PACAR DISKON 30% [ New Versio...

By inag2711

155K 19.8K 1.8K

Berawal dari reuni Lucnut yang mengharuskannya bawa pasangan membuat Honey bertemu dengan F, salah satu stok... More

Prolog
Bab. 1 Her Private Life
Bab. 2 Bad Guy
Bab. 3 Boyfriend ( Encounter )
Bab.4 D-Day
Bab.5 Cheese in The Trap
Bab.6 I Miss You
Bab 7. Because it's My First Love
Bab.8 Best Chicken
Bab 9. Cinderella Man
Bab. 10 Kill it
Bab 11. Smile, You
Bab 12. Possessed
Bab 13. Cross
Bab 14. Miracle We Meet
Bab 15. Confession
Bab 16. Lie to Me
Bab 17. Healer
Bab 18. Alone in Love
Bab.19 Heartbeat
Bab 20. The Real has come
Bab 21. Not Others
Bab 22. About Time
Bab 24. Sorry, I Love You
Bab 25. Failing in love
Bab 26. The Time
PO PACAR DISKON 30% 4 APRIL 2024

Bab 23 Fall from the Sky

3.7K 591 39
By inag2711

"Dengar, hentikan omong kosongmu. Aku nggak akan membiarkanmu berbuat sesukamu." Galuh menatap lekat Rena yang berdiri di depannya.

Dia mengajak perempuan cantik itu bertemu untuk membuatnya berhenti mengganggu hubungannya dengan Honey. Bahkan sampai mencoba untuk mengadu dombanya dengan Leo. Itu sungguh cara yang kekanak-kanakan.

Senyuman Rena yang awalnya senang karena diajak bertemu oleh Galuh, mendadak terdiam. Tak percaya kalau dia diajak bertemu hanya untuk diberi peringatan.

"Apa maksudmu?"

"Berhenti menghubungi Leo. Kalau tidak, aku nggak akan pernah maafin kamu." Galuh menekankan lalu melangkah pergi.

Rena segera berjalan terburu, bahkan setengah berlari untuk mengejar Galuh yang berada jauh di depan. Gadis berambut panjang itu segera menggapai lengan Galuh begitu jarak mereka telah dekat. 

"Gal!"

Panggilan itu membuat Galuh berhenti, terlebih sebuah cengkeraman kuat di lengan membuatnya agak terganggu. Lelaki tampan itu mengedikkan lengan, mencoba melepaskan cengkraman Rena. Risih.

"Maaf," ujar Rena seraya melepaskan tangannya dari lengan Galuh. "Aku masih mau bicara."

Galuh mendesah sambil memutar bola matanya malas. "Aku ada kuliah bentar lagi."

"Bentar aja, Gal. Please," mohon Rena.

Tatapan nanar dari Rena membuat lelaki tampan yang sekarang memakai denim itu hanya menghela napas panjang lalu berucap, "Oke. Hanya sebentar."

Rena mengangguk senang. "Iya, bentar. Janji."

Galuh berjalan menuju tempat duduk dekat taman, Rena menyusul kemudian.

"Jadi, ada apa?" tanya Galuh saat keduanya telah duduk berdua di kursi panjang.

"Gal, ayo balikan," kata Rena yang membuat Galuh melongo. "Hah? Kau gila? Aku sudah ada pacar."

"Siapa maksudmu? Honey?"

"Tentu saja, siapa lagi kalau bukan dia?"

"Dia, kan, nggak benar-benar pacarmu."

"Apa maksudmu?"

"Kamu jadi pacar Honey hanya untuk biar dapat uang, kan?" tuding Rena.

Hati Galuh serasa ditusuk belati. Pernyataan Rena tepat sasaran. "Maksudmu?" Galuh pura-pura tidak mengerti.

"Aku dengar dari Laila, untuk menyewa seorang Galuh, harus membayar uang jutaan. Honey juga begitu, kan? Kamu mendaftar di situs jualbeli.com untuk bisa bersama denganku lagi kan, Gal?" Rena menyodorkan ponselnya.

