PERSONA

By dd_____r

285 24 1

[ #LENGKAP ] Karena pilihanku yang memutuskan untuk bergabung dengan BT25, aku harus banyak berlatih dance da... More

Begin
EUROPA
ME
The Liar
Retired
Complicated
Heartbreaker part I
Heartbreaker part II
Collapse
Conflict
Explanation
Recognition
The Jab
Reunite
Conclusion ?
In the shared future, it will be just that, togetherness.

Hidden

13 3 0
By dd_____r

Saat roda pesawat mulai menapaki tanah, aku melepas sabuk pengamanku dan membereskan barang-barangku yang masih belum masuk kedalam tas. Aku melihat disekitarku, banyak staff yang sudah mulai berdiri menyiapkan diri untuk keluar dari pesawat. Setelah suara pramugari memerintahkan seluruh penumpang untuk keluar. Sekarang aku dan rombongan sudah berada diluar pesawat, kami berjalan menuju tempat pengambilan koper, setelah beberapa saat menunggu, aku melihat koperku keluar dari bagasi, aku segera mengambilnya dan kembali menuju kerombonganku yang sudah menungguku. Hari ini rombonganku kompak mengenakan hoodie berwarna hitam. Tapi kenapa aku sendiri yang memakai hodie bewarna putih. Aku dan rombonganku berjalan dikoridor bandara, suasana bandara saat itu cukup ramai, banyak penumpang yang masih terlihat check in, menunggu kedatangan keluarga, menunggu jam penerbangan dan lain sebagainya. Aku memandang orang-orang disekitar bandara, namun semakin aku berjalan, suasana bandara semakin sepi dan gelap. Apa mungkin ini sudah malam? Aku menengok jam yang ada ditanganku, jarum panjang dan pendeknya berada tepat di angka 12. Ah pantas saja jika sudah sepi dan gelap, tapi bukankah beberapa waktu yang lalu langit masih terang dan suasana masih ramai. Baru saja aku masih melihat matahari bersinar dari sisi kanan aku berjalan. Setelah aku sadari ternyata tinggal akulah seorang diri yang berjalan saat itu. Aku terhenti dan menyadari jika saat ini aku berdiri disebuah ruangan kosong dan tak ada seorangpun disekitarku, aku coba menengok kebelakang, tapi aku hanya melihat tembok hitam yang menutupi ruangan. Kenapa aku sendiri disini? Dimana aku? Dimana tim ku yang tadi berjalan bersamaku? Aku merasa takut karena suasana semakin gelap dan mencekam. Aku mencoba mencari dimana tim ku berada, tapi aku tidak berhasil menemukannya. Aku terus berteriak, tapi tidak ada yang menjawab. Aku terduduk lemas disudut ruangan tersebut, aku menangis dalam diamku. Tangisanku hening, tapi dihatiku aku merasakan sakit yang begitu menusuk. Ada apa denganku?

---

"Fin, bangun Fin, kita udah sampe, ayo turun. Fin" terdengar samar-samar suara kak David yang memanggilku. Aku terbangun dari tidurku.

"ah ternyata tadi cuman mimpi" ucapku dalam hati.

"kamu kenapa? Kok keringat kamu banyak banget?" tanya kak David nampak sedikit khawatir denganku.

"gak papa, cuman agak panas aja" jawabku singkat. Aku pun segera mengemasi barang-barangku. Kak David masih duduk disampingku, menunggu aku mengemasi barang-barangku.

"kak David, jangan tinggalin aku" ucapku sembari masih terburu-buru memberesi barang-barang.

"enggak" jawabnya singkat. Reflek takut karena mimpiku tadi membuatku meraih tangan kak David, dan kemudian kak David menuntunku keluar dari pesawat. Aku terus menggenggam tangan kak David bahkan hingga masuk kedalam mobil. Seperti biasa, sudah banyak fans yang menunggu kedatanganku di bandara, namun aku menutupi wajahku dengan masker dan kacamata hitam. Aku sengaja menutupi wajahku yang nampak masih lemas ketakutan ini. Ya, sejak mimpi burukku tadi, aku takut kehilangan semua yang ada disekitarku sekarang, aku takut kehilangan timku, aku takut kehilangan teman-temanku, bahkan aku takut kehilangan semua orang yang mencintaiku.

