YUNHO menatap Jaehyun yang berdiri di hadapannya dengan tatapan yang sulit di artikan. Mereka berdua berada di ruang kerja Yunho. Sementara Jaejoong serta Taeyong masih berbicara di ruang tamu. Yunho memang penasaran akan apa yang di bicarakan oleh kedua Omega itu. Tapi ia harus memastikan sesuatu terlebih dahulu; menyangkut Jaehyun.
"Kau merasakannya?" tanya Yunho yang kini mengalihkan pandangan; menatap ke arah luar dari jendela besar yang ada di dalam ruang kerja nya. Memperhatikan beberapa tanaman yang tumbuh di halaman belakang.
"Ya." Jaehyun menghela nafas panjang dan memilih untuk duduk pada sofa yang terletak di sudut ruangan.
Semalaman Jaehyun memikirkan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa ia bisa kehilangan kendali dan memperlakukan Taeyong seperti itu. Demi Tuhan, yang Jaehyun inginkan hanya mencintai Taeyong dan membuktikan bahwa ia berbeda dengan para Alpha di luaran sana. Jaehyun tidak akan memperlakukan Taeyong dengan buruk. Tapi apa yang sudah ia lakukan?
Yunho terdiam. Ia tahu bahwa Jaehyun berbeda dengan para Alpha yang ada di luaran sana. Bahkan Jaehyun jauh lebih kuat darinya. Yunho adalah Alpha superior dan Jaejoong menyandang gelar sebagai Queen Omega. Anak yang di hasilkan oleh mereka berdua tentu memiliki anugerah lebih. Ini yang Yunho khawatirkan sejak awal.
Jika saja nanti Jaehyun benar-benar kehilangan kendali. Maka lelaki itu tidak akan bisa kembali menjadi Jaehyun yang seperti sekarang. Insting Alpha Jaehyun jauh lebih kuat dan bersifat dominan. Itu bisa menjadikan Jaehyun monster mengerikan yang tidak akan terkalahkan. Namun bila begitu, Jaehyun pasti berubah menjadi Alpha yang tidak memiliki hati nurani.
Alasan kenapa Yunho selalu memata-matai Jaehyun adalah karena ia takut Jaehyun kehilangan kendali dan melukai orang-orang di sekitarnya. Bagaimana jika nanti Jaehyun melukai Taeyong, atau yang lebih parah, membunuh lelaki cantik itu? Apapun bisa Jaehyun lakukan bila sudah kehilangan kendali.
Mengandalkan sebuah insting bukan hal yang bagus. Insting adalah hal yang di miliki oleh seluruh binatang. Insting menjadikan singa sebagai predator; bahkan binatang buas itu bisa menjadi kanibal bagi bangsanya sendiri. Yunho memang memiliki insting, tapi tidak seliar Jaehyun. Ia masih bisa mengendalikan diri dengan baik.
Insting Jaehyun berkembang menjadi lebih kuat setelah penyatuan bersama Taeyong. Jika suatu saat nanti Jaehyun melakukan knotting pada Taeyong dan Jaehyun belum bisa mengendalikan insting yang terus mengambil alih tubuhnya sejak kemarin. Maka lelaki tampan itu benar-benar akan berubah.
"Bisakah kau mengendalikannya?" Yunho menoleh; menatap Jaehyun yang terlihat gusar.
"Aku tidak tahu."
Ketika Jaehyun melakukan hal kasar pada Taeyong kemarin, ia sempat sadar dan mencoba mengendalikan diri. Tapi kemudian ia kembali kehilangan dirinya lagi saat Taeyong terus menerus menggodanya.
"Itu bukan hal yang bagus Jaehyun. Kau harus mencoba untuk mengendalikannya mulai sekarang atau kau akan menyesal. Bagaimana jika nanti kau melukai Taeyongㅡ"
"Itu tidak mungkin." potong Jaehyun cepat.