Galuh melongok melihat isi ponsel Rena. Dia cukup terkejut saat mendapati screenshot percakapannya dengan Laila dulu. Walau sempat tidak mengenali Laila, tetapi Galuh berhasil mengingat mantan kliennya tersebut. Memang dia sempat berterus terang kalau masih mencintai Rena saat menolak perasaan dari Laila. Namun, tidak menyangka, kalau hal itu akan menjadi boomerang untuknya di masa kini.

"Ini kamu kan, Gal?" tanya Rena penuh harap.

Galuh memundurkan tubuhnya, kembali duduk dengan tegak. Tak ada jawaban, lelaki tampan dengan headband hitam itu hanya menggaruk-garuk pelipisnya.

"Ini kamu kan, Gal? Iya,kan? Biodata di situs yang Laila tunjukkan kamu banget. Mulai dari tanggal lahir, hobi dan ...."

"Lalu, kenapa?" potong Galuh cepat.

Dia menatap Rena dengan lekat. Ada amarah yang mulai tersulut di matanya.

"Kalau itu bener kamu, harusnya kamu nggak jual mahal, Gal. Kamu melakukan semuanya demi aku. Kamu mencintaiku," tekan Rena.

"Aku memang mencintaimu dulu." Galuh mengakui.

"Dulu?" Raut wajah Rena mengguratkan kekecewaan.

"Iya, dulu," tegas Galuh. "Saking cintanya, aku sampai jadi bucin selama bertahun-tahun. Geli, karena pada akhirnya kamu mengkhianatiku." Galuh tertawa hambar.

"Aku nggak pernah mengkhianatimu, Gal. Aku dan Han tidak pernah pacaran. Aku hanya memenuhi keinginannya untuk putus darimu," bantah Rena.

"Apa bedanya, Ren?" tanya Galuh dengan tatapan mengejek.

"Heh?" Rena terpaku. Ulu hatinya terasa sakit dengan tatapan yang diberikan Galuh saat ini. Terlebih sudut bibir yang dibentuk dengan gamblang menunjukkan suatu sikap meremehkan.

"Orang yang mencintai, tidak pernah mengkhianati, meski diancam akan dibuat mati." Galuh menatap lekat manik hitam Rena. "Kamu harusnya tahu, bagaimana rasanya ditinggalkan saat sayang-sayangnya."

Galuh bangun dari duduknya. "Aku ada kuliah. Dah."

"Apa kamu mencintainya?" tanya Rena.

Galuh menghentikan langkah lalu berbalik, menatap Rena yang duduk dengan air mata bercucuran. "Saat ini, iya," jawab Galuh dengan senyum terkembang.

"Bohong!" Rena tidak percaya. "Kamu sampai melakukan hal gila untukku, Gal. Bagaimana bisa kamu mengatakan mencintainya? Padahal, kamu hanya pacar bayaran."

Galuh menatap skeptis ke arah Rena. Dia semakin sadar kalau gadis di depannya sekarang tidak layak untuk mendapatkan cinta darinya.

"Kisah kita sudah usai, Ren. Bahkan tanpa Honey pun, perasaanku padamu telah menguap dan menghilang di udara," ujar Galuh menegaskan.

"Nggak! Mana bisa perasaan manusia berubah secepat itu, Gal? Kita sudah bertahun-tahun bersama." Rena masih tidak terima.

Galuh tersenyum kaku."Bertahun-tahun bersama ya? Dan dengan mudahnya, kamu meninggalkanku dengan alasan kampret sejenis karena Han yang minta?" sindir Galuh.

"Aku terpaksa, Gal. Ayahku sekarat dan butuh uang. Jika kamu di posisiku, kamu pasti akan mengerti dan melakukan hal yang sama,kan?" elak Rena.

Galuh menggeleng pelan. "Tidak."

Rena ternganga. "Kenapa? Apa kamu nggak sayang ayahmu?"