"tangan kamu dingin banget, kamu lagi gak enak badan ya? Apa kita perlu kedokter dulu?" tanya kak David.

"enggak usah kak, aku gak papa kok, dibuat tidur juga nanti enak sendiri" jawabku.

"pak, nanti kita ke asrama dulu, setelah itu antarkan saya kekantor freshpaper" ucap kak David yang berbicara dengan supir pribadi kita. Aku tidak ingin peduli untuk apa kak David ingin pergi kekantor freshpaper. Freshpaper adalah salah satu perusahaan besar yang bergerak dibidang news, atau berita, disana selalu menampilkan berita terbaru, dalam bentuk media televisi, Radio, internet, bahkan mereka juga menyediakan koran harian.

---

Saat itu jam menunjukan pukul 18 lebih 5 menit, aku memasuki asrama. Diruang tengah aku melihat Biyan sedang membaca komik kesukaannya, sedangkan didapur kak Sena, Bima, dan Ray sedang sibuk menyiapkan makan malam. Bukan hanya tampil menawan diatas panggung, tapi kita juga diberi tanggung jawab untuk memasak dan membersihkan asrama. Kita memiliki jadwal piket untuk membersihkan asrama, jika soal memasak, biasanya akulah yang dipercaya mereka untuk menyediakan makanan.

"guys, aku pulang" ucapku dengan nada yang masih tidak bersemangat, aku terduduk di samping Biyan. Biyan yang melihat kedatanganku sangat antusias dan dengan segera meletakan komik yang semula ada dikedua tangannya.

"waaaahh, aku kira kamu bakalan lama di Eropa" ucap Biyan.

"buat apa lama-lama disana?" tanyaku.

Bima berlari kecil menuju kearah ruang tengah sembari berkata, "Rafin,,, aku kangen banget sama kamu".

"lebai banget sih, baru juga sehari gak ketemu" kataku.

"aku memasak makanan lezat buat kamu Fin" ucap Bima. Ray yang masih ada didapur tiba-tiba menyambar, seolah tidak terima dengan apa yang diucapkan Bima.

"kapan kamu masak? Kamu masuk dapur cuman ngerecokin aku sama kak Sena" ucapnya.

Biyan tertawa kecil mendengar jawaban Ray.

"aku taro barang dikamar dulu deh, ntar aku bantuin masak" ucapku yang kemudian beranjak untuk membawa barang-barangku kekamar.

"aku bantuin naik" ucap Bima yang berniat akan membantuku membawa koper-koperku kekamar. Kamarku ada dilantai dua, jadi perlu tenaga lebih untuk mengangkatnya.

"kamu gak usah bantuin kita masak Fin, mendingan kamu buruan mandi, terus kesini. Bentar lagi makanannya siap" ucap kak Sena dari dalam dapur.

"oke kak" jawabku. "buruan angkat koper aku yang gedhe keatas" tambahku menyuruh Bima. Bima pun menuruti apa yang aku perintahkan.

Sesampainya dikamarku, Bima meletakan koper di sudut ruangan. Aku segera melepas jaketku dan bersiap untuk mandi.

"thanks Bim" ucapku kepada Bima.

"santai aja. Eh btw, kenapa pak Hitman kemarin pengen ketemu sama kamu?" tanya Bima.

Baru saja aku lupa masalah obrolan kemarin, tiba-tiba Bima sudah mengingatkannya lagi.

"gak ada apa-apa kok, cuman ngobrol biasa" ucapku, menutupi apa yang sebenarnya terjadi.

"ah,, bohong, aku udah bisa bedain mana ekspresi kamu bohong dan pas gak bohong" ucap Bima yang terus menyudutkan ku.

"udah ah, aku mau mandi dulu, terus makan, terus tidur" ucapku seolah tidak memperdulikan keberadaan Bima disana.

"heei,, aku serius, cerita dong sama aku" ucap Bima terus memaksa.

