Man Like You《Jaeyong》✔

By acel_kins-

1.9M 252K 64.6K

[Romance] Awalnya Taeyong kira ia benar-benar menjadi pengasuh bayi. Tapi, mana ada bayi yang memiliki delap... More

Cast
Part 1
Part 2
Part 3
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22

Part 4

95.3K 12.8K 3.1K
By acel_kins-

JAM delapan malam Yunho sudah pulang ke rumah. Lelaki paruh baya itu tersenyum kecil saat melihat Taeyong dan Jaehyun sedang mengerjakan sesuatu di ruang keluarga. Kertas serta pensil warna berceceran di sekitar tempat itu. Yunho menaruh tas kerja di atas sofa sebelum menyapa Jaehyun yang terlihat sangat serius.

"Hey," sapa Yunho seraya mengusak rambut hitam Jaehyun dengan sayang. Sementara Taeyong kini menundukkan kepala; sedikit terkejut karena Yunho datang tiba-tiba.

Jaehyun tersenyum lebar. "Sudah pulang Dad?"

Yunho mengangguk. "Jaehyun sudah makan?"

"Sudah, Taeyong Hyung menyuapiku tadi." ujarnya senang sebelum kembali fokus pada kegiatan. Jaehyun mewarnai beberapa kertas yang sebelumnya sudah berisi gambar buatan Taeyong.

Untung saja Taeyong memiliki kemampuan dalam bidang seni, ia bisa menggambar dengan cukup baik. Jadi Jaehyun tidak merasa bosan. Toh Taeyong juga mulai menikmati pekerjaan nya, walaupun ia memang harus berbicara kepada Yunho. Taeyong masih penasaran kenapa Jaehyun membutuhkan seorang pengasuh di usia delapan belas tahun.

"Sajangnim, aku ingin membicarakan sesuatu." ujar Taeyong pesan akhirnya; memberanikan diri untuk bertanya.

Yunho mengulas senyum tipis sebelum mengangguk. "Kita berbicara di ruanganku saja," karena ia tahu bahwa Taeyong pasti menanyakan tentang Jaehyun.

"Taeyong Hyung dan Daddy mau kemana?" tanya Jaehyun saat melihat Taeyong serta Yunho berdiri.

"Sebentar, tunggu disini ya." gumam Yunho lembut yang di jawab dengan anggukan oleh Jaehyun.

Setelah itu Taeyong dan Yunho berjalan menjauhi ruang keluarga. Naik ke lantai dua sebelum berhenti di pintu mahoni cokelat. Yunho membuka pintu tersebut; mempersilahkan Taeyong masuk ke dalam ruangan kerjanya di rumah.

Taeyong sedikit terperangah ketika melihat interior ruang kerja Yunho yang sangat elegan, ia memutuskan untuk duduk di sofa yang terletak di tengah ruangan. Iris hitamnya menatap Yunho yang membuka jas kerja. Lelaki paruh baya itu duduk di hadapan Taeyong, memberikan tatapan yang sulit di artikan.

"Aku tahu kau pasti terkejut dan bertanya-tanya kenapa aku mempekerjakanmu untuk merawat Jaehyun," Yunho membuka pembicaraan terlebih dahulu. Membuat Taeyong mengangguk.

Di dalam kepala Taeyong, itu semua sungguh tidak masuk akal. Jadi ia masih merasa bingung kenapa Yunho repot-repot mencari pengasuh untuk merawat lelaki remaja berusia delapan belas tahun yang sudah bisa melakukan semuanya sendiri walaupun seharian ini Jaehyun memang bertingkah manja.

"Aku penasaran." gumam Taeyong seraya menatap ke arah lain; menghindari tatapan Yunho.

"Bukan tanpa alasan tentu saja. Menurutmu, bagaimana Jaehyun?"

Kening Taeyong berkerut dalam, ia kembali menatap Yunho tepat pada wajah. "Normal, hanya sedikit manja dan kekanakan. Jaehyun tidak mengidap little space kan?"

Taeyong mengingat sesuatu yang pernah ia pelajari ketika di bangku kuliah, ia sering membaca buku bagian psikologi karena itu menyenangkan. Ada pembahasan tentang Little Space. Sebuah sindrom, dimana seseorang memiliki prilaku seperti anak kecil atau balita.

Otomatis Yunho menggeleng. "Tidak. Jaehyun bukan pengidap sindrom Little Space. Dia anak yang normal, seperti katamu, walaupun lebih manja dan kekanakan. Tapi, ada sebuah trauma besar yang membuat Jaehyun menutup diri dari dunia luar serta banyak orang. Aku memilihmu karena kau terlihat mirip dengan istriku; Jung Jaejoong. Jaehyun membutuhkan seorang teman yang bisa membimbingnya, kurasa kau orang yang tepat." jelasnya panjang lebar seraya menghirup nafas dalam.

