Queensha

Por SandraAmelia17

32.6K 4.1K 3.1K

Kayla, gadis anggun yang terpaksa harus masuk SMA Texas di Bandung. SMA yang tidak benar-benar ia inginkan da... Mais

#1 Kayla Anandita Queensha Raveena
#2 Devandra Ralva Wijaya
#3 Bandung
#4 Texas
#5 Tradisi
#6 Friendship???
#7 If You Know Why
#8 Hari Libur
#9 Same Dawn
#10 Mereka Putus
#11 Serigala Penghukum
#13 Let's Dance
#14 Last Night
#15 Pesan Duka Karangan Bunga
#16 Jiwa yang Sakit
#17 Sang Penghunus Kapita
#18 Kesakitan Paling Sakit
#19 Rey Rafardan

#12 Olahhati Bukan Olahraga

1.1K 120 102
Por SandraAmelia17

Happy reading
Vote dulu, baru offline 🐼

Now playing : Let Me ~ Zayn Malik

Cukup. Berhentilah bercerita pada semesta. Bicaralah pada Tuhan, beritahu pada-Nya kau menginginkan dia dalam hidupmu. Sebab, Tuhan tidak pernah sebercanda semesta. Dan semesta tidak pernah bisa bercanda dengan Tuhan mengenai takdir.

[][][]

Natasya yang dengan tenangnya tengah menyantap bekal milik seorang Kayla, tiba-tiba merasa terusik oleh gadis yang sedang cengar-cengir kegirangan sejak tadi.

"Kay!" Pekik Natasya pada sosok yang menyibukan diri dengan telpon genggamnya.

"Kenapa Ta? Rendangnya kurang pedes lagi? Besok aku bilangin Mbak Siti deh, agak pedes bikinnya." Sahut Kayla pada lawan bicaranya itu.

Sebenarnya bukan salah Mbak Siti, Kayla yang membuat sang pembantu itu bimbang bukan kepalang. Sudah jelas Kay itu mencintai rasa manis, Mbak Siti mana tahu selera kedua temannya.

Natasya menggeleng halus, saat Kayla masih enggan menatap balik.

Mereka sedang menikmati waktu terbaik di sekolah, apalagi kalau bukan istirahat. Dengan senang hati, Natasya melahap bekal yang disodorkan kepadanya saat Kayla melarangnya pergi ke kantin. Siapa yang sanggup menolak makanan gratis?

"Kay, kamu ngerasa gak sih kelas kita jadi sepi gara-gara Aletta gak masuk. Dia pasti lagi sedih banget abis putus sama Kak Deon." Natasya meratapi bangku kosong yang kehilangan pemiliknya.

Lagi-lagi gadis beriris cokelat itu mengumbar senyum kecil yang tak jelas ditujukan pada siapa.

"Kayla! Kamu denger gak sih aku ngomongin apa barusan?" Gadis lugu itu menjerit di gendang telinga sahabatnya.

"Denger kok." Jawab Kay yakin.

"Apa??" Tanya Natasya geram.

"Kamu barusan ngomong apa," ucap Kayla kikuk.

"Iya, apa?" Natasya kembali menanyakan hal yang sama.

"Tuh barusan kamu bilang apa lagi." Sahut Kayla sambil menunjuk arah di mana kata itu dikeluarkan, mulut seorang Natasya.

"Gitu aja teross sampe besok!!" Teriak Arkana di sudut sana yang jelas tidak sedang diajak bicara.

"Hehe..." Kedua sahabat itu tertawa garing.

"Kamu masih berantem sama Kak Al?" Tanya Natasya setelah tawa Kay mereda.

"Hmm, gak berantem kok. Cuma perang dingin aja." Jawab gadis dengan tangan yang tengah men-scroll feeds instagram.

"Kamu ngeliatin apaan sih daritadi megangin hp melulu?!" Natasya menyerah. Ia meletakkan sendok yang sedari lama dipegangnya demi merebut ponsel pink tersebut.

