Highway To Heaven《Jaeyong》✔

By acel_kins-

810K 124K 23.3K

[Romance] [ABO] [Cerita sudah di bukukan jadi ada beberapa part yang di hapus!] Walaupun lahir sebagai omega... More

Cast + Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Pengumuman

Part 12

23.9K 4.2K 568
By acel_kins-

SUDAH terhitung satu minggu berlalu sejak terakhir kali Taeyong bertemu dengan Jaehyun; di apartemennya. Lelaki tampan itu menghilang, bagai di terpa oleh hembusan angin. Tidak ada yang mengetahui keberadaan Jaehyun, bahkan pihak sekolah pun tidak memberikan infomasi apapun. Jika boleh jujur, Taeyong merasakan kosong pada rongga dada sejak empat hari yang lalu.

Ya, di hari pertama, kedua dan ketiga ia menganggap jika hilangnya Jaehyun bukan hal penting. Toh ia juga membutuhkan ruang untuk berpikir tentang takdir yang mengikat dirinya serta Jaehyun. Namun sejak hari ke empat, Taeyong tidak bisa menahannya lagi. Hidupnya terasa hampa, seolah tidak ada tujuan pasti. Padahal ia yakin sebelum Jaehyun datang dan masuk ke dalam kehidupannya, Taeyong merasa baik-baik saja. Tapi kenapa sekarang ia seperti ini?

Tidak bisa di pungkiri bahwa Taeyong sangat merindukan Jaehyun. Jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia membutuhkan lelaki tampan itu melebihi apapun. Rasanya begitu sesak, hingga Taeyong tidak bisa bernafas dengan baik karena ia merindukan Jaehyun.

Suara, wajah, rambut, dan aroma tubuh Jaehyun yang berputar di dalam pikirannya membuat Taeyong frustasi. Sebenarnya, sekuat apa pasangan yang terikat oleh takdir? Kenapa rasanya harus sesakit ini ketika Taeyong tidak bisa menemukan Jaehyun di manapun?

Belum lagi Roowon tidak mau menemuinya lagi setelah apa yang terjadi, lelaki itu terlihat ketakutan saat melihat Taeyong. Sangat aneh, padahal Taeyong tidak melakukan apapun. Ia hanya meminta Rowoon untuk membantunya. Namun kini, Rowoon menjauhinya dan memohon pada agar mereka tidak bertemu atau berurusan lagi.

"Kau baik-baik saja?"

Taeyong mendongak; menatap Johnny yang berdiri di depan mejanya. "Ya,"

Johnny menghela nafas gusar sebelum duduk di samping Taeyong. Sudah masuk jam istirahat, tapi Taeyong sama sekali tidak mau pergi ke kantin untuk makan. Sejak empat hari lalu lelaki cantik itu selalu melamun. Terkadang, Johnny memergoki Taeyong menangis dalam diam. Tapi ia sama sekali tidak berani untuk menginterupsi.

Tentu Johnny tahu apa yang membuat Taeyong seperti itu. Ia tidak melihat Jaehyun semenjak lelaki bermarga Jung itu pergi dari apartemen Taeyong. Johnny sudah mencoba mencari Jaehyun kemanapun, ia bahkan mendatangi mansion serta apartemen Jaehyun. Tapi lelaki itu tidak ada di sana. Kedua orang tua Jaehyun pun tidak mau membuka suara soal keberadaan Jaehyun.

Sebagai seorang Kakak yang selalu menjaga Taeyong. Johnny juga merasa begitu sedih melihat Taeyong bertingkah seperti ini. Lelaki cantik itu seperti kehilangan sesuatu yang sangat penting; belahan jiwa. Johnny sudah bertanya pada Taeyong, tentang bagaimana perasaan Taeyong terhadap Jaehyun. Namun lelaki mungil itu malah berteriak dan menyuruh Johnny untuk tidak ikut campur.

Sebenarnya, Johnny sedikit tidak nyaman dengan Jaehyun karena terakhir kali, lelaki bermarga Jung itu menggunakan Alpha Tone yang bisa mempengaruhinya. Itu sangat aneh! Johnny tidak pernah terpengaruh dengan Alpha Tone milik Alpha lain, tapi Jaehyun seolah berbeda. Begitu mengerikan.

"Kau merindukannya, ya?" Johnny memberanikan diri untuk bertanya, ia memiringkan tubuh dan menopang dagu, menatap lurus ke wajah Taeyong.

"Apa yang kau bicarakan?"

"Jaehyun, kau merindukannya?"

Taeyong tertawa remeh. "Aku bahkan tidak memikirkannya sama sekali."

