"Whn a monster not a monster?"
"ah, whn u love it"
"Cha?" Yujin memberaikan segala overthinking gue
"E-Eh iya"
"Lo gak papa?"
Gue menggeleng heboh "enggak kok, oh iya gue ke toilet bentar." Pamit gue segera pergi dari sana.
Setelah berkali-kali meyakinkan diri dan mengambil air wudhu gue kemudian memantapkan diri untuk menelpon Minho meminta klarifikasinya.
"halo?" Gue sedikit bernafas lega setelah akhirnya ia menjawab panggilan gue
"halo, Assalamualaikum "
"waalaikumsalam "
"kamu dimana no? Kok suaranya parau gitu? "
"ooh ini aku lagi di luar"
"bukannya kamu ngantor?"
"sama Felix nih dia minta ditemenin ketemu seseorang, sekalian aku juga mau nyari makan"
Kan, dia gak mungkin ingkarin ucapannya.
"Oalaa, yaudah kamu lanjut aja"
"kenapa nelpon cha? "
"gapapa, lagi kangen suara kamu aja"
"kangen suara apa kangen sama aku nih? "
"paansih no, udah kamu lanjut aja, aku juga mau lanjut ngobrol sama yujin chae nih"
"yaudah salam sama mereka ya"
"iya, yaudah aku tutup nih, Assalamualaikum "
"waalaikumsalam "
Tuut
Setelah merasa benar-benar lega gue kembali menghampiri kedua sahabat gue itu, rupanya pesanan kami sudah sampai.
"lama banget cha"
"iya, si Chae sampe mau balik tuh"
"Loh cepet banget Chae?" tanya gue memastikan
"iya nih, gue baru inget kalau ada acara keluarga. jin gue nitip mobil gue ya, gue dijemput soalnya"
"Oke, jadi malam ini lo gak pulang?"
"kayaknya enggak deh, keluarga besar gue pada ngumpul soalnya, jarang-jarang gitu."
"yaaah gue sendirian dong"
"makanya cari pacar sana" ledek chae
"kayak lo punya aja" balas yujin
Chae hanya berdecih menanggapi perkataan yujin, walaupun jomblo, Chae sebenernya banyak yang naksir, tapi emang anaknya malas pacaran karena beberapa kali dimanfaatin sama mantan-mantan matrenya.
Ting
Bel pintu cafe ini bunyi, menandakan ada yang datang, dia langsung ke bar buat mesan minum, kemudian menghampiri kami dan terkejutnya gue pas liat siapa sosok itu
Gue kaget dong
"FEL... "
ucapan gue tertahan pas Chae bungkam gue pake tangannya
"lo mau semua orang tau?! "
Ucap chae
"santai aja kali cha, lo kan udah biasa kali ketemu felix, pake acara sok fangirling lagi"
bukan itu masalahnya, masalahnya ini felix kan? Felix gak punya kembaran kan?
Bukannya dia keluar sama Minho?
"hai Cha... "
Sapa felix setelah duduk di sebelah Chae tepatnya di depan gue
"ha... Hai, lo ngapain disini lix? "
Tanya gue
"gue mau jemput Chae ke acara keluarga, tapi acaranya masih entar malam, bisalah nongki dulu"
Balasnya santai,
Semua orang disini santai kecuali gue yang udah gak tenang sendiri
"lo ada-ada aja chae, pake minta dijemput felix lagi, ngerepotin orang saja," tutur yujin menyeruput jus semangkanya
"gak kok, gak keberatan, malahan gue seneng ada temennya di perjalanan," Balas felix tersenyum ramah.
"tapi lix bukannya lo sibuk? "
"iya sih, tapi gue bisa atur waktu kali, sebelum kesini gue permantap latihan koreo dulu biar nanti gak ketinggalan kan."
Tunggu Itu artinya sebelum kesini felix, ke pusat pelatihan jyp kan?
"lo abis latian langsung kesini Lix? Gak kemana-mana dulu gitu? Ketemu siapa gitu?" Tanya gue
"enggaklah," gue seneng felix bilang gitu, tapi kalimatnya belum selesai...
"gue mampir ke dorm dulu buat mandi sama ngambil baju, kan disana gue mau nginep, abis itu langsung kesini deh"
Jawabnya yang bikin ada yang ganjel di hati gue,
"ooh... Gitu yah"
"emang kenapa Cha? "
Tanya felix
"Gapapa kok, gue kasian aja sama jadwal lo yang padat banget, pasti lo capek banget "
alibi gue.