"apanya yang mau diceritain, aku ketemu pak Hitman cuman bentar dan terus beliau cuman bilang -sebaiknya kamu siap-siap untuk penerbangan pulang 3 jam lagi- udah cuman gitu" ucapku sembari menirukan gaya Pak Hitman saat berbicara denganku kemarin. Namun Bima nampak masih belum percaya dengan apa yang aku jelaskan.

"apalagi? Gak percaya? Yaudah kalo gak percaya, aku mau mandi dulu, nanti kalo kamu keluar kamarku, tolong tutup pintunya" ucapku yang kemudian berlalu menuju kamar mandi.

Saat aku keluar dari kamar mandi, aku sudah tidak melihat sosok Bima berada dikamarku. Aku pun bergegas mengganti pakaian dan kemudian menuju kemeja makan.

Sesampainya dimeja makan, Yuta, Bima, Biyan, Jo, Ray, Wiga, dan kak Sena sudah menungguku. Setelah semuanya lengkap, kami mulai menyantap makanannya. Menu malam itu terlihat enak, apalagi steak daging yang dibuat oleh Ray, sangat sempurna kelembutan dan rasanya. Namun nafsu makanku hilang entah kemana, aku hanya mengambil sedikit porsi makan, dan kemudian tidak menghabiskannya, yang ada dipikiranku saat ini adalah suara pak Hitman yang masih menggema sangat jelas.

Seperti biasa, setelah makan malam, kita selalu menyempatkan diri untuk mengobrol diruang tengah, membicarakan jadwal esok hari.

"apa kak David masih dieropa? Dia gak ikut Rafin balik ke Indo?" tanya Wiga.

"enggak. Dia ikut balik kok. Aku lihat foto airport Rafin hari ini dari beberapa fansite. Kenapa kamu terus menggandeng tangan kak David?" tanya Jo sembari membubuhinya dengan sedikit tawa.

Aku tak tahu harus berkata apa untuk menjawab pertanyaan Jo.

"serius? Mana coba aku lihat fotonya" ucap Yuta yang juga penasaran melihat fotoku hari ini. Bima dan Wiga juga nampak tak ingin ketinggalan.

"hahahahahahaha, kenapa kamu terus gandeng tangan kak David?" tanya Bima yang masih belum berhenti menertawakanku. "kalian kayak sepasang kekasih yang habis pulang dari liburan" lanjutnya.

"aku cuman takut salah jalan. Biasanya aku diairport bareng kalian dan staff lainnya. Tapi kali ini aku benar-benar hanya berdua sama kak David" ucapku mencari alasan agar mereka percaya.

"ah iya juga sih" ucap Bima yang sudah mulai menghentikan tawanya.

"Fin, kamu kayak lagi gak sehat" ucap Yuta yang sangat memperhatikan penampilanku difoto tersebut.

"itu aku cuman habis bangun tidur aja" jawabku.

"kak Sena, apa kamu tahu apa yang dibicarakan Rafin bersama pak Hitman kemarin di eropa?" tanya Bima kepada kak Sena yang masih sibuk dengan laptopnya.

Kak sena nampak kaget dengan pertanyaan Bima, kemudian ia menatap mataku. Saat itu juga aku menatap mata kak Sena dan memberikan isyarat untuk tidak menceritakannya kepada yang lain.

"mana aku tahu, aku kan udah pulang duluan bareng kalian" jawab kak Sena.

"apa kak David belum cerita sama kak Sena?" tanya Bima yang masih gigih mencari jawaban.

"belum. Daritadi David kan belum sampe keasrama. Dan dia kayaknya tidur dikantor deh malem ini" ucap kak Sena. "udah pada kumpulkan ? Aku mau breefing buat jadwal kita besok" lanjut kak Sena.

"siap" celetuk Wiga.

"jadi mulai minggu depan kita udah nyiapin buat comeback kalian. Besok kita berangkat jam 8 pagi. Terus meeting buat konsep comeback. Jam 2 ada jadwal pemotretan buat iklan sepatu. Jam setengah 7 malem ada syuting tapping varity show. Habis tapping kalian balik kekantor lagi buat latihan vocal lagu baru. Minggu ini kalian gak ada jadwal live sama sekali. Tapi tetep ada jadwal syuting tapping, yang nanti tayangnya pas setelah comeback kalian rilis. Besok sebelum pemotretan kalian kesalon dulu buat rapiin rambut, sama nanti ada beberapa yang harus ganti warna rambut" ucap kak Sena. Sejenak kak Sena mengamati layar laptopnya dan kemudian melanjutkan bicaranya.