Bohong. Johnny bisa melihat betapa kosongnya sorot mata Taeyong ketika mengatakan hal itu. Ia tahu bahwa Taeyong sangat merindukan Jaehyun melebihi apapun. Karena walau bagaimanapun, mereka berdua terikat oleh benang tak kasat mata. Saling membutuhkan satu sama lain.

Johnny yakin, di manapun Jaehyun berada saat ini. Lelaki itu pasti juga sangat merindukan Taeyong.

"Kau ingin pergi bersamaku dan Ten nanti?" karena Johnny tidak bisa membiarkan Taeyong terus melamun seperti sebelumnya. Lelaki cantik itu terlihat sangat menyedihkan.

"Tidak."

"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

"Pulang ke apartemen." nada suara Taeyong terdengar datar, ia melirik ke arah Johnny sebelum menenggelamkan wajah pada meja.

Rasa sesak itu kembali menyapa rongga dada, membuat Taeyong kesulitan bernafas untuk beberapa saat. Kedua bola mata Taeyong berkaca-kaca. Ia sering merasakan perasaan ini sejak empat hari yang lalu. Taeyong benar-benar ingin melihat Jaehyun, walaupun hanya sekilas. Karena ia yakin lelaki tampan itu bisa menghilangkan rasa sesak yang terus menerus menyapa hatinya.

"Apa yang akan kau lakukan Taeyong? Setidaknya keluar bersamaku dan Ten akan jauh lebih baik."

"Bisakah kau berhenti berbicara? Cukup tinggalkan aku sendiri." Taeyong berusaha menjaga suaranya agar tidak terdengar parau, namun ia tidak bisa.

Johnny mengulum bibir. "Baiklah," ia rasa, Taeyong membutuhkan waktu sendirian.

***

Taeyong tersentak dan membuka kedua kelopak mata. Nafasnya terengah, ia menatap ke sekitar kamar sebelum menenggelamkan wajah pada bantal. Mimpi yang baru saja ia alami terasa begitu nyata. Dimana Jaehyun datang serta mengecup dahinya; mengucapkan dua kata yang berhasil membuat cairan bening memenuhi pelupuk mata Taeyong.

'Aku mencintaimu.'

Dua kata, dan empat belas huruf. Memiliki arti yang begitu dalam. Hanya dengan kalimat itu saja, pikiran Taeyong kembali di penuhi oleh bayang-bayang Jaehyun. Rasa sesak di dalam dadanya semakin menjadi, berhasil membuat Taeyong merintih pelan.

"Tapi bila kau sudah lelah. Kembalilah padaku, karena aku membutuhkanmu."

Bukan hanya Jaehyun yang membutuhkannya. Tapi Taeyong juga membutuhkan Jaehyun. Tarikan ini terasa begitu kuat. Taeyong tidak bisa menahannya lebih lama. Rasanya ia akan mati sebentar lagi karena rasa kosong dan sesak di dalam hati.

Isakkan keluar dari bibir Taeyong. Ia meringkuk di atas kasur; mencoba menghirup aroma tubuh Jaehyun. Tapi aroma itu sudah benar-benar menghilang. Meskipun Jaehyun sempat berbaring di atas kasurnya, ia tidak bisa menemukan aroma musk itu. Taeyong tahu ini semua salahnya, tidak seharusnya ia memperlakukan Jaehyun dengan buruk. Berteriak serta mengatakan hal kasar lainnya.

'Kau bukan siapa-siapa!'

Tidak, itu tidak benar. Jaehyun adalah Alphanya, seseorang yang menjadi alasan kenapa ia masih bertahan sampai sekarang. Taeyong menyesal sudah mengatakan hal itu pada Jaehyun, ia benar-benar menyesal.

"Tolong, aku tidak bisa menahannya lagi." bisik Taeyong lirih. Sesak itu semakin membakar rongga dadanya, menimbulkan rasa perih dan sakit yang begitu mengerikan.

Nafas Taeyong tersendat, ia mencengkram erat selimut yang membungkus tubuh dan menangis keras. Yang Taeyong inginkan saat ini hanyalah Jaehyun.

"Taeyong, kau baik-baik saja?"

"JaeㅡJohn?"

Johnny menyalakan lampu kamar Taeyong dan segera menghampiri si lelaki cantik yang sedang meringkuk di atas kasur. Ia menarik tubuh Taeyong; memeluknya dengan erat. Firasatnya tidak pernah salah. Johnny datang ke apartemen Taeyong karena hatinya merasa tidak nyaman.