Instagram
Sulthan.assegaf_wijaya

❤17.329 likes
Sulthan.assegaf_wijaya katanya buah jatuh gak jauh dari pohon, tapi kok kita gak mirip_- @dvndra_wijaya

💬1.765 comment

Mama.lia mirip bnget sma anak sya @liacute mau gk punya papa baru? Mama mau ngelamar jdi istri kedua, dimadu gpp deh

Liacute aku ss kirim ke papa @mama.lia aku cewek Ma mirip dri mnanya? Mama gk boleh nikah sma om sulthan, gmw jdi sodaraan sm anaknya. Om pilih aku aj jadi mantu, udah pinter masak, nyapu, nyuci baju, nyuci piring, beres-beres rumah, pkoknya memenuhi syarat sbagai mantu idaman

Ksatria ^pembantu idaman lo anjerr

Dvndra_wijaya yah gk ush tag devan plis, dm penuh @sulthan.assegaf_wijaya

Dvndra_wijaya bang sat pmbantu lo kn barusan d pecat, ambil aj cewe itu taro d rmh @ksatria

Kstaria gk ah males, masa pembantu gw muka putih leher item, belang kek cabe @dvndra_wijaya

Pembesar_anu ingin membahagiakan istri anda? Skuy cek ig kami, dijamin ori 100%

Pelangsingalami anda gak pede dgn tubuh gempal? Hobi mkn, mager olahraga, cita-cita mau kurus? Mimpi aja lo sono maemun nanti juga kurus!! CEK IG BEGO, IH KZL GUE

Oody kok ngegas bngst, jualan lo gk laku lagi? Mampus @pelangsingalami

Lambemurah berminat menjadi selebgram dengan followers bejibun? Kami open order followers dan like murah sist. 1000 followers + 50 comment + 150 likes only 100k jeng, permanen anti unfoll. Karena di unfoll itu sakit say

Sususapi123 mau tinggi? Gampang kok gk ada yg mustahil zheyeng. Ada diskon lho buat kalian yg tingginya cuma sampe 150 cm, tunggu apalagi langsung aja intip akun kami. Ingat hanya menjual susu sapi bukan susu mama

Ale.ale_tta noh Kay mampir lo kan 150 lebih dikit wkwk, mayan tuh klo lo dpet endorse @kay_anandita.qr

Byan Wie geht es dir Prof? 
Wo ist Galen? (Apa kabar Prof? Dimana Galen?) @sulthan.assegaf_wijaya

"Ampun deh, tuh Devan ada di depan mata terus ngapain kamu melototin ig Om Sulthan? Tertarik sama hot daddy nih sekarang?" Ledek Natasya selepas mengembalikan ponsel pink tersebut kepada pemiliknya.

"Mungkin. Lagian percuma follow ig Devan, dia gak pernah nge-post apapun. Aku aja gak di follback." Sahut Kayla dengan memanyunkan bibirnya.

"Lo pernah senyum semanis itu dulu. Kenapa gue gak bisa liat itu sekarang ya?" Kayla membatin seraya menatap intens punggung Devan.

Kayla terdiam sejenak saat ribuan pertanyaan menggelayut di kepalanya. Tubuh mungil itu kini memutar ke belakang dan bertatap muka dengan sosok Revanza yang tengah memasang wajah serius.

"Woi Revanza!" Pekik Kayla sambil menggebrak meja padahal jarak keduanya sangatlah dekat.

"Anjirr, kaget gue. Apa sih lo ganggu aja! Gak liat apa gue lagi nonton anime?!" Ucap Revanza sarkastik.

"Dasar wibu gaje! Eh lo temenan sama Devan dari lo SMP kan? Pasti lo tau banyak dong tentang dia." Tanya Kayla sambil mengoyang-goyangkan lengan Revanza yang membuat Natasya menoleh tipis ke arah Revanza dan kembali melanjutkan makan siangnya.

"Maybe." Dengan cekatan Revanza langsung mem-pause anime Tokyo Ghoul dan mengabaikan Kaneki Ken tercintanya. Karena ghibah lebih menggoda daripada tokoh kanibal itu.

"Bokap Devan profesor?" Bisik Kayla.

