat

"Gun ikut bibi berbelanja atau tidak? Atau kita makan dulu jika Gun buru-buru ada acara? "

"Gun ikut bibi berbelanja dulu saja, lagi pula Gun tidak ada kegiatan apapun jika harus pulang setelah makan."

"Baiklah. sekalin Gun gantikan anak bibi yang biasanya mengantar bibi tetapi hari ini dia susah sekali bangun."

Gun hanya mengangguk dan tersenyum sangat manis.

Nyonya dararat tidak canggung menggandeng Gun seperti mereka sudah kenal sangat lama. Nyonya dararat sangat nyaman dengan Gun meskipun merek baru bertemu.
Gun membantu membawa keranjang belanjaan yang berisi sayur daging dan jug buah.

Setelah mereka selesai berbelanja, mereka memutuskan untuk makan di sekitar pusat perbelanjaan tersebut.

"Gun mau makan apa?" tanya nyonya Dararat saat mereka sudah sampai di restoran

"Gun mau nasi goreng seafood dan lemon tea saja bi."

Nyonya dararat hanya mengangguk dan memberi tahu kepada pelayan disana.

"Oh ya, Gun tinggal dimana?" tanya nyonya Dararat sambil menunggu pesanam mereka.

"Gun tinggal di sekitar tempat kejadian tadi bi."

"Oh ya, mau kemana tadi kamu?"

"Gun hanya mau berjalan-jalan karena sebal dengan Phinya Gun."

"Auh kenapa?"

"Kemarin pas pulang dari kampus. Phi New tidak mengabari Gun jika tidak bisa menjemput. Gun menunggu sampai hampir malam. Untung ada senior Gun yang menawari tumpangan." jelas Gun dengan ekspresi yang menggemaskan dan membuat nyonya dararat tersenyum gemas.

"Jadi namanya New. Mungkin Phinya Gun punya alasan, Gun tidak boleh seperti itu."
Ucap nyonya Dararat sambil mengusap rambut Gun.

Gun hanya mengangguk mengerti dengan kesalahannya karena sifat kekanakannya ini.

"Orang tua Gun kerja dimana?"

"Orang tua Gun sudah meninggal sekitan 2 tahun yang lalu karena kecelakaan, Gun hanya punya Phi New." jawab Gun dengan senyumnya tanpa rasa sedih.

"Maafkan bibi Gun, bibi tidak bermaksud."

"Tak apa bi, Gun sudah ikhlas. Lagipula Gun sudah bahagia meskipun hanya punya Phi New. Phi New bisa jadi iibu ayah sekaligus kakak untuk Gun. Kata Phi New juga nanti mae dan pho ikut menangis jika Gun menangisi mereka." jawab Gun masih dengan senyuman manisnya berusaha bersikap tegar.

"Phi mu sangat hebat. Jika begitu kenapa Gun malah sebal dengan Phinya Gun cuma karena kesalahan seperti itu. Gun juga perlu mengerti bagaimana keadaan Phinya Gun ya." ucap nyonya Dararat sambil mengusap pipi Gun

Gun hanya mengangguk merasa bersalah.

Tidak lama makanan mereka akhirnya datang dan mereka segera memakannya.

Setelah selesai makan, nyonya Dararat memutuskan untuk mengantar Gun pulang.

"Oh ya Gun, bibi boleh minta nomormu? agar bibi bisa menghubungimu jika anak bibi tidak mau mengantar bibi berbelanja seperti saat ini." tanya nyonya Dararat di dalam mobil menuju rumah Gun.

"Tak apa bi. bibi ucapkan saja nomor bibi nanti Gun akan tulis di handphond Gun. Karen tidak mungkin kan bibi menyetir sambil bermain handphond."

"Baiklah Gun, kau sangat menggemaskan. Bibi ingin sekali mencubit pipimu."

Nyonya Dararat segera mengucapkan nomornya dan di ketik Gun lalu Gun misscall nyonya Dararat agar nomornya nanti bisa disimpan nyonya Dararat.

Setelah saampai rumah Gun segera turun dari mobil dan melabaikan tangan kearah mobil nyonya Dararat yang sudah melaju.

Gun segera masuk kedalam rumah untuk bertemu Phi nya.

"Phi New." teriak Gun masih dari pintu depan rumah.

New yang asyik makan cemilan sambil menonton tv merasa namanya dipanggil pun kaget dan menoleh kearah sumber suara. Belum sempat dia berdiri, Gun sudah memeluknya sangat erat

"Phi New. Gun khotos na." ucap Gun dengan merengek.

"Kau ini kenapa? Pulang-pulang malah begini. Kau kerasukan apa.?" ucap New yang bingung dengan sikap adiknya tapi tetap membalas pelukan Gun tak kalah erat.

"Gun salah Phi. Gun kekanakan karena tidak mau mendengarkan alasan Phi soal kejadian kemarin. padahal Phi New selama ini selalu mengerti Gun."

"Tak apa, Phi mengerti. Gun dari mana saja tadi? Gun tidak kenapa-kenapa kan? Lain kali jangan pergi sendiri seperti tadi. Phi tidak suka Gun seperti itu. Phi juga minta maaf kemarin karena keteledoran Phi lupa membawa charger."

Gun hanya mengangguk

"Sekarang Gun mandi, kau sangat bau." ucap New sambil melepas pelukannya dan menutup hidungnya berniat menggoda Gun

"Phi jahad sekali. Gun tidak bau kok." bela Gun sambil memukul dada New.

New hanya tertawa dan Gun juga ikut tertawa.

New memang harus lebih dewasa dari Gun. Karena dialah kakak disini. Kadang dia juga merasa lelah jika Gun susah diatur ataupun saat pekerjaannya ada masalah. New juga terpaksa berhenti kuliah hanya untuk membangun usahanya sendiri yang sekarang sudah membuahkan hasil dan sudah cukup dikenal banyak orang. Dari kecil Gun dan New sangat dimanja kedua orangtuanya. Setelah kepergian orangtuanya, New tidak ingin Gun kekurangan kasih sayang. Maka dari itu Gun sangat manja pada siapapun yang menurut dia nyaman dan sangat keras kepala terkadang juga kekanakan. Bagi New, apapun keadaannya yang penting adalah kebahagiaan Gun.

🌼
🌼

Aku masih sibuk soal kerjaan jadi mungkin akan ngaret update 😁
Gak ada offgun ya, yang ada Gun sama calon mertuanya 😁 gatau aku nulis apa itu, yang penting bisa dibaca aja lah ya. Maaf jika masih banyak kekurangan 😁 mohon kritik dan sarannya ya. Happy reading baby

Continue Reading

You'll Also Like

70K 8.4K 33
Disaat teman sebayanya melanjutkan pendidikan ke universitas, jennie memilih untuk bekerja. Keterbatasan ekonomi membuat diri nya mengubur semua cita...
319K 20.6K 38
"kita akan berkeliling wisata nanti saat hesa sudah besar dan papa yang akan menjadi bos di perusahaan agar bisa meliburkan diri mengajak hesa dan ma...
658K 50.2K 32
🐰🐰🐰 Hanya menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang berusia 4 tahun dengan keluarga barunya. 🐰🐰🐰
138K 3.5K 67
Bagaimana perasaan kalian jika setelah 4 tahun kabur dari persantren, kamu di pertemukan lagi oleh laki-laki yang merupakan anak dari pemilk pesantre...