(IND - ENG) Lovely, New Year...

By Cyrena0819

25.2K 1.8K 1.7K

Character : Singto/Phana Genre : Romance/Drama Just for fun XD Description : The couple face the new problem... More

(IND) Chapter One - Hometown Visited
(ENG) Chapter One - Hometown Visited
(IND) Chapter Two - Family Gathering
(ENG) Chapter Two - Family Gathering
(IND) Chapter Three - Meet by Destined
(ENG) Chapter Three - Meet by Destined
(IND) Chapter Four - The Guest
(ENG) Chapter Four - The Guest
(IND) Chapter Five - Surprising Admirer
(ENG) Chapter Five - Surprising Admirer
(IND) Chapter Six - Love's Rival
(ENG) Chapter Six - Love's Rival
(IND) Chapter Seven - Accidentally Caught
(ENG) Chapter Seven - Accidentally Caught
(IND) Chapter Eight - Suspicious Attitude
(ENG) Chapter Eight - Suspicious Attitude
(IND) Chapter Nine - The Value of Honest
(ENG) Chapter Nine - The Value of Honest
(IND) Chapter Ten - Playing Both Side
(ENG) Chapter Ten - Playing Both Side
(IND) Chapter Eleven - Storm vs Termites
(ENG) Chapter Eleven - Storm vs Termites
(IND) Chapter Twelve - War Echoes
(ENG) Chapter Twelve - War Echoes
(IND) Chapter Thirteen - Heart's Trial
(ENG) Chapter Thirteen - Heart's Trial
(IND) Chapter Fourteen - The Confession
(ENG) Chapter Fourteen - The Confession
(IND) Chapter Fifteen - Annoying Strangers
(ENG) Chapter Fifteen - Annoying Strangers
(IND) Chapter Sixteen - February 14th
(ENG) Chapter Sixteen - February 14th
(IND) Chapter Seventeen - Uncertain Feelings
(ENG) Chapter Seventeen - Uncertain Feelings
(IND) Chapter Eighteen - Brother's Betrayal
(ENG) Chapter Eighteen - Brother's Betrayal
(IND) Chapter Nineteen - A Glimpse of Hopes
(ENG) Chapter Nineteen - A Glimpse of Hopes
(IND) Chapter Twenty - Unfinished Vacation
(ENG) Chapter Twenty - Unfinished Vacation
(IND) Chapter Twenty One - Missing Heart
(ENG) Chapter Twenty One - Missing Heart
(IND) Chapter Twenty Two - The Doomsday
(ENG) Chapter Twenty Two - The Doomsday
(ENG) Chapter Twenty Three - Life is Beautiful
(IND) Last Chapter Twenty Four - Lovely, New Year's Gift 2
(ENG) Last Chapter Twenty Four - Lovely, New Year's Gift 2
(IND) Extra Chapter - New Sex's Assistant
(ENG) Extra Chapter - New Sex's Assistant

(IND) Chapter Twenty Three - Life is Beautiful

710 62 42
By Cyrena0819

Pha terbangun di ranjang pasien seorang diri setelah pingsan selama lebih dari 12 jam, Ia membuka matanya kaget karena bermimpi buruk tentang Singto. Ia tertegun sejenak sebelum mengingat apa yang terjadi, dan air matanya langsung meluap memenuhi kelopak matanya, hingga tumpah keluar membasahi wajah dan bantal.

Pha menangis pilu, nafasnya terasa sesak, jantungnya seakan diremas dan perasaannya sakitnya tidak bisa digambarkan, kini ia bisa memahami bagaimana perasaan ayahnya saat paman Il Woo meninggal.

Ia kemudian teringat janji pernikahan mereka sembilan tahun yang lalu, yaitu ia bersumpah pada pria itu bahwa ia akan mencintainya selamanya sampai kematian memisahkan mereka. Namun begitu semua ini menjadi kenyataan, Pha tidak dapat menerima kenyataan bahwa mereka telah dipisahkan oleh kematian, dan dia juga ingin mati.