"Bukan cuma profesor, bokap dia juga rektor di salah satu universitas ternama indo." Jawab Revanza dalam senyap.

"...."

"...."

"...."

Ribuan pertanyaan yang menggelayut di kepala Kayla belum sepenuhnya terlunasi saat Revanza enggan berceloteh ketika nama itu kembali hadir di dunia.

"Lo kenal Galen? Kenapa banyak comment netizen  yang nanyain tuh cowok?" Ujar Kayla yang berhasil membuat Revanza tersedak, sulit baginya menelan saliva yang terasa seperti kerikil.

"Gue gak tau! Jangan pernah bahas dia lagi!" Cowok itu bangkit, menutup laptopnya sembarang, nyaris menghancurkan benda canggih tersebut.

Tanpa mereka sadari dari awal Devan sudah memperhatikan keduanya. Dan tanpa sepengetahuan Devandra, Kenzio turut andil menyaksikan dirinya dan kedua insan yang baru saja selesai berghibah di tengah kelas.

Ibarat peribahasa sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui, begitulah seorang informan Alexis, Kenzio.

"Ehem...." Batuk Si Ketua Osis tertuju pada Natasya.

"Kenapa Kak?" Gadis lugu itu mendongak untuk menatap wajah rupawan Kenzio ketika mengenakan seragam olahraga. Tidak seperti biasanya, ketua osis dengan almamater, sangat membosankan, begitu formal, dan terkesan serius, sulit untuk didekati.

Telapak tangan Zio tergerak untuk menepuk-nepuk meja kosong di sebelah Natasya, mengisyaratkan supaya gadis itu beranjak menepi dari sisi Kayla.

"Lo gak berhak bahagia Kayla, gue bakal renggut sedikit aja bahagia itu dari lo. Mungkin yang gue rebut ini gak ada artinya dimata lo. Wanita naif. Gue gak sepolos yang lo kira bitch! Gimana kalo gue mulai ini dari hati lo yang lemah itu?" Gerutu Natasya saat melihat Kenzio bercengkrama manja dengan Kayla.

Gadis itu hanya bersandiwara, ia sangat suka bermain tipuan dengan wajahnya yang polos. Ironi memang, seorang Natasya Jovanka menghardik tajam saat Kayla memiliki semuanya. Sayang, Kayla itu bodoh dan sangat mudah dipermainkan layaknya boneka bagi Natasya.

Devandra Ralva Wijaya tersenyum sarkastik mendapati Natasya yang mengepal erat tangannya, bergejolak emosi hingga tersenyum jumawa, bagai alang berjawab tepuk berbatas.

(Peribahasa; kebaikan dibalas dengan kebaikan, kejahatan dibalas dengan kejahatan)

Angin kembali menerpa, membisik akal seperti biasanya.

"Hai Dev, bagaimana dengan gadis kali ini? Kau masih enggan ikut campur? Wanita tidak tahu diri itu harus merasakan nestapa juga bukan? Dan itu tugasmu." Belaian lembut udara hampa itu kembali hilang, datang dan pergi sesuka hati.

"Baiklah, ku ikuti apa mau mu. Ingat, ini bukan berarti aku menyukainya. Pelik, melihat gadis bodoh itu memercayai dunia fana ini dan memercayai sahabat munafiknya. Aku akan menghancurkan dunia yang dia punya dan mengembalikan kenyataan dalam genggamannya." Sambut Devandra.

"Kau ingin menyakiti Kayla-mu Dev? Dengan memberinya pelajaran hidup justru relungnya akan bergetir hebat karenamu." Desir itu bersahut lirih.

"Ya, nestapa itu untuknya. Aku tidak peduli seberapa sakit itu." Yakin Devandra.

(Jadi, si angin di cerita ini semacem intuisi Devandra, karena dia terlalu cuek kadang lupa kalau dia punya hati dan intiusi. Wujud dari bisikan hatinya dilukiskan dari kata-kata angin).

☆☆☆

"Nih, buat lo." Zio menyodorkan cone es krim tepat di depan pupil cokelat adik Alvaro.