Yunho menggeleng. "Sifat murni Alpha yang pertama adalah keegoisan. Semua Alpha menjunjung tinggi harga diri. Kau tahu bukan kebanyakan Alpha di dunia ini memperlakukan Omega seperti sampah? Menyiksa serta memperbudak mereka? Itu karena sifat alami. Alpha tidak senang di bantah dan selalu ingin di turuti. Dan sebagian Alpha yang memperlakukan Omega dengan baik, mereka memiliki hati nurani dan rasa cinta,"
Kening Jaehyun berkerut. Ia belum mengerti apa yang Yunho maksud sebenarnya. Karena sejak pertama kali bertemu dengan Taeyong pun Jaehyun sudah di buat jatuh cinta. Mereka terikat oleh takdir. Pasangan langka. Jadi tidak mungkin rasa cinta Jaehyun tiba-tiba menghilang begitu saja kan?
"Suatu saat nanti, jika kau belum bisa mengendalikan instingmu. Itu akan mengambil alih. Menjadikan dirimu Alpha tanpa perasaan dan hati nurani. Kau bisa melukai Taeyong dan membunuhnya." Yunho menghampiri Jaehyun dan duduk di samping sang Anak yang kini terdiam mematung, "Ayah tidak bisa membantu apapun. Hanya kau yang bisa mengendalikan hal itu."
"Tapi bagaimana?"
"Cukup buktikan bahwa perasaan cintamu pada Taeyong jauh lebih besar dari Insting yang akan menghancurkanmu."
Jaehyun mengusap wajah dan menghirup nafas panjang. Ini lebih rumit dari apa yang ia pikir. Jaehyun kira menjadi anak dari pasangan kuat seperti Yunho dan Jaejoong tidak akan memiliki efek apapun. Namun ia salah. Pertama, Jaehyun tidak bisa terluka dan berdarah meskipun tertusuk oleh pisau tajam. Kedua, pukulan atau tindak kekerasan apapun tidak membuatnya merasakan sakit. Danㅡhanya itu yang baru Jaehyun ketahui. Ia tidak tahu bila nanti akan ada hal lainnya.
"Apakah aku memiliki kelemahan?" tanya Jaehyun penasaran.
Yunho mengusap dagu dan mengangguk. "Ada. Kelemahanmu hanya satu."
"Apa?"
"Omegamu."
***
Taeyong mengusap air mata yang ada di pipi dan membungkuk; meminta maaf pada Jaejoong karena ia sudah bersikap kurang ajar. Namun sungguh. Jaejoong sangat mirip dengan mendiang Ibunya! Dan tanpa sadar Taeyong kehilangan dirinya sendiri karena terlalu terkejut.
"Tidak apa. Jangan meminta maaf okay?" Jaejoong mengusap rambut Taeyong dengan lembut dan menarik lelaki cantik itu untuk duduk di sampingnya, "siapa namamu hm? Kita belum berkenalan secara resmi."
"Lee Taeyong.. Sekali lagi maafkan akuㅡuh.. Ahjumma?" demi Tuhan Taeyong tidak tahu harus memanggil Jaejoong dengan sebutan apa!
Tawa Jaejoong meledak. "Itu bukan panggilan yang bagus. Namaku Jung Jaejoong, kau bisa memanggilku Eomma. Seperti tadi." ujarnya lembut.
Kedua sudut bibir Taeyong terangkat; membentuk senyum kecil. Ia sungguh bahagia dan merasa tenang berada di dekat Jaejoong. Rasanya persis seperti ia sedang berada di sekitar mendiang Ibunya yang sudah meninggal. Entah kenapa, namun Jaejoong dan Ibunya benar-benar mirip!
Jaejoong mengenggam erat jemari Taeyong. Ia sudah mendengar cerita tentang Ibu Taeyong yang meninggal dunia karena mendapatkan siksaan bertubi-tubi dari Ayah Taeyong. Itu sangat mengerikan. Sebenarnya Jaejoong penasaran akan satu hal. Ia harus memastikan ini terlebih dahulu.
"Siapa nama Ibumu jika aku boleh tahu?" tanya Jaejoong penasaran.
Taeyong mengulum bibir. "Nama aslinya Han Chaejun, namun karena Ibuku menikah dengan Ayah. Marganya berganti menjadi Lee.."
Tubuh Jaejoong menegang dengan jantung yang berdetak begitu cepat saat nama itu keluar dari bibir Taeyong. Han Chaejun. Jadi itu alasannya kenapa Taeyong memanggil Jaejoong menggunakan sebutan Eomma di awal bertemu? Demi Tuhan, Jaejoong tidak tahu bahwa dunia sangatlah sempit.