Mata Pha terbuka lebar, namun penglihatannya kabur oleh air mata, pikirannya dipenuhi dengan wajah Singto dan kenangan mereka bersama, ia sudah tidak bisa berpikir menggunakan akal sehatnya lagi, yang ia inginkan saat ini hanyalah bertemu Singto untuk minta maaf dan mengatakan padanya bahwa ia mencintainya.

Mata Pha tertuju pada jarum infus yang menancap di tangannya, dan tiba – tiba sebuah ide gila muncul di kepalanya, ia bangun dengan menekan sisi ranjang, kemudian mengulurkan tangannya yang gemetaran mencabut keluar jarum infus, dan mengarahkan ujung jarum menekan pergelangan tangannya kuat.

Selanjutnya Pha memejamkan mata, menahan nafas, dan mengepalkan tangannya, dan tanpa sadar menusukkan jarum ke dalam kulitnya, menariknya horizontal merobek nadinya sendiri. Darah segarpun mulai mengucur keluar dari lukanya dan menetes membasahi sprei.

Beruntung tiba – tiba seseorang membuka pintu dan masuk.

"Oppa kau sudah..." So Hyun berjalan masuk dan membeku seketika, matanya terbelalak kaget saat melihat apa yang sedang dilakukan Pha, ia seraya melesat ke arah pria itu dan berusaha merebut jarum dari tangannya.

"Apa yang kau lakukan?!!" Akhirnya So Hyun berhasil merebut jarum dari tangan Pha dan membuangnya.

Ia melirik tangannya yang terluka sejenak dan segera menyembunyikannya, setelah itu mencari sesuatu dengan panic untuk menghentikan darah Pha.

Namun Pha mendorongnya kasar.

"Jangan pedulikan aku!!!"

"Aku tidak bisa!!!" tukas gadis itu. "Apa yang kau lakukan barusan?!! Kau sudah gila?!!"

"Aku ingin bertemu Singto dan minta maaf padanya!!!"

"Dengan bunuh diri?!!"

"Ini cara satu – satunya agar bisa bertemu dengannya lagi..."

"Dia tidak akan memaafkanmu jika mengetahui kau melakukan ini!!!"

"Aku tidak peduli, aku hanya ingin bertemu dengannya..." teriaknya emosional. "Dan apa pedulimu?!!"

"Kau tidak akan bertemu dengannya kalau kau mati, karena dia tidak mati..." So Hyun membungkam mulutnya seketika.

"Aku akan mencarinya..." Pha juga berhenti seketika saat menyadari sesuatu, lalu menatap So Hyun lurus. "Kau bilang apa?"

Gadis itu membisu sejenak dan bertanya. "Jika saat ini yang berada di posisi Singto Oppa adalah aku, apakah kau juga akan melakukan hal yang sama?"

Pha tidak menjawab, ia bahkan mungkin tidak mendengar pertanyaan gadis itu, ia lalu mencengkram bahu gadis itu erat dan mengulang pertanyaannya.

"Kau bilang dia tidak mati? Apakah artinya Singto masih hidup? Katakan padaku!!!" teriak Pha di depan wajah So Hyun dengan emosi, lalu memejamkan matanya erat dan hampir terjatuh dari ranjang.

So Hyun meneteskan air mata melihat kondisi Pha, dan hatinya terasa sangat sakit.

Beberapa saat kemudian, So Hyun menarik nafas dalam dan menghembuskannya.

"Aku mengerti..." ujar So Hyun lirih sambil menyeka air matanya sendiri, dan akhirnya memberitahu Pha apa yang sebenarnya terjadi.

So Hyun tiba di rumah sakit dan menghindari para wartawan, lalu bertanya pada bagian resepsionis sebelum menuju OT hall dan menemukan Ming sedang mengutuk Joss atas apa yang dilakukannya dan menyalahkannya atas insiden yang menimpa Singto.