"Aku nggak punya orang tua, Ren. Kamu tahu itu 'kan? Jadi, aku nggak akan mengerti. Kalau pun aku di posisimu, aku nggak akan meninggalkan orang yang kucintai hanya demi uang," tegasnya.

"Tapi, Gal ...."

"Cinta tidak sedangkal itu, Ren," potong Galuh cepat.

Rena terdiam beberapa saat lalu menyeka air mata yang meleleh di pipinya.

"Kamu nggak peduli lagi padaku, Gal? Kamu membuatku menangis sekarang. Hatiku sakit." Rena mengiba.

Galuh tertawa geli. Empati yang diharapkan Rena tidak didapatinya.

"Jangan menangis, Mantan," hibur Galuh. "Dulu saat kamu meninggalkanku dan membuatku menangis, apa kamu peduli? Tidak 'kan? Lantas, buat apa aku memedulikanmu? Kamu hanya menerima hasil dari perbuatanmu."

Rena tertegun, kepalan tangannya menguat. Galuh pun pergi, meninggalkan mantan kekasih yang dulu sempat diperjuangkannya mati-matian. Pengaruh waktu memang sebesar itu. Dia bisa mengubah semuanya, termasuk perasaan.

Galuh bukan tidak peduli atau sengaja membuat Rena patah hati. Namun, menegaskan perasaan untuk membuat Rena menyadari, kisah mereka usai, akan membuat gadis itu berdamai dengan hatinya sendiri. Dengan begitu, dia akan melangkah maju dan mencari cinta baru.

"Kamu adalah kenangan yang pernah aku perjuangkan, bukan masa depan yang harus aku pertahankan," ujar Galuh lirih, nyaris tidak terdengar.

***

Honey baru saja keluar dari kelas ketika melihat Laila sudah menunggunya. Dia tidak sendiri, tetapi bersama Rena, mantan pacar Galuh. Ini sudah seperti dejavu. Hal yang sama, berulang dua kali. Namun, kali ini, dia tidak akan berdiam diri saat diganggu. Honey sudah berubah, bukan perempuan yang lemah seperti saat di SMA.

Honey berpura-pura tidak melihat, terus berjalan dengan cuek melewati kedua orang yang malas ditanggapinya saat ini. Namun, Rena mencegatnya. Mantan kekasih Galuh itu, meminta hal yang sama. Namun, kali ini, Laila yang notaben adalah teman SMA Honey, ikut membela Rena, tidak hanya diam seperti waktu itu.

"Kamu hanya memiliki waktu terbatas dengan Galuh bukan? Sampai kapan?"

Honey menghela napas panjang. Kesal.

"Aku pernah di posisimu. Kalian tidak bisa bersama selamanya. Benar, kan?"

Honey masih diam, tidak tahu harus berbuat apa. Memang, untuknya, sebagai klien, dia tidak boleh jatuh cinta pada Galuh. Akan ada denda dan hukuman untuknya. Meski dia tidak tahu, dampak negatif untuk Galuh. Akan tetapi, saat ini, dia tidak mau mengakui kenyataan itu pada Laila. Galuh bukan barang. Rena pasti akan berbuat seenaknya dan menyakiti hati Galuh jika dia membenarkan tentang hal ini.

"Aku nggak berhak menjawab pertanyaanmu," putus Honey lantas berjalan pergi, tetapi Laila dan Rena mengejarnya.

"Jangan munafik. Aku tahu, kalian pasti akan segera putus kan? Mengingat dari reuni ke hari ini, itu sudah dua bulan yang lalu," cerocos Laila.

Honey mengepalkan tangannya, entah kenapa untuk kali ini saja, dia ingin melawan Laila.

"Aku mengenal pacarmu, jika kamu masih menggangguku, aku akan meminta isi rekaman percakapanmu dengan Galuh dan mengadukannya pada pacarmu," ancam Honey membuat Laila mendengus kesal.

"Kamu sudah berani melawan huh? Kamu hanya lebah," tukas Laila.

"Kamu mau aku membuktikan apa yang aku katakan?" Honey tidak gentar. Dengan berani dia menatap Laila, membuat gadis itu diam. Mundur.