"Maa...." Kayla menarik kembali ucapan terima kasih itu disaat Kenzio dengan cekatan memasukkan krim vanila ke dalam mulut besarnya.

"Ahhh, Kak Zio. Itu kan es krim buat gue...." Kayla meracau sembari mencubit lengan kekar milik Kenzio.

"Yang bilang ini buat lo siapa? Hahaha...." Zio menjulurkan lidahnya untuk membersihkan sisa krim vanila yang berceceran di sudut bibir manisnya.

"Jorok ih, pake tisu kek!" Gadis mungil itu hanya menawarkan secarik tisu tidak untuk membersihkannya.

"Ngapain lo ke sini?" Tanya Kayla, cowok yang terkenal beriwabawa itu pasti mempunyai tujuan yang jelas bukan sekedar modus menyambangi gadisnya.

"Mau ngasih ini sama lo, sayang." Map berwarna biru yang tadi berada di tangan kirinya itu digeletakkan Kenzio begitu saja. Sekejap kelas unggulan itu bergemuruh melihat sikap manis dan terang-terangan Zio pada Kayla, gemuruh begitu terasa sampai di hati Natasya Jovanka.

Kayla memincingkan matanya, cewek itu tidak ingin terbodohi yang kedua kalinya.

"Beneran buat lo kok kalo yang itu, suer gak bohong." Kenzio terdengar serius, sifat wibawa itu sudah kembali pada nadinya.

"Perekrutan ekstrakulikuler?" Eja Kayla saat membuka lembar pertama.

"Iya, cuma lo doang yang belum ikut ekskul di kelas ini. Fyi, dia orang aja sampe ikut tiga ekskul sekaligus. Dan lo? Satu aja belum." Tutur Zio.

"Cih, wajar sih. Kelas gue tuh emang rajin anaknya." Kayla berdecih.

"Isi formulirnya abis itu kasihin ke gue ya, cantik. Ganti baju buru gue tunggu dilapangan selesai istirahat." Kenzio mengelus gemas puncak kepala Kayla, lagipula serigala pemilik gadisnya sedang tidak di sini.

"Gue gak tau mau masuk eskul apaan? Rekomen dong Kak." Pinta Queensha.

"Nghh.... samain kek dua sahabat lo aja. Gue masuk ekskul juga ikut-ikutan doang." Zio melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aletta sama Alvaro kan karate, badan gue kek princess gini masa mau ikut yang begituan. Terus Natasya anak olim kimia, otak imut gue mana kuat." Gumam Kayla.

Meskipun ada kesempatan baginya bisa berlama-lama dengan Devan ketika mengikuti ekskul olimpiade namun, tak terbesit sama sekali niat itu. Akal dan hatinya menolak keras, matematika mungkin iya, tapi tidak untuk kimia. Dari 30 cabang ekskul, entahlah satu pun tidak ada yang menarik perhatiannya.

"Gimana kalo lo masuk bina vokalia? Modern dance mungkin? Dance lo bagus tuh." Usul Kenzio.

"Emang lo pernah liat gue nge-dance?" Kayla terheran-heran.

"Mampus gue. Kan waktu itu gue ngintip rame-rame di ruang musik." Panik Ketua Osis.

"Hah? G-gak kok. Gu-e gak pernah liat lo joget-joget gitu." Suara parau Kenzio terdengar terbata-bata.

"Saran gue sih, ikutin apa yang buat hati lo seneng aja. Lakuin hal yang lo suka, bukan hal yang orang lain suka dari lo, Kay. Lo hidup bukan buat mereka terkesan-" Nasehat Zio. Cowok itu memberi jeda ketika Kayla masih mencoba memahami kata-katanya.

"Tapi Kak kalo gue ikut MD, gue bakal di cap cewek nakal. Dan gue gak mau di gituin." Kayla mulai mencoba mencurahkan isi hatinya. Sepertinya Kenzio adalah pendengar yang baik.