Setelah itu ia diam – diam mengikuti mereka ke kamar mayat mengidentifikasi jasad Singto.

Betapa terkejut dan leganya Ming dan Joss saat melihat mayat dengan wajah penuh lebam itu ternyata ternyata bukan Singto, dan segera melaporkan hal itu pada pihak rumah sakit.

Tidak lama, mereka akhirnya mendapatkan informasi seorang pasien di temukan pingsan di jalan tanpa identitas.

Seketika itu, jiwa Pha yang sudah berada di depangerbang neraka melayang kembali disertai perasaan lega bercampur bahagia.

"Maksudmu...korban perampokan itu bukan Singto?"

So Hyun menggelengkan kepala meyakinkannya.

"Tetapi bagaimana identitas Singto dapat ditemukan padanya..."

"Polisi sedang menyelidiki hal itu sekarang..."

"Lalu dimana Singto? Apakah dia sudah ditemukan?" Pha mengganti topik, bertanya dengan tidak sabaran dan khawatir.

So Hyun mengangguk.

"Seorang pria tanpa identitas di temukan tidak sadarkan diri di jalan, orang itu adalah Singto Oppa!"

"Apa dia tidak apa – apa? Dimana dia sekarang? Aku ingin melihatnya!" Pha seraya turun dari ranjang, namun langkahnya terhuyung seketika karena pusing, dan darah menetes dari tangannya.

So Hyun segera memapahnya dan mencoba menenangkannya.

"Dia tidak apa – apa! Saat ini mungkin dia sudah siuman dan sedang beristirahat!"

"Bawa aku kesana!"

So Hyun menarik tangan Pha yang terluka dan berkata.

"Oke, tetapi obati dulu lukamu atau kau akan mati sebelum mencapai kamarnya!"

Pha segera menekan lukanya dan bersikap seperti bocah berusia lima tahun yang mematuhi ibunya. So Hyun menghela nafas sejenak dan segera memanggil perawat. 

Setelah selesai, dia menemani Pha untuk mengunjungi Singto.

--------------------------------------------------------------------

Saat membuka pintu, mereka mendapati Singto terbaring di ranjang dengan mata terpejam, sementara di sisi lain Ming sedang menghadang Joss yang sedang berusaha mendekatinya sambil mencoba bicara padanya.

Keduanya seraya berhenti dan menoleh dengan mata terbelalak ke arah pintu, melihat Pha dan So Hyun masuk.

Ming seraya melepaskan Joss, sementara Singto tampak bereaksi dan membuka matanya sekilas sebelum menutupnya lagi dan berpura – pura tidur. Sedangkan Joss melangkah mundur hingga menubruk dinding di belakannya dan tampak terkejut dengan kehadiran Pha.

Namun Pha tidak menghubris kedua pria disana dan langsung berhambur menghampiri Singto.

Pha seakan bermimpi bisa melihat wajah Singto lagi, meskipun saat ini ia memejamkan matanya, entah itu tidak sadarkan diri atau hanya berpura – pura, namun Pha bisa melihat dadanya bergerak naik turun menandakan ia masih bernafas dan hidup.

Pha bernafas lega dan tersenyum bahagia di dalam hatinya, ia mendorong Ming dan langsung melesat ke samping ranjang, menggenggam tangan Singto erat.

Mata Ming terbelalak kaget saat melihat perban di pergelangan Pha dan bertanya – tanya apa yang terjadi lalu melirik So Hyun, namun gadis itu tidak menghubrisnya.

"Sing...maafkan aku...maafkan aku...aku mencintaimu..." ucap Pha berulang kali dengan berlinang air mata, lalu membawa tangannya menyentuh wajah Singto dan mencium bibirnya tanpa aba - aba.