"Hei, kenapa kamu takut padanya?" Rena buka suara.

Laila bergeming, nyalinya ciut. Dia belum mendapatkan Galuh. Akan sangat menyakitkan jika dia harus kehilangan pacarnya yang sekarang. Laila tidak ingin itu terjadi.

"Kamu nggak mencintai Galuh, kan? Putuskan dia. Katakan sampai kapan kalian pacaran? Aku mohon!" Rena merendahkan nada suaranya, mengiba. Sepertinya gadis itu merubah taktik setelah Laila ditumbangkan.

"Kami hanya akan putus jika Galuh yang minta," jawab Honey tegas.

"Kenapa? Kamu mengontraknya hanya selama tiga bulan 'kan? Itu artinya, tak lama lagi, kalian akan putus 'kan?" tanya Rena bertubi-tubi.

Honey mengangkat kedua bahunya. "Entahlah."

"Kenapa entahlah? Kalian akan putus atau nggak?" Rena menjadi emosional lagi. Gadis itu sepertinya terkena sindrom meletup-letup jika dalam kondisi marah.

"Apapun yang terjadi padaku dan Galuh, itu bukan urusanmu," ujar Honey lalu pergi dengan dingin.

Rena sempat ingin mengejar Honey, tetapi langkah terhenti ketika seorang lelaki menahannya.

"Apa-apaan ini, Leo?" Rena meronta, berusaha melepaskan diri. Dia mengenali siapa yang menghalanginya.

"Jelaskan padaku, apa maksud ucapanmu barusan? Tiga bulan lalu putus?" tanya Leo sambil menatap Rena dengan serius.

Rena berhenti meronta, membuat Leo melonggarkan cengkeramannya.

"Kamu mencintai Honey?" Rena curiga.

Leo cukup terkejut, tetapi segera memasang wajah datar.

"Jelaskan!" tegasnya.

"Akan aku jelaskan, tetapi jawab dulu. Kamu mencintai Honey?"

Leo mengangguk mengakui. Rena menyeringai licik.

"Kalau begitu, mau bekerjasama untuk memisahkan mereka?" ajaknya.

Leo menghela napas panjang lalu melepaskan tangannya dari Rena. Lelaki dari keluarga kaya itu bahkan mengusapkan tangannya yang sempat mencengkram lengan Rena ke bajunya.

"Ngapain, sih?" Rena sedikit marah, merasa tersinggung.

"Sekarang, aku tahu mengapa Galuh tidak mau balikan sama kamu," katanya.

"Maksudmu?"

"Kamu licik."

Leo pergi, menyusul Honey. Galuh menegaskannya untuk menjaga Honey karena ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan sahabatnya sekarang, mengurusi tugasnya sebagai asisten dosen. Dia tidak menyangka firasat Galuh benar, Rena akan kembali mengganggu Honey.

"Kamu baik-baik saja, Ren?" tanya Laila.

Rena tidak menjawab, hanya diam sembari mengepalkan tangan dan menggigit bibirnya dengan kuat. Rasanya, dia baru saja dijatuhkan dari langit. Harga dirinya hancur berantakan.

***

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

156K 9.3K 28
Dilamar karena saling mencintai ❌ Dilamar karena mendoakan waktu bersin ✅ Seorang gadis bernama Najla Faqihatun Nissa yang baru memulai hijrahnya aki...
414K 25.6K 24
Ola, balita umur 3 th yang hiperaktif, polos, dan menggemaskan. Resmi menjadi beban di kediaman Duke Oxiver dan dinyatakan menjadi 'tawanan' gemoy ya...
99.6K 1.1K 51
Sebagai tempat koleksi cerita wattpad yang bagus banget dan sebagai tempat sharing buat teman - teman yang bingung nyari cerita wattpad.
902K 110K 44
Dua minggu sebelum kepulangannya ke Indonesia, Lily tiba-tiba diputuskan pacarnya secara sepihak. Saking galau dan frustasinya, alih-alih pulang, tan...