Han Chaejun. Jaejoong sangat mengenalnya tentu saja. Tapi itu sudah berpuluh-puluh tahun yang lalu.
"Kau anak Chaejun?" gumam Jaejoong pelan; pandangannya berubah kosong.
"Y-ya.."
"Chaejun adalah saudara kembarku.."
"Huh?" seketika Taeyong berubah menjadi tuli. Ia tidak mengerti apa yang Jaejoong bicarakan. Saudara kembar? Apa maksudnya? Ibunya tidak pernah mengatakan apapun tentang itu. Bahkan Ibunya tidak memiliki keluarga.
Air mata menuruni pipi Jaejoong, ia mengenggam jemari Taeyong dengan erat. "Kami berdua tinggal di panti asuhan dulunya. Tidak memiliki orang tua. Chaejun adalah satu-satunya keluarga yang aku punya. Namun suatu saat, keluarga Jung mengadopsiku, menjadikanku Omega dari anak pertama mereka; Jung Yunho. Usiaku sebelas tahun, dan itu terakhir kali aku bertemu dengan Chaejun karena keluarga Jung membawaku pindah ke luar negeri."
Taeyong benar-benar tidak tahu apa yang harus ia katakan. Ia bisa merasakan betapa sedihnya Jaejoong saat ini. Taeyong tidak menyangka bahwa Ibunya memiliki saudara kembar dan mereka berdua adalah Omega. Hanya saja Jaejoong mendapatkan nasib yang bagus, sementara nasib Chaejun sangat buruk.
"Nama asliku Han Jaejoong. Aku kembali ke Korea ketika usiaku menginjak dua puluh tiga tahun dan tempat pertama yang aku kunjungi adalah panti asuhan dimana kami tumbuh bersama. Tapi aku tidak bisa menemukan Chaejun disana. Dia menghilang begitu saja. Aku berusaha mencarinya, namun tidak berhasil," nada suara Jaejoong terdengar parau, ia melemparkan tatapan bersalah pada Taeyong. "Maaf, maafkan aku.. Aku tidak tahu bahwa Chaejun mengalami nasib seburuk itu.." tangisnya semakin keras.
Jaejoong merasa begitu terpukul ketika menyadari bahwa saudara kandungnya meninggal karena mendapatkan siksaan. Ia memeluk Taeyong dengan erat; menangis di bahu lelaki cantik itu. Mendengar tangisan Jaejoong berhasil membuat Taeyong ikut menangis.
Jika mengingat apa yang sudah di lalui oleh Ibunya. Itu memang sangat menyakitkan. Hal tersebut selalu menjadi mimpi buruk bagi Taeyong. Tapi kini ia sudah bertemu dengan saudara kandung Ibunya. Jung Jaejoong; ibu dari Jung Jaehyun.
Jadi. Fakta yang paling mengejutkan adalah, Taeyong dan Jaehyun bersaudara.
"Maafkan Eomma Taeyong. Mulai sekarang Eomma akan menjagamu. Takdir memang membawa kita kembali bertemu dan bersama. Aku senang mengetahui bahwa kau adalah pasangan dari Anakku." Jaejoong mengusap air mata yang mengalir di pipi dan mengecup lembut kedua pipi Taeyong.
Entah kenapa, namun Taeyong jadi ingin tertawa sekarang. Ia dan Jaehyun bersaudara, lalu mereka terikat oleh takdir. Benar-benar klise. Ini sesuatu yang tidak ia sangka.
"Ada apa ini?" suara bariton milik Yunho berhasil membuat Taeyong dan Jaejoong menoleh. Kedua Omega itu mengulas senyum kecil.
Jaehyun mengangkat sebelah alis. "Ibu membuat Omegaku menangis?"
"Tidak bukan seperti itu!" seru Jaejoong kesal; suaranya terdengar serak karena baru saja menangis.
Taeyong mengulum bibir. "Kita adalah saudara, Jaehyun."
"Huh?" Yunho tidak mengerti dengan apa yang Taeyong bicarakan.
Sementara rahang Jaehyun kini sudah terjatuh. "Apa maksudmu?!"
Tbc
Gatau saya juga yah, ini ngalir aja tiba-tiba tanpa di rencanakan :'v
Han Chaejung itu nama lain dari Jaejoong ugha yhaw :D cek aja google :v