"Tuhan ngasih kita dua tangan bukan buat nutupin mulut mereka satu-satu. Tangan mungil lo ini gak bakal bisa bikin mereka semua diem Kay. Tapi, tangan ini cukup nutup dua telinga lo dari omongan sampah itu. Dance itu seni, gak ada hubungannya sama dunia malem, cuma orang bego yang ngatain lo kayak gitu!!" Lanjut Zio sambil menggenggam kedua tangan gadis tersebut.

"Bijak amat sih lo Kak haha... btw makasih sarannya." Kayla menyikut jahil cowok di sebelahnya dan nyaris tersungkur.

"Sami-sami. Gue balik ke kelas dulu ya," pamit Zio pada Kayla.

"Thanks Natasya." Zio mengedipkan mata kirinya pada gadis yang sudah mau memberinya ruang untuk berdua dengan adik seorang Alvaro.

"Iya Kak Zio. Sering-sering dateng ke kelas aku, oke?" Natasya menaikkan salah satu alisnya dan tersenyum manis terbawa perasaan.

Sebelum melenggang pergi Kenzio Azka Dharmawangsa melirik pojok atas ruangan bernuansa putih itu, beruntung CCTV kelas X-MIA1 sedang tidak menyala, dengan bebasnya Kenzio mengambil data siswa yang tersusun rapi di atas meja guru. Menggenggam erat map yang bertuliskan nama Devandra Ralva Wijaya.

"Kelar juga tugas gue. Gue penasaran siapa sih lo? Kenapa Alvaro mau tau soal hidup nih anak?? Mirisnya, gue ngerasa kalo Kayla suka sama lo. Kayaknya, cuma perasaan gue aja. Semoga..." Batin putra Dharmawangsa.

☆☆☆

Terik mentari begitu terasa membakar kulit di luasnya lapangan tanpa pohon yang mengelilinginya. Di sana nampak siswa-siswi berjajar rapi tengah melakukan stretching.

"Kok sepi ya gak ada Kak Farel. Tapi, ngerasa damai sih gue hari ini gak ngeliat tuh Melisa cabe sama Deon. Tinggal Kevin sama gitarnya aja yang bikin rusuh." Pikir Kayla tatkala tentram mengampiri sekolahnya.

Hari ini, seperti biasa setiap pelajaran olahraga terdiri dari tiga kelas sekaligus. Dan Kamis menjadi hari paling diidamkan seantero Texas karena sangat memungkinkan untuk tebar pesona dengan anak kelas XI-MIA3 dan XII-IIS1 yang tak lain tak bukan adalah kelas Alvaro dan Kenzio, dua kelas yang menjadi pemasok cogan terbanyak serta talenta mumpuni.

Sebagian orang boleh jadi senang, tidak dengan Kayla. Gadis itu seakan diintai oleh CCTV berjalan tanpa jeda. Tidak hanya kedua laki-laki itu, bahkan anak terculun sampai ter-nge-hits di sekolah berebut untuk bolos demi berkumpul di tribun turut mengawasi gerak-gerik Kayla. X-MIA1 menjadi kelas yang amat beruntung dan juga sial.

"Anjay, free-class lagi. Cinta bener gue sama nih sekolah." Ucap Bagas saat Pak Anton tak kunjung menampakkan batang hidungnya padahal Bu Ambar yang mengajar kelas sepuluh serta Pak Angga si guru olahraga kelas duabelas sudah tiba di lapangan sejak tadi.

"Santuy, nonton aja kita mah." Sahut Kevin Jaelani.

"Pokoknya hari ini gue mau maen. Gimana?" Alis Kenzio bertaut.

"Gak usah ngide lo Zio minta digampar, hobi amat lo caper sama guru." Emosi Bagaskara saat Kenzio memamerkan cengiran itu.

"Bu Ambar, kelas saya kosong. Gimana kalo tiga kelas ini digabung aja Bu? Pak?" Pinta ketos sekaligus ketua kelas XI-MIA3. Serempak dua orang paruh baya itu manggut-manggut tanda setuju.

"What the fuck brother? I'll take you to hell now." Geram Bagas.

"Aishh lah. Punya kawan kek gini amat sih. Rajinnya tingkat dewi." Tutur Kevin Jaelani mengacak kasar rambutnya.

