Man Like You《Jaeyong》✔

By acel_kins-

1.9M 252K 64.7K

[Romance] Awalnya Taeyong kira ia benar-benar menjadi pengasuh bayi. Tapi, mana ada bayi yang memiliki delap... More

Cast
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22

Part 8

75.7K 11.5K 2.3K
By acel_kins-

TAEYONG rasa ia membutuhkan barang-barang baru untuk di tata di kamar. Yunho sudah pergi dua jam lalu dan lelaki paruh baya itu memberikan sebuah credit card untuk di gunakan. Jika Taeyong atau Jaehyun membutuhkan sesuatu, mereka berdua bebas menggunakan kartu yang di berikan Yunho. Tanpa limit.

Jadi, tidak ada salahnya kan jika Taeyong ingin memakai kartu tersebut untuk membeli beberapa barang yang akan ia taruh di kamar? Toh Taeyong juga berniat untuk mengajak Jaehyun. Mungkin ia akan pergi lima belas menit lagi. Saat ini Taeyong sedang mencari Jaehyun; entah lelaki tampan itu berada di mana.

"Bi, liat Jaehyun?" tanya Taeyong pada bibi Kim yang sedang membereskan ruang tamu. Ia sudah memeriksa kamar Jaehyun, namun lelaki tampan itu tidak ada di sana.

"Sepertinya Tuan Jaehyun sedang berada di basement."

"Untuk apa Jaehyun berada di basement?"

"Mungkin berolahraga, Tuan Taeyong." jawab Bibi Kim dengan sopan.

Mendengar itu Taeyong mengangguk paham. Jaehyun memang pernah mengatakan sesuatu tentang basement serta beberapa alat untuk berolahraga yang di sediakan oleh Yunho. Jadi mungkin sekarang Taeyong akan memeriksa basement; memastikan apakah Jaehyun ada di sana atau tidak.

Taeyong menatap pintu cokelat yang terletak di dekat dapur dan membukanya. Ada tangga menuju ruang bawah tanah, lampu di sekitar sana menyala, Taeyong bisa mendengar suara dentingan alat dari bawah sana. Tanpa ragu Taeyong menuruni tangga, tapi sebelum itu, ia menutup pintu terlebih dahulu.

"Jaehyun?" panggil Taeyong seraya berjalan menuruni tangga. Tidak ada sahutan, tapi Taeyong sudah bisa melihat beberapa alat yang sering ia temui di tempat fitness.

Iris hitam Taeyong menatap basement yang di jadikan sebagai tempat olahraga, sangat luas dan banyak sekali benda di sana! Semuanya untuk berolahraga. Well, as expected. Keluarga Jung memang sangat kaya raya.

Kening Taeyong berkerut saat melihat Jaehyun sedang melakukan pull up di besi panjang yang ada di dekat kaca. Dari belakang ia bisa melihat bagaimana otot bahu serta punggung Jaehyun yang terekspos karena lelaki tampan itu menggunakan kaus tanpa lengan. Seolah mengundang Taeyong untuk mengusap beberapa otot di sana.


Oke hentikan, pikiran Taeyong sudah mulai tidak sehat.

Namun sungguh. Jung Jaehyun terlihat begitu seksi dan panas. Otot bisep, bahu, serta punggungnya terbentuk sempurna. Taeyong tidak tahu harus mengatakan apa lagi karena sekarang tenggorokannya terasa begitu kering.

Itu benar-benar Jaehyun yang ia kenal kan? Yang selalu merengek serta bertingkah seperti anak berusia tujuh tahun? Demi Tuhan! Jaehyun terlihat begitu berbeda saat ini. Taeyong tidak bisa bernafas dengan baik, ia masih terdiam mematung di dekat tangga.

"Ah, Hyung?" Jaehyun berhenti melakukan pull up dan melepaskan besi yang ia genggam. Ia melihat bayangan Taeyong di cermin.

Taeyong mengerjapkan mata beberapa kali dan menepuk pelan pipinya. Ia menatap lurus pada wajah Jaehyun. Keringat membasahi dahi, leher serta seluruh tubuh lelaki tampan itu. Menambah kesan seksi yang tidak bisa di gambarkan dengan kata-kata. Oh Tuhan! Seharusnya Taeyong tidak datang kemari dan melihat Jaehyun melakukan rutinitasnya.