"eh ada satu syuting live pas acara penghargaan Gumyaward besok selasa, sama pas hari sabtunya kalian ada jadwal individu yang gak terlalu padat dan hari minggunya kalian free, tapi hari seninnya kalian harus terbang ke Jepang buat syuting video klip dan konser. Jadi kalian bakal disana selama satu minggu" lanjutnya.

Biyan dan Yuta tampak mengangguk-anggukan kepalanya setelah mendengarkan penjelasan jadwal dari kak Sena.

"disamping kalian menyiapin buat comeback kalian, kalian masih ada jadwal buat konser. Karena negara dieropa udah semua. Jadi tinggal yang ada di asia aja. Jadi jaraknya lumayan deket lah sama indonesia. Kalian harus tetep jaga kondisi kesehatan kalian. Kalo ngerasa sedikit aneh sama badan kalian, kalian bisa langsung bilang ke aku kalo gak ke David, biar segera dapet penanganan" ucap kak Sena. "jadwal terbaru kalian udah dikirim kemarin ya pas kalian di eropa, jadi aku cuman sedikit jelasinnya. Gimana ada yang mau ditanyain?" tanya kak Sena.

"buat sekarang si gak ada kak" ucap Biyan.

"rasanya pengen nangis lihat jadwal kita minggu ini, untung sabtu minggunya agak longgar" ucap Ray, sembari menatap layar ponselnya.

"kak, hari ini masih ada lagu yang harus aku selesaiin buat album baru kita, aku ijin kekamar dulu ya kak" ucap Yuta yang bersiap beranjak dari tempat duduknya.

"ah iya, buat Yuta, Ray sama Wiga kalian kan berkontribusi buat beberapa lagu di album baru kalian, kira-kira udah berapa persen lagu yang kalian buat?" tanya kak Sena.

"aku sama Wiga udah selesai sih kak, lagunya udah siap kita dengerin besok buat latihan. Kalo si Yuta kayaknya tinggal finishing aja yakan?" tanya Ray kepada Yuta.

"iya, udah selesai sih, cuman ini masih harus diskusi sama produsernya, ada beberapa bagian yang harus dirapiin" jawab Yuta.

"semangat teman-teman" ucap Bima yang sedari tadi sibuk menyimak obrolan.

"yang lain boleh langsung istirahat. Aku mau kekamar dulu. Kalo kalian butuh aku, cari aku dikamar" ucap kak Sena yang juga beranjak dari ruang tengah.

Yuta dan kak Sena sudah beranjak dari ruang tengah, disusul juga oleh Biyan dan Wiga, mereka masuk kekamar mereka masing-masing. Sekarang tinggal Jo, Bima dan aku yang berada diruang tengah.

"Fin, kemarin di eropa kamu sempet ketemu sama Reva? Kenapa dari kemarin dia gak bisa dihubungi ya?" tanya Jo.

"ketemu pas makan siang, jadi kak David udah janjian sama kak Ica, managernya Reva, buat ketemuan disalah satu resto disana. Dan ternyata mereka juga mau meeting sama pak Hitman" ceritaku.

"kalian meeting bareng? Mau ada projek apa emangnya? Kok meetingnya barengan?" tanya Bima yang tiba-tiba menyambar.

"kita gak meeting bareng. Kak Ica ketemuan dulu sama pak Hitman, habis itu baru giliran aku sama kak David yang ketemuan sama pak Hitman, jadi kita gantian gitu lho" ceritaku lagi.

"dreeetttt.... dreeeeeettt........ dreeeeeettt" suara dering ponselku. Aku melihat nama Jeni tertera dilayar. Jeni adalah adik perempuanku satu-satunya, aku sangat menyayanginya, setiap malam aku selalu menyempatkan waktu untuk meneleponnya. Sekarang dia duduk dikelas 3 SMA, aku merasa bersalah kepada adik dan keluargaku, karena mereka tidak bisa hidup tenang karena aku.