Singto tersentak kaget dan seraya membuka matanya menatap Pha lurus, berusaha mengumpulkan kesadarannya.

Sejenak kemudian ia segera melepaskan tautan bibir mereka dengan mendorong Pha, lalu berusaha menarik tangannya lepas dari pria itu.

Namun Pha tidak membiarkannya, tiba -tiba ia teringat sesuatu dan menarik keluar cincin Singto dari jarinya dan memasangkannya kembali di jari Singto.

"Aku sudah menemukan cincinmu, dan aku juga sudah menemukanmu...." Bisiknya Sambil menyilangkan jari mereka. "Selanjutnya...aku ingin menemukan hatimu kembali...dan akan menjaganya dengan baik..."

Pha seakan tidak menyadari kehadiran ketiga orang di ruangan itu, mata dan perhatiannya saat ini hanya tertuju pada Singto.

Sementara ketiganya memperhatikan apa yang di lakukan Pha seperti orang bodoh dan tidak ada yang berkomentar atau bersuara.

Menyadari hal itu, So Hyun segera mengambil inisiatif mendorong Ming dan Joss keluar lalu menutup pintu.

Pha mengira bahwa ia sungguh telah kehilangan Singto untuk selamanya, namun kini ia bisa melihatnya, berbicara dengannya, menggenggam tangannya bahkan menciumnya, seakan terasa seperti mimpi, dan ia tidak ingin bangun dari mimpi ini.

Sementara itu, Singto terlihat bingung dan bertanya - tanya apa yang sedang terjadi, ia memandang lurus ke dalam mata Pha sejenak, dan tanpa sadar ikut meneteskan air mata.

Melihat itu Pha seraya membawa jarinya mengusap air matanya, "Ada apa? Kau tidak enak badan?" Pha lalu menyentuh dahinya.

Singto tidak menjawab, ia kembali memejamkan matanya dan mengingat kejadian terakhir di Lotte World dan apa yang dilakukan Joss, dadanya terasa sesak, dan perasaannya seakan bergejolak. 

Tiba - tiba ekspresi Singto berubah, ia terlihat gelisah dan tidak nyaman.

Pha tampak khawatir. "Sing, kau baik - baik saja? Aku akan memanggilkan dokter..."

Ia segera melepaskan tangan Singto, lalu berdiri dan berbalik hendak keluar memanggilkan dokter.

"Biar aku yang memanggil dokter..." So Hyun menawarkan. "Kau temani saja dia..."

Saat ini Singto merasa emosional dan kesal, namun bukan terhadap Pha melainkan terhadap situasi yang menjadi sangat buruk setelah ia memutuskan untuk meninggalkan Pha. Ia tidak menyangka bahwa Joss, yang ia anggap sebagai saudara, sungguh melakukan hal itu padanya membuat hidupnya makin terpuruk.

Dia tidak tahu bagaimana cara memberitahu Pha, bahwa ternyata dialah yang telah berselingkuh. Dia tidak berani berharap Pha masih bisa menerimanya seperti sebelumnya jika ia mengetahuinya.

"Aku tidak apa – apa..." sahut Singto tiba – tiba dan membuka matanya. "Keluarlah dan tinggalkan aku sendiri..."

Pha membeku seketika dan terkejut, begitu juga So Hyun.

Ia kembali menoleh ke belakang dan duduk kembali di ranjang, menggelengkan kepalanya dan menyilangkan jari mereka dengan paksa.

"Tidak akan!" tolak Pha. "Aku tahu bagaimana rasanya ketika kupikir aku telah kehilanganmu, aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi lagi dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi, tidak peduli apa yang terjadi..."

"Lepaskan aku! Aku tidak mau melihatmu, di antara kita sudah selesai..." ujar Singto dan menambahkan. "Ayo kita akhiri semua ini dengan damai, ku harap kau akan bahagia..." ujarnya sambil mencoba melepaskan tangannya, tetapi Pha tidak membiarkannya dan mencengkramnya dengan erat.