"Baiklah anak-anak ku sekalian. Hari ini yang putra maen basket seperti biasa dan kalian yang putri baseball." Kata Bu Ambar membuka pelajaran.

"Interupsi Pak!" Kevin mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi.

"Kenapa Nak Kevin? Respon Pak Angga.

"Cewek aja Pak yang maen basket kan mereka jago dribble. Gantian gitu kek Pak." Kekeh Kevin membuat para siswa menahan tawa.

"Dribble yang itu beda lagi Bambang!" Bagas menoyor kepala Kevin sampai terhuyung.

"Bambang hari ini gak masuk kan di skors." Kevin mengingatkan bahwa Bambang hanya milik Farel Ghifari seorang.

"Bacot lo semua! Gue mau olahraga nyet! Kalo gak bisa diem pergi aja lo pada!" Bentak Alvaro menggantikan amarah guru yang sudah tua dan takut akan darah tinggi. Akhirnya, guru sepakat membagi kelompok dengan campuran dari tiga kelas tersebut.

"Kenzio terus menggiring bola Bung, berlari-lari dia terus maju ke depan. Di oper lagi, pindah kesana kemari Bung, ditangkap begitu saja oleh Alvaro. Ah.... sayang sekali, berhasil di rebut pemirsa. Kini adek tampan kita menguasi bola dan jebrett!! Three point, anjayy!" Anehnya, Kevin Jaelani mengomentatori layaknya permainan sepakbola.

"Kak Zioo.... yeye lala yeye lala...." Riuh penonton tribun dengan gaya kucek jemur andalan tersebut.

"Alvaro, Alvaro go! Alvaro, Alvaro go! Semangat oppa, saranghae!" Pekik Elodya yang memimpin supporter di tengah tribun.

"Di atas sana ada Kayla Anandita Queensha Raveena, ngedukung siapa kira-kira dia hari ini guys? Kalo feeling gue sih Kenzio pastinya. Apa dia dukung Devan, secara ketua kelasnya dong..." Celoteh Kevin di mic dengan tetap bergaya menyerupai Jeremy Tety.

Mata sendu Alvaro seakan memaki dari kejauhan untuk pria berisik di pinggir lapangan.

"Ralat, Kayla udah jelas nyemangatin abangnya tercinta..."

"Devandra!!!!" Jerit Kay dari mulut mungilnya.

"Kak Kenzioo...." Susul Natasya.

"Eh Al, Adek lo masih marah soal kemaren? Lo udah minta maaf belum?" Tanya Bagas di tengah pertandingan sesaat setelah mendengar Kayla menyuarakan nama lain selain Alvaro.

"Alah, ntar juga baik sendiri kok. Gue yakin ada sesuatu yang bakal dia minta buat jadi alesan supaya maafin gue." Balas Alvaro.

Prittt.... prittt....

Wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan sengit ala-ala NBA. Peluit yang ikut menjadi tanda di mulainya ajang caper para siswi. Ada yang menyodorkan handuk, air mineral, plaster, kompers, dan lain-lain persis petugas medis lapangan.

"Devan lo keren banget pas maen tadi. Pan kapan ajarin gue ya." Sambut Kayla mengangkat kedua jempol tangannya.

"Hmm..." Dev hanya berdeham lirih.

"Lo haus gak? Mau minum?" Tawar Kay seraya membuka tutup botol air dingin tersebut.

Glek.. glekk...

Tegukan air itu meluncur bebas di kerongkongannya yang kering. Bukannya senang Kayla malah menatap nanar remaja laki-laki yang menyebalkan di hadapannya. Pasalnya, Devan meraih botol lain dari tangan kakak kelas culun berkuncir tiga.

"Abis olahraga gak baik minum air dingin. Pernah belajar gak sih lo?" Tanya Dev pelan namun terdengar sadis bagi Kayla.