Jaehyun menunduk dan menghirup nafas dalam sebelum berjalan menghampiri Taeyong yang masih terdiam. Jaehyun menyisir helaian rambutnya ke belakang, keringat yang mengalir di dahi sangat menganggu!

"Hyung?"

"Oh.. Ah.. K-kau sudah selesai?" tanya Taeyong dengan gugup, suaranya terdengar serak.

Otomatis Jaehyun menggeleng. "Belum, ada apa Hyung? Hyung ingin berolahraga juga?" tanyanya semangat.

"T-tidak, aku tidak menyukai hal itu. Aku datang kesini karena ingin mengajakmu pergi ke luar, membeli beberapa barang. Apa kau mau pergi bersamaku?" Taeyong berdehem dan mengalihkan pandangan ke arah lain, tidak mau menatap tubuh atletis Jaehyun. Ia bisa kehilangan akal sehat jika terus di suguhi pemandangan seperti ini!

"Tentu Hyung! Aku akan selesai delapan menit lagi, lalu mandi. Tunggu aku ya Hyung?" Jaehyun memasang senyum lebar; memperlihatkan kedua titik cacat pada pipi.

"Y-ya, tentu. Sampai nanti." setelah melambaikan tangan, Taeyong segera berlari menuju lantai atas. Jantungnya berdetak cepat dan pipinya terasa panas.

Ini akan menjadi yang pertama dan terakhir. Taeyong tidak akan pernah mau menghampiri Jaehyun di basement lagi!

***

Saat ini Jaehyun dan Taeyong berada di pusat perbelanjaan. Lebih tepatnya IKE*. Jaehyun memasang penutup kepala di sweaternya, ia mengikuti Taeyong dari belakang. Tempatnya memang tidak terlalu ramai, namun tetap saja Jaehyun merasa tidak nyaman.


Beberapa orang memperhatikan Jaehyun yang terus menerus menunduk. Lelaki tampan itu hanya bisa melihat sepatu Taeyong saat ini. Ia tidak berani mengangkat kepala. Pikirannya di isi oleh hal negatif. Bayangan dimana Suho tertembak tepat di hadapannya berhasil membuat Jaehyun mengepalkan kedua tangan.

Taeyong menoleh ke belakang dan mengernyit ketika melihat tubuh Jaehyun bergetar. Ia menyentuh bahu lelaki tampan itu; berhasil membuat Jaehyun tersentak. Sekarang Taeyong mengerti. Jaehyun mungkin merasa tidak nyaman berada di tempat umum.


"Kau akan baik-baik saja." gumam Taeyong lembut, ia mengenggam erat tangan Jaehyun dan tersenyum manis.

Jaehyun menatap genggaman tangan Taeyong sebelum mendongak; memperhatikan wajah cantik Taeyong. Ia menghirup nafas dalam dan mengangguk. Ini lebih baik, Jaehyun membalas genggaman tangan Taeyong. Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan.

Ketika masuk ke dalam, suasana benar-benar sepi. Tidak seramai di depan. Jaehyun tersenyum senang, ini yang ia butuhkan. Tidak akan ada yang memperhatikannya sekarang.


Taeyong melepas genggaman tangan mereka saat sedang memilih beberapa barang. Jaehyun memasang tas belanja berwarna kuning di tangan kanan nya; ia juga ingin membeli beberapa barang.

"Jaehyun, warna biru atau merah muda?" tanya Taeyong seraya menunjukkan kedua lampu tidur yang ada di genggaman tangannya.

"Merah muda cocok untuk Hyung." gumam Jaehyun pelan.

"Ah baiklah." karena Taeyong rasa, merah muda tidak buruk, maka ia akan mengambil warna itu.

Jaehyun berjalan, menghampiri rak dah mengambil sebuah boneka anjing besar serta orang utan. Ia menaruh kedua boneka itu di antara tangannya sebelum berjalan menghampiri Taeyong.


"Hyung, aku ingin ini."