"Tidak, jangan mengatakan itu! Aku tidak akan bahagia jika tidak denganmu! Tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya...kau harus percaya padaku..." Pha berusaha membujuknya.

Singto menarik pergelangan tangan Pha dengan kuat mencoba melepaskan tangan pria itu darinya, lalu melirik So Hyun dan berkata. "So Hyun Ssih, tolong bawa dia keluar..."

Namun gadis itu hanya diam dan tidak merespon, tiba – tiba matanya tertuju pada perban Pha yang mengeluarkan darah.

"Oppa, lukamu!!!" seru So Hyun syok.

Pandangan mata Singto pun langsung tertuju pada tangannya yang sedang mencengkram pergelangan tangan Pha yang terbungkus perban dan berdarah, ia membeku sesaat dan segera melepaskan cengkramannya.

Singto syok sambil melihat tangannya yang terkena noda darah, dan segera bangun untuk memeriksa pergelangan tangan Pha, namun pria berusaha menyembunyikannya.

"Kenapa tanganmu?!" giliran Singto bertanya khawatir.

"A-aku tidak apa – apa, hanya tergores..." sahut Pha gugup dan segera mengalihkan perhatiannya dengan membersihkan tangan pria itu menggunakan lengan bajunya, lalu menggenggam tangannya erat, berusaha mengalihkan perhatian Singto dari lukanya.

"Ia mencoba bunuh diri karena mengira kau telah meninggalkannya..."Jawab So Hyun menyela.

"So Hyun!" tegur Pha sambil melototinya.

Gadis itu seraya menutup mulutnya erat dan mengalihkan pandangannya.

Singto syok dan tidak percaya. "Bunuh diri?! Apa kau sudah gila?!" seru Singto.

"Ya, aku hampir gila saat mengira kau telah meninggalkanku, dadaku terasa sesak sampai tidak bisa bernafas dan sakit seplah – olah ditusuk ribuan jarum, aku hanya ingin mengakhiri penderitaanku saat itu..." tutur Pha emosinal. 

"Jika, hidupku bisa ditukarkan dengan kesempatan untuk bertemu denganmu lagi, aku tidak menyesal! Aku hanya ingin kau tau bahwa aku tidak pernah mengkhianatimu...atau berpikir untuk meninggalkanmu...apakah kau bisa memaafkanku...dan memberikan kesempatan pada kita sekali lagi?"

Singto tidak mendengarkan ucapannya, perhatiannya tertuju pada darah di lengan Pha dan merasa khawatir, tiba – tiba saja ia memaksa membuka perban untuk melihat luka Pha.

Singto membelalakkan mata kaget melihat luka sepanjang 3-4 cm dan dijahit.

"Kenapa kau begitu bodoh? Bagaimana kalau kau sungguh mati dan menyadari kalau ternyata aku masih hidup? Apa kau tidak akan menyesal selamanya?"

Pha syok mendengar ucapan Singto, dan berpikir bagaimana jika tadi So Hyun tidak masuk dan menghentikan perbuatan bodohnya tepat waktu, apakah ia akan sungguh akan berpisah dari Singto selamanya. Pha sungguh mengutuk kebodohannya.

"Apakah kau tidak memikirkan anak – anak dan ibumu, jika terjadi sesuatu padamu, mereka akan..."

Tanpa aba – aba, Pha seraya membungkam mulut Singto dengan menciumnya, ia bersyukur karena mereka masih diberikan kesempatan untuk bersama sekali lagi. Singto tidak mendorongnya kali ini, ia menyambut bibir Pha, keduanya berciuman dengan penuh nafsu seakan tidak ada hari esok dan tidak ada orang disana.

Sementara So Hyun berdiri mematung menyaksikan pemandangan itu dengan perasaan canggung dan tidak bersuara, meskipun dadanya terasa diremas.