"Ngapain lo senyam-senyum gitu? Gak usah ge-er deh, gue bayar tuh akua, jadi gue gak ada utang budi sama lo Kak." Dev merasa ilfeel sepertinya kakak kelas itu baper tingkat tinggi, merasa muak Devan berlalu pergi dengan menanggalkan baju dibahu kanannya, membiarkan keringat bercucuran membasahi di sekujur tubuh seksinya yang semakin membuat kauh hawa menjerit.

Kay yang terpaku bingung, sontak kaget saat Kenzio merebut botol yang tadi ditujukan pada Devan, meraihnya lantas menyiram air dingin itu di puncak kepalanya.

"Makasih Kay." Raut wajah iri begitu ramai mencuat memenuhi tribun siswi.

"Minggir lo!" Alvaro menggeser kasar tubuh teman karibnya itu.

☆☆☆

Jam olahraga kedua dilanjutkan oleh para siswi SMA Texas. Lima belas menit sebelumnya mereka sudah mengoleskan suncare dengan alasan klasik karena matahari kini berada sejengkal dari ubun-ubun mereka.

"Pemukul selanjutnya saha atuh?" Tanya Inggrit.

"Gue aja," usul Kay. Sorot keraguan terpampang di lekuk wajah setiap insan disana. Body lentur itu mampu mengangkat stick baseball? Mereka tidak bisa menjaminnya.

Tuingg...

Bola berkulit kuning semi hijau itu melambung sangat tinggi nan jauh.

"Kayla! Homerun! Homerun!" Teman se-team Kay bersorak riuh. Dan gadis bernetra cokelat berhasil membuktikan sudut pandang mereka salah besar mengenainya.

"Bolanya di kejer dong Dek! Takut kena bola gak usah maen," nyinyir Kevin ketika junior-nya itu malah menghindari bola dan membiarkan Kay menang begitu saja.

"Semakin ku kejar semakin kau jauh, tak pernah letih tuk dapatkanmu. Terus berlari... namun ku takut terjatuh lagii.... tak ingin lagi.... membuat ku perihhh...." Sindir Kevin memetik dawai gitarnya ketika seorang siswi tomboy mencoba meraih bola yang terus menggelinding.

Namun, keberhasilan yang dienyam itu hanya untuk sesaat, semua berakhir ketika pemukul ketiga gagal dan terpaksa Kayla harus menjadi regu jaga.

Boom...

Pantulan bola menghantam tepat pada bagian depan kepala Kayla, matanya berkunang-kunang semua hal dipandangannya terlihat blur, sekejap ia tumbang dari posisi berdirinya.

"Kaylaaa...." Spontan gerombolan siswi yang berada di lapangan membantu mengangkat tubuh Kayla tapi apa daya mereka tidak kuat bahkan sudah diangkat oleh dua orang secara bersamaan.

"Bego!!" Alvaro berlari dari lantai dua sesudah mengganti seragamnya saat melihat adiknya tersungkur lemah.

"Woi PMR ambil tandu!! Cepet dikit Dek! Gesit dong gimana sih gak becus amat??!" Kenzio panik.

"Badan enteng kek gini make nyari tandu, keburu mati!" Desis Devandra yang jaraknya paling dekat dengan Kayla. Ia berlutut, tangannya merangkul tungkai atas gadis itu sedang satu tangannya lagi melingkar di leher Kayla. Devan menggendong cewek manja itu ala bridal style, memindahkannya ke ruang UKS.

"Lepas! Gue bilang lepasin Adek gue sekarang! Biar gue aja yang gendong dia." Bujuk Alvaro Leondra Handoko.

"Minggir," titah Dev. Kedua memang memiliki sifat yang nyaris sama. Serupa tapi tak sama.

Devandra tak menghiraukan suara kencang mulut ketua Alexis tersebut. Tanpa babibu kaki jenjangnya melangkah lebar nan cepat menuju UKS. Seluruh pasang mata kini menatapnya dengan berbagai asumsi. Pertama, logis sederhana tolong-menolong adalah hal wajar. Kedua, memang mereka terlihat iri dan berharap banyak Devan yang menghuni bumi ini.