"guys, gue duluan yah"
Pamit gue karena ini bendungan air mata bentar lagi pecah, tapi gue juga gak mau memperlihatkan mereka
"loh baru aja gue nyampe lo udah cabut aja" tukas felix
"Maaf banget yah guys, Minho suruh gue balik sebelum maghrib."
"yaudah deh, gue juga udah mau berangkat nih" sahut chae yang diangguki felix
"kalo gitu gue juga balik deh, gue anterin lo pulang sekalian aja Cha"
Tawar yujin yang ngambil alih sementara mobilnya chae, yah gue sih setuju-setuju aja.
"Cha, salam sama Lino hyung ya." ucap felix sebelum naik di mobilnya
Dan dengan sok lugunya gue mengangguk seolah gak ada yang mengganggu.
Di perjalanan pulang gue dan Yujin gak terlalu banyak ngomong kayak biasanya, tapi emang gue gak mood buat obrolin apapun, dan dengan ajaibnya yujin yang biasanya bawel banget juga gak memulai percakapan apapun
"Makasih Jin, gak mau mampir dulu?"
Ucap gue...
"Lain kali deh cha"
Setelah bilang gitu gue niatnya mau langsung turun dari mobil aja, tapi Yujin malah lanjutin bicaranya
"kalo lo ada masalah, bilang aja."
Gue ngerti kenapa yujin tadi gak banyak ngomong, kayaknya dia tau kalo gue lagi ada masalah
Gue langsung meluk yujin, dan tanpa sadar air mata gue netes, gak banyak si
"gue ini sahabat lo cha, lo itu bawel, sekalinya diam kentara banget kalo punya masalah"
Gue masih diam, lalu melepas pelukan gue sama yujin dan maksain buat senyum
"gue tau lo belum mau cerita"
"makasih yah jin udah ngerti, gue duluan"
"iya, kalo ada apa-apa kasi tau aja, awas aja kalau lo nangis sendirian gak ajak-ajak gue."
Tapi maaf, Jin. Gue gak dengerin perkataan lo karena tepat setelah gue menutup pintu rumah ini, tangis gue pecah begitu aja.
di sisi lain gue berpikir keras gimana entar keadaan gue kalo Lino pulang? jujur gue marah banget pengen amukin dia aja bawaannya, tapi gimana ya gue gak yakin bisa lakuin itu. Silakan katai gue lemah, karena memang begitu adanya.
"Assalamualaikum... Aku pulang" Yang ditunggu akhirnya tiba.
"waalaikumsalam " gue menyambutnya dengan langsung menyalimi punggung tangannya, sebagai balasannya, seperti biasa dia kecup kening gue dan untuk pertama kali kecupan itu tidak memberi efek menenangkan atau mendebarkan sama sekali, rasa sakit masih lebih mendominasi.
"kamu istirahat aja dulu, aku mau siapin air hangat buat kamu mandi"
Pinta gue yang ia angguki dan langsung rebahan di sofa ruang tengah
Setelah gue balik dari kamar mandi, gue mendapati Minho yang udah ketiduran di Sofa, liat dia rasanya tambah sakit aja, dan lagi lagi air mata gue kembali berlinang,
Gue sadar dan segera menghapusnya kemudian bangunin lino
"No, bangun udah mau maghrib nih, kamu mandi sana,"
Ucap gue nepuk nepuk pipi nya, rasanya pengen gue tampar aja tapi sayang ganteng.
Dia mengerjap ngerjapkan matanya, kemudian langsung tersenyum,,
Senyum manis yang selama ini mengelabui gue...
Niatnya gue mau langsung mau melengos aja dari hadapannya, tapi dia malah nahan pergelangan tangan gue.
"apa? "
"disini dulu, aku pengen liatin kamu"
Bullshit!
Lino narik gue, dia rapihin rambut yang sedikit berantakan di wajah gue ke belakang telinga.
dia terus natap gue lekat lekat, kemudian narik tengkuk gue, dan gue tau selanjutnya bakal gimana
Gue narik kepala gue menjauh, kali ini baik otak maupun hati gue menolak untuk ia pagut mesra,
"kenapa? " tanyanya
"kamu mandi dulu sana, air hangat nya keburu dingin entar"
Tahan cha...
Dia menurut, dan langsung beranjak menuju kamar mandi melakukan perintah gue.
Gue menatap bahu lebarnya yang mulai menghilang dibalik pintu kamar mandi.
Apakah kelak ia akan pergi juga?
Tbc
....
Ree up dengan chapt yang makin greget nih,
Voment juseyo
Salam Reeknow,
Bucin Leeknow
:")