"Aku masih tidak mengerti." ujar Taeyong frustasi. Ia tidak mengetahui apapun tentang Jaehyun. Maksudnya, jika ia memang di pekerjakan untuk mengurus Jaehyun, setidaknya ia harus mengetahui trauma apa yang pernah di alami oleh lelaki tampan itu.

Yunho mengusap wajah dan menopang dagu. "Di umur sepuluh tahun, Jaehyun menyaksikan sepupu yang sangat dekat denganya terbunuh dengan dua tembakkan di kepala, tepat di depan matanya. Ia mengalami trauma, psikisnya terganggu karena kejadian tersebut. Walaupun Jaehyun sudah mendapatkan terapi, ia masih menjauhi dunia luar dan banyak orang. Aku tidak ingin anakku menjadi anti sosial."

Mendengar itu Taeyong terdiam. Sekarang ia mengerti kenapa Jaehyun lebih memilih untuk melakukan semuanya di rumah, termasuk sekolah. Mungkin kejadian tersebut benar-benar menghantui Jaehyun hingga lelaki tampan itu tidak ingin bertemu dengan orang banyak.

"Aku bisa melihat bahwa Jaehyun bahagia bersamamu walaupun ini hari pertama. Sebelumnya aku sudah menunjukkan fotomu padanya dan ia sangat senang karena kau benar-benar mirip dengan Ibunya. Kuharap kau bisa membantu Jaehyun, Taeyong-ah." ujar Yunho penuh harap. Tatapan matanya berubah menjadi lembut.

Tidak ada yang bisa Taeyong lakukan selain mengangguk. Setidaknya kini ia mengerti kenapa Jaehyun membutuhkan seseorang di sisinya, walaupun ia hanya berperan sebagai pengasuh. Tapi itu bukan masalah besar. Taeyong bisa membantu Jaehyun untuk mengatasi traumanya sehingga lelaki tampan itu bisa berbaur dengan orang banyak.

***


"

Pagi Hyung!"

"Oh Tuhan!" Taeyong hampir jatuh dari atas kasur saat melihat Jaehyun berada tepat di hadapannya ketika ia baru saja membuka mata. Jantung Taeyong berdegup kencang; ia melemparkan tatapan tak percaya pada Jaehyun yang kini menurunkan buku dongeng dari wajahnya dan tersenyum lebar.

Iris hitam Taeyong bergulir; menatap jam yang menggantung di dinding. Menunjukkan pukul tujuh pagi. Oh, bukannya Jaehyun biasanya bangun jam delapan pagi? Kenapa lelaki tampan itu bangun lebih awal?

Jaehyun masih mengenakan piyama beruang berwarna biru tua sebelum membaringkan tubuhnya di samping Taeyong dan memberikan buku dongeng yang ada di genggamannya kepada lelaki cantik itu. Iris cokelatnya menatap lurus pada wajah Taeyong; berbinar.

"Uh, apa?" gumam Taeyong pelan. Ia ingin sekali memarahi Jaehyun karena sudah masuk ke kamarnya tanpa izin. Namun ia tidak bisa melakukan itu karena tahu bahwa Jaehyun sangat kekanakan.

"Bacakan dongeng Hyung. Masih ada waktu satu jam sebelum sarapan siap dan hari ini Kyuhyun Hyung juga akan datang ke rumah untuk mengajariku."

"Kyuhyun Hyung?"

"Uhm! Salah satu dosen dari kampus, hehehe.."

Taeyong hanya mengangguk lalu menyenderkan punggung pada kepala kasur, ia membuka buku yang Jaehyun berikan. Sementara si lelaki tampan sudah menyampingkan tubuh seraya memeluk erat guling Taeyong; matanya tak lepas memandangi si lelaki cantik.

"Bagian yang mana, Jaehyun?"

"Tiga beruang!" seru Jaehyun senang.

Taeyong tersenyum kecil lalu membuka buku tersebut; mencari cerita yang Jaehyun sebutkan. "Dahulu kala, hiduplah tiga beruang di dalam hutan. Ayah, Ibu dan satu anak yang sangat menggemaskan," ia mulai bercerita dengan intonasi yang bisa membuat Jaehyun tersenyum lebar.

Cara Taeyong bercerita, sangat mirip dengan sang Ibu. Jaehyun jadi merindukan Jaejoong, ia sudah mengirim pesan dan merengek agar Ibunya cepat pulang. Namun ternyata pekerjaan sang Ibu di luar negeri masih sangat banyak. Jadi yang bisa Jaehyun lakukan hanyalah menunggu.