☆☆☆

"Adek saya gak kenapa-napa kan Dok? Perlu ambulans? Alat medisnya ada semua kan? Kalo gak ada saya beliin sekarang juga." Putra pertama Handoko khawatir bukan main.

"Holkay mah bebas." Bisik Zio

"Haha... gak usah Nak. Dia baik-baik aja kok. Lagian ini cuma luka memar, di kompres aja cukup. Dia cuma kaget, kayaknya Adek kamu belum makan dari pagi." Begitu ujar si dokter jaga.

"Belum makan??? Lah, tadi perasaan saya bawain dia bekal." Alvaro mencoba mengingat.

"Bekalnya aku yang makan, Kak. Maaf tadi Kay maksa, jadi-" Ucapannya terpotong saat Alvaro enggan mendengar kata selanjutnya dan memilih beralih pada jidat adiknya yang kebiruan.

"Semua anggota PMR temuin saya nanti di ruang Osis." Tegas Kenzio, mungkin ia ingin memberi sedikit 'arahan'.

Devandra melenggang pergi saat merasa tidak dibutuhkan lagi di ruangan penuh aroma obat tersebut.

Beberapa menit berlalu....

Ruangan mulai sunyi hanya menyisakan Alvaro, Kenzio dan Kayla. Gadis yang terkulai lemah tak berdaya mulai mengerjapkan matanya.

"Aku dimana? Kamu siapa? Aku kenapa?" Ucap Kay sok linglung.

"Dek lo udah siuman?" Sapa Alvaro ketika Kayla membuka bola matanya.

"Belum kayaknya," jawabnya jahil.

"Zio, kuy ambil bola basket. Kesel gue dia bangun. Pingsan lagi lo sono!" Sinis Al jengkel.

"Kak Al... sakit," keluhnya sambil meraba jidatnya yang sedikit basah dan benjol.

"Manja lo najis! To the point aja lo minta apa? Gak usah pake ngambek-ngambek lagi." Al memang sangat tidak suka basa-basi.

"Peka banget sih kakak gue yang satu ini. Nanti balik sekolah gue kasih tau." Kay tersenyum sumringah.

"Hmmm..." Entahlah Kayla merasa dejavu mendengar dehaman Alvaro.

Drtt.... drttt....

Getaran handphone di saku celana Alvaro sedikit membuatnya geli. Ia merogoh sakunya untuk melihat notifikasi yang baru saja masuk melalui WhatsApp.

Farel
Rival lo come back Al

Alvaro
Sialan, kan tuh brengsek udh msuk penjara. Cpet amat kluarnya njir ada yg gk bres nih

Farel

Lo lupa kalo bokap dia lawyer? Gak akn bisa masuk penjara tuh kampret

Farel
Ntar omongin lg aja di tmpat biasa

Alvaro tidak membalas pesan-pesan berikutnya dari Farel.

"Ngapa lo Kak? Kok bengong gitu?" Tanya adik semata wayangnya.

"Nanti jangan lama-lama ya gue banyak urusan hari ini. Kakak turutin kok apa mau kamu, janji jangan ngaret?" Alvaro menautkan jari kelingkingnya, ia memang selalu bersikap manis ketika meminta izin untuk pergi. Karena tidak ada yang tau, barang kali itu menjadi salam perpisahan terakhir, dan sekali lagi semua tiada pasti.

[][][]

Semoga kalian suka sama part ini.... Maaf author khilaf sebulan gak update wkwk, ampuni aku :)

Vote, comment, follow, and share. Terimakasih banyak untuk 10k viewers-nya + 2,3k vote + 2k comment. Mungkin bagi penulis lain ini terbilang sedikit tapi buat author ini udah lebih dari ekspetasi wkwk 😊😊

Masih berharap bisa terbit dan selalu disemogakan

With Love,

SEA🌊

Continuar a ler

Também vai Gostar

ALZELVIN Por Diazepam

Ficção Adolescente

4M 239K 30
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
CINTA DALAM DO'A Por alyanzyh

Ficção Adolescente

4.3M 254K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
870K 74.9K 46
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
little ace Por 🐮🐺

Ficção Adolescente

599K 48.7K 29
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...