Beberapa saat kemudian, Singto terenyak saat membuka matanya sedikit dan menyadari keberadaan So Hyun, ia pun mendorong bahu Pha ringan memintanya berhenti.

Pha memandang ke dalam mata Singto sejenak dan menciuminya lagi, seakan belum merasa cukup, dan tidak peduli dengan keberadaan So Hyun, ia bahkan hendak memposisikan dirinya di atas pria itu dan mengajaknya bercinta jika So Hyun tidak menghentikannya.

"Ahem!!!" gadis itu membersihkan tenggorokannya memberitahunya bahwa ia sedang menonton. "Aku tau kau sangat bahagia mengetahui Singto Oppa masih hidup dan ingin membuktikan bahwa kau tidak bermimpi, tapi tidak perlu sejauh itu! Lagipula dia sedang sakit!" gadis itu mengingatkannya.

Pha menjadi malu dan segera melepaskan Singto, ucapan So Hyun seperti hammer yang menghantam kepalanyanya dari belakangs dan langsung menyadarkannya.

"A-apakah kau bisa meninggalkan kami?" Pha dan So Hyun bertanya pada satu sama lain pada waktu bersamaan.

Singto terbelalak kaget dan memandang keduanya bergantian.

"Aku ingin bicara berdua dengan Singto Oppa!" tambah So Hyun mendahului Pha.

Pha menoleh pada Singto sejenak, pria itu menganguk menyetujuinya. Pha terlihat ragu awalnya, karena masih banyak yang ingin ia bicarakan dengan Singto namun akhirnya mengalah, ia kembali mencium Singto sebelum turun dari ranjang dan berjalan keluar meninggalkan keduanya.

-------------------------------------------------------------------

So Hyun meminta ijin untuk duduk di samping ranjang dan menanyakan keadaan Singto sebelum masuk ke topik utama.

So Hyun memberitahunya bahwa Pha sudah mengetahui apa yang dilakukan Joss, dan mengatakan bahwa Joss telah mengakui perbuatannya dan menyesal.

"Aku tidak tau bagaimana perasaanmu, tetapi kuharap kau tidak khawatir soal Joss, Seung Min Oppa sangat mencintaimu dan tidak akan memperdulikan itu, ia bahkan rela menukarkan hidupnya untuk bisa bersamamu, apakah menurutmu ia akan meninggalkanmu hanya karena alasan tersebut?" So Hyun berusaha meyakinkannya.

"Semuanya sudah terjadi, meskipun menyesal atau marah tetap tidak akan membalikkan keadaan..." ujar Singto. "Apapun yang akan terjadi selanjutnya, aku akan siap menghadapinya..."

"Aku senang mendengarnya..." ujar So Hyun dngan tersenyum. "Kuharap kau bersedia memberikan kesempatan pada dirimu dan juga padanya..."

"Apa maksudmu? Lalu bagaimana hubunganmu dengan Pha?" Singto mengganti topik. "Bukankah ia sudah memutuskan untuk bersamamu?"

So Hyun membisu sejenak dan menarik nafas dalam.

"Well, aku juga berharap begitu..." ia menyeringai. "Namun, sayangnya...dia tidak suka wanita..."

"A-aku tidak mengerti..." Singto bingung. "Tetapi, dia bilang dia menyukaimu..."

So Hyun tersanjung, namun ia segera menyingkirkan perasaan itu dan menarik nafas panjang. "Benarkah? Aku tidak tau apakah ia sungguh menyukaiku atau tidak, karena meskipun ia mengakuinya, tetapi ia tidak pernah mengatakannya..." So Hyun tersenyum pahit.

"Mungkin saja sesungguhnya ia tanpa sadar memanfaatkanku untuk menghindari Ming...atau ingin mendapatkan perhatianmu dengan membuatmu cemburu..."