"kak, orang itu masih mengikuti kita" ucapnya ketakutan.

"aku kekamar dulu ya guys" ucapku berpamitan kepada Jo dan Bima.

Sesampainya dikamar, aku berani bersuara untuk menjawab telepon dari Jeni.

"gimana mereka bisa tahu kalo kalian pindah ke malang?" tanyaku.

"aku rasa mereka memantau rumah kita selama 24 jam, pas malem-malem kita berangkat pindah, mereka mengikuti kita. Aku baru tahu mereka disini setelah satu minggu kita pindah. Pulang sekolah, aku tidak sengaja melihat salah satu dari mereka berada disekitar rumah"

"selama mereka gak ganggu kamu, dibiarin aja, dicuekin aja" nasehatku.

"tiap hari salah satu dari mereka ngikutin aku kesekolah kak. Kemarin kata mamah ada yang dateng kerumah juga, dan tadi........"

Jeni menghentikan ceritanya dan menangis.

"Jen, kamu kenapa? Cerita sama kakak" tanyaku yang mulai panik dan khawatir.

"tadi ada nomer asing yang meneleponku, dia memaksaku untuk memberikan nomer ponsel kak Rafin, dia bahkan menyuruhku untuk mengambil salah satu barang kesayangan kak Rafin. Dia menyuruhku keluar dari rumah saat itu juga. Aku takut kak, tadi gak ada orang dirumah, papa sama mama kerumah sakit buat kontrol kesehatan papa. Dan aku gak berani cerita soal ini ke mama. Mama pasti bakalan kepikiran lagi. Mama juga lagi sibuk ngerawat papa. Aku pengen fokus belajar tapi gak bisa kak, nomer itu terus-terusan telepon aku. Sebentar lagi aku Ujian, nilai try out ku juga turun sejak pindah kemalang"

Aku menarik nafas panjang dan kemudian berkata "kalo kamu diancam sama mereka, kamu kasih aja, apapun yang mereka mau"

"gak bisa kak, kalo mereka tahu nomer ponsel kakak, pasti kaka jadi gak tenang. Dan itu bakal ganggu aktivitas kak Rafin, kalau pun aku kasih apa yang mereka mau, mereka pasti akan terus meminta yang lain tanpa henti. Tapi jika aku tidak memberi apa yang mereka mau, mereka terus mengancamku"

"enggak, nanti kakak kirim kamu nomer kakak yang jarang kakak pake. Kakak punya dua nomer, tapi cuman satu nomer yang sering kakak gunain. Kakak pengen tahu apa yang bakal mereka lakuin setelah tahu nomer ponsel kakak. Nanti biar kakak ngomong baik-baik sama mereka. Biar mereka gak ganggu kamu lagi"

"begitu? Baiklah, semoga ini bisa menjadi solusi yang tepat. Yaudah kalo gitu aku tutup dulu teleponnya ya kak, udah malem, kakak istirahat yang cukup, dan jangan sakit"

"iya, kamu juga jangan lupa istirahat, jangan kebanyakan belajar" ucapku. Dan kemudian aku mendengar sedikit tawa Jeni yang cukup menenangkan hatiku. 

Continue Reading

You'll Also Like

43.8M 1.3M 37
"You are mine," He murmured across my skin. He inhaled my scent deeply and kissed the mark he gave me. I shuddered as he lightly nipped it. "Danny, y...
7.3M 303K 38
~ AVAILABLE ON AMAZON: https://www.amazon.com/dp/164434193X ~ She hated riding the subway. It was cramped, smelled, and the seats were extremely unc...
192M 4.6M 100
[COMPLETE][EDITING] Ace Hernandez, the Mafia King, known as the Devil. Sofia Diaz, known as an angel. The two are arranged to be married, forced by...
28.9M 916K 49
[BOOK ONE] [Completed] [Voted #1 Best Action Story in the 2019 Fiction Awards] Liam Luciano is one of the most feared men in all the world. At the yo...