Taeyong terus bercerita, sesekali mimik wajahnya berubah dan hal tersebut berhasil membuat Jaehyun tertawa kecil. Jaehyun sangat senang dengan keberadaan Taeyong di sekitarnya, ia merasa nyaman, lelaki cantik itu adalah sumber penyemangatnya. Semenjak Taeyong masuk ke dalam kehidupannya, Jaehyun merasa lebih baik.

"Setelah memberikan madu untuk kelinci, mereka pergi bersama ke sungai untuk membersihkan diri." Taeyong menutup buku dongeng tersebut dan tersenyum ketika melihat Jaehyun mengerucutkan bibir.

"Lagi Hyung~" rengeknya. Jaehyun masih ingin mendengar Taeyong bercerita!

"Kau harus mandi Jaehyun. Nanti malam sebelum tidur, aku akan membacakan dongeng lagi untukmu."

"Janjiiiiii?" Jaehyun mengulurkan tangan dan menunjukkan jari kelingkingnya pada Taeyong; membuat pinky promise.

Taeyong tidak bisa menolak, Jaehyun terlalu menggemaskan di matanya. Jadi ia mengaitkan jari kelingkingnya dengan kelingking Jaehyun. "Janji."

Senyum di wajah tembam Jaehyun mengembang, ia merubah posisi tidurnya menjadi duduk lalu mengecup punggung tangan Taeyong. "Kalau begitu aku mandi sekarang, bye bye Hyung~" ujarnya sebelum menuruni kasur dan keluar dari kamar Taeyong.

Meninggalkan si lelaki cantik yang mematung seraya memandangi punggung tangannya yang baru saja di kecup oleh Jaehyun. Taeyong mengangkat satu alis lalu tertawa geli. Jaehyun memang sesuatu.

.
.

Taeyong turun terlebih dahulu ke lantai bawah dan tersenyum saat melihat berbagai macam makanan di meja makan. Ia sudah mandi, sementara Jaehyun belum juga turun ke lantai bawah. Padahal lelaki tampan itu pergi terlebih dahulu untuk membersihkan diri.

Tangan Taeyong meraih piring; menyiapkan sarapan untuk Jaehyun. Sepertinya hari ini ia akan menyuapi lelaki tampan itu lagi. Mengingat sejak kemarin Jaehyun selalu minta di suapi.

Jika kemarin Taeyong merasa sedikit kesal, sekarang ia sudah bisa menerima semuanya. Trauma yang Yunho ceritakan membuat Taeyong lebih memahami Jaehyun lebih dari sebelumnya.

"Hyung!"

Taeyong menoleh ke belakang dan terkejut saat melihat Jaehyun menaruh tangkai bunga mawar di atas bibir yang mengerucut.


Oh Tuhan. Bolehkah Taeyong mencubit pipi Jaehyun sekarang? Ia merasa sangat gemas terhadap lelaki tampan itu!

Jaehyun mengambil bunga mawar yang ia petik dari halaman belakang dan memberikannya kepada Taeyong. "Untuk Hyung, suapi aku lagi ya Hyung?"

Taeyong tertawa kecil dan mengambil bunga mawar pemberian Jaehyun lalu mengangguk. "Duduk terlebih dahulu, Hyung sedang mengambilkan sarapan untukmu."

Dengan itu Jaehyun duduk di kursi meja makan; ia menopang dagu dan memandangi Taeyong tanpa berkedip. Rupa yang sangat mirip dengan Ibunya; Jaejoong berhasil membuat Jaehyun terpana untuk yang kesekian kali.

"Kenapa kau memandangiku seperti itu?" tanya Taeyong penasaran, ia duduk di samping Jaehyun dan bersiap untuk menyuapi lelaki tinggi itu.

Jaehyun tersenyum kecil. "Hyung cantik,"

"Eh.."

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 100K 57
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
596K 58.4K 21
[END] "Hubungan kita sampai disini saja, aku lelah." Start : 250619 End : 011219 WARN:! BxB || Homo || Yaoi Jaehyun x Taeyong Jaeyong area hom...
2.1M 277K 38
[Non Baku] Semuanya berawal dari grup. •Jaehyun x Taeyong •BxB || GAY || YAOI •Don't like? Then don't read bitches •Cerita Asli Milik Rachel (Penu...
18.6K 1.9K 8
[completed] sinopsis Tersesat di antara cinta semu dan bayangan masa lalu mengejar dan meninggalkan kebahagiaan abadi yang sudah dige...