Melihat itu Taeyong tertawa, ia mencubit gemas pipi Jaehyun. The demon turned into an angel now. Jaehyun yang tadi ia temui di basement dan Jaehyun yang sekarang, terlihat begitu berbeda.

"Satu saja ya Jaehyun?"

Jaehyun menggembungkan pipi. "Yang mana menurut Hyung?"

"Aku lihat kau memiliki boneka anjing di rumah. Kenapa tidak mengambil yang orang utan saja?" Taeyong memberi pendapat. Ia pernah melihat dua boneka anjing kecil di kamar Jaehyun.

Mendengar itu Jaehyun mengangguk paham. Ia mengembalikan boneka anjing ke tempat semula dan mengenggam erat boneka orang utan yang di pilih oleh Taeyong.


"Tunggu sebentar ya, Hyung ingin melihat beberapa bantal." gumam Taeyong seraya berjalan menjauhi rak lampu. Ia tidak membawa benda itu, mungkin nanti Taeyong akan menyuruh pegawai di sana untuk mengambilkan satu, yang baru.


"Aku juga Hyung!" seru Jaehyun senang.


Mereka berdua melihat beberapa bantal yang terpajang. Taeyong menekan permukaan bantal itu; memilih tekstur yang ia suka. Begitu juga dengan Jaehyun, hanya saja Jaehyun terlihat bermain-main.


Ya, Jaehyun belum pernah membeli barang seperti itu sebelumnya. Jadi ia tidak tahu tekstur apa yang ia inginkan.


Jaehyun memeluk bantal putih yang ia temukan dan menggembungkan pipi. Lalu menaruh benda tersebut di tempat semula. Ia benar-benar tidak tahu! Sementara Taeyong terlihat menikmati kegiatannya.

"Hyung, pilihkan satu untukku ya?" ujar Jaehyun yang kini sudah berdiri di samping Taeyong, ia kembali mengenggam erat tangan Taeyong karena beberapa orang masuk ke dalam tempat itu.

Taeyong menoleh dan tersenyum. Ia membalas genggaman tangan Jaehyun karena tahu bahwa lelaki tampan itu tidak nyaman dengan beberapa orang yang masuk ke toko. Satu tangan Taeyong yang lain masih sibuk menekan tekstur bantal.

"Hyung, apa Hyung bisa membuat cookies?" tanya Jaehyun tiba-tiba.

"Tentu saja, kenapa?"

Iris cokelat Jaehyun menatap gambar cookies yang ada di atas meja makan yang mereka lewati. "Bisakah Hyung membuatkan beberapa untukku?"

Taeyong tertawa pelan. "Pasti! Hyung akan membuatkannya untukmu."

Mereka berdua berjalan menjauhi rak bantal karena Taeyong ingin melihat beberapa furniture terlebih dahulu. Ia akan membawa lampu tidur serta bantal ketika sudah selesai menentukan semua pilihan.

Jaehyun melepaskan genggaman tangan saat melihat sebuah tempat seperti wastafel; versi mini. Mereka sudah menjauh dari orang yang masuk ke dalam toko, jadi sekarang Jaehyun baik-baik saja.

Jaehyun memainkan keran air di hadapannya; walaupun tidak ada air yang mengalir dari sana.

"Apa yang kau lakukan Jaehyun?"


"Mencuci tangan," ujar Jaehyun di iringi senyuman lebar pada wajah.

Oh sungguh, Taeyong tidak bisa untuk tidak mencubit pipi Jaehyun karena lelaki tampan itu sangat menggemaskan!

Tbc

Fix w kemusuhan sama wp. Ilang terus tulisan w, ini ngetik ulang 500 kata. Bangqe

Continue Reading

You'll Also Like

618K 52.2K 27
WARNING BXB !!! Jeno dipaksa di jodohkan oleh Jaemin, yang pada kenyataannya Jeno sama sekali tak menyukai Jaemin 📌#3-NOMIN (07-01-22) 📌#2-YUWIN(0...
158K 16.1K 63
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
765K 47.1K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
Fantasia By neela

Fanfiction

1.7M 5.2K 9
⚠️ dirty and frontal words 🔞 Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.