"Lepaskan aku, akuㅡ"

"Kau tidak baik-baik saja. Biarkan aku memelukmu untuk sementara. Kau terlihat begitu kacau."

Taeyong yang semula memberontak kini membiarkan Johnny memeluknya, ia menutup wajah dengan selimut dan menyeka air mata yang sialnya selalu mengalir. Rasa kosong di dalam hatinya masih terasa meskipun ada Johnny di sisinya. Itu karena hatinya tahu; siapa pemilik sebenarnya.

"Menangislah Taeyong. Jangan selalu bertingkah jika kau baik-baik saja. Kau tidak sekuat itu." gumam Johnny lembut, ia mengusap punggung Taeyong secara perlahan; mencoba menenangkan sepupu kesayangannya.

Entah kenapa, namun kini Taeyong kembali menangis. Ia menempelkan pipi di dada Johnny, menghirup aroma tubuh lelaki tinggi itu dan hal tersebut sama sekali tidak membantu. Bukan aroma ini yang Taeyong inginkan.

Johnny merasa sangat sedih. Terakhir kali ia melihat Taeyong seperti ini adalah ketika Ibu Taeyong meninggal dunia; karena terus menerus mendapatkan siksaan dari Ayahnya. Taeyong bukan seseorang yang sering menangis, apalagi seperti sekarang. Johnny yakin, ikatan yang mengikat Jaehyun serta Taeyong tidak bisa di anggap remeh.

"Kau mencintai Jaehyun?"

Taeyong mengulum bibir dan mengusap air mata yang mengalir menuju dagu. "A-aku membutuhkannya."

Itu adalah istilah lain dari 'aku mencintainya' versi Taeyong. Karena Johnny yakin Taeyong pasti memiliki ego yang tinggi untuk mengatakan kalimat tersebut. Yah, sekarang benar-benar terbukti.

"Kau ingin mencarinya?" tanya Johnny lagi, ia mengusap helaian rambut Taeyong dengan lembut.

"Yaㅡtunggu.." ingatan Taeyong melayang pada saat Jaehyun mengatakan bahwa lelaki tampan itu bisa menghirup aroma tubuh Taeyong dari jarak yang sangat jauh.

Bukankah benar? Saat Jaehyun tiba di bandara Korea Selatan untuk yang pertama kali. Jaehyun menghirup aroma tubuhnya kan?

"Ada apa?"

Taeyong menjauhkan tubuh dari pelukan Johnny dan mengusap air matanya dengan kasar. Tidak seharusnya ia menangis di hadapan Johnny, itu memalukan. Taeyong mengambil ponsel; membuka kalender dan mengigit bibir bawah.

Mengecek siklus heatnya karena itu selalu terjadi setiap bulan. Walaupun belakangan ini ia lebih sensitif karena feromon yang di keluarkan oleh Jaehyun.

"Dua minggu lagi, masih terlalu lama." gumam Taeyong pelan saat menatap tanggal di kalender. Ia tidak bisa menahan waktu selama itu untuk bertemu dengan Jaehyun. Ia yakin jika Jaehyun menghirup aroma tubuhnya; ketika sedang heat. Maka lelaki tampan itu pasti segera menemuinya.

Johnny mengangkat satu alis. "Apa maksudmu?"

"Siklus heatku," Taeyong mengusap wajah dengan gusar. "Apakah kau bisa menemukan obat untuk mempercepat heat?"

"Kau ingin mempercepat heat-mu?"

"Ya."

"Untuk apa?"

"Bisakah kau mencari obatnya?" desak Taeyong dengan raut wajah frustasi.

Johnny memijat pangkal hidung. "Aku akan mencarinya." ia tidak tahu apa yang ingin Taeyong lakukan sebenarnya, namun ia yakin itu ada hubungannya dengan Jaehyun.

"Terimakasih John." gumam Taeyong pelan, ia kembali mengusap jejak air mata pada pipi. Rasa sesak di dalam rasanya sedikit berkurang, tidak seintens sebelumnya.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

270K 22.6K 39
•Jaeyong area Kisah Jaehyun yang awalnya hanya mempermainkan Taeyong tetapi terjebak dengan mainannya sendiri:) Warn BxB area
919 75 7
Setelah tragedi pembantaian Clan Uchiha. Naruto menjadi pribadi yang lebih tertutup begitu pula dengan Sasuke sepupu nya yang sekarang memiliki danda...
119K 15.4K 7
Only a Box of Breakfast
53.8K 5.6K 31
[Completed] Di saat yang bersamaan, akar masalah dan kisah cinta mereka akan di mulai. - [Start: 13-12-2021] [End: 21-12-2021] ©jaemjen127