"Apakah kau ingin mengatakan bahwa perhatiannya padamu selama ini adalah palsu?" Singto tidak mempercayainya. "Aku tidak ingat dia pernah melamarku untuk menikah dengannya...dia hanya membujukku menggunakan seorang anak, namun ia mengatur rencana lamaran yang begitu romantis untukmu..."

So Hyun tertawa dan berkata. "Seung Min Oppa tidak melamarku malam itu..." ia berhenti sejenak. "Akulah yang mengatur dan merencanakan balon dan bunga itu..." ia berbohong.

"Apa?!"

"Sejak aku menyadari perubahan sikapnya, aku khawatir ia akan meninggalkanku dan kembali padamu..." So Hyun berhenti sejenak. "Aku lalu berpikir, selama kau masih ada ia tidak akan memberikan seluruh hatinya padaku, jadi aku merencanakan lamaran palsu itu untuk membuatmu cemburu dan meninggalkannya..."

Singto terkejut mendengar hal itu dan tidak mempercayainya.

"Setelah kau pergi, aku pun menjalankan rencanaku yang selanjutnya, mencari kesempatan untuk mengobati hati Seung Min Oppa yang terluka dan mengumpulkan kembali pecahan hatinya yang di buang olehmu..." ia tertawa pahit.

"Namun, aku akhirnya menyadari satu hal...bahwa aku hanya memiliki serpihan hatinya sedangkan kau tidak hanya memiliki jantung hatinya, namun juga jiwa dan raganya..."

"Kenapa kau mengatakan semua ini padaku?" tanya Singto. "Apa rencanamu?"

"Karena aku sungguh menyukainya dan ingin melakukan sesuatu untuknya..." jawab Si Hyun to the point. "Meskipun aku tau, tidak peduli apapun yang kulakukan...dia tidak akan berpaling padaku, namun setidaknya aku tidak ingin ia membenciku..."

Singto terkejut mendengar hal itu, ia tidak menyangka bahwa sesungguhnya Pha tidak mengkhianatinya, dan ia akhirnya mengerti kenapa Pha bisa jatuh cinta pada So Hyun. Jika dia benar-benar menjadi korban perampokan, maka dia akan menyerahkan Pha pada So Hyun dan mati dengan tenang, pikirnya.

So Hyun sekan bisa membaca pikirannya dan berkata. "Kau bilang, kau ingin memberikan suamimu padaku..." namun kau membawa pergi hati dan jiwanya, lalu apa gunanya untukku?" tanyanya bercanda. "Jadi kuputuskan untuk mengembalikannya padamu, kuharap kau menjaganya dengan baik..."

Singto menatap gadis itu lurus sejenak, lalu merespon dengan mengangguk.

Seminggu kemudian, So Hyun menyerahkan surat pengunduran diri dengan alasan ia ingin pergi berlibur dan menenangkan diri sejenak, sekaligus mengunjungi kampung halamannya.

Awalnya Pha menawarkan hendak memberinya cuti panjang, namun gadis itu menolak. Ia ingin memutuskan seluruh hubungan dengan Pha, dan menyelesaikan masalah perasaannya sendiri. Pha pun tidak ingin memaksanya dan akhirnya menerima pengunduran dirinya.

to be continue....

Continue Reading

You'll Also Like

24.2K 2K 10
❝ A Thousand Feelings,A Countless Thoughts and A Million Memories . . .❞ Jeon JungKook × Kim SeokJin || a slice of life Highest Ranking; #1 in onesho...
8.1K 580 15
Chimon, a regular student who lives a regular life has a weird secret: when he dreams of someone dying, that person will really die in 10 days, and i...
808K 68.2K 35
"Excuse me!! How dare you to talk to me like this?? Do you know who I am?" He roared at Vanika in loud voice pointing his index finger towards her. "...
4.7K 655 60
Genre : Romance/Ghostship Starring : Kongpop/Phana English Synopsis : The beginning of this story tells the story of Kongpop, the only son of the own...